15. Playing victim

Marcell benar-benar merasa geram mendengar apa yang dikatakan oleh Bastian. Bastian benar-benar pintar bersilat lidah.

"Grid, aku bukan orang seperti itu," ucap Marcell membela diri.

"Dia itu berandalan Grid, dua orang itu pasti teman-teman dia," ucap Bastian memojokkan Marcell.

"Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan dua orang itu," sanggah Marcell masih berusaha membela diri.

"Kalau begitu kita tanya saja pada dua orang itu," ucap Bastian, lalu menghampiri dua orang pria yang masih duduk di trotoar dengan wajah babak belur itu.

"Katakan siapa yang menyuruh kalian?" tanya Bastian seraya mencekik leher salah seorang pria itu, kemudian berbisik pelan, " katakan Marcell yang menyuruh kalian dan segera cari cara untuk kabur dari sini!" ucap Bastian penuh penekanan.

"Di..dia yang menyuruh kami," ucap pria yang di cekik Bastian itu.

"Bruk"

"Uhuk..uhuk..uhuk.."

Bastian melepaskan cekikikannya di leher pria itu, lalu mendorong tubuh pria itu kasar. Pengakuan pria yang di cekik Bastian itu semakin membuat Ingrid percaya bahwa memang Marcell yang menyuruh dua orang pria itu.

"Itu tidak benar! Ini fitnah! Kamu pasti yang sudah bekerja sama dengan dua orang itu, ',kan? Kamu ingin menyerahkan Ingrid pada Alex, tapi ingin tetap terlihat baik di mata Ingrid. Dasar serigala berbulu domba! Kamu benar-benar orang munafik!" ucap Marcell emosi.

"Jangan sembarangan menuduh! Jelas-jelas mereka sudah mengaku kalau kamu yang menyuruh mereka. Lagipula, mana mungkin aku menyerahkan istriku pada orang lain? Aku bukan pria bejat seperti kamu yang meniduri istri kakakmu sendiri. Kamu tega menghancurkan malam pertama Ingrid hanya karena dia menolak cintamu dan lebih memilih menikah dengan sku. Sekarang kamu malah ingin merusak nama baikku di depan istriku dengan mengatakan aku ingin menjual istriku,"

"Aku nggak nyangka kamu orang yang seperti ini. Meskipun kamu mencintai Ingrid dan kamu membenciku karena kita terlahir dari rahim yang berbeda, tidak seharusnya kamu berbuat seperti ini sama kami. Jika ada yang harus membenci, seharusnya aku dan mamaku yang membenci kamu, karena ibumu telah merebut papa dariku dan dari mamaku. Meskipun demikian, kami masih tetap menerima kamu di rumah kami dan mengakui kamu sebagai bagian dari keluarga kami. Tapi kamu malah ingin menghancurkan rumah tanggaku. Aku tidak percaya papa bisa memilki anak seperti kamu," ujar Bastian yang benar-benar pintar bermain kata.

Sedangkan dua orang yang hendak menculik Ingrid tadi menggunakan kesempatan itu untuk kabur.

"Jangan memutar balikkan fakta. Grid, aku nggak bohong, Bastian benar-benar ingin menjual kamu. Dua orang itu pasti ingin menculik kamu dan membawa kamu pada Alex," ucap Marcell mencoba meyakinkan Ingrid.

"Cukup! Jelas-jelas orang itu sudah mengaku kalau kamu yang menyuruh mereka. Aku nggak nyangka kamu berbuat seperti itu lagi padaku. Kamu melakukan trik yang sama untuk mencari simpati dariku," ucap Ingrid memotong kata-kata Marcell.

Ingrid masih ingat dengan jelas, dulu Ingrid di ganggu beberapa orang, lalu Marcell datang menolong menjadi pahlawan bagi Ingrid. Namun keesokan harinya tanpa sengaja Ingrid mendengar ada dua orang yang berbicara kalau ternyata beberapa orang yang menganggu dirinya itu adalah orang-orang yang di suruh Marcell.

Padahal sesungguhnya skenario itu di buat oleh Bastian untuk mendapatkan hati Ingrid. Tapi sayangnya malah Marcell yang datang lebih dulu menyelamatkan Ingrid. Bastian yang tidak terima pun menyuruh dua orang suruhannya berpura-pura membicarakan bahwa kejadian itu adalah skenario Marcell untuk mencari perhatian Ingrid. Dari situ Ingrid jadi membenci Marcell.

