18. Korban

Keane membuka pintunya dan saat pintu telah dibuka, ada sosok anak kecil yang tiba-tiba memeluknya.

-Greep

“Apa ini?!” teriaknya panik. Keane melihat sosok anak kecil itu memeluk perut dan kakinya kemudian menghilang tanpa jejak.

Keane mulai panik dan tiba-tiba tubuhnya terjatuh.

-Bruuuk

“Keane!!” Lucas mencoba menolong saudaranya itu. Namun tiba-tiba tubuh Keane seperti ditarik oleh sesuatu.

“Huwaaaaa!!”

Tubuh Keane terseret dengan cepat. Lucas dan Edwin semakin panik karena Keane seperti ditarik menuruni tangga.

“Keane!!” teriak Lucas.

Dia dan Edwin mengikuti pergerakan Keane yang ditarik dengan cepat.

“Lucas!!” Keane berteriak. Dia hendak meminta tolong pada sang kakak yang masih berusaha mengejarnya. Namun sepertinya akan sia-sia karena saat dia mencoba mengejarnya, tiba-tiba Lucas terjatuh.

-Bruuuk

“Akh!!”

“Lucas!!”

Edwin yang ada di belakang Lucas membantunya untuk berdiri, namun Lucas menolaknya dan berkata, “Jangan pikirkan aku! Kejar Keane dan selamatkan dia!!”

Tidak ada banyak pilihan di saat itu sehingga Edwin terpaksa meninggalkan Lucas sendiri dan dia berlari mengejar Keane.

Lucas yang hendak berdiri saat itu mengalami kesulitan.

“Kenapa tubuhku seperti tertahan?” pikirnya.

Seakan mendapatkan sebuah firasat, dia memberanikan diri untuk melihat ke belakang dan betapa terkejutnya dia saat melihat sosok mengerikan dengan kepala yang nyaris putus, penuh darah dan senyum lebar memegangi kakinya.

“Huwaaaa!!”

Lucas mencoba memberontak dan menendang sosok itu dengan kaki yang lain namun sulit untuk dilepaskan. Terakhir, dia terpaksa memegangi kepala makhluk mengerikan itu dan menariknya.

Seketika kepalanya langsung terpisah dengan tubuhnya dan tentu saja Lucas tidak akan membiarkan dirinya memegangi benda mengerikan itu terlalu lama. Dia melemparkannya jauh ke belakang dan cengkraman makhluk mengerikan penuh darah itu melemah.

-Buuuuk

Lucas langsung menendang tubuh makhluk itu dan cepat-cepat berlari. Ekspresi wajahnya tampak sangat pucat, penuh ketakutan dan dia melihat tangannya penuh dengan darah. Itu darah nyata dengan aroma amis yang sangat kuat.

Saat ini, Lucas mencoba sebisa mungkin menahan perutnya yang mual.

Ini adalah sebuah situasi sulit yang tidak pernah dialaminya selama ini.

“Kenapa liburan kami jadi seperti ini? Dimana letak kesalahannya?”

“Selain itu, Mariana menghilang. Aku harus mengatakan apa pada paman dan bibi?!”

“Kami jadi terpencar karena Keane juga tiba-tiba terseret dalam masalah. Apa yang harus aku lakukan?!”

Saat Lucas mencoba melihat ruangan lain di rumah sebesar dan seluas itu, tidak ada hal lain yang ditemukannya selain darah segar dan tulisan aneh yang selalu muncul.

[Ayo temukan kami]

[Temukan aku]

[Ada yang hilang]

[Ayo temukan kami]

Hanya tulisan itu yang terus muncul. Ini mungkin saat paling mengerikan karena di saat hari masih siang, Lucas harus mendapati dirinya sendirian dan terpisah dari semua orang.

Saat dia memilih untuk kembali dan menuju dapur, tiba-tiba dirinya menabrak seseorang.

“Aaah!”

Lucas menahan dirinya agar tidak terjatuh dan dia melihat sosok yang baru saja ditabraknya adalah sosok Edwin.

“Paman Edwin?!” Lucas terkejut dan mendekati Edwin, “Paman, dimana Keane?!”

Wajah panik Edwin langsung terlihat. Tangan gemetar dan keringat dingin tidak bisa menyembunyikan ketakutannya.

“Aku…aku tidak bisa menemukannya. Aku sudah mencoba tapi aku tidak bisa menemukannya dimanapun.”

“Apa maksud…mu?”

Wajah Lucas tampak sangat syok. Dia seperti mendengar sebuah mimpi buruk yang jadi kenyataan. Dengan wajah penuh keputusasaan, dia mencengkram kedua lengan Edwin dan berkata dengan nada tinggi.

“Apa paman yakin kamu tidak menemukannya?! Tidakkah kamu mencarinya di sekitar ruangan lain? Kamar mandi, tempat mencuci pakaian, gudang atau dapur bagian belakang?!”

“Ada banyak ruangan di tempat ini! Apakah…apakah paman yakin sudah mencarinya ke seluruh ruangan?”

“...” Edwin hanya terdiam mendengarnya. Tidak ada yang bisa dikatakan dalam kondisi seperti ini.

Lucas hanya bisa terlihat berkaca-kaca sambil tertunduk. “Kenapa bisa begini? Bagaimana…bagaimana nasib adik dan sepupu kecilku…”

Edwin mencoba menguatkan Lucas, “Jangan cemas. Kita akan menemukannya. Jika memang kita terjebak di sini, yang harus kita lakukan adalah meminta tolong.”

“Apa kamu tidak ingat bahwa saat ini kita masih terjebak di sini? Jika bisa keluar, kita bisa langsung meminta bantuan pada pendeta atau yang lainnya…” kata Lucas dengan tubuh gemetar dan lemas.

“Jangan khawatir. Ini sebuah kemajuan karena kita tidak terpisah. Saat ini, mari kita mencoba menemukan keberadaan adikmu dan sepupumu lagi.”

Tidak ada banyak pilihan dan aroma amis di tubuh Lucas sekarang semakin menghilang karena darah yang mengering dan sebagian sudah berpindah ke pakaian Edwin saat dia mencengkram lengannya.

Edwin berjalan lebih dulu di depan Lucas.

“Lucas, kamu harus kuat. Kita coba cari kembali secara perlahan. Akan lebih baik jika kita membawa senjata.”

“Aku tidak bisa…memikirkan apapun untuk saat ini. Maafkan aku.”

“Tidak masalah. Itulah gunakan orang tua sepertiku bersamamu.”

Mungkin ini adalah hal yang baik karena Lucas bersama dengan Edwin saat ini. Akan tetapi, apakah hal ini akan berlangsung terus?

**

Di kamar mandi bagian belakang, terlihat genangan air dan bunyi keran air menyala memenuhi bathtub. Terlihat sosok tangan yang keluar dengan air berwarna merah yang menutupi tubuh orang tersebut.

Mungkinkah sudah ada korban saat ini?

Terpopuler

Comments

🍁Mahes💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

🍁Mahes💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

apa akan ada korban di kisah ini?

2024-10-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!