Rafli Takut

Rafli menutup pintu kamar nya setelah mamahnya pergi. Mamah turun ke bawah langsung menuju tempat makan.

"Mana anak anak Mah?" tanya Papah.

"Wina tidur. Kata Rafli nanti kalau Wina sudah bangun, mereka akan turun dan makan."

"Oh. Ya sudah kita makan dulu."

"Iya Pah."

Mamah lalu bicara pada Papah tentang penglihatannya. Tapi Papah bilang ke Mamah untuk tidak mengganggunya.

Rafli mendekati Wina dan duduk di pinggir kasur.

"Win. Mamah sudah pergi."

Wina dengan pelan membuka wajahnya yang di tutupi selimut.

"Kira kira Mamah lihat ngga ya Kak?"

"Lihat apa memangnya Mamah. Kan badan kamu di tutup selimut. Jadi ngga mungkin lihat."

"Kita lanjut lagi yuk."

"Wina minum dulu ya Kak. Wina haus."

Wina menutup badanya dengan selimut dan bergeser ke pinggir kasur untuk ambil minum yang ada di meja dekat ranjang. Rafli yang melihat Wina kesusahan lalu membantu mengambilkannya.

"Makasih Kak."

Wina mengambil gelas yang di berikan Rafli. Wina lalu meminumnya sampai habis. Rafli bangun dari duduknya dan akan ke kamar mandi untuk pipis dulu.

Di kamar mandi, Rafli mengambil sesuatu yang sudah di siapkan sebelumnya. Rupanya Rafli membeli sejenis tisu ajaib yang di gunakan untuk adiknya.

Rafli masih muda dan belum tau masalah hubungan suami istri. Jadi Rafli melihat di internet langsung di beli dan akan di praktekan.

Setelah selesai, Rafli mendekat ke Wina. Rafli dengan pelan menarik selimut yang menutupi tubuh Wina. Wina menutupi kedua daging kenyalnya. Tapi Rafli menarik tangan Wina karena Rafli mau menikmati daging kenyal itu.

Rafli menikmatinya secara bergantian. Wina sampai merasakan panas di tubuhnya karena permainan Rafli di Boba.

Mulut Wina di tutup oleh tangannya sendiri agar tidak mengeluarkan suara.

Rafli merasa adiknya sudah bangun dan sangat keras. Rafli lalu menghentikan permainannya di Boba Wina.

Mata Rafli melihat ke bawah. Melihat kain segi tiga yang masih menempel di badan Wina. Rafli langsung saja menarik kain itu agar terlepas.

Saat kain itu terlepas, Rafli menarik nafasnya cukup panjang. Wina merasa malu saat Rafli terus menatap ke ladang safana nya.

Dengan pelan Rafli mengusap ladang milik Wina. Wina merasa geli saat tangan Rafli mengusap ladang miliknya.

Ladang Wina tidak ada rumput lebatnya. Tapi ada rumput sedikit itu pun sangat pendek. Rafli yang sudah merasa badanya panas dingin langsung saja membuka kain yang menempel di badan nya. Setelah kain itu terlepas, adik Rafli terlihat dengan jelas sudah berdiri tegak.

Wina langsung buang muka. Dan Rafli yang memang tidak tau harus gimana dulu kalau pertama melakukanya, langsung memposisikan adiknya di ladang Wina.

Wina mencengkram seprei dengan kencang sambil wajahnya melihat ke samping. Sedang Rafli memegangi adiknya agar masuk ke ladang milik Wina.

Wina dan Rafli yang memang sama sama belum pengalaman hanya mengikuti naluri saja.

Rafli tidak pemanasan dulu sebelum memasukan adiknya ke dalam ladang Wina.

Rafli terus memasukan adiknya dan sambil mendorongnya cukup kuat. Membuat Wina teriak karena kaget dan sakit.

"Aaaaaa... Sakit...." kepala Wina sambil terangkat ke depan.

Rafli bukanya berhenti malah terus mendorongnya. Membuat Wina benar benar kesakitan. Wina reflek mendorong Rafli sampai Rafli terdorong ke belakang. Dan adiknya lepas dari dalam ladang Wina. Padahal adik Rafli sudah masuk setengah.

"Sudah Kak, cukup. Berhenti dulu. Ini benar benar sakit."

