20. Berbohong

Ingrid terdiam sejenak mengingat apa yang telah di alaminya hari ini, kemudian menceritakan tentang kejadian penculikan yang di alaminya bersama Bastian pada kedua orang tuanya. Budi nampak terdiam setelah mendengar semua yang diceritakan Ingrid.

"Ayah, tolong hubungi Bastian. Aku sangat khawatir sama dia," pinta Ingrid yang mengingat bagaimana Bastian dihajar oleh dua orang pria sesaat setelah keluar dari dalam mobil.

"Dari pada khawatir sama Bastian, ayah lebih khawatir pada orang misterius yang sudah menolong kamu itu. Lengannya terluka dan dadanya tertusuk katana demi menyelamatkan kamu. Bahkan dia masih mengantarkan kamu pulang dan menggendong kamu meskipun dada dan lengannya berdarah. Dia mempertaruhkan nyawanya untuk menolong kamu. Dan apa kamu tahu? Dia yang mengantar kamu ke rumah sakit saat kamu pingsan di hotel. Dia bahkan membiayai biaya pengobatan kamu di rumah sakit dan memberikan uang sisa pengobatan kamu pada ayah," ujar Budi yang merasa berhutang banyak pada orang misterius itu.

"Apa? Kenapa dia melakukan semua ini untukku? Siapa dia sebenarnya?" tanya Ingrid seraya menatap kedua orang tuanya bergantian.

"Ayah dan ibu juga tidak tahu. ATM yang di berikannya pada ayah atas namamu, jadi kami tidak tahu siapa orang itu," jelas Budi.

"Aku juga khawatir sama dia, Yah. Tapi kita juga tidak bisa berbuat apa-apa. Jangankan tempat tinggalnya, nama dan wajahnya saja kita tidak tahu. Aku ingin mencari tahu kabar Bastian, Yah," ujar Ingrid yang masih mengkhawatirkan Bastian.

"Grid, pria misterius itu mengatakan pada ayah, agar ayah berhati-hati pada suamimu itu. Dia juga mengatakan bahwa suami kamu bukan orang baik. Ayah sebenarnya tidak ingin percaya, karena pria itu tidak memiliki bukti. Tapi, dia mempertaruhkan nyawanya untuk kamu, bagaimana ayah tidak percaya sama dia?" ucap Budi membuat Ingrid terdiam.

"Sudahlah. Sebaiknya kita bicarakan semuanya besok saja. Biarkan Ingrid istirahat, Yah," ujar Ani karena malam sudah semakin larut.

"Baiklah. Kita bicarakan semuanya besok," sahut Budi yang diam-diam membawa handphone Ingrid.

Setelah ayah dan bundanya keluar dari kamarnya, Ingrid terdiam termenung. Di satu sisi Ingrid percaya pada Bastian, tapi di satu sisi juga percaya pada orang misterius yang sudah menyelamatkan dirinya. Pikiran Ingrid jadi kalut, hingga baru bisa tidur saat pagi hampir menyapa.

*

Ani berjalan menuju kamar Ingrid untuk melihat keadaan putrinya itu. Ani membuka pintu kamar Ingrid dengan perlahan dan melihat Ingrid yang masih memejamkan mata itu nampak gelisah.

"Hugh.." Ingrid tiba-tiba bangun dan langsung berlari menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar itu.

"Huek..huek .huek.."

Ani bergegas menyusul Ingrid ke kamar mandi saat mendengar Ingrid muntah-muntah. Dengan lembut Ani memijat tengkuk Ingrid.

Setelah Ingrid berhenti muntah-muntah, Ani memapah Ingrid keluar dari kamar mandi dan membantu Ingrid yang nampak lemas dan pucat itu berbaring.

"Grid, kenapa kamu muntah-muntah? Kapan terakhir kali kamu datang bulan?" tanya Ani nampak hati-hati.

"Deg"

Mendengar apa yang dikatakan dan di tanyakan oleh ibunya membuat Ingrid terkejut. Ingrid tahu ke arah mana pertanyaan ibunya itu. Ingrid menatap kalender yang ada di atas nakas dengan jantung yang berdegup kencang.

"Bun..a..aku telat tiga hari," ucap Ingrid dengan bibir yang bergetar dan wajah yang terlihat semakin pucat.

"Apa..apa Bastian sudah menyentuh kamu?" tanya Ani hati-hati.

