7. Akting

Mendengar apa yang dikatakan oleh Marcell, Bastian yang baru saja ingin melangkahkan kakinya itu mengepalkan kedua tangannya dengan rahang yang mengeras. Namun sesaat kemudian Bastian kembali berbalik menghadap Marcell menampilkan senyuman.

"Mana mungkin seorang CEO seperti aku punya hutang? Aku bukan pengangguran yang suka nongkrong dan tawuran yang tak memiliki penghasilan seperti kamu. Kamu hanya bisa menadahkan tangan meminta uang dari orang tua," cibir Bastian tersenyum sinis.

"Benarkah? Tapi aku merasa pengangguran seperti aku yang suka nongkrong dan tawuran ini lebih kaya berkali-kali lipat daripada kakakku yang seorang CEO ini," sahut Marcell dengan senyuman meremehkan.

"Cih! Mimpi! Pengangguran brengseek, anak haram yang suka nongkrong dan tawuran seperti mu mana mungkin lebih kaya dari ku? Apa kamu sudah tidak waras? Ataukah otakmu sudah pindah ke dengkul! Dasar anak haram! Anak wanita murahan! Wanita penghibur!" umpat Bastian.

"Bugh"

"Bugh"

"Bugh"

Tiba-tiba Marcell melayangkan tinju bertubi-tubi hingga Bastian tidak sempat menghindar. Bahkan Bastian tidak bisa melawan Marcell yang terus menyerangnya dengan penuh emosi.

"Brukk"

Bastian akhirnya tumbang, namun berusaha bangkit. Marcell berjongkok di samping Bastian, lalu mencekik Bastian yang sudah berhasil duduk itu.

"Le..le..lepaskan!" ucap Bastian berusaha melepaskan cekikikan Marcell.

"Jangan pernah menghina ibuku, atau aku akan lupa kalau kamu adalah kakak seayah denganku. Aku memang brengseek. Tapi aku tidak sebrengseek kamu yang tega menjual kesucian istrimu untuk membayar hutang-hutangmu," ucap Marcell dengan tatapan tajam dan dingin.

"Brukk"

"Uhuk..uhuk..uhuk.."

Marcell mendorong Bastian dengan kasar, hingga Bastian kembali jatuh terlentang dan terbatuk-batuk karena di cekik Marcell tadi.

"Akkhh!" pekik Bastian yang kakinya diinjak Marcell.

"Aku tidak akan pernah membiarkan kamu menyakiti Ingrid," ucap Marcell dengan suara yang terdengar berat dan dingin, kemudian meninggalkan Bastian.

Marcell menaiki motor sportnya seraya menggeber-geber motornya meninggalkan rumah itu.

"Sial! Dari mana dia tahu kalau aku ingin menjual kesucian Ingrid?" batin Bastian meringis menahan sakit.

Sedangkan Marcell melajukan motornya dengan kencang menuju sebuah bengkel. Pemuda itu teringat saat malam pernikahan Ingrid dan Bastian. Malam itu Marcell duduk menyepi karena merasa sedih, sebab Ingrid akhirnya menikah dengan Bastian. Namun saat itu Marcell berusaha ikhlas karena melihat Ingrid bahagia bersama Bastian.

Namun tanpa diduga Marcell mendengar pembicaraan dua orang pria. Marcell mengenali suara dari salah seorang pria itu adalah suara Bastian. Untuk memastikannya Marcell pun mencoba mengintip dan ternyata benar bahwa orang itu adalah Bastian.

Marcell sangat terkejut sekaligus marah saat mendengar Bastian ingin memberikan kesucian Ingrid pada seorang pria yang bernama Alex. Bastian melakukan hal itu untuk membayar hutangnya pada Alex. Entah hutang apa, Marcell juga belum tahu. Sayangnya Marcell tidak merekam pembicaraan antara Bastian dan Alex.

Karenanya malam itu juga Marcell menghubungi teman-temannya untuk membantu dirinya. Marcell meminta teman-temannya untuk menahan Bastian dan Alex dengan cara apapun agar tidak kembali ke kamar hotel tempat Ingrid berada selama mungkin. Sementara itu Marcell nekat merenggut kesucian Ingrid dengan harapan Bastian tidak jadi memberikan Ingrid pada Alex.

Marcell juga sengaja membuat banyak tanda di tubuh Ingrid agar Bastian tidak berselera lagi untuk menyentuh Ingrid. Marcell sangat berharap Bastian menceraikan Ingrid agar Marcell bisa menikahi dan melindungi Ingrid. Tapi harapan Marcell pupus saat Bastian bersikukuh tidak mau menceraikan Ingrid.

