3. Maaf

Bastian mengepalkan kedua tangannya erat, rahangnya mengeras dengan tatapan penuh amarah yang tertuju pada leher dan dada Ingrid. Hampir di seluruh kulit Ingrid tercetak kiss mark berwarna merah dan juga keunguan. Bahkan mayoritas berwarna keunguan.

"Kamu sok polos dan sok suci di hadapan ku. Kamu tidak pernah mau aku cium selama kita menjalin hubungan. Tapi setelah menikah denganku, kamu malah bercinta dengan adikku tiriku di malam pertama kita. Munafik! Pengkhianat! Dasar wanita murahan!" umpat Bastian penuh emosi dengan suara menggelegar.

Ingrid tersentak, hingga kedua pundaknya terangkat ke atas karena mendengar suara Bastian dengan nada tinggi itu. Bahkan pria yang di cintainya dan sudah resmi menjadi suaminya itu mengumpat dirinya dengan kata-kata kasar yang merendahkan.

Selama Ingrid menjalin hubungan dengan Bastian, tidak pernah Ingrid melihat Bastian marah apalagi mengumpat dirinya seperti barusan. Namun Ingrid dapat memahami dan memaklumi perasaan Bastian. Suami mana yang tidak marah dan syok jika berada di posisi Bastian?

"Bas, aku nggak pernah mengkhianati kamu. Aku pikir dia tadi adalah kamu. Aku tidak tahu kalau yang bersamaku adalah adikmu," ucap Ingrid yang masih menangis itu jujur. Ingrid benar-benar mengira kalau pria yang bersamanya tadi adalah Bastian.

"Bohong! Sudah satu tahun kita bertunangan dan sering jalan berdua. Mana mungkin kamu tidak mengenali aku," tukas Bastian terlihat sangat kecewa.

Tadi Ingrid terlalu grogi, lalu terlena dengan perlakuan romantis dan lembut Marcell, hingga Ingrid tidak bisa mengenali siapa pria yang sedang bersamanya.

"Dia..dia tiba-tiba memeluk aku dari belakang saat aku keluar dari kamar mandi. Dia berbicara dengan cara berbisik pelan, lalu menutup mataku dengan kain. Aku benar-benar tidak tahu kalau itu dia. Aku menyangka itu adalah kamu. Percayalah! Aku nggak bohong, Bas," sanggah Ingrid jujur seraya mengusap air matanya yang terus mengalir bak anak sungai.

"Alasan! Aku tidak percaya! Hanya orang bodoh yang percaya pada kata-katamu itu!" sergah Bastian kemudian membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju pintu. Terlihat jelas guratan kekecewaan, kebencian, amarah dan dendam di wajah pemuda itu.

"Bas, kamu mau kemana? Bas, aku tidak bersalah dalam hal ini. Bas, dengarkan penjelasan ku. Bas..."

"Brakk"

Ingrid tidak melanjutkan kata-katanya saat Bastian menutup pintu kamar itu dengan kasar hingga menimbulkan suara yang kuat. Kedua pundak Ingrid sampai terangkat ke atas karena sangking terkejutnya.

"Akkhh..!" pekik Ingrid memukul-mukul ranjang tempatnya berbaring.

"Kenapa? Kenapa harus begini? Kenapa semua ini terjadi? Apa salahku? Apa salahku?" pekik Ingrid yang masih terus menangis.

Ingrid mengenang masa-masa bahagia yang pernah dilaluinya bersama Bastian. Ingrid dan Bastian sebelumnya tidak saling mengenal. Mereka di pertemukan dan langsung bertunangan. Perlahan tumbuh cinta di hati Ingrid, karena Bastian yang nampak menerima dirinya sebagai tunangannya. Hingga setalah satu tahun bertunangan, Bastian memutuskan untuk menikahi Ingrid.

Ingrid membayangkan pernikahan yang bahagia bersama Bastian, namun setelah malam ini, apakah Ingrid masih punya harapan untuk bahagia? Entahlah.

Bahagia atau tidak itu tergantung pada diri kita sendiri. Semakin tinggi kita memasang standar kebahagiaan kita, maka akan semakin sulit bagi kita untuk bahagia. Karena itu jangan memasang standar dan ekspektasi terlalu tinggi. Lebih banyaklah bersyukur dari pada menyesali apa yang telah terjadi. Maka bahagia akan bertahta di dalam hati.