Begitulah manusia, seribu kebaikan yang kita lakukan akan terhapus dan terlupakan oleh satu kesalahan. Peribahasanya "Karena nila setitik, rusaklah susu sebelanga". Satu kesalahan atau hal buruk yang kita lakukan akan mudah di ingat orang lain daripada kebaikan yang pernah kita lakukan.

"Grid, aku nggak pernah melakukan itu. Dua orang itu..."

"Cukup! Aku tidak ingin mendengar apapun lagi dari mulut mu," sergah Ingrid memotong kata-kata Marcell seraya menutup kedua telinganya.

"Brumm..."

"Shiitt!" umpat Marcell saat melihat dua orang pria yang dihajarnya tadi sudah melarikan diri.

"Bas, aku ingin pulang," ucap Ingrid tanpa mau menatap Marcell.

"Baiklah, ayo kita pulang," sahut Bastian dengan tangan kiri yang langsung merangkul Ingrid. Setelah mereka berbalik membelakangi Marcell, Bastian menoleh pada Marcell dengan senyuman penuh kemenangan dan tangan yang terkepal dengan ibu jari yang menunjuk ke bawah.

Marcell mengepalkan kedua tangannya erat. Giginya terdengar gemeretak menahan emosi. Bastian benar-benar pintar memutar balikkan fakta dan membuat Ingrid percaya pada Bastian. Playing victim, alias berlagak menjadi korban. Itulah yang dilakukan Bastian yang membuat Ingrid menjadi simpati. Karena semua bukti menunjukkan Marcell bersalah dan Bastian menjadi korbannya.

Marcell kembali ke dalam kafe dan masuk ke dalam ruangannya dengan menahan emosi yang ingin meledak.

"Arghh.." pekik Marcell.

"Bugh"

"Bugh"

"Bugh"

Marcell meninju dinding ruangan itu beberapa kali untuk melampiaskan rasa kesal dan emosinya pada Bastian. Karena sangking kuatnya meninju dinding, buku-buku jari Marcell sampai berdarah.

"Arghh.." Marcell kembali memekik, lalu mengacak-acak rambutnya sendiri dengan kasar. Untung saja ruangan itu kedap suara, kalau tidak, maka para pengunjung kafe akan mendengar pekikan Marcell itu.

"Ceklek"

Dandy masuk ke dalam ruangan sesaat setelah Marcell memekik. Pemuda itu terkejut melihat ekspresi wajah Marcell yang kacau dengan rambut yang terlihat acak-acakan itu.

"Cell, kenapa lu? Apa yang terjadi?" tanya Dandy nampak khawatir.

Namun Marcell tidak menjawab. Pemuda itu membuang napas kasar, kemudian duduk di sofa. Raut wajah pemuda tampan yang sebelah telinganya memakai anting dan kepalanya memakai head band ala anak motor itu terlihat kacau.

Head band adalah aksesori yang biasa digunakan di kepala dan berupa bandana.

"Cell, semenjak gebetan elu nikah, elu kayak orang frustrasi. Gua tahu move on itu nggak semudah membalikkan telapak tangan, tapi bagaimanapun juga, dia udah nikah, Cell. Apalagi dia nikahnya sama kakak elu sendiri. Dia udah jadi kakak ipar elu. Mending elu berusaha lupain dia dan coba buka hati buat cewek lain. Itu si Nindy suka sama elu. Kata bapak gua, kemungkinan ada empat pilihan saat kita akan menentukan pasangan hidup. Pertama, menikah dengan orang yang kita cintai dan mencintai kita. Kedua, menikah dengan orang yang kita cintai, tapi dia tidak mencintai kita,. Ketiga, menikah dengan orang yang tidak kita cintai, tapi dia mencintai kita,"

"Dan keempat, menikah dengan orang yang tidak kita cintai dan tidak mencintai kita. Kalau nggak bisa hidup sama orang yang elu cintai dan mencintai elu, maka hiduplah dengan orang yang mencintai elu, meskipun elu nggak mencintai dia. Jangan hidup dengan orang yang elu cintai, tapi nggak pernah mencintai elu, bahkan membenci elu. Apalagi hidup sama orang yang sama-sama tidak mencintai. Makan hati Cell," ujar Dandy panjang lebar.

