18. Tertusuk

Kembali pada saat ini.

Ingrid menelan salivanya kasar melihat pria yang seingatnya di panggil 'Al' oleh wanita hamil yang ada di mall waktu itu. Entah siapa nama panjang pria yang sedang menatapnya itu, Ingrid tidak tahu. Pria yang berjalan mendekati dirinya dengan senyuman yang lebih mirip dengan seringai.

"Apa dia akan balas dendam padaku karena kejadian waktu itu? Tidak! Aku harus pergi dari sini," batin Ingrid ketakutan. Dengan cepat Ingrid berlari ke arah pintu, namun dengan cepat pula Alex menangkap Ingrid.

"Mau kemana kamu? Mulai malam ini, kamu harus memuaskan aku di atas ranjang. Gara-gara kamu menendang aku waktu itu, aku tidak bisa bersenang-senang selama satu minggu. Jadi kamu harus membayar perbuatan kamu waktu itu," ucap Alex yang langsung mengangkat tubuh Ingrid.

Ingrid berusaha meronta dengan tangan yang masih terikat dan mulut yang masih di lakban. Bahkan Ingrid hanya bisa memekik dalam hati saat Alex menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Tangan Ingrid terasa sakit karena tertimpa tubuhnya sendiri.

"Sraakk.."

Alex menarik lakban di mulut Ingrid dengan kasar dan senyuman yang terkesan mesum menghiasi bibirnya menatap tubuh Ingrid.

"Lepaskan aku! Lepaskan!" teriak Ingrid seraya berusaha beranjak dari ranjang itu.

"Bruk"

Alex mendorong tubuh Ingrid, hingga Ingrid yang baru saja berhasil duduk itu kembali terbaring di ranjang.

"Aku suka wanita yang sedikit liar seperti kamu. Aku sudah lama mencari mu, saat kamu sudah berada di atas ranjangku, mana mungkin aku melepaskan kamu?" ucap Alex mengungkung tubuh Ingrid.

"Lepaskan aku brengseek!" umpat Ingrid yang tanpa terasa menitikkan air mata.

Di malam pertamanya dirinya telah di lecehkan adik iparnya dan sekarang ingin di lecehkan pria lain lagi. Wanita mana yang tidak akan frustrasi jika berada di posisi Ingrid?

"Okey, akan aku lepaskan. Rasanya tidak seru jika meniduri mu dengan tangan terikat ke belakang seperti ini," ucap Alex, lalu membalikkan tubuh Ingrid dan melepaskan tali yang mengikat tangan Ingrid.

Setelah ikatan ditangannya terlepas Ingrid berusaha melepaskan diri dari Alex, namun tentu saja Alex tidak membiarkan semua itu terjadi.

"Lepaskan! Lepaskan aku!" teriak Ingrid berusaha berontak saat Alex berusaha mencium bibirnya.

"Akhh.! Sialan!" pekik Alex saat tiba-tiba Ingrid mencakar wajahnya. Alex mendesis memegang wajahnya yang terasa perih yang ternyata berdarah.

Sedangkan Ingrid langsung menggunakan kesempatan itu untuk kabur. Dengan sekuat tenaga Ingrid mendorong tubuh Alex dan bergegas turun dari ranjang.

"Akkhh.." pekik Ingrid karena kakinya terkilir saat turun dari ranjang dengan terburu-buru. Namun Ingrid masih berusaha keluar dari kamar itu dengan menahan rasa sakit di pergelangan kakinya.

"Mau kabur ke mana kamu?" teriak Alex bergegas mengejar Ingrid.

"Sraakk"

"Akkhh"

Dengan penuh emosi Alex menarik baju Ingrid hingga bagian belakang dress yang dikenakan Ingrid sobek dan punggungnya berdarah karena tergores kuku Alex.

"Akkh! Lepaskan aku brengseek! Lepaskan!" pekik Ingrid saat Alex kembali menangkap dan mengangkat tubuhnya. Air mata Ingrid berlinang. Saat ini Ingrid benar-benar merasa putus asa.

"Akhh"

"Bruk"

Alex kembali menjatuhkan Ingrid di atas ranjang.

"Sraakk"

"Akkhh" pekik Ingrid saat dress bagian depan yang dipakainya kembali di tarik Alex. Lagi-lagi kulit Ingrid terkena kuku Alex.

"Jangan! Jangan!" teriak Ingrid berlinang air mata berusaha mempertahankan dress yang dikenakannya saat Alex menarik dress itu agar terlepas dari tubuh Ingrid.

