13. Image

Tak lama setelah Bastian kembali ke meja tempat dirinya meninggalkan Ingrid, waiters pun menyajikan makanan dan minuman yang mereka pesan.

"Sepertinya enak, ayo makan!" ajak Bastian.

Bastian dan Ingrid pun mulai makan di kafe yang selalu ramai dengan pengunjung itu. Pelanggan kafe itu rata-rata dari kalangan muda-mudi.

Konsep kafe yang nyaman, kekinian dan menu yang disajikan juga menu kekinian yang banyak disukai kalangan muda membuat kafe itu selalu ramai pengunjung. Bahkan kafe itu juga melayani go food yang juga tidak pernah sepi pesanan.

"Pantas saja kafe ini selalu ramai, makanan dan minumannya enak dan tempatnya juga nyaman," ujar Ingrid menikmati makanan dan minuman yang mereka pesan.

"Benar sekali. Kapan-kapan kita ke sini lagi. Mau?" tanya Bastian seraya mengusap sudut bibir Ingrid yang sedikit terkena saus dengan tisu. Sungguh manis bukan?

"Hum," sahut Ingrid tersenyum tipis menatap Bastian, " semakin hari Bastian semakin manis saja. Aku takut lama-lama kena diabetes," batin Ingrid yang benar-benar merasa bahagia bersama Bastian. Namun entah sampai kapan kebahagiaan itu akan bertahan.

Marcell yang baru masuk ke dalam kafe itu dan tanpa sengaja melihat dua orang itu pun bergegas masuk ke dalam sebuah ruangan. Dari dalam ruangan itu Marcell bisa melihat Bastian dan Ingrid dengan jelas tanpa diketahui oleh orang yang ada di luar ruangan itu.

"Eh, Cell, kapan lu ke sini?" tanya Dandy yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu.

"Baru aja," sahut Marcell tanpa mengalihkan pandangannya dari Ingrid.

"Siapa yang lu pantengin?" tanya Dandy yang melihat tatapan mata Marcell masih mengarah ke titik yang sama.

Marcell diam tanpa menjawab menatap sendu ke arah Ingrid yang nampak bahagia bersama Bastian. Dandy pun ikut menatap ke arah pandangan mata Marcell tertuju.

"Itu cewek yang lu taksir itu, 'kan?" tanya Dandy saat retina matanya menangkap bayangan Ingrid.

"Hum," sahut Marcell menghela napas panjang.

"Lu nggak bisa menaklukkan hati dia, sampai dia menikah dengan kakak lu sendiri. Haissh.. Miris bin tragis kisah cinta lu, Cell," ujar Dandy tanpa dosa.

"Diem lu! Jangan membubuhkan garam di atas luka gua," sahut Marcell membuang napas kasar. Mengingat kata-kata Ingrid saat di dapur waktu itu membuat hati Marcell terasa sakit. Ingrid mengatakan sangat membenci dirinya dan tidak akan pernah memaafkan dirinya.

"Lu, sih, bikin citra diri elu sendiri hancur. Lu minta kami semua nyebarin gosip kalau elu play boy, demen tawuran, demen nongkrong di klub malam, kafe dan bengkel. Padahal bengkel sama kafe ini milik elu sendiri. Jadi wajar aja kalau elu nongkrong di mari. Bahkan elu sengaja bikin nilai kuliah elu jadi standar, hingga elu lulus dengan nilai pas-pasan. Sekarang citra diri elu benar-benar udah hancur dan akhirnya lu susah buat cari gebetan gadis baik-baik," sahut Dandy menghela napas panjang.

"Gua cuma pengen hidup tenang. Saat gua SMP sampai SMA, gua nunjukin prestasi gua dan hal itu malah membuat nyawa gua terancam. Nyokap tiri gua berulang kali pengen ngilangin gua dari muka bumi ini. Karena kecerdasan gua, dia takut gua bakal di jadiin CEO di perusahaan papa. Karena itu gua sengaja membuat image gua hancur biar nyokap tiri gua nggak terus terusan pengen ngilangin gua dari muka bumi ini. And it's works. ( Dan ini berhasil). Nyokap tiri gua nggak lagi berusaha bunuh gua lagi. Gua aman semenjak image gua hancur," sahut Marcell menghela napas panjang.

