11. Semakin Benci

Niat hati ingin menolong Ingrid, tapi Marcell malah ikut terpeleset dan berujung jatuh menimpa Ingrid. Ingrid jatuh dengan posisi terlentang, sedangkan Marcell jatuh dengan posisi tengkurap menindih Ingrid.

Jantung Marcell berdetak kencang menatap Ingrid yang ada di bawah tubuhnya. Kenangan di malam Marcell bercinta dengan Ingrid malam itu membuat tubuh Marcell terasa meremang.

Sedangkan Ingrid yang memejamkan mata saat jatuh tadi mendesis menahan sakit di tubuhnya dan juga kepalanya yang terbentur lantai. Namun Ingrid tiba-tiba menyadari sesuatu, ada hembusan napas hangat yang menerpa wajahnya dan tubuhnya terasa di timpa. Ingrid membuka matanya dan bola matanya langsung membulat melihat wajah Marcell yang sangat dekat dengan wajahnya.

"Bajiingan!" umpat Ingrid penuh amarah. Dengan sekuat tenaga Ingrid mendorong tubuh Marcell hingga Marcell terjatuh di samping Ingrid. Dua orang itupun langsung beranjak duduk.

"Maaf, aku.."

"Plak"

"Plak"

"Plak"

Dengan sekuat tenaga, penuh kebencian dan amarah Ingrid menampar Marcell, hingga Marcell tidak melanjutkan kata-katanya. Tanpa berkata sepatah kata pun Ingrid langsung beranjak bangun dan melangkah pergi.

"Grid, aku minta maaf, aku melakukannya..."

"Cukup!" bentak Ingrid memotong kata-kata Marcell tanpa menoleh, apalagi menghentikan langkah kakinya.

"Grid, Bastian ingin menjual kesucianmu. Malam itu aku..."

"Diam!" bentak Ingrid menghentikan langkah kakinya tanpa membalikkan tubuhnya ataupun menatap Marcell yang ada di belakangnya, "aku tidak ingin lagi mendengar apapun dari mulutmu. Jika kamu punya hati, jangan pernah lagi menunjukkan wajahmu lagi di hadapanku! Jika ada orang yang tidak ingin aku lihat di dunia ini, itu adalah kamu. Kalau ada orang yang paling tidak aku percayai dan paling aku benci di dunia ini, itu adalah kamu. Sampai napas ku berhenti sekali pun, aku tidak akan pernah memaafkan kamu. Aku benci diriku sendiri dan ingin mati setiap kali melihat wajahmu," ucap Ingrid dengan suara berat penuh penekanan dan kebencian, kemudian bergegas meninggalkan tempat itu dengan butiran kristal yang mulai berjatuhan dari kelopak matanya.

Marcell tertunduk mengepalkan kedua tangannya mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Ingrid. Tanpa terasa pemuda itu menitikkan air mata. Rasa sakit yang paling mendalam adalah rasa sakit saat melihat orang yang kita cintai membenci kita dan terluka oleh kita. Itulah yang dirasakan oleh Marcell saat ini.

"Aku bagaikan pungguk yang merindukan bulan. Seharusnya aku sadar, kita adalah siang dan malam, air dan api, fajar dan senja yang tidak mungkin dan tidak akan pernah bisa bersama," gumam Marcell tersenyum masam, kemudian kembali ke kamarnya.

Sedangkan Ingrid semakin membenci Marcell yang telah merenggut kesucian yang selama puluhan tahun ini di jaganya dan hanya ingin dipersembahkan untuk orang yang halal bagi dirinya. Wanita mana yang tidak akan bersikap sama seperti Ingrid, jika malam pertama yang diimpikannya hancur. Bahkan pria yang dicintainya melihat dirinya digagahi pria lain.

Bastian masih mau menerima dirinya dan tidak mengungkit apalagi mempermasalahkan kejadian waktu itu adalah berkah terbesar bagi Ingrid. Meskipun malam itu Bastian sempat marah besar, tapi setelahnya Bastian masih bersikap seperti saat mereka bertunangan dulu. Karena itu, Ingrid semakin mencintai Bastian.

Entah bagaimana bencinya Ingrid pada Bastian jika tahu kebenaran tentang Bastian. Karena pada kenyataannya pria yang sangat dicintai dan dipercayainya itu bukan seperti malaikat seperti persepsinya saat ini, tapi seperti iblis yang telah menyusun rencana untuk menghancurkan dirinya.