Ingrid menggeleng pelan sebagai jawaban, membuat Ani menghela napas panjang.

"Bun, aku..aku nggak mau mengandung anak orang brengseek itu. Aku nggak mau, Bun," ucap Ingrid menitikkan air mata. Sungguh, Ingrid benar-benar tidak ingin mengandung benih dari pemuda yang telah merenggut kesuciannya dan menghancurkan malam pertamanya. Orang yang sangat di bencinya.

"Sebaiknya kita melakukan tes untuk memastikan semuanya," ucap Ani yang lagi-lagi hanya bisa menghela napas panjang.

"Tes apa?" tanya Budi yang tiba-tiba muncul.

"Yah, saat bangun tadi Ingrid muntah-muntah, dan ternyata Ingrid sudah telat datang bulan selama tiga hari. Bunda curiga kalau..kalau Ingrid sedang mengandung. Bastian belum menyentuh Ingrid, Yah," jelas Ani membuat Budi menghela napas panjang mendengarnya.

"Grid, jika kamu benar-benar hamil, sebaiknya kamu bercerai dengan Bastian dan menikah dengan Marcell," ujar Budi yang memikirkan kata-kata orang misterius itu, bahwa Bastian bukanlah orang yang baik.

"Aku tidak mau, Yah. Aku benci sama dia. Bagaimana bisa aku menikah dengan dia?" tolak Ingrid menangis tersedu.

"Jika kamu benar-benar mengandung anak Marcell, apa Bastian akan tetap menerima kamu?" tanya Budi membuat Ingrid terdiam

"Selama kamu menjadi istrinya hingga kini, Bastian belum menyentuh kamu. Apa kamu sudah pernah menanyakan alasannya pada Bastian?" tanya Ani di jawab dengan gelengan oleh Ingrid.

"Jujur, ayah ragu kalau Bastian mencintai kamu. Ayah tidak melihat ketulusan di mata Bastian. Tapi saat Marcell bicara, ayah dapat melihat kesungguhan dan ketulusan di mata Marcell," ujar Budi yang mengingat ketika dirinya bicara dengan Bastian dan Marcell di rumah Hugo saat Ingrid di rawat di rumah sakit.

"Tapi aku tidak mencintai dia, Yah. Aku benci sama dia," sahut Ingrid mengusap air matanya.

"Bicara soal cinta, bahkan waktu itu suamimu tidak tahu saat kamu masuk rumah sakit. Dia meninggalkan kamu di hotel begitu saja. Sejak semalam dia juga tidak menghubungi kamu. Padahal handphone kamu aktif dan dia tahu kalau kamu di culik. Bukankah seharusnya dia mencari kamu dan berusaha menghubungi kamu?" tanya Budi terdengar tidak suka dan curiga.

"Kita tidak tahu keadaannya saat ini, Yah. Karena itu, aku ingin menghubungi dia tadi malam," sahut Ingrid yang mengkhawatirkan Bastian dari semalam.

"Baiklah, mari kita hubungi dia. Kalau dia baik-baik saja, coba kita dengar apa alasan dia tidak mencoba menghubungi kamu, padahal kamu di culik di depan matanya. Kalian diam, biar ayah saja yang bicara dengan dia," ujar Budi kemudian menghubungi Bastian dan mengaktifkan mode loud speaker.

Bastian yang sedang berada di rumah nampak terkejut saat melihat ada panggilan masuk dari ayah mertuanya.

"Duh, mau apa ayah menghubungi aku? Tumben sekali ayah menghubungi aku. Kalau aku angkat, takutnya nanyain soal Ingrid. Tapi kalau nggak aku angkat, nanti dia bakal nelpon terus," gumam Bastian bingung sendiri.

Karena sudah tiga kali Budi menghubungi dirinya, akhirnya Bastian pun menerima panggilan dari Budi.

"Halo, Yah!" sapa Bastian berusaha bersikap biasa saja.

"Halo, Bas. Dari tadi ayah menghubungi Ingrid, tapi nomornya tidak aktif. Bisa ayah bicara dengan Ingrid?" tanya Budi mulai mengetes Bastian.

"Aku sedang tidak bersama Ingrid, Yah. Aku berada di kantor," sahut Bastian.

"Ayah tadi sudah menghubungi Ingrid kantornya, tapi kata orang kantor Ingrid belum masuk kerja. Padahal seharusnya hari ini Ingrid masuk kerja. Ayah hubungi di rumah kamu katanya Ingrid juga tidak ada. Dimana Ingrid?" tanya Budi yang penasaran Bastian akan menjawab apa.