Beberapa menit kemudian, akhirnya Ingrid turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi dengan langkah tertatih-tatih. Ingrid meringis menahan sakit di area inti tubuhnya. Percintaannya dengan Marcell tadi begitu membara dan mereka melakukannya dalam durasi lama serta mendapatkan pelepasan berkali-kali. Hal itu membuat bagian inti tubuh Ingrid yang baru pertama kali di masuki pria menjadi lecet dan bengkak.

Masih menangis, Ingrid menatap jijik pada tubuhnya sendiri yang dipenuhi dengan kiss mark berwarna merah dan keunguan. Ingrid berdiri di bawah shower, mengguyur tubuhnya dengan air dingin seraya menggosok-gosok tubuhnya dengan kuat ingin menghilangkan jejak sentuhan Marcell di tubuhnya. Ingrid berulang kali memakai sabun dan menggosok tubuhnya dengan harapan konyol bisa menghilangkan semua jejak yang ditinggalkan Marcell di tubuhnya. Entah sudah berapa kali Ingrid melakukannya hingga kulitnya lecet karena di gosok dan mengerut karena kedinginan.

"Marcell brengseek! Aku benci kamu! Aku benci kamu! Akkhh.." teriak Ingrid terduduk di bawah shower dengan air mata yang terus mengalir dari kelopak matanya. Wanita itu terdiam di bawah shower, hatinya menolak kenyataan yang sudah terjadi.

Setelah lama terdiam di kamar mandi, dengan wajah pucat pasi dan langkah tertatih Ingrid keluar dari kamar mandi. Netranya yang tanpa sengaja menatap ranjang yang berantakan dengan noda darah di atasnya membuat hati Ingrid kembali terasa sakit.

Ingrid melepaskan sprei itu, lalu membuangnya ke tempat sampah. Wanita itu meringkuk di atas sofa yang ada di dalam kamar itu tanpa mau menatap ke arah ranjang yang membuat dirinya mengingat kejadian tadi. Kejadian yang telah menghancurkan hati dan impiannya.

Sampai pagi menjelang, Bastian tidak kembali ke kamar hotel yang seharusnya menjadi tempat dirinya dan Bastian tidur bersama untuk pertama kalinya. Ingrid berusaha menghubungi Bastian, tapi nomor Bastian malah tidak aktif.

"Kamu dimana, Bas? Apa.. apa kamu akan mencampakkan dan meninggalkan aku?" gumam Ingrid dengan pipi yang basah oleh air mata.

Saat ini Ingrid tidak tahu bagaimana nasibnya ke depannya. Apakah Bastian ingin melanjutkan pernikahan mereka atau memilih mengakhiri pernikahan mereka. Sungguh Ingrid tidak bisa menebak.

Jika Bastian mengakhiri pernikahan mereka, apa yang harus Ingrid lakukan setelah mengalami kejadian semalam? Dan jika pernikahan mereka dilanjutkan, apakah ke depannya kejadian semalam tidak akan mempengaruhi hubungannya dengan Bastian? Ingrid benar-benar tidak bisa menjawab pertanyaan di hatinya itu.

Akhirnya Ingrid memilih check out dari hotel itu dan memutuskan untuk pulang ke rumah kedua orang tuanya. Setelah kejadian semalam Bastian tidak kembali sampai saat ini. Tidak mungkin Ingrid pulang ke rumah mertuanya sendirian

Dengan tubuh yang terasa lemas dan kepala yang terasa pusing, Ingrid melangkahkan kakinya keluar dari kamar hotel itu sambil membawa tas ransel yang berisi pakaiannya.

Ingrid meninggalkan kamar hotel yang telah menorehkan kenangan buruk sepanjang hidupnya. Tempat yang tidak ingin diingat apalagi dikunjungi lagi oleh Ingrid.

Namun baru beberapa langkah keluar dari kamar hotel, Ingrid merasa kepalanya yang tadinya pusing malah semakin terasa berat. Bahkan pandangan matanya terasa kabur dan berkunang-kunang.

"Brukk"

Pada akhirnya Ingrid jatuh pingsan. Tubuhnya kelelahan karena kurang tidur dan aktivitas ranjang yang menguras tenaga semalam. Tubuhnya demam dan pucat karena terlalu lama mandi. Kulitnya lecet karena terlalu lama dan terlalu kuat di gosok. Matanya bengkak karena semalaman menangis. Belum lagi stress karena kejadian yang menimpa dirinya semalam. Semua itu membuat kondisi Ingrid menjadi drop.

