2. Emosi

Di saat Bastian dan Marcell masih berkelahi, Ingrid menangis di dalam selimut tanpa berani menunjukkan wajahnya. Sungguh Ingrid tidak pernah menyangka, di malam pertama pernikahannya, dirinya bukan tidur dengan suaminya, tapi malah tidur dengan adik iparnya.

Beberapa menit yang lalu dengan sepenuh hati Ingrid memberikan yang terbaik yang dirinya bisa. Ingrid melayani pria yang membuat dirinya melayang-layang bagai terbang ke langit ketujuh itu dengan segenap jiwa raga dan seluruh cinta.

Ingrid berusaha memberikan kepuasan yang luar biasa pada pasangannya agar malam pertama mereka tidak akan pernah dilupakan oleh pria yang disangkanya adalah Bastian suaminya.

Dan parahnya lagi, Ingrid sangat menikmati percintaannya dengan pemuda yang disangkanya adalah suaminya. Pemuda yang menurut Ingrid sangat perkasa di atas ranjang. Semua itu karena Marcell menyentuh tubuhnya dengan penuh kelembutan dan staminanya juga fit, sehingga membuat Ingrid benar-benar puas dengan performa pemuda yang disangka Ingrid adalah suaminya itu.

Mahkota yang selama ini di jaga Ingrid hanya untuk suaminya, pada akhirnya di renggut pria lain di malam pertama pernikahannya. Wanita mana yang tidak hancur jika berada di posisi Ingrid?

Di sisi lain, Hugo berniat membeli obat sakit kepala. Pria paruh baya itu keluar dari kamar hotelnya yang berdekatan dengan kamar putranya yang baru saja menikah.

"Ku bunuh kau! Beraninya kamu meniduri istriku di malam pertama ku!"

"Dasar anak haram tidak tahu diuntung! Tidak tahu diri! Aku bunuh kau!"

Hugo yang baru saja keluar dari kamarnya itu sangat terkejut mendengar suara yang sangat dikenalinya itu. Suara yang tidak lain adalah suara putra sulungnya yang baru saja menikah beberapa jam yang lalu. Apalagi Hugo mendengar suara perkelahian. Dengan langkah cepat, bahkan sedikit berlari Hugo menghampiri kamar putranya.

Dari pintu yang terbuka itu Hugo bisa melihat Bastian dan Marcell berkelahi dan juga ada seorang pemuda yang hanya berdiri diam mematung di dekat pintu. Dengan langkah cepat Hugo masuk ke dalam kamar itu untuk menghampiri ke dua putranya.

"Berhenti! Ada apa ini?" teriak Hugo yang sebenarnya sudah menduga apa yang terjadi setelah mendengar apa yang di teriakkan Bastian tadi dan juga melihat Marcell yang hanya memakai celana boxer. Belum lagi saat masuk ke kamar itu tadi Hugo sempat melihat pakaian pria dan wanita yang berserakan di lantai kamar.

Hugo bergegas memisahkan kedua putranya yang sedang berkelahi itu. Tidak ingin kejadian memalukan ini di dengar dan di lihat lebih banyak orang lagi.

"Biarkan aku menghajar dia, pa! Akan aku bunuh dia!" teriak Bastian hendak menyerang Marcell yang disembunyikan Hugo di belakang punggung Hugo.

"Plak"

Dengan sekuat tenaga Hugo menampar Bastian, hingga pipi Bastian terdapat cap lima jari berwarna merah. Hugo bisa mendengar suara tangisan pilu dari atas ranjang di balik selimut yang sudah pasti adalah suara tangisan menantunya.

"Apa kamu sudah tidak waras? Kamu ingin mendekam di balik jeruji besi, makan minum gratis?" tanya Hugo merasakan tangannya kebas setelah melayangkan tamparan di wajah Bastian.

"Anak haram papa ini sudah meniduri istri.."

"Diam!" bentak Hugo memotong kata-kata Bastian.

Bastian berusaha mengontrol emosinya. Kedua tangan Bastian terkepal erat, giginya terdengar gemeretak dan matanya menatap tajam pada Marcell yang tersenyum mengejek penuh kemenangan ke pada dirinya dari balik punggung papanya. Padahal wajah pemuda itu sudah babak belur di hajarnya.