"Ah, benarkah, Yah? Kemarin sore aku menghubungi Ingrid dan handphonenya masih aktif, kok," sahut Bastian kembali berdusta.

Budi tersenyum masam mendengar jawaban Bastian. Budi mulai mencium kebohongan dari menantunya itu. Demikian pula dengan Ani dan Ingrid.

"Kemarin sore kamu menghubungi Ingrid? Memangnya semalam kamu nggak bersama Ingrid?" tanya Budi membuat Bastian harus memutar otak mencari jawaban.

"Enggak, Yah. Dari kemarin pagi aku berangkat ke luar kota. Sekarang masih ada di kantor yang ada di luar kota," sahut Bastian berusaha mencari alasan untuk menutupi kebohongannya.

Ingrid tertunduk sedih mendengar Bastian berbohong. Ingrid tidak mengerti kenapa Bastian berbohong seolah-olah semalam tidak terjadi apa-apa. Bahkan mengatakan keluar kota sejak pagi.

"Jadi dari kemarin pagi kamu di luar kota?" tanya Budi menatap Ingrid yang tertunduk.

"Iya, Yah," sahut Bastian.

"Ohhh..begitu, ya? Lalu...siapa yang semalam bersama Ingrid? Orang yang dipukuli saat keluar dari mobil?" tanya Budi.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

