Mendengar apa yang dikatakan oleh Marcell, Bastian yang baru saja ingin melangkahkan kakinya itu mengepalkan kedua tangannya dengan rahang yang mengeras. Namun sesaat kemudian Bastian kembali berbalik menghadap Marcell menampilkan senyuman.
"Mana mungkin seorang CEO seperti aku punya hutang? Aku bukan pengangguran yang suka nongkrong dan tawuran yang tak memiliki penghasilan seperti kamu. Kamu hanya bisa menadahkan tangan meminta uang dari orang tua," cibir Bastian tersenyum sinis.
"Benarkah? Tapi aku merasa pengangguran seperti aku yang suka nongkrong dan tawuran ini lebih kaya berkali-kali lipat daripada kakakku yang seorang CEO ini," sahut Marcell dengan senyuman meremehkan.
"Cih! Mimpi! Pengangguran brengseek, anak haram yang suka nongkrong dan tawuran seperti mu mana mungkin lebih kaya dari ku? Apa kamu sudah tidak waras? Ataukah otakmu sudah pindah ke dengkul! Dasar anak haram! Anak wanita murahan! Wanita penghibur!" umpat Bastian.
"Bugh"
"Bugh"
"Bugh"
Tiba-tiba Marcell melayangkan tinju bertubi-tubi hingga Bastian tidak sempat menghindar. Bahkan Bastian tidak bisa melawan Marcell yang terus menyerangnya dengan penuh emosi.
"Brukk"
Bastian akhirnya tumbang, namun berusaha bangkit. Marcell berjongkok di samping Bastian, lalu mencekik Bastian yang sudah berhasil duduk itu.
"Le..le..lepaskan!" ucap Bastian berusaha melepaskan cekikikan Marcell.
"Jangan pernah menghina ibuku, atau aku akan lupa kalau kamu adalah kakak seayah denganku. Aku memang brengseek. Tapi aku tidak sebrengseek kamu yang tega menjual kesucian istrimu untuk membayar hutang-hutangmu," ucap Marcell dengan tatapan tajam dan dingin.
"Brukk"
"Uhuk..uhuk..uhuk.."
Marcell mendorong Bastian dengan kasar, hingga Bastian kembali jatuh terlentang dan terbatuk-batuk karena di cekik Marcell tadi.
"Akkhh!" pekik Bastian yang kakinya diinjak Marcell.
"Aku tidak akan pernah membiarkan kamu menyakiti Ingrid," ucap Marcell dengan suara yang terdengar berat dan dingin, kemudian meninggalkan Bastian.
Marcell menaiki motor sportnya seraya menggeber-geber motornya meninggalkan rumah itu.
"Sial! Dari mana dia tahu kalau aku ingin menjual kesucian Ingrid?" batin Bastian meringis menahan sakit.
Sedangkan Marcell melajukan motornya dengan kencang menuju sebuah bengkel. Pemuda itu teringat saat malam pernikahan Ingrid dan Bastian. Malam itu Marcell duduk menyepi karena merasa sedih, sebab Ingrid akhirnya menikah dengan Bastian. Namun saat itu Marcell berusaha ikhlas karena melihat Ingrid bahagia bersama Bastian.
Namun tanpa diduga Marcell mendengar pembicaraan dua orang pria. Marcell mengenali suara dari salah seorang pria itu adalah suara Bastian. Untuk memastikannya Marcell pun mencoba mengintip dan ternyata benar bahwa orang itu adalah Bastian.
Marcell sangat terkejut sekaligus marah saat mendengar Bastian ingin memberikan kesucian Ingrid pada seorang pria yang bernama Alex. Bastian melakukan hal itu untuk membayar hutangnya pada Alex. Entah hutang apa, Marcell juga belum tahu. Sayangnya Marcell tidak merekam pembicaraan antara Bastian dan Alex.
Karenanya malam itu juga Marcell menghubungi teman-temannya untuk membantu dirinya. Marcell meminta teman-temannya untuk menahan Bastian dan Alex dengan cara apapun agar tidak kembali ke kamar hotel tempat Ingrid berada selama mungkin. Sementara itu Marcell nekat merenggut kesucian Ingrid dengan harapan Bastian tidak jadi memberikan Ingrid pada Alex.
Marcell juga sengaja membuat banyak tanda di tubuh Ingrid agar Bastian tidak berselera lagi untuk menyentuh Ingrid. Marcell sangat berharap Bastian menceraikan Ingrid agar Marcell bisa menikahi dan melindungi Ingrid. Tapi harapan Marcell pupus saat Bastian bersikukuh tidak mau menceraikan Ingrid.
Marcell melajukan motornya memasukkan sebuah bengkel yang cukup besar. Pemuda itu langsung masuk ke sebuah ruangan dan menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.
"Bagaimana caranya membuat kamu percaya bahwa Bastian bukan orang yang baik. Apapun yang aku katakan dan bukti apapun yang aku berikan padamu tetap tidak bisa membuat kamu percaya tentang keburukan Bastian," gumam Marcell menghela napas panjang.
Sebelum Ingrid mengenal Bastian, Marcell dan Ingrid sudah saling mengenal. Sejak Ingrid menerima lamaran Bastian, Marcell terus mencoba meyakinkan Ingrid bahwa Bastian bukan orang yang bak. Tapi Ingrid tidak pernah percaya dan malah menganggap Marcell menjelek-jelekkan Bastian karena sakit hati, iri dan tidak terima sebab Ingrid menolak cintanya. Dan lebih parahnya semakin Marcell mengatakan keburukan Bastian, semakin Ingrid membenci Marcell.