"Iye, tapi lu jadi di cap sebagai cowok berandalan, brengseek dan nggak bener plus pengangguran," sahut Dandy membuang napas kasar.

"Mau gimana lagi? Semua ada efek positif sama negatifnya. Dengan image gua saat ini, emang sulit nyari gadis baik-baik, tapi dengan image ini pula gua bisa lihat dengan jelas mana orang yang baik dan mana yang nggak baik,"sahut Marcell kemudian membaringkan tubuhnya di sofa yang ada di ruangan itu.

"Bener juga, sih. Dengan elu yang seperti saat ini, elu bisa lihat mana yang baik dan tulus serta mana yang jahat dan penuh akal bulus. Hanya orang-orang baik yang bisa melihat kebaikan elu. Contohnya, ya, gua," ujar Dandy seraya merapikan jas yang dikenakannya.

"Narsis, lu!" cetus Marcell seraya melempar bantal sofa ke arah Dandy, sedangkan Dandy malah terkekeh.

Dandy adalah manajer di kafe itu yang ditunjuk Marcell untuk mengurus kafenya. Ya, benar, Marcell adalah pemilik kafe itu. Marcell memiliki kafe dan bengkel serta beberapa saham di beberapa perusahaan.

Pertanyaannya, dari mana Marcell mendapatkan uang untuk semua itu?

Saat masih hidup, ibu Marcell membuka katering rumahan yang cukup laris. Hugo juga memberikan uang belanja rutin tiap bulan pada ibu Marcell sama besarnya dengan yang diberikan Hugo pada Ema. Jika Ema lebih suka hidup glamor, maka ibu Marcell lebih suka hidup sederhana dan banyak menabung.

Ibu Marcell menabung semua uang yang diberikan oleh Hugo, bahkan juga menabung hasil usahanya sendiri. Saat ibu Marcell meninggal, semua tabungan itu menjadi milik Marcell. Saat sekolah Marcell yang cerdas juga bekerja freelance online. Bahkan sampai sekarang Marcell masih bekerja sebagai freelance online dengan gaji yang bisa di bilang besar, yaitu berkisar delapan ratus juta pertahun.

Freelance online merupakan sebutan bagi orang yang berstatus kerja online tetapi waktu kerja tersebut dapat diatur sendiri dan bisa bekerja dari rumah. Tidak seperti karyawan tetap atau profesional lainnya, yang harus memiliki jam kerja selama 8 jam sehari dan harus datang di tempat bekerja.

Marcell juga pintar mengelola keuangannya. Karena itu Marcell tidak pernah kekurangan uang. Marcell terkesan seperti pengangguran, padahal selalu menghasilkan uang.

Marcell memakai uang tabungan ibunya, uang jajannya dari Hugo dan juga uang hasil bekerja sebagai freelance online untuk membuka usaha dan membeli saham. Namun Marcell menyembunyikan semua asetnya dari siapapun, termasuk dari Hugo. Hanya orang-orang yang dipercaya olehnya saja yang tahu tentang kafe dan bengkel milik Marcell. Sedangkan tentang saham yang dimiliki oleh Marcell, tidak ada seorang pun yang tahu selain Marcell sendiri.

Selesai makan, Bastian melirik jam di pergelangan tangannya.

"Grid, aku ke toilet dulu, ya?" pamit Bastian.

"Hum," sahut Ingrid tersenyum tipis.

Sudah setengah jam semenjak dirinya berbicara dengan Alex melalui sambungan telepon, sudah saatnya dirinya meninggalkan Ingrid. Entah bagaimana cara Alex membawa Ingrid, Bastian pun tidak tahu.

Bastian berjalan menuju toilet, namun ternyata pria itu ke toilet hanya untuk mencuci tangan. Setelah itu Bastian malah membuka akun media sosialnya. Pria itu sengaja berlama-lama di dalam toilet sambil menunggu Ingrid dibawa oleh Alex.

Di sisi lain, seorang wanita muda nampak menghampiri Ingrid.

"Kak, kakak yang punya mobil warna hitam yang di parkir di parkiran paling ujung, ya?" tanya wanita itu.

"Iya, itu mobil suami saya," sahut Ingrid membenarkan.

"Ada yang nggak sengaja nabrak mobil kakak, coba lihat dulu, deh!" ucap wanita itu.