Hugo sendiri juga berusaha menahan dan mengontrol emosinya melihat kejadian yang tidak pernah diduga dan tak pernah terbayangkan dalam hidupnya ini. Pria paruh baya itu menoleh ke arah pemuda yang berdiri di depan pintu kamar hotel putranya.

"Kamu, saya tidak tahu siapa kamu. Tolong keluar dari kamar ini dan tutup pintunya," ucap Hugo pada pemuda itu.

Tanpa mengatakan satu patah katapun, pemuda itu berbalik, kemudian keluar dan menutup pintu kamar itu.

"Marcell, kenapa kamu melakukan semua ini?" tanya Hugo menatap tajam pada Marcell.

"Aku hanya ingin mencicipi barang baru milik kakak. Apa salahnya aku mencicipi milik kakak? Kami ,'kan bersaudara. Jadi saudara harus berbagi, bukan?" sahut Marcell enteng, cengar-cengir tanpa dosa, tanpa beban.

"Kau.." geram Bastian hendak menyerang Marcell lagi.

"Hentikan Bastian!" bentak Hugo, kemudian kembali menatap Marcell. "Marcell! Papa tidak bercanda!" bentak Hugo berusaha menahan emosi melihat tingkah Marcell.

"Okey . okey..aku khilaf. Kakak ipar terlalu cantik, jadi aku tidak bisa menahan diri," sahut Marcell dengan innocent face -nya.

Innocent face : orang yang tampangnya baik-baik aja seperti orang yang mukanya nggak bersalah.

"Kau benar-benar, ya! Cepat pakai pakaian kamu dan keluar dari kamar ini!" bentak Hugo berusaha menahan diri menghadapi Marcell.

"Okey," sahut Marcell enteng bergegas memakai pakaiannya. Tak lama kemudian Marcell pun sudah selesai memakai pakaiannya.

"Thanks, bro!" ucap Marcell masih sempat-sempatnya tersenyum seraya mengedipkan sebelah matanya.

"Kau.." geram Bastian benar-benar ingin kembali menghajar Marcell.

"Cukup Bastian! Lebih baik kamu tenangkan istrimu dulu," ujar Hugo, kemudian keluar dari kamar itu.

Hugo membuang napas kasar dan menyisir rambutnya dengan kelima jarinya dengan kasar.

"Kenapa bisa seperti ini? Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah kejadian ini," gumam Hugo yang lagi-lagi membuang napas kasar.

Niat Hugo keluar dari kamar hotelnya untuk membeli obat sakit kepala malah membuat Hugo tambah sakit kepala dengan kejadian tidak terduga malam ini.

Sedangkan Marcell yang sedari tadi cengar-cengir tanpa dosa dan tanpa beban, raut wajah pemuda tampan itu langsung berubah setelah keluar dari kamar hotel Bastian. Senyuman cengengesan dan innocent face yang sedari tadi ditampilkan pemuda itu seketika menghilang dan berganti dengan ekspresi kebencian, dendam, kesedihan, dan penyesalan yang bercampur menjadi satu.

Marcell masuk ke dalam lift menuju roof top dengan wajah yang terlihat kacau. Beberapa menit kemudian pemuda itu sudah berdiri di roof top dengan kedua tangan yang terkepal.

"Argghh..!" pekik Marcell kemudian jatuh terduduk.

"Dasar bajiingan! Setan! Sialan!" teriak Marcell seraya meninju-ninju lantai beberapa kali hingga buku-buku jarinya berdarah.

"Argghh.." Marcell kembali memekik dengan butiran kristal bening yang berjatuhan dari kelopak matanya yang berbulu lentik itu.

Sedangkan di kamar Bastian, setelah kepergian Marcell dan Hugo, pria itu masih terlihat sangat emosi.

"Dasar brengseek! Anak haram sialan!" umpat Bastian, lalu meninju dinding dengan penuh emosi, tapi sayangnya malah membuat tangannya sakit dan berdarah.

Bastian kemudian membalikkan tubuhnya menatap ke arah ranjang, lalu berjalan ke arah ranjang itu. Ingrid masih berada di balik selimut tanpa terlihat sama sekali wajahnya, bahkan ujung rambutnya pun tak terlihat. Bastian masih mendengar suara tangisan Ingrid.

"Buka selimut mu!" titah Bastian dengan suara yang terdengar dingin.