"Semua yang elu bilang itu nggak bisa gua terapkan dalam hidup gua. Hidup gua nggak sesimpel itu. Gua udah merenggut kesucian Ingrid. Gua nggak tahu dia bakal mengandung anak gua apa enggak," sahut Marcell menghela napas panjang.

"What? Lu nggak bercanda, 'kan? Gua nggak percaya! Elu bukan cowok brengseek," ucap Dandy terkejut sekaligus tidak percaya Marcell melakukan hal seperti itu.

Marcell akhirnya menceritakan pada Dandy kejadian di malam pengantin Ingrid sampai kejadian tadi. Dandy nampak sangat terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Marcell.

"Dasar iblis! Aku nggak nyangka kakak elu bakal melakukan hal seperti itu hanya karena benci sama elu. Di menjadikan istrinya sendiri sebagai alat buat balas dendam sama elu sekaligus buat bayar hutang dan memfitnah elu. Dia membuat Ingrid semakin benci sama elu dan semakin bucin sama dia. Aku nggak tahu bagaimana reaksi Ingrid kalau dia tahu siapa sebenarnya orang yang dia cintai dan dia anggap baik itu. Kasihan juga dia. Apa kamu tahu berapa hutang Bastian pada orang yang bernama Alex itu?" tanya Dandy penasaran.

"Aku nggak tahu," sahut Marcell membuat Dandy kecewa.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

