Rafli akan keluar dari kamarnya untuk bilang ke Mamah kalau Wina berdarah. Tapi Wina langsung melarangnya.
"Jangan Kak. Jangan bilang Mamah, Wina malu."
"Kenapa harus malu. Aku takut luka kamu makin sakit nantinya."
"Ngga kak. nanti juga sembuh."
Keduanya sekarang sudah ada di kamar dan sedang duduk di pinggir kasur. Wina memakai handuk untuk menutupi pinggang ke bawah.
"Ya sudah kalau kamu ngga kasih izin aku bilang ke Mamah, aku ngga akan bilang. Tapi nanti kalau masih sakit aja, bilang ke aku ya. Biar aku belikan obat," Wina mengangguk.
"Em... Kak."
"Ada apa?"
"Wina laper."
"Laper?" Wina mengangguk pelan.
"Aku akan ambil dulu. Kamu di sini saja ya."
"Iya Kak."
Rafli turun ke bawah untuk mengambil makanan. Wina lalu cepat cepat mengambil celana untuk di pakainya.
Wina sebenarnya malu dan ngga enak sama Rafli. Tapi mau gimana lagi karena memang rasanya sangat sakit.
Wina pakai celana dengan pelan. karena kakinya terasa sakit kalau di angkat.
Saat Rafli sudah datang, Wina sudah pakai celana. Rafli dan Wina akhirnya makan bersama di dalam kamar.
Selesai makan, keduanya langsung memutuskan untuk tidur karena sudah malam.
Rafli memeluk Wina dari belakang, badan Wina masih saja kaku saat di peluk Rafli. Wina rupanya tegang dan merasa aneh.
Pagi hari Wina bangun duluan. Dan posisi tidurnya, Wina memeluk Rafli dan kepalanya ada di atas lengan Rafli.
Wina lalu mendongakkan wajahnya dan langsung bisa melihat Wajah Rafli yang ada di dekatnya.
"Dari kecil kita sering bareng. Walau pun kita ngga begitu dekat karena kesukaan mainan kita berbeda. Tapi tetap saja kita seminggu sekali pasti bertemu. Sekarang justru kita menikah dan akan bersama sampai tua," kata Wina dalam hatinya sambil terus melihat ke wajah Rafli yang masih tidur.
Wina lalu melepaskan pelukannya. Wina mau ke kamar mandi untuk pipis dan cuci muka.
Wina dengan pelan turun dari kasur. Rasanya sudah tidak begitu sakit, tapi masih ada rasa sakit walau sedikit. Wina berjalan ke kamar mandi. Sampai kamar mandi, Wina pipis. Pipisnya terasa perih karena luka semalam. Setelah pipis, Wina cuci muka dan sikat gigi
Rafli buka mata, saat di lihat ngga ada Wina langsung bangun.
Rafli melihat ke kamar mandi dan ternyata ada suara air dari dalam. Rafli lalu mendekat ke pintu dan mengetuknya.
"Win."
"Iya kak."
"Kamu sedang apa?"
Wina yang sudah selesai ngga menjawab, tapi Wina langsung buka pintu.
"Wina habis cuci muka."
"Oh. Masih sakit ngga?" Wina menggeleng.
"Sudah ngga sakit kok Kak," Wina berbohong.
"Syukurlah. Ya sudah kamu duduk aja dulu. Aku mau ke kamar mandi."
Wina lalu berjalan menuju kasur. Sedang Rafli gantian masuk kamar mandi.
Selesai dari kamar mandi Rafli mengajak Wina ke bawah. Wina pun mau. Keduanya lalu turun kebawah sambil Rafli mengandeng tangan Wina.
Mamah dan Papah yang sedang sarapan melihat Wina dan Rafli datang langsung mengajaknya sarapan. Ke empatnya pun sarapan bersama.
Selesai sarapan Mamah dan Papah berangkat kerja. Sedang Rafli dan Wina pergi ke kamar lagi.
Rafli duduk di sofa kamar, sedang Wina tiduran. Wina melihat lihat foto kemarin di hpnya. Rafli juga sedang melihat hp. Rafli sedang membaca artikel kenapa Wina sampai berdarah.
Setelah Rafli membacanya dan tau kenapa Wina sampai berdarah, Rafli tidak merasa takut lagi Wina kenapa kenapa.
Rafli mendekat ke Wina dan naik ke kasur lagi. Rafli menyuruh Wina membaca artikel nya agar Wina tau kenapa dirinya berdarah.
"Itu Kamu sudah ngga sakit banget kan Win?"
Sebenarnya masih sakit, tapi Wina bilangnya sudah ngga sakit lagi.
"Kalau kita coba lagi kamu mau ngga. kata artikel itu nanti nya ngga akan sakit lagi kok. Awalnya doang yang sakit."
Wina ngga langsung jawab. Wina berpikir dulu. Sedang Rafli terus melihat ke Wina karena menunggu jawaban Wina.
Wina akhirnya menganggukkan kepalanya tanda setuju. Rafli tersenyum dalam hatinya dan merasa senang.
Rafli langsung tidak buang waktu. Rafli dengan cepat melepaskan kain yang menempel di badanya dan badan Wina. Rafli sangat bersemangat.
Lagi lagi Rafli melakukanya tanpa pemanasan. Dan langsung saja membuka kaki Wina. Adik Rafli rupanya sudah berdiri apa lagi melihat ladang Wina yang terlihat indah. Ada rumput sedikit dan pendek.
Rafli mengarahkan adiknya ke dalam ladang Wina. Setelah itu Rafli menahannya. Ladang Wina masih kering, jadi saat Rafli mau memasukan adiknya ke dalam ladang, Wina merasa kesakitan.
"Kak sakit...."
"Iya Win tahan ya. Kan memang kata artikel awalnya sakit."
Rafli terus mendorong adiknya. Wina teriak kesakitan sampai air mata Wina mengalir. Wina merasa miliknya sobek dan berdarah lagi.
Rafli terus mendorong adiknya masuk ke dalam tidak dengan pelan. Membuat Wina benar benar kesakitan.
"Kak sakit...." suara Wina dengan pelan. Setelah keluar suara, Wina lalu pingsan.
Rafli melihat Wina yang tiba tiba diam langsung kaget. Rafli menepuk pipi Wina pelan, tapi ngga ada reaksi.
"Win kamu kenapa. Win bangun...."
Wina ngga bergerak. Rafli langsung takut. Rafli mencabut adiknya dan ternyata di adiknya berlumur darah. Begitu juga milik Wina yang banyak darahnya. Rafli terlihat panik dan takut.
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
🍁M Ali Yusuf/Ra❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Pasti nanti kamu bakal di ejekkin kamu Rafli
2024-06-10
5
🍁M Ali Yusuf/Ra❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Rafli juga bacanya setengah setengah jadinya tak faham
2024-06-10
3
🍁M Ali Yusuf/Ra❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Hadeeeh gara gara orang tua menikahkan anaknya yang belum mengerti jadinya begini DECH😁
2024-06-10
3