Orang yang menggedor-gedor pintu mobil Bastian itu pun semakin geram karena penghuni mobil itu tak kunjung keluar.
"Cepat keluar, atau akan kami tabrak mobil kalian hingga gepeng!" ancam orang itu penuh emosi.
"Aku harus keluar Grid," ucap Bastian seraya membuka pintu mobilnya.
"Tapi, Bas.."
Ingrid tidak melanjutkan kata-katanya saat Bastian akhirnya keluar dari dalam mobil. Namun baru saja Bastian keluar...
"Bugh"
"Bugh"
"Bugh"
"Bas.." teriak Ingrid yang melihat Bastian langsung dipukuli oleh orang yang tadi menggedor-gedor pintu mobil Bastian. Ingrid yang mau menghubungi polisi pun tidak fokus lagi melihat Bastian dipukuli orang itu secara bertubi-tubi. Namun Ingrid juga tidak berani keluar dari dalam mobil itu.
"Sial! Kenapa dia memukul aku seperti ini? Aku bisa babak belur kalau seperti ini," batin Bastian yang akhirnya berusaha menghindari serangan.
"Ayo cepat bawa perempuan itu!" ucap salah seorang pria itu.
"Tidak! Lepaskan aku! Bas.." teriak Ingrid yang di seret keluar dari dalam mobil oleh dua orang pria. Ingrid di bawa ke mobil yang menghadang di depan mobil Bastian. Ingrid terus berontak seraya menatap Bastian yang di keroyok oleh dua orang pria.
"Ikat dan lakban saja mulutnya agar tidak berisik dan merepotkan," ucap salah seorang pria.
"Lepaskan aku! Bas..!" teriak Ingrid berusaha melepaskan diri, tapi tidak bisa. Ingrid pun di bawa meninggalkan tempat itu.
"Hentikan! Siapa kalian?" tanya Bastian yang masih berusaha menghindari serangan dari dua orang pria itu, "apa orang-orang ini bukan orang-orang Alex? Bagaimana ini?" batin Bastian yang terus di serang.
"Terus hajar dia sampai babak belur," ucap salah seorang pria.
Bastian terus berusaha menghindar dan menyerang, tapi tetap saja dirinya terkena pukulan dan tendangan dua orang pria itu.
"Brukk"
Akhirnya Bastian tumbang di atas aspal dengan wajah yang babak belur dan hidung serta bibir yang berdarah.
"Siapa kalian, apa mau kalian?" tanya Bastian yang takut jika mereka bukan orang-orang Alex, "aku adalah teman Alex. Kalian akan dalam masalah karena telah berani berurusan dengan ku," ucap Bastian menakut-nakuti dua orang itu.
"Dalam masalah? Bos Alex sendiri yang menyuruh kami," sahut salah seorang pria itu.
"Sial! Kalau kalian anak buah Alex, kenapa kalian menghajar aku seperti ini?" umpat Bastian tidak terima.
"Kami hanya menjalankan perintah dari bos Kata bos, kamu ingin berakting bahwa kamu tidak berdaya menolong istri kamu. Jadi kami membantu kamu menyempurnakan akting kamu agar terlihat natural dengan memukuli kamu. Kalau seperti ini, istrimu tidak akan curiga bahwa kamu terlibat dalam penculikan ini bukan?" tanya pria itu tersenyum miring.
"Sial! Tapi tidak perlu menghajar aku sampai seperti ini! Kalian mematahkan hidungku. Dasar Brengseek!" umpat Bastian kesal setengah mati, hidungnya benar-benar terasa sangat sakit.
"Kalau tidak begini, mana bisa akting kamu terlihat natural? Oh, ya, bos bilang akan melepaskan istri mu jika dia sudah puas. Dan ke depannya kamu harus menyerahkan istrimu kapanpun bos Alex mau. Kalau tidak..." pria itu menggantung kata-katanya seraya melakukan gerakan dengan telapak tangannya menggesek lehernya sendiri mengisyaratkan bahwa Bastian akan mati jika tidak menuruti keinginan Alex.
"Berapa lama Alex akan menyekap istriku?" tanya Bastian seraya mengusap darah di sudut bibirnya.
"Bisa tiga hari..bisa satu minggu, tergantung bagaimana minat bos pada istrimu," sahut salah seorang pria itu enteng, kemudian keduanya meninggalkan Bastian begitu saja.
"Shiitt! Alex sialan!" pekik Bastian menatap mobil dua orang itu yang mulai melaju meninggalkan tempat itu.
Sedangkan Ingrid masih berada di dalam mobil yang terus melaju. Entah kemana dirinya akan di bawa, Ingrid pun tidak tahu.
"Siapa orang-orang ini? Apa yang ingin mereka lakukan padaku?" batin Ingrid ketakutan.
Mobil yang membawa Ingrid itu akhirnya berhenti di sebuah rumah yang nampak megah di dalam perkebunan kelapa sawit di pinggir kota.
Ingrid tidak berdaya saat di tarik keluar dari dalam mobil, lalu di bawa masuk ke dalam rumah itu. Suasana di sekitar tempat itu terlihat gelap karena di kelilingi pohon kelapa sawit, hanya rumah itulah yang terlihat terang.