Memprihatinkan. Hanya satu kata itulah yang bisa terucap saat melihat kondisi Ingrid saat ini. Wanita yang kemarin tersenyum bahagia dalam balutan gaun pengantin itu sekarang malah terlihat mengenaskan.

Seorang pria yang memakai jaket, masker dan topi nampak mendekati Ingrid, lalu mengambil tas ransel Ingrid. Pria itu memakai tas ransel Ingrid, lalu mengangkat tubuh Ingrid. Untuk sesaat pria itu menatap wajah Ingrid.Tanpa melepaskan maskernya, sebuah kecupan hangat dan lembut dilabuhkan pria itu di dahi Ingrid. Setetes kristal bening jatuh di wajah Ingrid yang pucat pasi.

"Maaf.." ucap pria itu mendekap erat tubuh Ingrid yang terasa panas.

...🌟...

...Tuhan tidak akan memberikan cobaan dan ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya....

...Kita hanya bisa berpikir positif, ikhlas, berlapang dada dan bersabar menghadapinya....

...Mengambil hikmah atas semua yang terjadi tanpa harus menyalahkan dan membenci siapapun, termasuk diri sendiri....

...Tuhan tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya....

...Sabar dan tegar lah dalam menghadapi ujian dan cobaan, jangan larut dan tenggelam dalam keterpurukan....

...Karena bumi terus berputar, meskipun kita enggan dan berhenti berjalan....

..."Nana 17 Oktober"...