Mungkin Ingrid akan sangat syok jika mengetahui semua kebenaran tentang Bastian. Tentang Bastian yang tetap menjalin hubungan dengan Melly saat bertunangan dengan Ingrid, bahkan malam ini pun Bastian bercinta dan menginap di apartemen Melly. Dan juga tentang Bastian yang berniat menjual Ingrid untuk membayar hutang-hutangnya pada Alex.

Sedangkan Marcell nampak mengemasi barang-barangnya. Pemuda itu menggendong tas ranselnya keluar dari rumah, lalu melajukan motor sportnya meninggalkan rumah itu. Mengingat semua kata-kata benci dari mulut Ingrid tadi membuat Marcell tidak ingin lagi tinggal di rumah itu.

Sedangkan Ingrid masih menangis di dalam kamarnya. Sulit bagi Ingrid untuk melupakan malam yang paling tidak ingin diingatnya itu.

"Bas, dimana kamu? Aku butuh kamu," gumam Ingrid dalam isak tangisnya.

Sedangkan Bastian, apa yang sedang pria itu lakukan saat ini?

"Bas.."

"Mel.."

"Ughhh.."

"Ahhh..."

Bastian kembali mendapatkan pelepasan setelah kembali menggoyang tubuh Melly di atas ranjang pagi itu.

Inilah yang dilakukan orang yang dianggap malaikat dan suami yang baik serta sempurna di mata Ingrid.

*

Bastian membersihkan diri saat waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi. Pria itu keluar dari kamar mandi dan melihat Melly kembali terlelap. Bastian meninggalkan apartemen itu dan kembali ke rumah.

Saat tiba di rumah dan membuka pintu kamarnya, Bastian melihat Ingrid yang sudah berdandan rapi.

"Bas, kamu dari mana? Kenapa semalam nggak pulang?" tanya Ingrid menghampiri Bastian.

"Maaf, aku semalam tertidur di apartemen temanku. Maaf, ya?" ucap Bastian menggenggam jemari tangan Ingrid dengan ekspresi wajah penuh penyesalan.

"Nggak apa-apa. Namanya juga ketiduran," sahut Ingrid yang percaya begitu saja.

"Kamu semalam .. apa mimpi buruk lagi?" tanya Bastian menampilkan ekspresi khawatir.

"Hum," sahut Ingrid tertunduk.

"Maaf, semalam aku nggak ada di samping kamu. Nanti kita pergi ke psikiater, ya? Biar trauma kamu bisa sembuh dan kamu nggak mimpi buruk lagi tiap malam," ujar Bastian begitu perhatian, dalam hati, "terpaksa aku harus membawa dia ke psikiater agar dia tidak menganggu tidurku tiap malam. Dan terpaksa aku harus mengeluarkan uang untuk dia," gerutu Bastian dalam hat yang semalam baru bisa tidur nyenyak di apartemen Melly tanpa harus terbangun karena terganggu dengan teriakan Ingrid tengah malam karena bermimpi buruk.

"Ke..ke psikiater?" tanya Ingrid.

"Iya, Biar kamu tidak bermimpi buruk lagi. Dan ini, ini uang belanja kamu. Maaf, aku tidak bisa memberi kamu lebih banyak dari ini. Aku memang mendapatkan gaji yang cukup besar sebagai CEO, tapi aku menggunakan uangku untuk investasi. Aku harus mempersiapkan masa depan kita dan anak-anak kita kelak. Jadi, kamu bantu aku berhemat, ya!" pinta Bastian dengan lembut seraya mengambil ATM dari dompetnya, lalu memberikan kartu ATM itu pada Ingrid.

"Iya. Kamu jangan khawatir, aku akan berhemat untuk masa depan kita," sahut Ingrid yang merasa bahagia mendengar Bastian memikirkan masa depan mereka.

Tapi, apakah benar Bastian berinvestasi untuk masa depan? Kalau benar, lalu bagaimana dengan hutangnya pada Alex?

*

Bastian membawa Ingrid ke rumah sakit untuk bertemu dengan psikiater. Walaupun terpaksa harus mempersiapkan biaya yang bisa dipastikan besar, tapi Bastian tidak akan terganggu lagi saat tidur. Dan hal ini juga akan membuat citranya sebagai suami yang baik yang mencintai istri akan semakin sempurna.

"Bas, aku harus kembali lagi di sini entah berapa kali lagi. Biayanya pasti sangat mahal," ujar Ingrid tidak enak hati sesaat setelah keluar dari ruangan dokter.

"Sudah, jangan pikirkan itu. Yang penting kamu cepat sembuh," ujar Bastian dengan senyuman yang meneduhkan.

