10. Terjerat Cinta

Bastian menghela napas panjang mendengar pertanyaan Melly. Setelah tahu Bastian menjalin hubungan dengan Melly, Hugo memang meminta Bastian memutuskan Melly. Namun Hugo tidak menjelaskan pada Bastian apa alasan Hugo tidak menyetujui hubungannya dengan Melly.

Hugo bahkan mengancam tidak akan menjadikan Bastian penerus perusahaannya, bahkan mengeluarkan Bastian dari kartu keluarga, jika Bastian bersikeras mempertahankan hubungannya dengan Melly.

Sejak saat itu Bastian menjalani hubungan back street dengan Melly, alias menjalin hubungan yang tersembunyi dari pandangan publik, hanya diketahui oleh orang yang menjalaninya atau mungkin beberapa teman terdekat saja.

Hingga Bastian bertunangan dengan Ingrid pun Bastian masih tetap menjalin kasih bersama Melly. Sampai akhirnya Melly menghilang sejak tahu Bastian akan menikah dengan Ingrid.

"Sayang, aku belum bisa membujuk papaku agar merestui hubungan kit.."

"Alasan basi tahu nggak, sih?" tukas Melly memotong kata-kata Bastian.

"Sayang..."

"Selama ini aku sudah kenyang dengan alasan kamu itu, Bas. Sampai akhirnya kamu menikah. Kalau kamu sudah menikah, harapan apalagi yang bisa kamu berikan sama aku? Menjadi istri kedua? Simpanan? Sorry, ya, aku ogah jadi istri kedua, apalagi jadi simpanan," ketus Melly kembali memotong kata-kata Bastian dan mencoba melepaskan pelukan Bastian, tapi tetap tidak bisa.

"Sayang, tolong tunggu sampai aku menceraikan Ingrid, setelah itu kita akan menikah, meski tanpa restu papaku," bujuk Bastian.

"Kamu ingin dikeluarkan dari kartu keluarga? Mau jadi gembel?" sinis Melly.

"Papa tidak punya pilihan selain menyerahkan perusahaan sama aku, karena Marcell nggak bisa diandalkan. Jika kamu mengandung anakku, papa pasti merestui hubungan kita," ujar Bastian kembali mengecupi leher Melly.

"Hentikan, Bas! Aku nggak mau hamil di luar nikah. Aku ingin kita putus," ucap Melly berusaha berontak dari pelukan Bastian.

"Jangan munafik! Aku tahu kamu sangat mencintai aku," ucap Bastian percaya diri.

"Itu dulu. Akhh.. turunkan aku Bas!" pekik Melly yang tiba-tiba tubuhnya di angkat oleh Bastian.

"Aku tidak ingin kita putus," ucap Bastian membawa Melly ke arah ranjang.

"Hentikan, Bas! Kalau kamu ingin bercinta, bercinta saja dengan istrimu. Lepaskan aku!" teriak Melly berusaha meronta dan memukul Bastian.

Namun Bastian seolah tidak peduli dengan teriakan dan pukulan dari Melly. Bastian membaringkan Melly di atas ranjang dan langsung menindihnya.

"Jangan membohongi dirimu sendiri. Kamu menghilang beberapa hari ini karena tidak bisa menerima kenyataan bahwa aku sudah menikah, 'kan? Kita sama-sama saling mencintai," ucap Bastian seraya memegang kedua tangan Melly yang terus meronta.

"Tapi itu dulu bukan seka...emp.." Melly tidak bisa melanjutkan kata-katanya saat Bastian membungkam mulut Melly dengan bibirnya.

Helai demi helai kain terlepas dan berceceran di lantai. Suara penolakan dan pekikan berubah menjadi suara desahaan dan racauan. Melly tidak bisa berontak, bahkan malah terbuai permainan Bastian.

Logika Melly terbang entah kemana saat Bastian membuai tubuhnya. Logika? Tapi apa benar bahwa cinta membuat orang kehilangan logika?

Cinta bukan membuat orang tidak logis, tetapi cinta membuat value system kita berubah. Logika masih jalan, tetapi persepsi ( orang yang jatuh cinta) akan suatu fenomena berbeda dengan persepsi kita. Bagi orang yang jatuh cinta, kebahagian karena pasangan naik menjadi kebahagiaan tertinggi dan prioritas dibanding kebahagian lain.

Dan Bastian memanfaatkan rasa cinta Melly untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Hal ini bukanlah kali pertama Bastian meniduri Melly. Tapi sudah seringkali.