"
Budi dan Ani memasuki ruangan rawat putri mereka dan melihat seorang dokter sedang memeriksa Ingrid.
"Bagaimana kondisi Ingrid, Dok?" tanya Budi setelah melihat dokter selesai memeriksa Ingrid.
"Sudah semakin membaik," sahut dokter itu.
"Bagaimana dengan kulit Ingrid, Dok?" tanya Ani, karena kulit Ingrid lecet parah.
"Saya dengar dokter spesialis kulit terbaik di rumah sakit ini yang menanganinya. Jadi jangan khawatir, jika mengikuti saran dari dokter pasti akan segera sembuh," sahut dokter itu tersenyum ramah.
Sampai saat ini Budi dan Ani masih dibuat penasaran dengan orang misterius yang mengantar Ingrid ke rumah sakit sekaligus membiayai biaya rumah sakit dan berobat Ingrid.
Setelah tidak ada lagi pertanyaan dari Budi dan Ani, dokter itupun meninggalkan ruangan Ingrid.
"Yah, Bun, kenapa harus menempatkan aku di ruangan sebagus ini dan meminta dokter spesialis kulit terbaik di rumah sakit ini untuk menangani lukaku? Biayanya pasti sangat besar," ujar Ingrid merasa bersalah.
Jika saja Ingrid tidak emosi dan tidak berpikir konyol menggosok tubuhnya untuk menghilangkan jejak yang ditinggalkan Marcell, mungkin tidak perlu jasa dokter spesialis kulit untuk menyembuhkan luka-luka di kulitnya karena tindakan bodohnya itu.
"Sudahlah! Tidak usah dipikirkan soal biaya berobat. Yang penting kamu cepat sembuh," ujar Budi seraya mengelus kepala Ingrid lembut.
"Maaf, aku baru datang," ucap Bastian yang tiba-tiba muncul.
Budi dan Ani mengernyitkan kening, kemudian saling melirik setelah melihat penampilan Bastian.
Sedangkan Ingrid nampak sedih melihat wajah Bastian yang babak belur itu. Bahkan masih ada sedikit darah di sudut bibir Bastian.
"Ada apa lagi dengan wajah kamu itu?" tanya Budi pada akhirnya.
"Apa karena Marcell?" tanya Ani.
Bastian menghela napas panjang, kemudian berjalan menuju ranjang tempat Ingrid berbaring. Bastian mengenggam jemari tangan Ingrid dengan lembut.
"Marcell sangat marah saat aku memilih mempertahankan Ingrid. Jadi setelah bapak dan ibu pulang dan mama papa masuk ke dalam rumah, Marcell tiba-tiba menyerang aku dan memaksaku untuk menceraikan Ingrid. Dia sejak lama menyukai Ingrid, tapi Ingrid menolaknya, jadi dia sengaja meniduri Ingrid agar aku menceraikan Ingrid, sekaligus untuk balas dendam pada Ingrid. Tapi aku tidak akan pernah menceraikan Ingrid. Aku akan menjaga Ingrid dan tidak akan membiarkan Marcell menyakiti Ingrid. Dulu ibunya merebut papa dari mama. Dan sekarang dia ingin merebut Ingrid dariku. Aku tidak akan pernah membiarkan dia memiliki Ingrid," ucap Bastian penuh dusta.
"Kamu..kamu masih mau menerima aku?" tanya Ingrid penuh rasa haru, bahkan mata Ingrid berkaca-kaca.
"Tentu saja. Kamu adalah istri yang sangat aku cintai. Aku akan menerima kamu bagaimanapun keadaan mu," ucap Bastian dengan mulut manisnya, mengecup kening Ingrid untuk menyempurnakan aktingnya.
Padahal saat ini Bastian sangat jijik melihat kulit Ingrid yang lecet dan memerah. Bastian juga merasa jijik pada Ingrid saat melihat kiss mark yang ditinggalkan Marcell.
"Aku mencintaimu," ucap Ingrid menitikkan air mata karena merasa terharu dan bahagia dengan ketulusan cinta Bastian. Bagaimana tidak terharu dan bahagia, setelah dirinya dilecehkan pun Bastian masih mencintainya dan tidak mau menceraikan dirinya.
"Biar aku yang menjaga Ingrid malam ini. Bapak dan ibu pulang saja untuk beristirahat," ujar Bastian sok pengertian.
"Kenapa masih manggil bapak dan ibu? Panggil ayah dan bunda seperti Ingrid saja," ujar Ani.
"Ah, iya, maaf. Aku belum terbiasa," sahut Bastian tersenyum canggung.
Budi dan Ani akhirnya meninggalkan Ingrid bersama Bastian. Selama menjaga Ingrid di rumah sakit, Bastian selalu perhatian pada Ingrid, hingga Ingrid merasa senang dan semakin mencintai Bastian. Menganggap Bastian adalah pria dan suami yang baik. Padahal Bastian terpaksa melakukan itu semua. Ingin rasanya Bastian meninggalkan Ingrid di ruangan itu.
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
ALNAZTRA ILMU
biar ingrid rasa sendiri dan lihat dengan mata sendiri siapa bastian.. percuma saja marcell terangkan siapa bastian sebenar.. ingrid tetap tidak percaya.. biar rasa sendiri
2025-01-30
1
Rahmawati
oalah jd itu toh alasannya Marcell. merenggut kesucian inggrid
2024-07-29
3
Tarmi Widodo
marsel kah yg bawa ingit kerumah sakit🤔
2024-07-16
1