Marcell melajukan motornya memasukkan sebuah bengkel yang cukup besar. Pemuda itu langsung masuk ke sebuah ruangan dan menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.

"Bagaimana caranya membuat kamu percaya bahwa Bastian bukan orang yang baik. Apapun yang aku katakan dan bukti apapun yang aku berikan padamu tetap tidak bisa membuat kamu percaya tentang keburukan Bastian," gumam Marcell menghela napas panjang.

Sebelum Ingrid mengenal Bastian, Marcell dan Ingrid sudah saling mengenal. Sejak Ingrid menerima lamaran Bastian, Marcell terus mencoba meyakinkan Ingrid bahwa Bastian bukan orang yang bak. Tapi Ingrid tidak pernah percaya dan malah menganggap Marcell menjelek-jelekkan Bastian karena sakit hati, iri dan tidak terima sebab Ingrid menolak cintanya. Dan lebih parahnya semakin Marcell mengatakan keburukan Bastian, semakin Ingrid membenci Marcell.

"

Budi dan Ani memasuki ruangan rawat putri mereka dan melihat seorang dokter sedang memeriksa Ingrid.

"Bagaimana kondisi Ingrid, Dok?" tanya Budi setelah melihat dokter selesai memeriksa Ingrid.

"Sudah semakin membaik," sahut dokter itu.

"Bagaimana dengan kulit Ingrid, Dok?" tanya Ani, karena kulit Ingrid lecet parah.

"Saya dengar dokter spesialis kulit terbaik di rumah sakit ini yang menanganinya. Jadi jangan khawatir, jika mengikuti saran dari dokter pasti akan segera sembuh," sahut dokter itu tersenyum ramah.

Sampai saat ini Budi dan Ani masih dibuat penasaran dengan orang misterius yang mengantar Ingrid ke rumah sakit sekaligus membiayai biaya rumah sakit dan berobat Ingrid.

Setelah tidak ada lagi pertanyaan dari Budi dan Ani, dokter itupun meninggalkan ruangan Ingrid.

"Yah, Bun, kenapa harus menempatkan aku di ruangan sebagus ini dan meminta dokter spesialis kulit terbaik di rumah sakit ini untuk menangani lukaku? Biayanya pasti sangat besar," ujar Ingrid merasa bersalah.

Jika saja Ingrid tidak emosi dan tidak berpikir konyol menggosok tubuhnya untuk menghilangkan jejak yang ditinggalkan Marcell, mungkin tidak perlu jasa dokter spesialis kulit untuk menyembuhkan luka-luka di kulitnya karena tindakan bodohnya itu.

"Sudahlah! Tidak usah dipikirkan soal biaya berobat. Yang penting kamu cepat sembuh," ujar Budi seraya mengelus kepala Ingrid lembut.

"Maaf, aku baru datang," ucap Bastian yang tiba-tiba muncul.

Budi dan Ani mengernyitkan kening, kemudian saling melirik setelah melihat penampilan Bastian.

Sedangkan Ingrid nampak sedih melihat wajah Bastian yang babak belur itu. Bahkan masih ada sedikit darah di sudut bibir Bastian.

"Ada apa lagi dengan wajah kamu itu?" tanya Budi pada akhirnya.

"Apa karena Marcell?" tanya Ani.

Bastian menghela napas panjang, kemudian berjalan menuju ranjang tempat Ingrid berbaring. Bastian mengenggam jemari tangan Ingrid dengan lembut.

"Marcell sangat marah saat aku memilih mempertahankan Ingrid. Jadi setelah bapak dan ibu pulang dan mama papa masuk ke dalam rumah, Marcell tiba-tiba menyerang aku dan memaksaku untuk menceraikan Ingrid. Dia sejak lama menyukai Ingrid, tapi Ingrid menolaknya, jadi dia sengaja meniduri Ingrid agar aku menceraikan Ingrid, sekaligus untuk balas dendam pada Ingrid. Tapi aku tidak akan pernah menceraikan Ingrid. Aku akan menjaga Ingrid dan tidak akan membiarkan Marcell menyakiti Ingrid. Dulu ibunya merebut papa dari mama. Dan sekarang dia ingin merebut Ingrid dariku. Aku tidak akan pernah membiarkan dia memiliki Ingrid," ucap Bastian penuh dusta.

"Kamu..kamu masih mau menerima aku?" tanya Ingrid penuh rasa haru, bahkan mata Ingrid berkaca-kaca.