Selalu saja begitu. Melly terjebak dalam jerat cinta Bastian. Terbuai kenikmatan terlarang yang selalu membuatnya tidak berdaya. Bastian baru berhenti menggagahi Melly setelah mendapatkan beberapa kali pelepasan dan merasa puas. Tidur memeluk Melly yang kelelahan karena ulahnya.

*

Bumi terus berputar dan malam semakin larut. Waktu sudah menunjukkan pukul tiga dini hari saat Ingrid terlihat gelisah dalam tidurnya.

"Akkhh...!" pekik Ingrid yang terbangun dari tidurnya karena bermimpi buruk.

Napas Ingrid nampak terengah-engah dan tubuhnya berkeringat dingin. Mimpi saat dirinya membuka kain yang menutupi matanya dan melihat Marcell di atas tubuhnya, persis kejadian di malam pertama pernikahannya dengan Bastian. Kejadian itu menjadi mimpi buruk yang selalu datang dalam tidurnya. Dan hal ini sangat menyiksa Ingrid.

Malam pertama pernikahan itu benar-benar meninggalkan kesan buruk yang membuat Ingrid trauma.

Air mata Ingrid menetes saat tidak melihat Bastian di sisinya. Ingrid turun dari ranjang menuju kamar mandi berharap Bastian berada di dalam kamar mandi, namun Ingrid tidak menemukan Bastian di sana. Biasanya Bastian akan memeluk dan menenangkan dirinya saat dirinya terbangun karena bermimpi buruk seperti tadi. Itulah yang dilakukan Bastian selama menjaga dirinya di rumah sakit.

Dan hal itu benar-benar membuat Ingrid merasa nyaman dan tenang. Tapi sayangnya kali ini tidak ada Bastian yang memeluk dan menenangkan dirinya. Hal itulah yang membuat Ingrid menangis.

"Maaf, kemarin malam aku terlalu syok dan emosi hingga marah sama kamu. Seharusnya aku tidak marah sama kamu. Aku lah yang tidak becus menjadi suami, dan tidak becus menjagamu. Kesucian kamu di renggut pria lain di malam pertama pernikahan kita, itu semua adalah salahku. Andai saja aku tidak meninggalkan kamu malam itu, semua ini pasti tidak akan terjadi. Tolong maafkan aku,"

Kata-kata itulah yang diucapkan Bastian dengan meneteskan air mata di malam pertama Bastian menjaga Ingrid di rumah sakit. Sama sekali tidak menyalahkan Ingrid, tapi malah menyalahkan dirinya sendiri. Semua itu membuat Ingrid semakin mencintai Bastian.

Bastian benar-benar pintar memainkan peran suami yang baik dan sempurna. Perhatian, pengertian, lembut dan penuh kasih sayang, hingga membuat Ingrid percaya pada Bastian sepenuhnya dan terjebak dalam tipu dayanya. Terjerat dalam cinta palsu Bastian.

"Sudah hampir pagi, tapi Bastian belum pulang juga," gumam Ingrid setelah lebih tenang seraya menghapus air matanya.

Karena merasa haus dan tidak ada air minum di dalam kamar itu, Ingrid pun terpaksa keluar dari kamar. Wanita itu berdiri mematung di depan pintu kamarnya menatap keadaan sekeliling rumah. Rumah itu hanya diterangi lampu dinding yang sinarnya temaram. Perlahan Ingrid melangkah menuruni anak tangga menuju dapur untuk mengambil air minum.

Sedangkan di dapur, Marcell berjalan menuju lemari es seraya menatap layar ponselnya. Pemuda itu membuka lemari es dengan tatapan yang masih fokus pada layar ponselnya. Sesaat Marcell melirik ke arah rak lemari es itu, lalu mengambil salah satu minuman kemasan rasa jeruk.

Pemuda itu menutup lemari es, kemudian membuka botol minuman kemasan itu dengan cara mengapit botol itu di lengan kirinya, karena tangan kirinya sedang memegang ponsel. Lalu tangan kanannya mulai memutar tutup botol. Sedangkan matanya masih fokus pada layar ponselnya.

Seraya berjalan menuju kursi meja makan Marcell meminum minuman kemasan botol itu dengan mata yang masih tertuju pada layar ponselnya.

"Dugh"

"Uhuk..uhuk..uhuk... Shiitt!" umpat Marcell yang tersedak, karena saat minum kakinya malah tersandung kaki kursi. Minuman yang diminum Marcell pun tumpah di dadanya dan kaos oblong yang dipakainya pun basah. Bahkan ada minuman yang tertumpah di lantai.