"Bagaimana aku tidak semakin mencintai dia? Bastian sangat pengertian, perhatian dan selalu bersikap lembut padaku," batin Ingrid yang merasa bahagia bersama Bastian, tidak menyadari orang yang paling di cintai dan di anggap paling baik itu adalah iblis yang akan menghancurkan hidupnya.

Sepasang suami istri itu pun akhirnya ke bagian kasir untuk melakukan pembayaran tindakan.

"Biaya berobat untuk Bu Ingrid sudah di cover seperti sebelumnya, jadi tidak perlu membayar lagi,"

Mendengar apa yang dikatakan oleh kasir, tentu saja membuat Bastian merasa senang karena tidak perlu lagi mengeluarkan uang. Sedangkan Ingrid nampak berpikir setelah mendengar apa yang dikatakan oleh kasir itu.

"Aku merasa aneh. Kenapa waktu itu aku di rawat di ruangan VIP dan yang membayar adalah ayah. Dari mana ayah mendapatkan uang sebanyak itu untuk biayai rumah sakit ku?" gumam Ingrid penuh tanda tanya.

*

Bastian melirik Ingrid yang baru saja masuk ke dalam kamar mandi saat ponselnya berdering. Pria itu berjalan ke arah balkon kamarnya setelah melihat siapa yang sedang menghubungi dirinya. Bastian menghela napas panjang sebelum menerima panggilan masuk itu.

"Halo!" sapa Bastian.

"Halo! Bawa dia ke tempat ku malam ini!" perintah Alex dari sambungan telepon.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

dasar Iblis Bastian emosi aq😀

2024-07-16

3

Mr.VANO

Mr.VANO

tak lama lagi belang bastian ke tahuan....
utang budi apa yg di berikan ingrit pd pria misterius.

2024-06-06

4

Uyhull01

Uyhull01

hahhh Ingrid kmu akan bgtu mnyesal stlah tau siapa yng kmu anggap paling mngrti kmu itu,