Ingrid pun akhirnya keluar dari kafe itu mengikuti wanita yang menghampirinya itu. Saat tiba di tempat mobil Bastian di parkir, tiba-tiba wanita itu pergi begitu saja meninggalkan Ingrid.

"Hei! Kamu mau kemana?" tanya Ingrid yang bingung dengan sikap wanita itu yang tiba-tiba meninggalkan dirinya begitu saja.

Sempat merasa bingung dengan sikap wanita itu, akhirnya Ingrid memeriksa keadaan mobil Bastian. Ingrid tidak menyadari ada dua orang pria nampak memasuki area parkir itu.

"Mobil Bastian baik-baik aja, kok. Kenapa wanita tadi mengatakan mobil Bastian di tabrak orang? Terus kenapa dia tiba-tiba pergi begitu saja? Aneh banget," gumam Ingrid.

"Ikut kami atau aku akan menusuk kamu di sini!" ucap seorang pria yang tiba-tiba menodongkan pisau di perut Ingrid, membuat Ingrid terkejut.

"Si.. siapa kalian? Kalian mau apa?" tanya Ingrid ketakutan.

"Ikut saja Jagan banyak tanya!" ketus salah seorang pria itu.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Rahmawati

Rahmawati

wih ternyata Marcell punya banyak uang

2024-07-29

1

yuli

yuli

Nah kan,, tajiran marcell nih

2024-07-21

2

Galih Pratama Zhaqi

Galih Pratama Zhaqi

bisa jd itu kafenya marcell

2024-06-25

2

lihat semua
Episodes
1 1. Malam Tak Terduga
2 2. Emosi
3 3. Maaf
4 4. Sama Brengseeknya
5 5. Orang Misterius
6 6. Bersedia
7 7. Akting
8 8. Semakin Penasaran
9 9. Kekasih
10 10. Terjerat Cinta
11 11. Semakin Benci
12 12. Manipulatif
13 13. Image
14 14. Memutar Balikkan Fakta
15 15. Playing victim
16 16. Di Hadang
17 17. Agar Natural
18 18. Tertusuk
19 19. Mengantar Pulang
20 20. Berbohong
21 21. Tidak Mau
22 22. Syarat
23 23. Merasa Menjadi Korban
24 24. Penampilan
25 25. Bertanggung Jawab
26 26. Trauma
27 27. Pasrah
28 28. Tanpa Filter
29 29. Hangat
30 30. Obat Penenang
31 31. Mencari Informasi
32 32. Akhirnya Tahu
33 33. Montir
34 34. Waiters Ganteng
35 35. Everything I do
36 36. Khawatir
37 37. Penasaran
38 38. Dendam
39 39. Si Cungkring
40 40. Uring-uringan
41 41. Baru Tahu
42 42. video
43 43. Pilihan
44 44. Dirumahkan
45 45. Refleks
46 46. Rasa Hormat
47 47. Menerka-nerka
48 48. Mengakui
49 49. Tidak Pulang
50 50. Menyusul
51 51. Prioritas
52 52. Terlalu Nyaman
53 53. Pengakuan
54 54. Maaf
55 55. Curiga
56 56. Saling Menyalahkan
57 57. Ide
58 58. Gugup
59 59. Gelisah
60 60. Seutuhnya
61 61. Nambah
62 62. Mempertimbangkan
63 63. Rencana
64 64. Menutupi
65 65. Canggung
66 66. Angkuh
67 67. Gadis Yang Sama
68 68. Pemegang Saham
69 69. Terpesona
70 70. Tersinggung
71 71. Memilih Bekerja
72 72. Merasa Takut
73 73. Masih Mikir
74 74. Isyarat
75 75. Merajuk
76 76. Penolong
77 77. Anak
78 78. Memaksa
79 79. Hampir
80 80. Was-was
81 81. Tidak Bisa Memutuskan
82 82. Menohok
83 83. Semakin Sakit
84 84. Kembali
85 85. Pulang ke Rumah
86 86. Penuh Ide Jahat
87 87. Mengikuti
88 88. Membalikkan Posisi
89 89. Sisa Pembayaran
90 90. Sadisme
91 91. Jujur
92 92. Tidak Menyangka
93 93. Mengubah Pembagian
94 94. Tidak Peduli