"Ishh.. tubuhku jadi terasa lengket," gerutu Marcell membuang napas kasar.

Marcell meletakkan minumannya dan juga ponselnya di atas meja. Setelah itu Marcell masuk ke kamar mandi yang ada di dalam dapur itu untuk membersihkan tubuhnya yang terkena tumpahan minuman instan.

Ingrid terus melangkahkan kakinya hingga memasuki dapur. Wanita itu mengernyitkan keningnya saat mendengar suara dari dalam kamar mandi yang ada di dalam dapur itu.

"Siapa yang ada di dalam kamar mandi itu malam-malam begini?" gumam Ingrid terus berjalan menuju lemari es.

Wanita itu kembali menutup lemari es itu setelah meneguk air mineral dalam kemasan botol bertepatan dengan suara pintu kamar mandi yang terbuka.

Ingrid membulatkan matanya saat melihat Marcell keluar dari dalam kamar mandi itu dengan hanya menggunakan celana pendek saja. Dada bidang dan perutnya yang sixpack terpampang jelas di depan mata Ingrid.

"Ingrid.." ucap Marcell yang juga terkejut melihat Ingrid.

Dengan aura kebencian yang menyengat Ingrid bergegas membalikkan tubuhnya ingin segera meninggalkan tempat itu. Sungguh, Ingrid berharap tidak akan pernah lagi melihat Marcell. Pemuda yang telah merenggut kesuciannya dan menghancurkan malam pertamanya.

"Akhh!" pekik Ingrid yang berjalan cepat itu tiba-tiba terpeleset tumpahan minuman kemasan Marcell tadi.

"Grid..!" pekik Marcell spontan berlari menghampiri Ingrid.

"Bruk"

"Akkh..!

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Tiswan R

Tiswan R

lanjutkan perjuanganmu chel

2024-07-18

2

Bojone pak Lee

Bojone pak Lee

duh apesnya si marchel

2024-07-11

3

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Cowok muna,Saat liat Istri nya ditidurin adiknya malah marah2,Sedangkan dia?? ckck..