Ingrid masih menangis dan enggan untuk membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Dan hal itu membuat Bastian semakin emosi.

"Aku bilang buka selimut itu!" bentak Bastian menatap tajam ke arah selimut itu.

Masih menangis sesenggukan, Ingrid perlahan bergerak membuka selimut yang menutupi kepala dan wajahnya. Ingrid tertunduk tanpa berani menatap pria yang sudah menjadi suaminya itu.

"Buka selimut mu!" Bastian kembali membentak dan kali ini nada suaranya naik lebih tinggi.

Ingrid kembali menurunkan selimut yang menutupi tubuhnya sampai dagu itu dengan perlahan.

"Srak"

"Akhh." pekik Ingrid saat Bastian yang sudah tidak sabar menunggu Ingrid membuka selimut itu menarik selimut yang dipakai Ingrid itu dengan sentakan kasar. Namun spontan Ingrid yang terkejut pun menahannya, hingga selimut itu hanya melorot hingga dada Ingrid.

...🌟...

...Terkadang, ekspresi wajah tidak bisa menggambarkan isi hati....

...Berpura-pura baik-baik saja, meski menderita setengah mati....

...Kamuflase untuk melindungi diri....

..."Nana 17 Oktober"...

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Suaru saat kau akan berterimakasih ke Marcell karna tlah menyelamatkan mu,walau dgn cara yg salah..