2024-06-06

2

lihat semua
Episodes
1 1. Malam Tak Terduga
2 2. Emosi
3 3. Maaf
4 4. Sama Brengseeknya
5 5. Orang Misterius
6 6. Bersedia
7 7. Akting
8 8. Semakin Penasaran
9 9. Kekasih
10 10. Terjerat Cinta
11 11. Semakin Benci
12 12. Manipulatif
13 13. Image
14 14. Memutar Balikkan Fakta
15 15. Playing victim
16 16. Di Hadang
17 17. Agar Natural
18 18. Tertusuk
19 19. Mengantar Pulang
20 20. Berbohong
21 21. Tidak Mau
22 22. Syarat
23 23. Merasa Menjadi Korban
24 24. Penampilan
25 25. Bertanggung Jawab
26 26. Trauma
27 27. Pasrah
28 28. Tanpa Filter
29 29. Hangat
30 30. Obat Penenang
31 31. Mencari Informasi
32 32. Akhirnya Tahu
33 33. Montir
34 34. Waiters Ganteng
35 35. Everything I do
36 36. Khawatir
37 37. Penasaran
38 38. Dendam
39 39. Si Cungkring
40 40. Uring-uringan
41 41. Baru Tahu
42 42. video
43 43. Pilihan
44 44. Dirumahkan
45 45. Refleks
46 46. Rasa Hormat
47 47. Menerka-nerka
48 48. Mengakui
49 49. Tidak Pulang
50 50. Menyusul
51 51. Prioritas
52 52. Terlalu Nyaman
53 53. Pengakuan
54 54. Maaf
55 55. Curiga
56 56. Saling Menyalahkan
57 57. Ide
58 58. Gugup
59 59. Gelisah
60 60. Seutuhnya
61 61. Nambah
62 62. Mempertimbangkan
63 63. Rencana
64 64. Menutupi
65 65. Canggung
66 66. Angkuh
67 67. Gadis Yang Sama
68 68. Pemegang Saham
69 69. Terpesona
70 70. Tersinggung
71 71. Memilih Bekerja
72 72. Merasa Takut
73 73. Masih Mikir
74 74. Isyarat
75 75. Merajuk
76 76. Penolong
77 77. Anak
78 78. Memaksa
79 79. Hampir
80 80. Was-was
81 81. Tidak Bisa Memutuskan
82 82. Menohok
83 83. Semakin Sakit
84 84. Kembali
85 85. Pulang ke Rumah
86 86. Penuh Ide Jahat
87 87. Mengikuti
88 88. Membalikkan Posisi
89 89. Sisa Pembayaran
90 90. Sadisme
91 91. Jujur
92 92. Tidak Menyangka
93 93. Mengubah Pembagian
94 94. Tidak Peduli
95 95. Penahanan
96 96. Perdebatan
97 97. Kenapa?
98 98. Tergoda
99 99. Mengunjungi
100 100. Takut Terganggu
101 101. Tak Tahu Malu
102 102. Bukan Mengancam
103 103. Bukan Berarti
104 104. Harus
105 105. Apa Mungkin?
106 106. Menggemaskan
107 107. Menyusun Rencana
108 108. Tidak Rela
109 109. Menempel
110 110. Bersemangat
111 111. Solusi
112 112. Berbohong
113 113. Puber Kedua
114 114. Ngaku
115 115. Menjinakkan
116 116. Menemui
117 117. Terpaksa
118 118. Merasa Bersyukur
119 119. Kepentok Kenyataan
120 120. Serius
121 121. Maaf
122 122. Sorry I Hurt You
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Malam Tak Terduga
2
2. Emosi
3
3. Maaf
4
4. Sama Brengseeknya
5
5. Orang Misterius
6
6. Bersedia
7
7. Akting
8
8. Semakin Penasaran
9
9. Kekasih
10
10. Terjerat Cinta
11
11. Semakin Benci
12
12. Manipulatif
13
13. Image
14
14. Memutar Balikkan Fakta
15
15. Playing victim
16
16. Di Hadang
17
17. Agar Natural
18
18. Tertusuk
19
19. Mengantar Pulang
20
20. Berbohong
21
21. Tidak Mau
22
22. Syarat
23
23. Merasa Menjadi Korban
24
24. Penampilan
25
25. Bertanggung Jawab
26
26. Trauma
27
27. Pasrah
28
28. Tanpa Filter
29
29. Hangat
30
30. Obat Penenang
31
31. Mencari Informasi
32
32. Akhirnya Tahu
33
33. Montir
34
34. Waiters Ganteng
35
35. Everything I do
36
36. Khawatir
37
37. Penasaran
38
38. Dendam
39
39. Si Cungkring
40
40. Uring-uringan
41
41. Baru Tahu
42
42. video
43
43. Pilihan
44
44. Dirumahkan
45
45. Refleks
46
46. Rasa Hormat
47
47. Menerka-nerka
48
48. Mengakui
49
49. Tidak Pulang
50
50. Menyusul
51
51. Prioritas
52
52. Terlalu Nyaman
53
53. Pengakuan
54
54. Maaf
55
55. Curiga
56
56. Saling Menyalahkan
57
57. Ide
58
58. Gugup
59
59. Gelisah
60
60. Seutuhnya
61
61. Nambah
62
62. Mempertimbangkan
63
63. Rencana
64
64. Menutupi
65
65. Canggung
66
66. Angkuh
67
67. Gadis Yang Sama
68
68. Pemegang Saham
69
69. Terpesona
70
70. Tersinggung
71
71. Memilih Bekerja
72
72. Merasa Takut
73
73. Masih Mikir
74
74. Isyarat
75
75. Merajuk
76
76. Penolong
77
77. Anak
78
78. Memaksa
79
79. Hampir
80
80. Was-was
81
81. Tidak Bisa Memutuskan
82
82. Menohok
83
83. Semakin Sakit
84
84. Kembali
85
85. Pulang ke Rumah
86
86. Penuh Ide Jahat
87
87. Mengikuti
88
88. Membalikkan Posisi
89
89. Sisa Pembayaran
90
90. Sadisme
91
91. Jujur
92
92. Tidak Menyangka
93
93. Mengubah Pembagian
94
94. Tidak Peduli
95
95. Penahanan
96
96. Perdebatan
97
97. Kenapa?
98
98. Tergoda
99
99. Mengunjungi
100
100. Takut Terganggu
101
101. Tak Tahu Malu
102
102. Bukan Mengancam
103
103. Bukan Berarti
104
104. Harus
105
105. Apa Mungkin?
106
106. Menggemaskan
107
107. Menyusun Rencana
108
108. Tidak Rela
109
109. Menempel
110
110. Bersemangat
111
111. Solusi
112
112. Berbohong
113
113. Puber Kedua
114
114. Ngaku
115
115. Menjinakkan
116
116. Menemui
117
117. Terpaksa
118
118. Merasa Bersyukur
119
119. Kepentok Kenyataan
120
120. Serius
121
121. Maaf
122
122. Sorry I Hurt You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!