mampus kau bastian

2024-07-16

2

Rahmat Rahmat

Rahmat Rahmat

waduh, panik gk tuh panik gk, panik lah masak enggak

2024-07-02

3

Mr.VANO

Mr.VANO

kena perangkap pk budi kau bastian,,

2024-06-06

2

lihat semua
Episodes
1 1. Malam Tak Terduga
2 2. Emosi
3 3. Maaf
4 4. Sama Brengseeknya
5 5. Orang Misterius
6 6. Bersedia
7 7. Akting
8 8. Semakin Penasaran
9 9. Kekasih
10 10. Terjerat Cinta
11 11. Semakin Benci
12 12. Manipulatif
13 13. Image
14 14. Memutar Balikkan Fakta
15 15. Playing victim
16 16. Di Hadang
17 17. Agar Natural
18 18. Tertusuk
19 19. Mengantar Pulang
20 20. Berbohong
21 21. Tidak Mau
22 22. Syarat
23 23. Merasa Menjadi Korban
24 24. Penampilan
25 25. Bertanggung Jawab
26 26. Trauma
27 27. Pasrah
28 28. Tanpa Filter
29 29. Hangat
30 30. Obat Penenang
31 31. Mencari Informasi
32 32. Akhirnya Tahu
33 33. Montir
34 34. Waiters Ganteng
35 35. Everything I do
36 36. Khawatir
37 37. Penasaran
38 38. Dendam
39 39. Si Cungkring
40 40. Uring-uringan
41 41. Baru Tahu
42 42. video
43 43. Pilihan
44 44. Dirumahkan
45 45. Refleks
46 46. Rasa Hormat
47 47. Menerka-nerka
48 48. Mengakui
49 49. Tidak Pulang
50 50. Menyusul
51 51. Prioritas
52 52. Terlalu Nyaman
53 53. Pengakuan
54 54. Maaf
55 55. Curiga
56 56. Saling Menyalahkan
57 57. Ide
58 58. Gugup
59 59. Gelisah
60 60. Seutuhnya
61 61. Nambah
62 62. Mempertimbangkan
63 63. Rencana
64 64. Menutupi
65 65. Canggung
66 66. Angkuh
67 67. Gadis Yang Sama
68 68. Pemegang Saham
69 69. Terpesona
70 70. Tersinggung
71 71. Memilih Bekerja
72 72. Merasa Takut
73 73. Masih Mikir
74 74. Isyarat
75 75. Merajuk
76 76. Penolong
77 77. Anak
78 78. Memaksa
79 79. Hampir
80 80. Was-was
81 81. Tidak Bisa Memutuskan
82 82. Menohok
83 83. Semakin Sakit
84 84. Kembali
85 85. Pulang ke Rumah
86 86. Penuh Ide Jahat
87 87. Mengikuti
88 88. Membalikkan Posisi
89 89. Sisa Pembayaran
90 90. Sadisme
91 91. Jujur
92 92. Tidak Menyangka
93 93. Mengubah Pembagian
94 94. Tidak Peduli
95 95. Penahanan
96 96. Perdebatan
97 97. Kenapa?
98 98. Tergoda
99 99. Mengunjungi
100 100. Takut Terganggu
101 101. Tak Tahu Malu
102 102. Bukan Mengancam
103 103. Bukan Berarti
104 104. Harus
105 105. Apa Mungkin?
106 106. Menggemaskan
107 107. Menyusun Rencana
108 108. Tidak Rela
109 109. Menempel
110 110. Bersemangat
111 111. Solusi
112 112. Berbohong
113 113. Puber Kedua
114 114. Ngaku
115 115. Menjinakkan
116 116. Menemui
117 117. Terpaksa
118 118. Merasa Bersyukur
119 119. Kepentok Kenyataan
120 120. Serius
121 121. Maaf
122 122. Sorry I Hurt You
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Malam Tak Terduga
2
2. Emosi
3
3. Maaf
4
4. Sama Brengseeknya
5
5. Orang Misterius
6
6. Bersedia
7
7. Akting
8
8. Semakin Penasaran
9
9. Kekasih
10
10. Terjerat Cinta
11
11. Semakin Benci
12
12. Manipulatif
13
13. Image
14
14. Memutar Balikkan Fakta
15
15. Playing victim
16
16. Di Hadang
17
17. Agar Natural
18
18. Tertusuk
19
19. Mengantar Pulang
20
20. Berbohong
21
21. Tidak Mau
22
22. Syarat
23
23. Merasa Menjadi Korban
24
24. Penampilan
25
25. Bertanggung Jawab
26
26. Trauma
27
27. Pasrah
28
28. Tanpa Filter
29
29. Hangat
30
30. Obat Penenang
31
31. Mencari Informasi
32
32. Akhirnya Tahu
33
33. Montir
34
34. Waiters Ganteng
35
35. Everything I do
36
36. Khawatir
37
37. Penasaran
38
38. Dendam
39
39. Si Cungkring
40
40. Uring-uringan
41
41. Baru Tahu
42
42. video
43
43. Pilihan
44
44. Dirumahkan
45
45. Refleks
46
46. Rasa Hormat
47
47. Menerka-nerka
48
48. Mengakui
49
49. Tidak Pulang
50
50. Menyusul
51
51. Prioritas
52
52. Terlalu Nyaman
53
53. Pengakuan
54
54. Maaf
55
55. Curiga
56
56. Saling Menyalahkan
57
57. Ide
58
58. Gugup
59
59. Gelisah
60
60. Seutuhnya
61
61. Nambah
62
62. Mempertimbangkan
63
63. Rencana
64
64. Menutupi
65
65. Canggung
66
66. Angkuh
67
67. Gadis Yang Sama
68
68. Pemegang Saham
69
69. Terpesona
70
70. Tersinggung
71
71. Memilih Bekerja
72
72. Merasa Takut
73
73. Masih Mikir
74
74. Isyarat
75
75. Merajuk
76
76. Penolong
77
77. Anak
78
78. Memaksa
79
79. Hampir
80
80. Was-was
81
81. Tidak Bisa Memutuskan
82
82. Menohok
83
83. Semakin Sakit
84
84. Kembali
85
85. Pulang ke Rumah
86
86. Penuh Ide Jahat
87
87. Mengikuti
88
88. Membalikkan Posisi
89
89. Sisa Pembayaran
90
90. Sadisme
91
91. Jujur
92
92. Tidak Menyangka
93
93. Mengubah Pembagian
94
94. Tidak Peduli
95
95. Penahanan
96
96. Perdebatan
97
97. Kenapa?
98
98. Tergoda
99
99. Mengunjungi
100
100. Takut Terganggu
101
101. Tak Tahu Malu
102
102. Bukan Mengancam
103
103. Bukan Berarti
104
104. Harus
105
105. Apa Mungkin?
106
106. Menggemaskan
107
107. Menyusun Rencana
108
108. Tidak Rela
109
109. Menempel
110
110. Bersemangat
111
111. Solusi
112
112. Berbohong
113
113. Puber Kedua
114
114. Ngaku
115
115. Menjinakkan
116
116. Menemui
117
117. Terpaksa
118
118. Merasa Bersyukur
119
119. Kepentok Kenyataan
120
120. Serius
121
121. Maaf
122
122. Sorry I Hurt You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!