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Hilda Yanti

Hilda Yanti

👍👍👍👍👍👍👍👍👍 sedih ceritanya luar biasa

2024-11-26

1

Nuri Maulidia

Nuri Maulidia

ngeneees

2025-03-03

1

Rahmawati

Rahmawati

sbnrnya ada apa. sm. Marcel, knp dia tega sm inggrid

2024-07-29

1

lihat semua
Episodes
1 1. Malam Tak Terduga
2 2. Emosi
3 3. Maaf
4 4. Sama Brengseeknya
5 5. Orang Misterius
6 6. Bersedia
7 7. Akting
8 8. Semakin Penasaran
9 9. Kekasih
10 10. Terjerat Cinta
11 11. Semakin Benci
12 12. Manipulatif
13 13. Image
14 14. Memutar Balikkan Fakta
15 15. Playing victim
16 16. Di Hadang
17 17. Agar Natural
18 18. Tertusuk
19 19. Mengantar Pulang
20 20. Berbohong
21 21. Tidak Mau
22 22. Syarat
23 23. Merasa Menjadi Korban
24 24. Penampilan
25 25. Bertanggung Jawab
26 26. Trauma
27 27. Pasrah
28 28. Tanpa Filter
29 29. Hangat
30 30. Obat Penenang
31 31. Mencari Informasi
32 32. Akhirnya Tahu
33 33. Montir
34 34. Waiters Ganteng
35 35. Everything I do
36 36. Khawatir
37 37. Penasaran
38 38. Dendam
39 39. Si Cungkring
40 40. Uring-uringan
41 41. Baru Tahu
42 42. video
43 43. Pilihan
44 44. Dirumahkan
45 45. Refleks
46 46. Rasa Hormat
47 47. Menerka-nerka
48 48. Mengakui
49 49. Tidak Pulang
50 50. Menyusul
51 51. Prioritas
52 52. Terlalu Nyaman
53 53. Pengakuan
54 54. Maaf
55 55. Curiga
56 56. Saling Menyalahkan
57 57. Ide
58 58. Gugup
59 59. Gelisah
60 60. Seutuhnya
61 61. Nambah
62 62. Mempertimbangkan
63 63. Rencana
64 64. Menutupi
65 65. Canggung
66 66. Angkuh
67 67. Gadis Yang Sama
68 68. Pemegang Saham
69 69. Terpesona
70 70. Tersinggung
71 71. Memilih Bekerja
72 72. Merasa Takut
73 73. Masih Mikir
74 74. Isyarat
75 75. Merajuk
76 76. Penolong
77 77. Anak
78 78. Memaksa
79 79. Hampir
80 80. Was-was
81 81. Tidak Bisa Memutuskan
82 82. Menohok
83 83. Semakin Sakit
84 84. Kembali
85 85. Pulang ke Rumah
86 86. Penuh Ide Jahat
87 87. Mengikuti
88 88. Membalikkan Posisi
89 89. Sisa Pembayaran
90 90. Sadisme
91 91. Jujur
92 92. Tidak Menyangka
93 93. Mengubah Pembagian
94 94. Tidak Peduli
95 95. Penahanan
96 96. Perdebatan
97 97. Kenapa?
98 98. Tergoda
99 99. Mengunjungi
100 100. Takut Terganggu
101 101. Tak Tahu Malu
102 102. Bukan Mengancam
103 103. Bukan Berarti
104 104. Harus
105 105. Apa Mungkin?
106 106. Menggemaskan
107 107. Menyusun Rencana
108 108. Tidak Rela
109 109. Menempel
110 110. Bersemangat
111 111. Solusi
112 112. Berbohong
113 113. Puber Kedua
114 114. Ngaku
115 115. Menjinakkan
116 116. Menemui
117 117. Terpaksa
118 118. Merasa Bersyukur
119 119. Kepentok Kenyataan
120 120. Serius
121 121. Maaf
122 122. Sorry I Hurt You
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Malam Tak Terduga
2
2. Emosi
3
3. Maaf
4
4. Sama Brengseeknya
5
5. Orang Misterius
6
6. Bersedia
7
7. Akting
8
8. Semakin Penasaran
9
9. Kekasih
10
10. Terjerat Cinta
11
11. Semakin Benci
12
12. Manipulatif
13
13. Image
14
14. Memutar Balikkan Fakta
15
15. Playing victim
16
16. Di Hadang
17
17. Agar Natural
18
18. Tertusuk
19
19. Mengantar Pulang
20
20. Berbohong
21
21. Tidak Mau
22
22. Syarat
23
23. Merasa Menjadi Korban
24
24. Penampilan
25
25. Bertanggung Jawab
26
26. Trauma
27
27. Pasrah
28
28. Tanpa Filter
29
29. Hangat
30
30. Obat Penenang
31
31. Mencari Informasi
32
32. Akhirnya Tahu
33
33. Montir
34
34. Waiters Ganteng
35
35. Everything I do
36
36. Khawatir
37
37. Penasaran
38
38. Dendam
39
39. Si Cungkring
40
40. Uring-uringan
41
41. Baru Tahu
42
42. video
43
43. Pilihan
44
44. Dirumahkan
45
45. Refleks
46
46. Rasa Hormat
47
47. Menerka-nerka
48
48. Mengakui
49
49. Tidak Pulang
50
50. Menyusul
51
51. Prioritas
52
52. Terlalu Nyaman
53
53. Pengakuan
54
54. Maaf
55
55. Curiga
56
56. Saling Menyalahkan
57
57. Ide
58
58. Gugup
59
59. Gelisah
60
60. Seutuhnya
61
61. Nambah
62
62. Mempertimbangkan
63
63. Rencana
64
64. Menutupi
65
65. Canggung
66
66. Angkuh
67
67. Gadis Yang Sama
68
68. Pemegang Saham
69
69. Terpesona
70
70. Tersinggung
71
71. Memilih Bekerja
72
72. Merasa Takut
73
73. Masih Mikir
74
74. Isyarat
75
75. Merajuk
76
76. Penolong
77
77. Anak
78
78. Memaksa
79
79. Hampir
80
80. Was-was
81
81. Tidak Bisa Memutuskan
82
82. Menohok
83
83. Semakin Sakit
84
84. Kembali
85
85. Pulang ke Rumah
86
86. Penuh Ide Jahat
87
87. Mengikuti
88
88. Membalikkan Posisi
89
89. Sisa Pembayaran
90
90. Sadisme
91
91. Jujur
92
92. Tidak Menyangka
93
93. Mengubah Pembagian
94
94. Tidak Peduli
95
95. Penahanan
96
96. Perdebatan
97
97. Kenapa?
98
98. Tergoda
99
99. Mengunjungi
100
100. Takut Terganggu
101
101. Tak Tahu Malu
102
102. Bukan Mengancam
103
103. Bukan Berarti
104
104. Harus
105
105. Apa Mungkin?
106
106. Menggemaskan
107
107. Menyusun Rencana
108
108. Tidak Rela
109
109. Menempel
110
110. Bersemangat
111
111. Solusi
112
112. Berbohong
113
113. Puber Kedua
114
114. Ngaku
115
115. Menjinakkan
116
116. Menemui
117
117. Terpaksa
118
118. Merasa Bersyukur
119
119. Kepentok Kenyataan
120
120. Serius
121
121. Maaf
122
122. Sorry I Hurt You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!