2024-07-04

2

kevin popi

kevin popi

lanjut thor

2024-07-04

2

Arvilia_Agustin

Arvilia_Agustin

Teganya Marcell melakukan itu pada Kaka nya dan Kaka ipar nya

2024-06-24

2

lihat semua
Episodes
1 1. Malam Tak Terduga
2 2. Emosi
3 3. Maaf
4 4. Sama Brengseeknya
5 5. Orang Misterius
6 6. Bersedia
7 7. Akting
8 8. Semakin Penasaran
9 9. Kekasih
10 10. Terjerat Cinta
11 11. Semakin Benci
12 12. Manipulatif
13 13. Image
14 14. Memutar Balikkan Fakta
15 15. Playing victim
16 16. Di Hadang
17 17. Agar Natural
18 18. Tertusuk
19 19. Mengantar Pulang
20 20. Berbohong
21 21. Tidak Mau
22 22. Syarat
23 23. Merasa Menjadi Korban
24 24. Penampilan
25 25. Bertanggung Jawab
26 26. Trauma
27 27. Pasrah
28 28. Tanpa Filter
29 29. Hangat
30 30. Obat Penenang
31 31. Mencari Informasi
32 32. Akhirnya Tahu
33 33. Montir
34 34. Waiters Ganteng
35 35. Everything I do
36 36. Khawatir
37 37. Penasaran
38 38. Dendam
39 39. Si Cungkring
40 40. Uring-uringan
41 41. Baru Tahu
42 42. video
43 43. Pilihan
44 44. Dirumahkan
45 45. Refleks
46 46. Rasa Hormat
47 47. Menerka-nerka
48 48. Mengakui
49 49. Tidak Pulang
50 50. Menyusul
51 51. Prioritas
52 52. Terlalu Nyaman
53 53. Pengakuan
54 54. Maaf
55 55. Curiga
56 56. Saling Menyalahkan
57 57. Ide
58 58. Gugup
59 59. Gelisah
60 60. Seutuhnya
61 61. Nambah
62 62. Mempertimbangkan
63 63. Rencana
64 64. Menutupi
65 65. Canggung
66 66. Angkuh
67 67. Gadis Yang Sama
68 68. Pemegang Saham
69 69. Terpesona
70 70. Tersinggung
71 71. Memilih Bekerja
72 72. Merasa Takut
73 73. Masih Mikir
74 74. Isyarat
75 75. Merajuk
76 76. Penolong
77 77. Anak
78 78. Memaksa
79 79. Hampir
80 80. Was-was
81 81. Tidak Bisa Memutuskan
82 82. Menohok
83 83. Semakin Sakit
84 84. Kembali
85 85. Pulang ke Rumah
86 86. Penuh Ide Jahat
87 87. Mengikuti
88 88. Membalikkan Posisi
89 89. Sisa Pembayaran
90 90. Sadisme
91 91. Jujur
92 92. Tidak Menyangka
93 93. Mengubah Pembagian
94 94. Tidak Peduli
95 95. Penahanan
96 96. Perdebatan
97 97. Kenapa?
98 98. Tergoda
99 99. Mengunjungi
100 100. Takut Terganggu
101 101. Tak Tahu Malu
102 102. Bukan Mengancam
103 103. Bukan Berarti
104 104. Harus
105 105. Apa Mungkin?
106 106. Menggemaskan
107 107. Menyusun Rencana
108 108. Tidak Rela
109 109. Menempel
110 110. Bersemangat
111 111. Solusi
112 112. Berbohong
113 113. Puber Kedua
114 114. Ngaku
115 115. Menjinakkan
116 116. Menemui
117 117. Terpaksa
118 118. Merasa Bersyukur
119 119. Kepentok Kenyataan
120 120. Serius
121 121. Maaf
122 122. Sorry I Hurt You
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. Malam Tak Terduga
2
2. Emosi
3
3. Maaf
4
4. Sama Brengseeknya
5
5. Orang Misterius
6
6. Bersedia
7
7. Akting
8
8. Semakin Penasaran
9
9. Kekasih
10
10. Terjerat Cinta
11
11. Semakin Benci
12
12. Manipulatif
13
13. Image
14
14. Memutar Balikkan Fakta
15
15. Playing victim
16
16. Di Hadang
17
17. Agar Natural
18
18. Tertusuk
19
19. Mengantar Pulang
20
20. Berbohong
21
21. Tidak Mau
22
22. Syarat
23
23. Merasa Menjadi Korban
24
24. Penampilan
25
25. Bertanggung Jawab
26
26. Trauma
27
27. Pasrah
28
28. Tanpa Filter
29
29. Hangat
30
30. Obat Penenang
31
31. Mencari Informasi
32
32. Akhirnya Tahu
33
33. Montir
34
34. Waiters Ganteng
35
35. Everything I do
36
36. Khawatir
37
37. Penasaran
38
38. Dendam
39
39. Si Cungkring
40
40. Uring-uringan
41
41. Baru Tahu
42
42. video
43
43. Pilihan
44
44. Dirumahkan
45
45. Refleks
46
46. Rasa Hormat
47
47. Menerka-nerka
48
48. Mengakui
49
49. Tidak Pulang
50
50. Menyusul
51
51. Prioritas
52
52. Terlalu Nyaman
53
53. Pengakuan
54
54. Maaf
55
55. Curiga
56
56. Saling Menyalahkan
57
57. Ide
58
58. Gugup
59
59. Gelisah
60
60. Seutuhnya
61
61. Nambah
62
62. Mempertimbangkan
63
63. Rencana
64
64. Menutupi
65
65. Canggung
66
66. Angkuh
67
67. Gadis Yang Sama
68
68. Pemegang Saham
69
69. Terpesona
70
70. Tersinggung
71
71. Memilih Bekerja
72
72. Merasa Takut
73
73. Masih Mikir
74
74. Isyarat
75
75. Merajuk
76
76. Penolong
77
77. Anak
78
78. Memaksa
79
79. Hampir
80
80. Was-was
81
81. Tidak Bisa Memutuskan
82
82. Menohok
83
83. Semakin Sakit
84
84. Kembali
85
85. Pulang ke Rumah
86
86. Penuh Ide Jahat
87
87. Mengikuti
88
88. Membalikkan Posisi
89
89. Sisa Pembayaran
90
90. Sadisme
91
91. Jujur
92
92. Tidak Menyangka
93
93. Mengubah Pembagian
94
94. Tidak Peduli
95
95. Penahanan
96
96. Perdebatan
97
97. Kenapa?
98
98. Tergoda
99
99. Mengunjungi
100
100. Takut Terganggu
101
101. Tak Tahu Malu
102
102. Bukan Mengancam
103
103. Bukan Berarti
104
104. Harus
105
105. Apa Mungkin?
106
106. Menggemaskan
107
107. Menyusun Rencana
108
108. Tidak Rela
109
109. Menempel
110
110. Bersemangat
111
111. Solusi
112
112. Berbohong
113
113. Puber Kedua
114
114. Ngaku
115
115. Menjinakkan
116
116. Menemui
117
117. Terpaksa
118
118. Merasa Bersyukur
119
119. Kepentok Kenyataan
120
120. Serius
121
121. Maaf
122
122. Sorry I Hurt You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!