Di saat Bastian dan Marcell masih berkelahi, Ingrid menangis di dalam selimut tanpa berani menunjukkan wajahnya. Sungguh Ingrid tidak pernah menyangka, di malam pertama pernikahannya, dirinya bukan tidur dengan suaminya, tapi malah tidur dengan adik iparnya.
Beberapa menit yang lalu dengan sepenuh hati Ingrid memberikan yang terbaik yang dirinya bisa. Ingrid melayani pria yang membuat dirinya melayang-layang bagai terbang ke langit ketujuh itu dengan segenap jiwa raga dan seluruh cinta.
Ingrid berusaha memberikan kepuasan yang luar biasa pada pasangannya agar malam pertama mereka tidak akan pernah dilupakan oleh pria yang disangkanya adalah Bastian suaminya.
Dan parahnya lagi, Ingrid sangat menikmati percintaannya dengan pemuda yang disangkanya adalah suaminya. Pemuda yang menurut Ingrid sangat perkasa di atas ranjang. Semua itu karena Marcell menyentuh tubuhnya dengan penuh kelembutan dan staminanya juga fit, sehingga membuat Ingrid benar-benar puas dengan performa pemuda yang disangka Ingrid adalah suaminya itu.
Mahkota yang selama ini di jaga Ingrid hanya untuk suaminya, pada akhirnya di renggut pria lain di malam pertama pernikahannya. Wanita mana yang tidak hancur jika berada di posisi Ingrid?
Di sisi lain, Hugo berniat membeli obat sakit kepala. Pria paruh baya itu keluar dari kamar hotelnya yang berdekatan dengan kamar putranya yang baru saja menikah.
"Ku bunuh kau! Beraninya kamu meniduri istriku di malam pertama ku!"
"Dasar anak haram tidak tahu diuntung! Tidak tahu diri! Aku bunuh kau!"
Hugo yang baru saja keluar dari kamarnya itu sangat terkejut mendengar suara yang sangat dikenalinya itu. Suara yang tidak lain adalah suara putra sulungnya yang baru saja menikah beberapa jam yang lalu. Apalagi Hugo mendengar suara perkelahian. Dengan langkah cepat, bahkan sedikit berlari Hugo menghampiri kamar putranya.
Dari pintu yang terbuka itu Hugo bisa melihat Bastian dan Marcell berkelahi dan juga ada seorang pemuda yang hanya berdiri diam mematung di dekat pintu. Dengan langkah cepat Hugo masuk ke dalam kamar itu untuk menghampiri ke dua putranya.
"Berhenti! Ada apa ini?" teriak Hugo yang sebenarnya sudah menduga apa yang terjadi setelah mendengar apa yang di teriakkan Bastian tadi dan juga melihat Marcell yang hanya memakai celana boxer. Belum lagi saat masuk ke kamar itu tadi Hugo sempat melihat pakaian pria dan wanita yang berserakan di lantai kamar.
Hugo bergegas memisahkan kedua putranya yang sedang berkelahi itu. Tidak ingin kejadian memalukan ini di dengar dan di lihat lebih banyak orang lagi.
"Biarkan aku menghajar dia, pa! Akan aku bunuh dia!" teriak Bastian hendak menyerang Marcell yang disembunyikan Hugo di belakang punggung Hugo.
"Plak"
Dengan sekuat tenaga Hugo menampar Bastian, hingga pipi Bastian terdapat cap lima jari berwarna merah. Hugo bisa mendengar suara tangisan pilu dari atas ranjang di balik selimut yang sudah pasti adalah suara tangisan menantunya.
"Apa kamu sudah tidak waras? Kamu ingin mendekam di balik jeruji besi, makan minum gratis?" tanya Hugo merasakan tangannya kebas setelah melayangkan tamparan di wajah Bastian.
"Anak haram papa ini sudah meniduri istri.."
"Diam!" bentak Hugo memotong kata-kata Bastian.
Bastian berusaha mengontrol emosinya. Kedua tangan Bastian terkepal erat, giginya terdengar gemeretak dan matanya menatap tajam pada Marcell yang tersenyum mengejek penuh kemenangan ke pada dirinya dari balik punggung papanya. Padahal wajah pemuda itu sudah babak belur di hajarnya.
Hugo sendiri juga berusaha menahan dan mengontrol emosinya melihat kejadian yang tidak pernah diduga dan tak pernah terbayangkan dalam hidupnya ini. Pria paruh baya itu menoleh ke arah pemuda yang berdiri di depan pintu kamar hotel putranya.
"Kamu, saya tidak tahu siapa kamu. Tolong keluar dari kamar ini dan tutup pintunya," ucap Hugo pada pemuda itu.
Tanpa mengatakan satu patah katapun, pemuda itu berbalik, kemudian keluar dan menutup pintu kamar itu.
"Marcell, kenapa kamu melakukan semua ini?" tanya Hugo menatap tajam pada Marcell.
"Aku hanya ingin mencicipi barang baru milik kakak. Apa salahnya aku mencicipi milik kakak? Kami ,'kan bersaudara. Jadi saudara harus berbagi, bukan?" sahut Marcell enteng, cengar-cengir tanpa dosa, tanpa beban.