Wina sampai menangis dan Wina melihat darah menetes di sprei dari ladang miliknya.

Rafli juga melihat kepala adiknya kena darah. Rafli langsung mengambil kain untuk membersihkan darah dari ladang Wina. Rafli juga merasa takut Wina kenapa kenapa.

"Pake ini biar darahnya berhenti "

Wina langsung menekan handuknya di ladang miliknya.

"Apa masih sakit. Aku panggil Mamah ya."

"Ngga usah kak. ini sudah ngga sakit seperti tadi kok."

"Tapi kamu berdarah."

"Ini ngga papa."

Rafli mengambil baju Wina dan membantu memakaikannya. Rafli terlihat sangat takut Wina kenapa kenapa karena sampai berdarah cukup banyak.

Wina hanya pakai baju atasan saja. Sedang yang di bawah, Wina masih memakai handuk kecil untuk menahan darah agar tidak keluar.

"Gimana masih sakit?" Rafli terus bertanya karena benar benar takut.

"Sudah ngga begitu sakit kak. Kaka sana ke kamar mandi, trus pake celana. Wina malu lihat itu Kaka."

Sambil menunjuk adik Rafli. Rafli mengangguk dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci adiknya dan pakai celana.

Setelah Rafli pergi, Wina mengambil handuknya dan ternyata darahnya sudah tidak keluar tapi ladangnya terasa sakit.

"Ya Tuhan, kenapa rasanya sakit gini dan sampai berdarah. Adik Kak Rafli kenapa juga sih gede gitu. benar kan apa yang aku pikiran kalau rasanya memang sakit."

"Semoga Kak Rafli tidak minta lagi. Aku benar benar belum siap."

Wina bicara dalam hatinya sambil melihat ke kamar mandi. Rafli keluar dari kamar mandi dan hanya pakai celana pendek saja tanpa pakai baju.

"Masih sakit?" Wina menggeleng.

"Apa Kaka masih mau lagi?"

"Ngga ngga. Kamu berdarah begitu aku takut. sekarang kamu bersih bersih dulu aja ya. Nanti baru kita makan."

"Iya Kaka."

Wina mengambil selimut untuk menutupi ladangnya. Tapi Rafli melihatnya ribet, jadi Rafli melarangnya.

"Aku gendong aja ya."

"Ngga ah Kak. Wina malu."

"Malu kenapa. Sudah sini aku gendong."

Rafli mengendong Wina sampai kamar mandi. Tangan Wina menutup ladangnya dengan handuk agar Rafli tidak lihat. Rafli hanya tersenyum saja.

Sampai di kamar mandi, Wina di turunkan. Wina kesakitan saat berjalan satu langkah.

"Ada apa, sakit. Kita ke dokter aja ya. Aku ngga mau kamu kenapa kenapa!"

Rafli benar benar panik dan takut melihat Wina yang kesakitan.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Itu kan Darah perawan Wina, Berarti Wina udah jeblos ya udah gak perawan lagi Walaupun Rafli gak melanjutkan lagi..

2025-02-28

0

🍁M Ali Yusuf/Ra❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁M Ali Yusuf/Ra❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

ayo Rafli cari Mbah Google lagi🤣🤣

2024-06-10

2

🍁M Ali Yusuf/Ra❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁M Ali Yusuf/Ra❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

