Wina bersama orang tua dan adiknya sudah masuk ke dalam rumah Rafli. Mereka sedang mengobrol sebelum makan malam.
Mereka belum mengobrol masalah perjodohan. Mereka masih mengobrol tentang hal biasa saja.
Jam sudah menunjukan pukul 8 malam. Lalu Mamah mengajak semuanya makan.
"Mah, panggil Rafli. Dari tadi kita sampai lupa memanggilnya."
"Oh iya Pah, Mamah juga lupa."
Mamah lalu menyuruh mba untuk memanggil Rafli.
"Ayo sekarang kita ke ruang makan," ajak Mamah.
Semua pergi ke ruang makan. Wina sudah sering main ke rumah Rafli. jadi sudah tidak heran dengan rumah mewahnya.
Semuanya sudah duduk. Tidak lama Rafli datang. Rafli hanya pakai kaos oblong dan celana pendek.
Rafli melihat Wina dan keluarganya sudah duduk. Rafli langsung berpikir ini rupanya tamu yang mau makan bersama.
"Malam semua."
"Malam."
Rafli lalu jabat tangan dan mencium tangan kedua orang tua Wina. sedang ke Aska, Aska yang cium tangan Rafli. Rafli melihat ke Wina yang malam ini terlihat cantik. Wina lalu menjabat tangan Rafli.
Setelah itu Rafli lalu duduk. Mamah dan Papah langsung mempersilakan semuanya untuk makan malam.
Semuanya makan bersama sambil mengobrol. Selesai makan mereka lanjut mengobrol di ruang keluarga.
"Rafli, Wina. Malam ini kita mau bicarakan tentang perjodohan kalian. Kalian tau kan kalau Papah dan Om Abi itu sudah bersahabat dari kuliah. jadi kita ingin kalau hubungan kita bukan hanya sahabat. Tapi kita ingin jadi keluarga. Makanya kita sepakat ingin kalian menikah. Kita sebenarnya ingin kalian sekolah, kuliah dan kerja dulu. Tapi setelah di pikir lagi, kita takut nanti kalau kalian sudah makin besar dan sudah mapan, kalian punya pilihan pasangan masing masing. Jadi kalau kalian sekarang kita nikahkan, kalian kan jadi tau kalau kaina sudah punya pasangan."
Papah Bram bicara, sedang semua mendengarkan.
"Kalian saat ini hanya nikah siri. Dan kalian masih bisa sekolah dan kuliah. Nanti setelah umur kalian cukup untuk menikah di KUA, baru kalian akan nikah resmi," kata Ayah Abi.
"Niat kita hanya ingin mengikat kalian agar kalian nanti tidak lagi punya pikiran untuk cari pacar. Karena kalian sudah punya pasangan," Papah melanjutkan lagi.
Wina dan Rafli dari tadi hanya diam dan mendengarkan saja. Karena keduanya seperti sudah tidak bisa bicara lagi. Semua keputusan sudah di ambil oleh orang tua. Jadi Wina dan Rafli seperti sudah tidak perlu bicara lagi.
Papah menyuruh Wina dan Rafli bicara berdua. Keduanya lalu pergi ke teras belakang. Rafli dan Wina duduk dan hanya diam cukup lama. Wina menunduk sambil memainkan jari kukunya.
"Kamu setuju dengan keinginan orang tua kita Win?" akhirnya Rafli bersuara.
"Maaf Kak, Wina ngga bisa menolak. Wina ngga mau jadi anak durhaka. Kalau Kaka mau menolak silakan saja. Wina ngga papa. Wina tau kok kalau Kaka ngga suka Wina. Kaka kan sudah punya pacar. Wina ngga mau merusak hubungan Kaka dengan pacar Kaka."
"Jawaban kamu banyak juga ya Win."
Wina hanya diam dan menunduk.
"Aku juga ngga bisa menolak keinginan orang tua ku Win. Tapi kita juga nanti kalau menikah akan berpisah. Jadi menurutku untuk apa kita menikah. Kalau mereka ingin kita menikah nanti saja kalau aku sudah lulus kuliah. Kamu juga sudah lulus sekolah. Sekarang bisa kan kita tunangan aja dulu."
"Wina sependapat sama Kaka. Tapi Wina ngga berani bicara. Silakan Kaka yang bicara sama orang tua kita. Wina akan dukung dan ikut ide Kaka itu."
"Baiklah nanti aku akan bilang pada orang tua kita. Tapi kamu setuju kan dengan pendapatku kalau kita tunangan dulu aja," Wina mengangguk dan jawab iya.
Keduanya lalu masuk ke dalam dan gabung lagi bersama orang tua mereka. Rafli melihat ke Wina sebelum bicara.
"Pah, Mah, om dan Tante. Rafli sama Wina tadi sudah bicara. Dan kita ingin kalau sebaiknya kita tunangan aja dulu. Setelah nanti Rafli selesai kuliah baru kita menikah. Soalnya percuma kita nikah kalau kita juga akan berpisah."
"Memang tadinya kita juga berpikir seperti itu. Tapi kita berpikir lagi kalau tunangan itu kalian belum halal. Jadi kalian juga masih ada kemungkinan untuk tertarik dengan orang lain. Ngga papa kalian akan pisah juga, yang penting kalian sudah halal. Kalau nanti kalian bertemu juga tidak akan buat dosa karena kalian sudah halal."
Rafli dan Wina akhirnya tidak bisa bicara lagi. dan keduanya hanya bisa diam dan menerima keputusan dan rencana kedua orang tua mereka.
Setelah semuanya sepakat kalau anak anak akan menikah. dua keluarga langsung membicarakan kapan hari pernikahan mereka.
"Rafli kemungkinan 3 Minggu lagi baru pergi ke luar negri. Sebaiknya kita laksanakan pernikahan mereka dua Minggu lagi saja. Gimana?"
"Setuju aja. dan ijab nya di rumah kamu saja Bram. Gimana?"
"Boleh. Itu ide bagus."
Sampai jam 10 malam semuanya baru selesai bicara. Lalu keluarga Wina pun pulang.
Setelah keluarga Wina pulang, Rafli langsung pergi ke kamar dengan penuh rasa kesal. Karena orang tuanya tidak mengerti dengan perasaanya.
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Masriani 1438
cerita nya asik nih
2024-10-26
0
Wilton Z-Onze
wah makin seru nihh
2024-07-30
1
Mamah Kekey
pernikahan dini semoga mereka bahagia
2024-07-18
0