2024-07-04

5

lihat semua
Episodes
1 1. Malam Tak Terduga
2 2. Emosi
3 3. Maaf
4 4. Sama Brengseeknya
5 5. Orang Misterius
6 6. Bersedia
7 7. Akting
8 8. Semakin Penasaran
9 9. Kekasih
10 10. Terjerat Cinta
11 11. Semakin Benci
12 12. Manipulatif
13 13. Image
14 14. Memutar Balikkan Fakta
15 15. Playing victim
16 16. Di Hadang
17 17. Agar Natural
18 18. Tertusuk
19 19. Mengantar Pulang
20 20. Berbohong
21 21. Tidak Mau
22 22. Syarat
23 23. Merasa Menjadi Korban
24 24. Penampilan
25 25. Bertanggung Jawab
26 26. Trauma
27 27. Pasrah
28 28. Tanpa Filter
29 29. Hangat
30 30. Obat Penenang
31 31. Mencari Informasi
32 32. Akhirnya Tahu
33 33. Montir
34 34. Waiters Ganteng
35 35. Everything I do
36 36. Khawatir
37 37. Penasaran
38 38. Dendam
39 39. Si Cungkring
40 40. Uring-uringan
41 41. Baru Tahu
42 42. video
43 43. Pilihan
44 44. Dirumahkan
45 45. Refleks
46 46. Rasa Hormat
47 47. Menerka-nerka
48 48. Mengakui
49 49. Tidak Pulang
50 50. Menyusul
51 51. Prioritas
52 52. Terlalu Nyaman
53 53. Pengakuan
54 54. Maaf
55 55. Curiga
56 56. Saling Menyalahkan
57 57. Ide
58 58. Gugup
59 59. Gelisah
60 60. Seutuhnya
61 61. Nambah
62 62. Mempertimbangkan
63 63. Rencana
64 64. Menutupi
65 65. Canggung
66 66. Angkuh
67 67. Gadis Yang Sama
68 68. Pemegang Saham
69 69. Terpesona
70 70. Tersinggung
71 71. Memilih Bekerja
72 72. Merasa Takut
73 73. Masih Mikir
74 74. Isyarat
75 75. Merajuk
76 76. Penolong
77 77. Anak
78 78. Memaksa
79 79. Hampir
80 80. Was-was
81 81. Tidak Bisa Memutuskan
82 82. Menohok
83 83. Semakin Sakit
84 84. Kembali
85 85. Pulang ke Rumah
86 86. Penuh Ide Jahat
87 87. Mengikuti
88 88. Membalikkan Posisi
89 89. Sisa Pembayaran
90 90. Sadisme
91 91. Jujur
92 92. Tidak Menyangka
93 93. Mengubah Pembagian
94 94. Tidak Peduli
95 95. Penahanan
96 96. Perdebatan
97 97. Kenapa?
98 98. Tergoda
99 99. Mengunjungi
100 100. Takut Terganggu
101 101. Tak Tahu Malu
102 102. Bukan Mengancam
103 103. Bukan Berarti
104 104. Harus
105 105. Apa Mungkin?
106 106. Menggemaskan
107 107. Menyusun Rencana
108 108. Tidak Rela
109 109. Menempel
110 110. Bersemangat
111 111. Solusi
112 112. Berbohong
113 113. Puber Kedua
114 114. Ngaku
115 115. Menjinakkan
116 116. Menemui
117 117. Terpaksa
118 118. Merasa Bersyukur
119 119. Kepentok Kenyataan
120 120. Serius
121 121. Maaf
122 122. Sorry I Hurt You
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Malam Tak Terduga
2
2. Emosi
3
3. Maaf
4
4. Sama Brengseeknya
5
5. Orang Misterius
6
6. Bersedia
7
7. Akting
8
8. Semakin Penasaran
9
9. Kekasih
10
10. Terjerat Cinta
11
11. Semakin Benci
12
12. Manipulatif
13
13. Image
14
14. Memutar Balikkan Fakta
15
15. Playing victim
16
16. Di Hadang
17
17. Agar Natural
18
18. Tertusuk
19
19. Mengantar Pulang
20
20. Berbohong
21
21. Tidak Mau
22
22. Syarat
23
23. Merasa Menjadi Korban
24
24. Penampilan
25
25. Bertanggung Jawab
26
26. Trauma
27
27. Pasrah
28
28. Tanpa Filter
29
29. Hangat
30
30. Obat Penenang
31
31. Mencari Informasi
32
32. Akhirnya Tahu
33
33. Montir
34
34. Waiters Ganteng
35
35. Everything I do
36
36. Khawatir
37
37. Penasaran
38
38. Dendam
39
39. Si Cungkring
40
40. Uring-uringan
41
41. Baru Tahu
42
42. video
43
43. Pilihan
44
44. Dirumahkan
45
45. Refleks
46
46. Rasa Hormat
47
47. Menerka-nerka
48
48. Mengakui
49
49. Tidak Pulang
50
50. Menyusul
51
51. Prioritas
52
52. Terlalu Nyaman
53
53. Pengakuan
54
54. Maaf
55
55. Curiga
56
56. Saling Menyalahkan
57
57. Ide
58
58. Gugup
59
59. Gelisah
60
60. Seutuhnya
61
61. Nambah
62
62. Mempertimbangkan
63
63. Rencana
64
64. Menutupi
65
65. Canggung
66
66. Angkuh
67
67. Gadis Yang Sama
68
68. Pemegang Saham
69
69. Terpesona
70
70. Tersinggung
71
71. Memilih Bekerja
72
72. Merasa Takut
73
73. Masih Mikir
74
74. Isyarat
75
75. Merajuk
76
76. Penolong
77
77. Anak
78
78. Memaksa
79
79. Hampir
80
80. Was-was
81
81. Tidak Bisa Memutuskan
82
82. Menohok
83
83. Semakin Sakit
84
84. Kembali
85
85. Pulang ke Rumah
86
86. Penuh Ide Jahat
87
87. Mengikuti
88
88. Membalikkan Posisi
89
89. Sisa Pembayaran
90
90. Sadisme
91
91. Jujur
92
92. Tidak Menyangka
93
93. Mengubah Pembagian
94
94. Tidak Peduli
95
95. Penahanan
96
96. Perdebatan
97
97. Kenapa?
98
98. Tergoda
99
99. Mengunjungi
100
100. Takut Terganggu
101
101. Tak Tahu Malu
102
102. Bukan Mengancam
103
103. Bukan Berarti
104
104. Harus
105
105. Apa Mungkin?
106
106. Menggemaskan
107
107. Menyusun Rencana
108
108. Tidak Rela
109
109. Menempel
110
110. Bersemangat
111
111. Solusi
112
112. Berbohong
113
113. Puber Kedua
114
114. Ngaku
115
115. Menjinakkan
116
116. Menemui
117
117. Terpaksa
118
118. Merasa Bersyukur
119
119. Kepentok Kenyataan
120
120. Serius
121
121. Maaf
122
122. Sorry I Hurt You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!