"Kau.." geram Bastian hendak menyerang Marcell lagi.
"Hentikan Bastian!" bentak Hugo, kemudian kembali menatap Marcell. "Marcell! Papa tidak bercanda!" bentak Hugo berusaha menahan emosi melihat tingkah Marcell.
"Okey . okey..aku khilaf. Kakak ipar terlalu cantik, jadi aku tidak bisa menahan diri," sahut Marcell dengan innocent face -nya.
Innocent face : orang yang tampangnya baik-baik aja seperti orang yang mukanya nggak bersalah.
"Kau benar-benar, ya! Cepat pakai pakaian kamu dan keluar dari kamar ini!" bentak Hugo berusaha menahan diri menghadapi Marcell.
"Okey," sahut Marcell enteng bergegas memakai pakaiannya. Tak lama kemudian Marcell pun sudah selesai memakai pakaiannya.
"Thanks, bro!" ucap Marcell masih sempat-sempatnya tersenyum seraya mengedipkan sebelah matanya.
"Kau.." geram Bastian benar-benar ingin kembali menghajar Marcell.
"Cukup Bastian! Lebih baik kamu tenangkan istrimu dulu," ujar Hugo, kemudian keluar dari kamar itu.
Hugo membuang napas kasar dan menyisir rambutnya dengan kelima jarinya dengan kasar.
"Kenapa bisa seperti ini? Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah kejadian ini," gumam Hugo yang lagi-lagi membuang napas kasar.
Niat Hugo keluar dari kamar hotelnya untuk membeli obat sakit kepala malah membuat Hugo tambah sakit kepala dengan kejadian tidak terduga malam ini.
Sedangkan Marcell yang sedari tadi cengar-cengir tanpa dosa dan tanpa beban, raut wajah pemuda tampan itu langsung berubah setelah keluar dari kamar hotel Bastian. Senyuman cengengesan dan innocent face yang sedari tadi ditampilkan pemuda itu seketika menghilang dan berganti dengan ekspresi kebencian, dendam, kesedihan, dan penyesalan yang bercampur menjadi satu.
Marcell masuk ke dalam lift menuju roof top dengan wajah yang terlihat kacau. Beberapa menit kemudian pemuda itu sudah berdiri di roof top dengan kedua tangan yang terkepal.
"Argghh..!" pekik Marcell kemudian jatuh terduduk.
"Dasar bajiingan! Setan! Sialan!" teriak Marcell seraya meninju-ninju lantai beberapa kali hingga buku-buku jarinya berdarah.
"Argghh.." Marcell kembali memekik dengan butiran kristal bening yang berjatuhan dari kelopak matanya yang berbulu lentik itu.
Sedangkan di kamar Bastian, setelah kepergian Marcell dan Hugo, pria itu masih terlihat sangat emosi.
"Dasar brengseek! Anak haram sialan!" umpat Bastian, lalu meninju dinding dengan penuh emosi, tapi sayangnya malah membuat tangannya sakit dan berdarah.
Bastian kemudian membalikkan tubuhnya menatap ke arah ranjang, lalu berjalan ke arah ranjang itu. Ingrid masih berada di balik selimut tanpa terlihat sama sekali wajahnya, bahkan ujung rambutnya pun tak terlihat. Bastian masih mendengar suara tangisan Ingrid.
"Buka selimut mu!" titah Bastian dengan suara yang terdengar dingin.
Ingrid masih menangis dan enggan untuk membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Dan hal itu membuat Bastian semakin emosi.
"Aku bilang buka selimut itu!" bentak Bastian menatap tajam ke arah selimut itu.
Masih menangis sesenggukan, Ingrid perlahan bergerak membuka selimut yang menutupi kepala dan wajahnya. Ingrid tertunduk tanpa berani menatap pria yang sudah menjadi suaminya itu.
"Buka selimut mu!" Bastian kembali membentak dan kali ini nada suaranya naik lebih tinggi.
Ingrid kembali menurunkan selimut yang menutupi tubuhnya sampai dagu itu dengan perlahan.
"Srak"
"Akhh." pekik Ingrid saat Bastian yang sudah tidak sabar menunggu Ingrid membuka selimut itu menarik selimut yang dipakai Ingrid itu dengan sentakan kasar. Namun spontan Ingrid yang terkejut pun menahannya, hingga selimut itu hanya melorot hingga dada Ingrid.
...🌟...
...Terkadang, ekspresi wajah tidak bisa menggambarkan isi hati....
...Berpura-pura baik-baik saja, meski menderita setengah mati....
...Kamuflase untuk melindungi diri....
..."Nana 17 Oktober"...
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Suaru saat kau akan berterimakasih ke Marcell karna tlah menyelamatkan mu,walau dgn cara yg salah..
2024-07-04
2
kevin popi
lanjut thor
2024-07-04
2
Arvilia_Agustin
Teganya Marcell melakukan itu pada Kaka nya dan Kaka ipar nya
2024-06-24
2