Namun tenaga Ingrid tidak sekuat Alex, pada akhirnya dress itu terlepas dari tubuh Ingrid menyisakan pakaian dalam Ingrid yang berupa kain berbentuk kacamata dan kain berbentuk segitiga. Ingrid berusaha menarik sprei untuk menutupi tubuhnya, tapi Alex langsung mencekal kedua tangan Ingrid.

"Lepaskan aku! Lepaskan!"teriak Ingrid dengan air mata yang terus mengalir.

Ingrid terus berusaha memberontak dan menghindari Alex yang berusaha mencium bibirnya.

"Tuhan, jika kali ini aku kembali di nodai, maka aku tidak ingin hidup lagi," gumam Ingrid dalam hati yang benar-benar sudah merasa putus asa.

"Brakk"

Suara pintu yang di buka dengan kasar itu membuat Alex dan Ingrid menoleh ke arah pintu. Seorang pria yang mengenakan celana, Hoodie, masker, sarung tangan kulit dan juga topi berwarna hitam nampak berjalan cepat ke arah Alex dan Ingrid.

"Tolong! Tolong aku!" teriak Ingrid seraya berusaha melepaskan diri dari Alex. Ingrid merasa memiliki secercah harapan saat melihat orang itu.

"Siapa kamu?" tanya Alex yang masih mengungkung tubuh Ingrid dan menahan agar Ingrid tidak kabur.

"Bugh"

Orang misterius itu langsung meninju Alex, hingga pria itu terjatuh di samping Ingrid. Orang misterius itu menarik kaki Alex, hingga Alex terjatuh dari ranjang.

"Akhh ..!" Alex pun memekik menahan sakit saat tubuh dan kepalanya jatuh membentur lantai.

Sedangkan Ingrid langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk menutupi tubuhnya menggunakan sprei.

"Brengseek!" umpat Alex bergegas bangun dan menyerang orang misterius itu.

Perkelahian pun tidak dapat dihindari. Dua orang itu saling menyerang dan menghindar. Sedangkan Ingrid terisak di atas ranjang memegang kuat sprei yang menutupi tubuhnya. Tidak mungkin dirinya meninggalkan tempat itu dengan keadaan seperti itu. Belum lagi tempatnya berada saat ini di tengah perkebunan kelapa sawit dan sekarang juga malam hari.

Lagipula, tidak mungkin Ingrid meninggalkan orang yang saat ini sedang berkelahi untuk menyelamatkan dirinya. Ingrid hanya bisa berharap orang misterius itu bisa menang dari Alex dan menyelamatkan dirinya.

"Bugh"

Alex di tendang orang misterius itu hingga punggungnya terbentur dinding. Namun tiba-tiba Alex menoleh ke belakang dan mengambil katana yang di gantung di dinding di belakangnya itu.

"Sringg.."

Alex menghunus pedang itu dari sarungnya. Pria itu tersenyum jahat menatap lawannya. Orang misterius itupun nampak waspada.

"Akan aku cincang tubuhmu dan akan aku jadikan makanan anjiing peliharaanku," ucap Alex mulai bersiap menyerang orang misterius itu.

Ingrid pun nampak khawatir melihat Alex yang mulai menyerang menggunakan katana, sedangkan orang yang menyelamatkan dirinya tidak memakai senjata apapun.

Perkelahian pun kembali terjadi. Namun kali ini orang misterius itu nampak kewalahan menghadapi Alex, karena harus melawan Alex yang menggunakan pedang dengan tangan kosong. Dengan brutal Alex menebas dan menusuk orang misterius itu. Hingga..

"Srassh.." lengan kiri orang misterius itu terkena katana.

"Akhh.." Ingrid memekik saat orang misterius itu tidak bisa menghindari serangan Alex yang menusuk dadanya setelah tadi melukai lengannya. Namun orang misterius itu sempat menahan katana yang diarahkan Alex ke dadanya dengan kedua tangan yang menyatu, mengapit katana itu, hingga tidak membuat tangan orang misterius yang memakai sarung tangan itu terluka.

Alex terus menekan katana itu maju agar menusuk dada orang misterius itu. Sedangkan orang misterius itu masih menahan pedang itu agar tidak menusuk dadanya.

"Akhh..!" pekik orang misterius itu karena dadanya terkena tusukan, tapi masih terus mencoba menjauhkan katana itu dari tubuhnya.