yulia Fikriah

yulia Fikriah

kesel k si inggrid deh..thor...cepetan bongkar dong kejahatan si bastian

2024-11-09

1

Nuri Maulidia

Nuri Maulidia

biasa yg emosi pmbaca

2025-03-03

0

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

bodoh ya kau ingit

2024-07-16

1

lihat semua
Episodes
1 1. Malam Tak Terduga
2 2. Emosi
3 3. Maaf
4 4. Sama Brengseeknya
5 5. Orang Misterius
6 6. Bersedia
7 7. Akting
8 8. Semakin Penasaran
9 9. Kekasih
10 10. Terjerat Cinta
11 11. Semakin Benci
12 12. Manipulatif
13 13. Image
14 14. Memutar Balikkan Fakta
15 15. Playing victim
16 16. Di Hadang
17 17. Agar Natural
18 18. Tertusuk
19 19. Mengantar Pulang
20 20. Berbohong
21 21. Tidak Mau
22 22. Syarat
23 23. Merasa Menjadi Korban
24 24. Penampilan
25 25. Bertanggung Jawab
26 26. Trauma
27 27. Pasrah
28 28. Tanpa Filter
29 29. Hangat
30 30. Obat Penenang
31 31. Mencari Informasi
32 32. Akhirnya Tahu
33 33. Montir
34 34. Waiters Ganteng
35 35. Everything I do
36 36. Khawatir
37 37. Penasaran
38 38. Dendam
39 39. Si Cungkring
40 40. Uring-uringan
41 41. Baru Tahu
42 42. video
43 43. Pilihan
44 44. Dirumahkan
45 45. Refleks
46 46. Rasa Hormat
47 47. Menerka-nerka
48 48. Mengakui
49 49. Tidak Pulang
50 50. Menyusul
51 51. Prioritas
52 52. Terlalu Nyaman
53 53. Pengakuan
54 54. Maaf
55 55. Curiga
56 56. Saling Menyalahkan
57 57. Ide
58 58. Gugup
59 59. Gelisah
60 60. Seutuhnya
61 61. Nambah
62 62. Mempertimbangkan
63 63. Rencana
64 64. Menutupi
65 65. Canggung
66 66. Angkuh
67 67. Gadis Yang Sama
68 68. Pemegang Saham
69 69. Terpesona
70 70. Tersinggung
71 71. Memilih Bekerja
72 72. Merasa Takut
73 73. Masih Mikir
74 74. Isyarat
75 75. Merajuk
76 76. Penolong
77 77. Anak
78 78. Memaksa
79 79. Hampir
80 80. Was-was
81 81. Tidak Bisa Memutuskan
82 82. Menohok
83 83. Semakin Sakit
84 84. Kembali
85 85. Pulang ke Rumah
86 86. Penuh Ide Jahat
87 87. Mengikuti
88 88. Membalikkan Posisi
89 89. Sisa Pembayaran
90 90. Sadisme
91 91. Jujur
92 92. Tidak Menyangka
93 93. Mengubah Pembagian
94 94. Tidak Peduli
95 95. Penahanan
96 96. Perdebatan
97 97. Kenapa?
98 98. Tergoda
99 99. Mengunjungi
100 100. Takut Terganggu
101 101. Tak Tahu Malu
102 102. Bukan Mengancam
103 103. Bukan Berarti
104 104. Harus
105 105. Apa Mungkin?
106 106. Menggemaskan
107 107. Menyusun Rencana
108 108. Tidak Rela
109 109. Menempel
110 110. Bersemangat
111 111. Solusi
112 112. Berbohong
113 113. Puber Kedua
114 114. Ngaku
115 115. Menjinakkan
116 116. Menemui
117 117. Terpaksa
118 118. Merasa Bersyukur
119 119. Kepentok Kenyataan
120 120. Serius
121 121. Maaf
122 122. Sorry I Hurt You
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Malam Tak Terduga
2
2. Emosi
3
3. Maaf
4
4. Sama Brengseeknya
5
5. Orang Misterius
6
6. Bersedia
7
7. Akting
8
8. Semakin Penasaran
9
9. Kekasih
10
10. Terjerat Cinta
11
11. Semakin Benci
12
12. Manipulatif
13
13. Image
14
14. Memutar Balikkan Fakta
15
15. Playing victim
16
16. Di Hadang
17
17. Agar Natural
18
18. Tertusuk
19
19. Mengantar Pulang
20
20. Berbohong
21
21. Tidak Mau
22
22. Syarat
23
23. Merasa Menjadi Korban
24
24. Penampilan
25
25. Bertanggung Jawab
26
26. Trauma
27
27. Pasrah
28
28. Tanpa Filter
29
29. Hangat
30
30. Obat Penenang
31
31. Mencari Informasi
32
32. Akhirnya Tahu
33
33. Montir
34
34. Waiters Ganteng
35
35. Everything I do
36
36. Khawatir
37
37. Penasaran
38
38. Dendam
39
39. Si Cungkring
40
40. Uring-uringan
41
41. Baru Tahu
42
42. video
43
43. Pilihan
44
44. Dirumahkan
45
45. Refleks
46
46. Rasa Hormat
47
47. Menerka-nerka
48
48. Mengakui
49
49. Tidak Pulang
50
50. Menyusul
51
51. Prioritas
52
52. Terlalu Nyaman
53
53. Pengakuan
54
54. Maaf
55
55. Curiga
56
56. Saling Menyalahkan
57
57. Ide
58
58. Gugup
59
59. Gelisah
60
60. Seutuhnya
61
61. Nambah
62
62. Mempertimbangkan
63
63. Rencana
64
64. Menutupi
65
65. Canggung
66
66. Angkuh
67
67. Gadis Yang Sama
68
68. Pemegang Saham
69
69. Terpesona
70
70. Tersinggung
71
71. Memilih Bekerja
72
72. Merasa Takut
73
73. Masih Mikir
74
74. Isyarat
75
75. Merajuk
76
76. Penolong
77
77. Anak
78
78. Memaksa
79
79. Hampir
80
80. Was-was
81
81. Tidak Bisa Memutuskan
82
82. Menohok
83
83. Semakin Sakit
84
84. Kembali
85
85. Pulang ke Rumah
86
86. Penuh Ide Jahat
87
87. Mengikuti
88
88. Membalikkan Posisi
89
89. Sisa Pembayaran
90
90. Sadisme
91
91. Jujur
92
92. Tidak Menyangka
93
93. Mengubah Pembagian
94
94. Tidak Peduli
95
95. Penahanan
96
96. Perdebatan
97
97. Kenapa?
98
98. Tergoda
99
99. Mengunjungi
100
100. Takut Terganggu
101
101. Tak Tahu Malu
102
102. Bukan Mengancam
103
103. Bukan Berarti
104
104. Harus
105
105. Apa Mungkin?
106
106. Menggemaskan
107
107. Menyusun Rencana
108
108. Tidak Rela
109
109. Menempel
110
110. Bersemangat
111
111. Solusi
112
112. Berbohong
113
113. Puber Kedua
114
114. Ngaku
115
115. Menjinakkan
116
116. Menemui
117
117. Terpaksa
118
118. Merasa Bersyukur
119
119. Kepentok Kenyataan
120
120. Serius
121
121. Maaf
122
122. Sorry I Hurt You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!