95 95. Penahanan
96 96. Perdebatan
97 97. Kenapa?
98 98. Tergoda
99 99. Mengunjungi
100 100. Takut Terganggu
101 101. Tak Tahu Malu
102 102. Bukan Mengancam
103 103. Bukan Berarti
104 104. Harus
105 105. Apa Mungkin?
106 106. Menggemaskan
107 107. Menyusun Rencana
108 108. Tidak Rela
109 109. Menempel
110 110. Bersemangat
111 111. Solusi
112 112. Berbohong
113 113. Puber Kedua
114 114. Ngaku
115 115. Menjinakkan
116 116. Menemui
117 117. Terpaksa
118 118. Merasa Bersyukur
119 119. Kepentok Kenyataan
120 120. Serius
121 121. Maaf
122 122. Sorry I Hurt You
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Malam Tak Terduga
2
2. Emosi
3
3. Maaf
4
4. Sama Brengseeknya
5
5. Orang Misterius
6
6. Bersedia
7
7. Akting
8
8. Semakin Penasaran
9
9. Kekasih
10
10. Terjerat Cinta
11
11. Semakin Benci
12
12. Manipulatif
13
13. Image
14
14. Memutar Balikkan Fakta
15
15. Playing victim
16
16. Di Hadang
17
17. Agar Natural
18
18. Tertusuk
19
19. Mengantar Pulang
20
20. Berbohong
21
21. Tidak Mau
22
22. Syarat
23
23. Merasa Menjadi Korban
24
24. Penampilan
25
25. Bertanggung Jawab
26
26. Trauma
27
27. Pasrah
28
28. Tanpa Filter
29
29. Hangat
30
30. Obat Penenang
31
31. Mencari Informasi
32
32. Akhirnya Tahu
33
33. Montir
34
34. Waiters Ganteng
35
35. Everything I do
36
36. Khawatir
37
37. Penasaran
38
38. Dendam
39
39. Si Cungkring
40
40. Uring-uringan
41
41. Baru Tahu
42
42. video
43
43. Pilihan
44
44. Dirumahkan
45
45. Refleks
46
46. Rasa Hormat
47
47. Menerka-nerka
48
48. Mengakui
49
49. Tidak Pulang
50
50. Menyusul
51
51. Prioritas
52
52. Terlalu Nyaman
53
53. Pengakuan
54
54. Maaf
55
55. Curiga
56
56. Saling Menyalahkan
57
57. Ide
58
58. Gugup
59
59. Gelisah
60
60. Seutuhnya
61
61. Nambah
62
62. Mempertimbangkan
63
63. Rencana
64
64. Menutupi
65
65. Canggung
66
66. Angkuh
67
67. Gadis Yang Sama
68
68. Pemegang Saham
69
69. Terpesona
70
70. Tersinggung
71
71. Memilih Bekerja
72
72. Merasa Takut
73
73. Masih Mikir
74
74. Isyarat
75
75. Merajuk
76
76. Penolong
77
77. Anak
78
78. Memaksa
79
79. Hampir
80
80. Was-was
81
81. Tidak Bisa Memutuskan
82
82. Menohok
83
83. Semakin Sakit
84
84. Kembali
85
85. Pulang ke Rumah
86
86. Penuh Ide Jahat
87
87. Mengikuti
88
88. Membalikkan Posisi
89
89. Sisa Pembayaran
90
90. Sadisme
91
91. Jujur
92
92. Tidak Menyangka
93
93. Mengubah Pembagian
94
94. Tidak Peduli
95
95. Penahanan
96
96. Perdebatan
97
97. Kenapa?
98
98. Tergoda
99
99. Mengunjungi
100
100. Takut Terganggu
101
101. Tak Tahu Malu
102
102. Bukan Mengancam
103
103. Bukan Berarti
104
104. Harus
105
105. Apa Mungkin?
106
106. Menggemaskan
107
107. Menyusun Rencana
108
108. Tidak Rela
109
109. Menempel
110
110. Bersemangat
111
111. Solusi
112
112. Berbohong
113
113. Puber Kedua
114
114. Ngaku
115
115. Menjinakkan
116
116. Menemui
117
117. Terpaksa
118
118. Merasa Bersyukur
119
119. Kepentok Kenyataan
120
120. Serius
121
121. Maaf
122
122. Sorry I Hurt You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!