Ingrid jadi semakin cemas dan bingung harus berbuat apa untuk menolong orang misterius itu. Ingrid tidak mungkin hanya diam saja melihat orang yang menolongnya mati di depan matanya.

"Aku harus menolong orang itu. Tapi bagaimana caranya?" batin Ingrid menebarkan pandangannya mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk menyerang Alex.

Hingga akhirnya Ingrid melihat lampu tidur di atas nakas. Ingrid mengikat kuat sprei di tubuhnya agar tidak terlepas, lalu mengambil lampu tidur dari atas nakas.

Ingrid melangkah tertatih dengan menahan rasa sakit di pergelangan kakinya yang terkilir. Wanita itu mendekati Alex dari arah belakang. Posisi Alex saat ini kebetulan berdiri agak menyamping dan tidak bisa melihat Ingrid, jika tidak menoleh ke samping.

"Bugh"

"Arghh.."

Ingrid memukul kepala Alex menggunakan lampu tidur tidur itu, hingga pria misterius itu bisa melepaskan diri dari tusukan Alex.

"Akhh.."

"Prang"

"Bugh"

Alex mendorong Ingrid, hingga lampu tidur yang di pegang Ingrid terlempar dan Ingrid terjatuh. Kepalanya Ingrid membentur dinding cukup kuat, hingga Ingrid pun pingsan.

...❤️🌸❤️...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Mr.VANO

Mr.VANO

karma ingrit yg sll menolak laki2 baik,,, akhir dpt laki2 sakit jiwa kyk bastian.

2024-06-06

5

Uyhull01

Uyhull01

hahhh stlah ini ntah kmu akan percaya atau malah semakin membenci Orang yng sllu menolong kmu,

2024-06-06

2

Umi Auliya

Umi Auliya

pasti Marsel..
Marsel memang salah karena merenggut malam pertama ingrid tp lebih buruk lagi Bastian yg menjual istrinya untuk membayar hutang, bejat banget..