"Tentu saja. Kamu adalah istri yang sangat aku cintai. Aku akan menerima kamu bagaimanapun keadaan mu," ucap Bastian dengan mulut manisnya, mengecup kening Ingrid untuk menyempurnakan aktingnya.

Padahal saat ini Bastian sangat jijik melihat kulit Ingrid yang lecet dan memerah. Bastian juga merasa jijik pada Ingrid saat melihat kiss mark yang ditinggalkan Marcell.

"Aku mencintaimu," ucap Ingrid menitikkan air mata karena merasa terharu dan bahagia dengan ketulusan cinta Bastian. Bagaimana tidak terharu dan bahagia, setelah dirinya dilecehkan pun Bastian masih mencintainya dan tidak mau menceraikan dirinya.

"Biar aku yang menjaga Ingrid malam ini. Bapak dan ibu pulang saja untuk beristirahat," ujar Bastian sok pengertian.

"Kenapa masih manggil bapak dan ibu? Panggil ayah dan bunda seperti Ingrid saja," ujar Ani.

"Ah, iya, maaf. Aku belum terbiasa," sahut Bastian tersenyum canggung.

Budi dan Ani akhirnya meninggalkan Ingrid bersama Bastian. Selama menjaga Ingrid di rumah sakit, Bastian selalu perhatian pada Ingrid, hingga Ingrid merasa senang dan semakin mencintai Bastian. Menganggap Bastian adalah pria dan suami yang baik. Padahal Bastian terpaksa melakukan itu semua. Ingin rasanya Bastian meninggalkan Ingrid di ruangan itu.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

ALNAZTRA ILMU

ALNAZTRA ILMU

biar ingrid rasa sendiri dan lihat dengan mata sendiri siapa bastian.. percuma saja marcell terangkan siapa bastian sebenar.. ingrid tetap tidak percaya.. biar rasa sendiri