Namanya juga bocil jadi belum punya pengalaman 🤣🤣

2024-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 Liburan
2 Pulang Dari Villa
3 Pergi Ke Cafe
4 Undangan Makan Malam
5 Sudah Di Tetapkan
6 Acara Kelulusan
7 Lamaran
8 Main Kerumah Rafli
9 Pergi Ke Mall
10 Wina Malu
11 Makan Malam di Rumah Wina
12 Pergi Ke Butik
13 Rara Telfon Rafli
14 Jadi Besan
15 Wina Malu
16 Wina Menangis
17 Wina Ngga Takut Lagi
18 Rafli Takut
19 Wina Pingsan
20 Sobek
21 Tidur Rumah Ibu
22 Rafli Ngambek
23 Rafli Mengajak Wina Nonton
24 Tulangnya Sakit
25 Rafli Malu
26 Wina Menangis
27 Pulang Ke Rumah Rafli
28 Rafli Berangkat Ke Singapura
29 Selalu Menelfon
30 Wina Sudah Punya Pasport
31 Sampai Singapura
32 Teriak Tanda Kemenangan
33 Puas Belanja
34 Pagi Yang Dingin
35 Wina Bersama Mertuanya Pulang Ke Indonesia
36 Kepala Wina Merasa Pusing
37 Ayah Kaget
38 Wina Ngga Mau
39 Pergi Ke Dokter
40 Wina Di Infus
41 Wina Jadi Tidak Mual
42 Malam Terakhir
43 Mamah Marah Ke Rafli
44 Berangkat Ke Singapura
45 Pikiran
46 Ujian Sekolah
47 Teman Wina Curiga
48 Jadwal Periksa Kandungan
49 Guru Sudah Tau
50 Ikatan Batin Seorang Ibu
51 Kritis
52 Wina Pulang Ke Rumah
53 Obat Pelancar ASI
54 Wina Merasa Malu
55 Claudia Liana Tanjung
56 Keputusan Wina
57 Berangkat Ke Singapura
58 Wina Sakit
59 Rafli Kembali Kuliah
60 Bulu Kuduk Merinding
61 Wina Sudah Daftar Kuliah
62 Rafli Marah
63 Wina Takut
64 Wina Ngga Suka
65 Suara Zain Bergetar Mau Menangis
66 Ngga Normal
67 Bicara Berdua
68 Dapat Pesan
69 Tangan Wina Gemetar
70 Kaget Dan Tidak Percaya
71 Ada Yang Pingsan
72 Sakit Perut
73 Wina Ketakutan
74 Ketemu
75 Melaporkan
76 Wina Tidak Mau Di Tinggal
77 Zain Merasa Takut
78 Hukuman Tiga Tahun
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Liburan
2
Pulang Dari Villa
3
Pergi Ke Cafe
4
Undangan Makan Malam
5
Sudah Di Tetapkan
6
Acara Kelulusan
7
Lamaran
8
Main Kerumah Rafli
9
Pergi Ke Mall
10
Wina Malu
11
Makan Malam di Rumah Wina
12
Pergi Ke Butik
13
Rara Telfon Rafli
14
Jadi Besan
15
Wina Malu
16
Wina Menangis
17
Wina Ngga Takut Lagi
18
Rafli Takut
19
Wina Pingsan
20
Sobek
21
Tidur Rumah Ibu
22
Rafli Ngambek
23
Rafli Mengajak Wina Nonton
24
Tulangnya Sakit
25
Rafli Malu
26
Wina Menangis
27
Pulang Ke Rumah Rafli
28
Rafli Berangkat Ke Singapura
29
Selalu Menelfon
30
Wina Sudah Punya Pasport
31
Sampai Singapura
32
Teriak Tanda Kemenangan
33
Puas Belanja
34
Pagi Yang Dingin
35
Wina Bersama Mertuanya Pulang Ke Indonesia
36
Kepala Wina Merasa Pusing
37
Ayah Kaget
38
Wina Ngga Mau
39
Pergi Ke Dokter
40
Wina Di Infus
41
Wina Jadi Tidak Mual
42
Malam Terakhir
43
Mamah Marah Ke Rafli
44
Berangkat Ke Singapura
45
Pikiran
46
Ujian Sekolah
47
Teman Wina Curiga
48
Jadwal Periksa Kandungan
49
Guru Sudah Tau
50
Ikatan Batin Seorang Ibu
51
Kritis
52
Wina Pulang Ke Rumah
53
Obat Pelancar ASI
54
Wina Merasa Malu
55
Claudia Liana Tanjung
56
Keputusan Wina
57
Berangkat Ke Singapura
58
Wina Sakit
59
Rafli Kembali Kuliah
60
Bulu Kuduk Merinding
61
Wina Sudah Daftar Kuliah
62
Rafli Marah
63
Wina Takut
64
Wina Ngga Suka
65
Suara Zain Bergetar Mau Menangis
66
Ngga Normal
67
Bicara Berdua
68
Dapat Pesan
69
Tangan Wina Gemetar
70
Kaget Dan Tidak Percaya
71
Ada Yang Pingsan
72
Sakit Perut
73
Wina Ketakutan
74
Ketemu
75
Melaporkan
76
Wina Tidak Mau Di Tinggal
77
Zain Merasa Takut
78
Hukuman Tiga Tahun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!