2024-05-30

2

lihat semua
Episodes
1 1. Malam Tak Terduga
2 2. Emosi
3 3. Maaf
4 4. Sama Brengseeknya
5 5. Orang Misterius
6 6. Bersedia
7 7. Akting
8 8. Semakin Penasaran
9 9. Kekasih
10 10. Terjerat Cinta
11 11. Semakin Benci
12 12. Manipulatif
13 13. Image
14 14. Memutar Balikkan Fakta
15 15. Playing victim
16 16. Di Hadang
17 17. Agar Natural
18 18. Tertusuk
19 19. Mengantar Pulang
20 20. Berbohong
21 21. Tidak Mau
22 22. Syarat
23 23. Merasa Menjadi Korban
24 24. Penampilan
25 25. Bertanggung Jawab
26 26. Trauma
27 27. Pasrah
28 28. Tanpa Filter
29 29. Hangat
30 30. Obat Penenang
31 31. Mencari Informasi
32 32. Akhirnya Tahu
33 33. Montir
34 34. Waiters Ganteng
35 35. Everything I do
36 36. Khawatir
37 37. Penasaran
38 38. Dendam
39 39. Si Cungkring
40 40. Uring-uringan
41 41. Baru Tahu
42 42. video
43 43. Pilihan
44 44. Dirumahkan
45 45. Refleks
46 46. Rasa Hormat
47 47. Menerka-nerka
48 48. Mengakui
49 49. Tidak Pulang
50 50. Menyusul
51 51. Prioritas
52 52. Terlalu Nyaman
53 53. Pengakuan
54 54. Maaf
55 55. Curiga
56 56. Saling Menyalahkan
57 57. Ide
58 58. Gugup
59 59. Gelisah
60 60. Seutuhnya
61 61. Nambah
62 62. Mempertimbangkan
63 63. Rencana
64 64. Menutupi
65 65. Canggung
66 66. Angkuh
67 67. Gadis Yang Sama
68 68. Pemegang Saham
69 69. Terpesona
70 70. Tersinggung
71 71. Memilih Bekerja
72 72. Merasa Takut
73 73. Masih Mikir
74 74. Isyarat
75 75. Merajuk
76 76. Penolong
77 77. Anak
78 78. Memaksa
79 79. Hampir
80 80. Was-was
81 81. Tidak Bisa Memutuskan
82 82. Menohok
83 83. Semakin Sakit
84 84. Kembali
85 85. Pulang ke Rumah
86 86. Penuh Ide Jahat
87 87. Mengikuti
88 88. Membalikkan Posisi
89 89. Sisa Pembayaran
90 90. Sadisme
91 91. Jujur
92 92. Tidak Menyangka
93 93. Mengubah Pembagian
94 94. Tidak Peduli
95 95. Penahanan
96 96. Perdebatan
97 97. Kenapa?
98 98. Tergoda
99 99. Mengunjungi
100 100. Takut Terganggu
101 101. Tak Tahu Malu
102 102. Bukan Mengancam
103 103. Bukan Berarti
104 104. Harus
105 105. Apa Mungkin?
106 106. Menggemaskan
107 107. Menyusun Rencana
108 108. Tidak Rela
109 109. Menempel
110 110. Bersemangat
111 111. Solusi
112 112. Berbohong
113 113. Puber Kedua
114 114. Ngaku
115 115. Menjinakkan
116 116. Menemui
117 117. Terpaksa
118 118. Merasa Bersyukur
119 119. Kepentok Kenyataan
120 120. Serius
121 121. Maaf
122 122. Sorry I Hurt You
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Malam Tak Terduga
2
2. Emosi
3
3. Maaf
4
4. Sama Brengseeknya
5
5. Orang Misterius
6
6. Bersedia
7
7. Akting
8
8. Semakin Penasaran
9
9. Kekasih
10
10. Terjerat Cinta
11
11. Semakin Benci
12
12. Manipulatif
13
13. Image
14
14. Memutar Balikkan Fakta
15
15. Playing victim
16
16. Di Hadang
17
17. Agar Natural
18
18. Tertusuk
19
19. Mengantar Pulang
20
20. Berbohong
21
21. Tidak Mau
22
22. Syarat
23
23. Merasa Menjadi Korban
24
24. Penampilan
25
25. Bertanggung Jawab
26
26. Trauma
27
27. Pasrah
28
28. Tanpa Filter
29
29. Hangat
30
30. Obat Penenang
31
31. Mencari Informasi
32
32. Akhirnya Tahu
33
33. Montir
34
34. Waiters Ganteng
35
35. Everything I do
36
36. Khawatir
37
37. Penasaran
38
38. Dendam
39
39. Si Cungkring
40
40. Uring-uringan
41
41. Baru Tahu
42
42. video
43
43. Pilihan
44
44. Dirumahkan
45
45. Refleks
46
46. Rasa Hormat
47
47. Menerka-nerka
48
48. Mengakui
49
49. Tidak Pulang
50
50. Menyusul
51
51. Prioritas
52
52. Terlalu Nyaman
53
53. Pengakuan
54
54. Maaf
55
55. Curiga
56
56. Saling Menyalahkan
57
57. Ide
58
58. Gugup
59
59. Gelisah
60
60. Seutuhnya
61
61. Nambah
62
62. Mempertimbangkan
63
63. Rencana
64
64. Menutupi
65
65. Canggung
66
66. Angkuh
67
67. Gadis Yang Sama
68
68. Pemegang Saham
69
69. Terpesona
70
70. Tersinggung
71
71. Memilih Bekerja
72
72. Merasa Takut
73
73. Masih Mikir
74
74. Isyarat
75
75. Merajuk
76
76. Penolong
77
77. Anak
78
78. Memaksa
79
79. Hampir
80
80. Was-was
81
81. Tidak Bisa Memutuskan
82
82. Menohok
83
83. Semakin Sakit
84
84. Kembali
85
85. Pulang ke Rumah
86
86. Penuh Ide Jahat
87
87. Mengikuti
88
88. Membalikkan Posisi
89
89. Sisa Pembayaran
90
90. Sadisme
91
91. Jujur
92
92. Tidak Menyangka
93
93. Mengubah Pembagian
94
94. Tidak Peduli
95
95. Penahanan
96
96. Perdebatan
97
97. Kenapa?
98
98. Tergoda
99
99. Mengunjungi
100
100. Takut Terganggu
101
101. Tak Tahu Malu
102
102. Bukan Mengancam
103
103. Bukan Berarti
104
104. Harus
105
105. Apa Mungkin?
106
106. Menggemaskan
107
107. Menyusun Rencana
108
108. Tidak Rela
109
109. Menempel
110
110. Bersemangat
111
111. Solusi
112
112. Berbohong
113
113. Puber Kedua
114
114. Ngaku
115
115. Menjinakkan
116
116. Menemui
117
117. Terpaksa
118
118. Merasa Bersyukur
119
119. Kepentok Kenyataan
120
120. Serius
121
121. Maaf
122
122. Sorry I Hurt You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!