2025-01-30

1

Rahmawati

Rahmawati

oalah jd itu toh alasannya Marcell. merenggut kesucian inggrid

2024-07-29

3

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

marsel kah yg bawa ingit kerumah sakit🤔

2024-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 1. Malam Tak Terduga
2 2. Emosi
3 3. Maaf
4 4. Sama Brengseeknya
5 5. Orang Misterius
6 6. Bersedia
7 7. Akting
8 8. Semakin Penasaran
9 9. Kekasih
10 10. Terjerat Cinta
11 11. Semakin Benci
12 12. Manipulatif
13 13. Image
14 14. Memutar Balikkan Fakta
15 15. Playing victim
16 16. Di Hadang
17 17. Agar Natural
18 18. Tertusuk
19 19. Mengantar Pulang
20 20. Berbohong
21 21. Tidak Mau
22 22. Syarat
23 23. Merasa Menjadi Korban
24 24. Penampilan
25 25. Bertanggung Jawab
26 26. Trauma
27 27. Pasrah
28 28. Tanpa Filter
29 29. Hangat
30 30. Obat Penenang
31 31. Mencari Informasi
32 32. Akhirnya Tahu
33 33. Montir
34 34. Waiters Ganteng
35 35. Everything I do
36 36. Khawatir
37 37. Penasaran
38 38. Dendam
39 39. Si Cungkring
40 40. Uring-uringan
41 41. Baru Tahu
42 42. video
43 43. Pilihan
44 44. Dirumahkan
45 45. Refleks
46 46. Rasa Hormat
47 47. Menerka-nerka
48 48. Mengakui
49 49. Tidak Pulang
50 50. Menyusul
51 51. Prioritas
52 52. Terlalu Nyaman
53 53. Pengakuan
54 54. Maaf
55 55. Curiga
56 56. Saling Menyalahkan
57 57. Ide
58 58. Gugup
59 59. Gelisah
60 60. Seutuhnya
61 61. Nambah
62 62. Mempertimbangkan
63 63. Rencana
64 64. Menutupi
65 65. Canggung
66 66. Angkuh
67 67. Gadis Yang Sama
68 68. Pemegang Saham
69 69. Terpesona
70 70. Tersinggung
71 71. Memilih Bekerja
72 72. Merasa Takut
73 73. Masih Mikir
74 74. Isyarat
75 75. Merajuk
76 76. Penolong
77 77. Anak
78 78. Memaksa
79 79. Hampir
80 80. Was-was
81 81. Tidak Bisa Memutuskan
82 82. Menohok
83 83. Semakin Sakit
84 84. Kembali
85 85. Pulang ke Rumah
86 86. Penuh Ide Jahat
87 87. Mengikuti
88 88. Membalikkan Posisi
89 89. Sisa Pembayaran
90 90. Sadisme
91 91. Jujur
92 92. Tidak Menyangka
93 93. Mengubah Pembagian
94 94. Tidak Peduli
95 95. Penahanan
96 96. Perdebatan
97 97. Kenapa?
98 98. Tergoda
99 99. Mengunjungi
100 100. Takut Terganggu
101 101. Tak Tahu Malu
102 102. Bukan Mengancam
103 103. Bukan Berarti
104 104. Harus
105 105. Apa Mungkin?
106 106. Menggemaskan
107 107. Menyusun Rencana
108 108. Tidak Rela
109 109. Menempel
110 110. Bersemangat
111 111. Solusi
112 112. Berbohong
113 113. Puber Kedua
114 114. Ngaku
115 115. Menjinakkan
116 116. Menemui
117 117. Terpaksa
118 118. Merasa Bersyukur
119 119. Kepentok Kenyataan
120 120. Serius
121 121. Maaf
122 122. Sorry I Hurt You
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Malam Tak Terduga
2
2. Emosi
3
3. Maaf
4
4. Sama Brengseeknya
5
5. Orang Misterius
6
6. Bersedia
7
7. Akting
8
8. Semakin Penasaran
9
9. Kekasih
10
10. Terjerat Cinta
11
11. Semakin Benci
12
12. Manipulatif
13
13. Image
14
14. Memutar Balikkan Fakta
15
15. Playing victim
16
16. Di Hadang
17
17. Agar Natural
18
18. Tertusuk
19
19. Mengantar Pulang
20
20. Berbohong
21
21. Tidak Mau
22
22. Syarat
23
23. Merasa Menjadi Korban
24
24. Penampilan
25
25. Bertanggung Jawab
26
26. Trauma
27
27. Pasrah
28
28. Tanpa Filter
29
29. Hangat
30
30. Obat Penenang
31
31. Mencari Informasi
32
32. Akhirnya Tahu
33
33. Montir
34
34. Waiters Ganteng
35
35. Everything I do
36
36. Khawatir
37
37. Penasaran
38
38. Dendam
39
39. Si Cungkring
40
40. Uring-uringan
41
41. Baru Tahu
42
42. video
43
43. Pilihan
44
44. Dirumahkan
45
45. Refleks
46
46. Rasa Hormat
47
47. Menerka-nerka
48
48. Mengakui
49
49. Tidak Pulang
50
50. Menyusul
51
51. Prioritas
52
52. Terlalu Nyaman
53
53. Pengakuan
54
54. Maaf
55
55. Curiga
56
56. Saling Menyalahkan
57
57. Ide
58
58. Gugup
59
59. Gelisah
60
60. Seutuhnya
61
61. Nambah
62
62. Mempertimbangkan
63
63. Rencana
64
64. Menutupi
65
65. Canggung
66
66. Angkuh
67
67. Gadis Yang Sama
68
68. Pemegang Saham
69
69. Terpesona
70
70. Tersinggung
71
71. Memilih Bekerja
72
72. Merasa Takut
73
73. Masih Mikir
74
74. Isyarat
75
75. Merajuk
76
76. Penolong
77
77. Anak
78
78. Memaksa
79
79. Hampir
80
80. Was-was
81
81. Tidak Bisa Memutuskan
82
82. Menohok
83
83. Semakin Sakit
84
84. Kembali
85
85. Pulang ke Rumah
86
86. Penuh Ide Jahat
87
87. Mengikuti
88
88. Membalikkan Posisi
89
89. Sisa Pembayaran
90
90. Sadisme
91
91. Jujur
92
92. Tidak Menyangka
93
93. Mengubah Pembagian
94
94. Tidak Peduli
95
95. Penahanan
96
96. Perdebatan
97
97. Kenapa?
98
98. Tergoda
99
99. Mengunjungi
100
100. Takut Terganggu
101
101. Tak Tahu Malu
102
102. Bukan Mengancam
103
103. Bukan Berarti
104
104. Harus
105
105. Apa Mungkin?
106
106. Menggemaskan
107
107. Menyusun Rencana
108
108. Tidak Rela
109
109. Menempel
110
110. Bersemangat
111
111. Solusi
112
112. Berbohong
113
113. Puber Kedua
114
114. Ngaku
115
115. Menjinakkan
116
116. Menemui
117
117. Terpaksa
118
118. Merasa Bersyukur
119
119. Kepentok Kenyataan
120
120. Serius
121
121. Maaf
122
122. Sorry I Hurt You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!