"Tuhan .. tolong hamba-Mu ini," batin Ingrid yang sebenarnya sudah merasa putus asa.
Ingrid tidak memiliki harapan ada yang akan menolong dirinya, karena Bastian tadi juga nampak tidak bisa melawan dua orang pria yang menghajarnya. Sedangkan sekarang dirinya berada di dalam perkebunan yang jauh dari keramaian.
Ingrid di bawa ke dalam sebuah kamar, lalu di tinggalkan sendirian dan di kunci dari luar. Wanita itu melihat ke sekeliling kamar itu mencoba mencari sesuatu untuk melepaskan ikatan di tangannya.
"Dengan tangan yang terikat seperti ini, aku tidak bisa mengambil katana itu," gumam Ingrid saat melihat katana atau yang di kenal dengan nama pedang samurai ada di dalam kamar itu
Katana itu di gantung di dinding kamar itu dengan posisi yang cukup tinggi yang tidak mungkin Ingrid gapai dengan tangan yang diikat ke belakang seperti saat ini.
Ingrid berusaha membuka laci nakas di dekat tempat tidur berharap ada sesuatu yang bisa di pakai untuk melepaskan ikatan di tangannya. Namun Ingrid tidak menemukan apapun di dalam laci-laci itu.
"Klek"
"Ceklek"
Suara kunci yang di putar, lalu suara pintu yang di buka membuat Ingrid terkejut dan spontan menatap ke arah pintu.
"Akhirnya aku bisa melihatmu lagi. Malam ini.. aku akan membuatmu menjerit di atas ranjangku," ucap pria yang tidak lain adalah Alex seraya menutup pintu kamar itu.
Ingrid membulatkan matanya melihat pria itu. Ingrid masih ingat dengan jelas siapa pria itu. Tiga bulan lalu di sebuah mall...
"Al..!" panggil seorang wanita yang perutnya membuncit berjalan cepat menghampiri Alex yang saat itu sedang merangkul seorang wanita bergaun seksi.
"Pergilah! Kita tidak ada urusan lagi!" ucap Alex terdengar dingin seraya menepis pegangan tangan wanita hamil itu di lengannya.
"Bagaimana kamu bisa mengatakan kita tidak ada urusan lagi? Aku sedang mengandung anakmu, Al," ucap wanita itu mengundang perhatian orang-orang di sekitarnya termasuk Ingrid.
"CK. Aku sudah bilang dari awal, kita melakukannya atas dasar suka sama suka. Tidak ada hubungan apapun di antara kita selain itu. Aku pun memberikan uang padamu setiap kali kita melakukannya. Bagiku, kamu tidak lebih dari wanita penghibur! Pergi dari hadapanku!" sarkas Alex seraya mendorong wanita yang mungkin sedang mengandung enam bulan itu dengan kasar.
"Akkhh..!" pekik wanita itu terhuyung hampir terjatuh, namun untung saja Ingrid ada di dekat wanita itu dan langsung menangkap tubuh wanita itu hingga tidak jadi terjatuh.
"Dasar brengseek! Apa kamu tidak punya hati? Meskipun kalian melakukannya atas dasar suka sama suka, tapi tidak seharusnya kamu berbuat kasar pada wanita hamil seperti ini!" sergah Ingrid yang emosi melihat Alex memperlakukan wanita hamil dengan kasar seperti itu. Dan hal itupun semakin mengundang perhatian orang-orang yang ada di tempat itu.
Alex tersenyum menatap Ingrid dari atas hingga bawah. Pria itu mendekati Ingrid, kemudian menunduk dan berbisik pada Ingrid, "Kamu cantik dan aku yakin kamu masih perawan. Aku bisa memberikan kamu banyak uang jika kamu mau menemaniku tidur dan memuaskan aku malam ini. Aku bisa memberimu seratus juta. Akan aku transfer uangnya lebih dulu sebelum kita melakukannya. Bagaimana?" tanya Alex penuh senyuman.
Ingrid membulatkan matanya mendengar perkataan Alex itu. Dengan kasar Ingrid mendorong Alex menjauh dari nya, lalu..
"Plak"
"Plak"
"Dugh"
"Akkh.! Wanita sialan!" pekik Alex saat dengan penuh emosi dan sekuat tenaga Ingrid menampar Alex hingga tangannya terasa kebas. Bahkan menendang benda pusaka kebanggaan Alex, hingga pria itu membungkuk dan mengerang kesakitan memegang bagian depan celananya.
"Dasar brengseek! Kamu pikir semua wanita bisa kamu beli dengan uang!" sergah Ingrid penuh emosi .
"Dugh"
"Akkh..!" pekik Alex yang tulang keringnya di tendang Ingrid yang kemudian berlalu meninggalkan tempat itu begitu saja.
...🌸❤️🌸...
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
ALNAZTRA ILMU
rasain lo grid
. kau kann bodoh
2025-01-30
0
guntur 1609
mampus kau grid. dasar wanita bodoh
2024-07-31
0
Arda Pratama
bukannya tadi katanya tangannya di ikat ya kak kok bisa nampar
2024-07-20
2