Rafli cukup kaget dengar perkataan Wina. ternyata Wina menangis karena mengira dirinya marah padanya.
"Aku ngga marah sama kamu. Aku membelakangi kamu karena aku takut khilaf. Kamu tadi bilang takut sakit, jadi aku pikir kamu belum siap. Sudah jangan menangis lagi, aku ngga marah kok. Kalau kamu masih takut, aku akan sabar."
"Wina sudah siap Kak. Wina ngga takut lagi. Kalau Kaka mau melakukanya sekarang, silakan."
"Jangan di paksa siap Win kalau kamu benar benar belum siap dan takut. Aku ngga mau kamu melakukanya karena terpaksa."
"Ngga Kak, Wina ngga ke paksa. Wina sudah siap. Ayo lakukan sekarang kak, biar Wina melakukan kewajiban Wina sebagai istri melayani suami."
Rafli tersenyum karena dengar perkataan Wina yang sok dewasa. Padahal tadi bilang takut dan menangis gara gara di belakangi.
"Kenapa Kaka tersenyum? Memangnya ada yang lucu?"
"Iya. Kamu sangat lucu. Tadi katanya takut dan menangis. Tapi sekarang bicaranya kaya orang dewasa aja. Baiklah kalau kamu sudah siap, Aku akan melakukanya sekarang. Jadi kamu ngga boleh berhenti di tengah jalan kalau kesakitan, ngerti?" Wina menganggukkan kepalnya.
Rafli tersenyum sambil tangannya mengusap pipi Wina. Dengan pelan Rafli mencium kening Wina. Ciuman itu turun ke pipi dan juga bibir.
Wina hanya diam dan membiarkan Rafli melakukan apa yang harus di lakukan. Sebenarnya Wina merasa deg degan, tapi Wina menahannya.
Rafli dengan pelan melepaskan kain yang menempel di badan Wina. Satu persatu kain itu lepas. Mata Rafli terbuka lebar saat kain yang menempel di badan Wina lepas. Rafli melihat badan putih, mulus dan berisi. Di badan Wina tersisa pembungkus dua daging mentah dan juga kain segi tiga. Wina badanya terasa panas dingin. Wina menggigit bibirnya agar tidak begitu tegang.
Rafli rupanya juga merasa gemetar. Karena Rafli baru pertama kali melihat nya. Rafli bingung harus gimana dulu. Untungnya Rafli sudah baca baca dan cari tau dari internet cara untuk melakukannya.
Yang pertama Rafli harus membuat Wina nyaman dulu dan menikmatinya, agar Wina rileks dan tidak tegang.
Rafli masih terus menatap Wina membuat Wina malu. Wina menarik selimut untuk menutupi badanya, tapi Rafli menariknya lagi.
"Jangan di tutup. Aku sedang menikmati indahnya ciptaan Tuhan di dirimu. Kamu sangat sempurna Win."
Wina merasa malu hanya buang muka ke samping, tidak berani melihat Rafli.
Rafli dengan pelan mendekatkan bibirnya ke bibir Wina. Rafli mencium bibir Wina dengan pelan. Rafli melakukanya dengan pelan agar Wina bisa mengimbanginya.
Tangan Rafli sudah jalan jalan. Tangan Rafli menemukan benda kenyal yang masih tertutup. Saat tangan Rafli masuk ke dalam penutup benda kenyal itu Wina merasa seperti tersengat listrik.
Saat tangan Rafli gemas dan mencengkram daging kenyal itu, Wina merasa kesakitan. Wina sampai melepaskan ciumannya dan menarik tangan Rafli agar melepaskan daging kenyal.
"Sakit Kak," Wina bicara dengan pelan.
"Maaf. Soalnya aku gemas. Coba aku lihat luka ngga," alasan Rafli. Padahal niat Rafli ingin melepaskan penutupnya.
"Ngga usah Kak. Ngga luka kok."
Wina sambil menutupinya dengan tangannya.
Tapi Rafli menarik tangan Wina agar tidak di tutup.
"Aku ingin melihatnya. Kamu jangan malu."
Rafli akhirnya bisa membuka penutupnya. Dan benar saja dua daging mentah itu sangat indah. Apa lagi ada Boba yang berwarna pink dan kecil. Tapi Bobanya berdiri tidak lembek.
Tanpa buang waktu Rafli langsung menikmati Bobanya. Dan yang satu tidak di diamkan, tapi tangan Rafli memainkan Boba satunya lagi.
Wina menggigit bibirnya agar tidak keluar suara. Tangan Wina menjambak pelan rambut Rafli.
Mulut Rafli sampai mengeluarkan suara saat menikmati Bobanya. Rafli seperti bayi yang sedang kehausan. Rafli sambil menggigit Bobanya pelan dan juga menarik nya.
Wina benar benar merasa seperti terbang ke awan.
"Kak...."
"Eemmmm...."
"Pelan... Sakit."
Rafli yang mendengar Wina kesakitan lalu menghentikan mulutnya.
"Apa aku terlalu keras?" Wina mengangguk.
"Maaf. Aku akan pelan pelan."
Rafli melakukanya lagi. Kali ini Rafli melakukanya dengan pelan. Rafli menikmati Bobanya seperti makan es krim.
Wina makin merasakan geli geli nikmat. Sampai Wina bergerak seperti cacing kepanasan.
Saat Rafli sedang menikmati Boba Wina, tiba tiba terdengar suara pintu di ketuk. Wina dan Rafli sama sama kaget.
"Kak, gimana ini."
"Sut... Jangan panik."
Rafli lalu mengambil selimut untuk menutupi tubuh Wina. Setelah itu Rafli berjalan menuju pintu dan membukanya.
Ternyata Mamah yang datang. Mamah mengajak Rafli dan Wina untuk makan malam.
"Rafli sama Wina belum lapar Mah. Nanti kalau kita lapar turun ke bawah. Lagian Wina sedang tidur."
"Oh ya sudah kalau begitu."
Mamah melihat ke kasur sekilas. Dan terlihat Wina yang selimutan di atas kasur. Mamah melihat Rafli.
"Apa sih Mah. Lihatin Rafli kaya gitu."
"Ngga. Ya sudah Mamah turun dulu. Nanti kalau lapar turun saja ya. Mamah akan suruh mba siapkan makanan di meja."
Mamah bilang nya sedikit meledek. Mamah sepertinya sudah tau apa yang sedang di lakukan Rafli dan Wina.
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...
Lanjut bsk ya. soalnya takut ngga lolos😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
🍁M Ali Yusuf/Ra❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Kira kira berlanjut atau sampai di sini ya🤣😁
2024-06-10
2
🍁M Ali Yusuf/Ra❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Ah mamah gangguin saja kan jadinya gantung ini🤭
2024-06-10
1
🍁M Ali Yusuf/Ra❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Les dulu ya Rafli kamu sebelumnya 🤣🤣
2024-06-10
1