“Bau apa ini?” tanya Edwin dengan wajah bingung.
Saat mereka menoleh ke arah belakang, terlihat banyak tulisan aneh mulai muncul. Tulisan dengan darah dan terlihat masih sangat segar dapat dilihat dengan jelas oleh mereka.
Edwin bahkan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. “Ini masih pagi dan sudah ada hal seperti ini? Memangnya mereka tidak takut matahari?”
“Jangan bercanda pak tua!” teriak Keane, “Kalau mereka tau konsep seperti itu, kami bertiga tidak akan panik sejak kemarin!”
-Tap…Tap…
“...!!”
Suara langkah kaki mulai terdengar. Lucas yang menggandeng tangan Mariana mulai mengajak mereka semua untuk naik.
“Kita mungkin belum terlambat. Sebaiknya kita ke atas dan memastikan ada hal yang bisa kita jadikan senjata!”
Akhirnya mereka mulai berlari. Namun Mariana kecil masih belum menyerah dengan rumah bonekanya.
“Aku mau membawa rumah bonekaku!”
“Jangan main-main ya, gadis muda! Rumah boneka itu bisa jadi masalah! Simpan untuk nanti saja!” teriak Keane.
Tapi sepertinya memang ada hal yang sulit dilepaskan oleh Mariana. Bahkan dia melepaskan tangannya dari genggaman Lucas dan nekat mengambil rumah bonekanya.
“Mariana!!”
Saat Mariana berhasil menghampiri rumah bonekanya, dia melihat ada boneka-boneka aneh mengerikan dan di beberapa ruangan seperti kondisi rumahnya saat ini telah dipenuhi cairan merah seperti darah.
“Kyaaa!!” teriaknya. Dia bahkan tidak sengaja mendorong rumah bonekanya sampai terjatuh dan seluruh boneka yang ada di dalam rumah boneka tersebut berhamburan dengan cairan merah segar yang tumpah.
Lucas segera menggendong kembali sepupu kecilnya yang menangis karena rumah bonekanya menjadi mengerikan, namun Lucas sendiri tidak bisa menyembunyikan perasaan kagetnya.
“Kenapa bisa seperti ini?” pikirnya dengan wajah pucat.
Tidak mau kehilangan kesempatan, Keane yang berlari ke arah sang kakak langsung menarik tangannya, “Kalau mau mati, tolong dipikirkan ulang karena kita cuma punya waktu satu minggu di sini!”
“Ma–maafkan aku.”
Dia melupakan fakta bahwa mereka sekarang sedang terjebak di rumah pagi hari. Akhirnya, tiga orang dewasa dan satu orang gadis kecil berlari ke tangga menuju atas.
Di lantai atas sendiri, bau amis tercium dan semua dinding di sana bertuliskan hal yang yang sama.
[Ayo main]
[Main boneka]
[Main petak umpet]
[Kalian yang jaga, kami yang sembunyi]
[Kalian yang sembunyi, kami yang jaga]
[Main masak-masakan]
Semua tulisan itu terdengar seperti ajakan bermain dari anak kecil, tapi tidak ada anak kecil yang mengajak orang lain bermain dengan darah segar yang muncul di dinding.
“Kemarin tidak seperti ini, kenapa sekarang jadi–”
Belum selesai Keane bicara, ada sebuah tulisan dengan tinta hitam. Benar, kali ini tinta hitam dan tulisannya cukup unik karena nyaris mirip dengan yang kemarin dilihat mereka.
[Tolong!]
[Lari dari sini!]
[Jangan ada yang terjebak di sini! Lari! Sembunyi!]
[Tidaaaakkk!!!]
Lucas sempat berhenti di depan tulisan hitam itu, “Apa…ini? Kemarin…kemarin tidak ada sebanyak ini kan?”
Pria tua itu juga ikut berhenti, “Sebenarnya kejadian ini baru pertama kali kan? Siapa yang tau bahwa akan ada hal aneh seperti ini di rumah orang yang ramah seperti pasangan suami istri Nova itu.”
Mariana menangis dan melihat sebuah telapak tangan di dinding dengan noda darah.
-Plaak
-Plaak…Plaaak
Noda darah yang membentuk telapak tangan itu semakin banyak.
“Kyaaa! Hiks…Lucas! Lucas! Ada tangan muncul!!”
“Huwaaaa!!”
Lucas dan Edwin menjadi panik dan melihat ke sisi dinding belakang mereka. Banyak noda darah berbentuk tangan yang muncul tiba-tiba.
Semakin banyak dan semakin banyak. Tentu saja darahnya sangat segar dan amis.
Keane sudah kesal dengan sikap mereka, “Kalian harus cepat atau kugendong agar ke sini!!”
“Lupakan noda darah itu dan kita cari tempat aman dulu!!”
-Sreeet…Sreeet
Sebuah suara datang dan sepertinya suara itu seperti suara sesuatu yang terseret. Entah apa itu, sulit dijelaskan namun yang jelas suara itu dari arah tangga.
Keane berteriak dan mereka memutuskan untuk masuk ke kamar utama paman dan bibi, “Masuk sini!!”
Tanpa membuang waktu, mereka akhirnya masuk ke dalam kamar utama.
-Braaak!!
Pintu dibanting dan akhirnya mereka menyeret benda lain seperti kursi dan meja rias untuk menahan pintu.
“Haa….haa…haa…”
Semuanya mencoba mengatur napasnya. Tapi baru mereka merasa lega, cermin yang ada di meja rias menampakkan sesuatu.
[Ayo main petak umpet]
**
Di ruang tamu, rumah boneka yang terjatuh dan berantakan dengan semua isinya yang tumpah dan basah karena darah tiba-tiba bergerak dan berdiri sendiri.
Semua benda-benda kecil yang merupakan perabotannya tersusun rapi, boneka-boneka yang mirip dengan Lucas dan lainnya akhirnya berjalan sendiri dan berkumpul di lokasi tempat mereka berada sekarang, kamar utama di lantai dua.
Entah apa yang akan terjadi setelah ini, tapi sosok mengerikan yang awalnya ada di dapur sekarang sudah berada di depan kamar utama tanpa diketahui oleh mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
🍁Mahes💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️
duh siang aja horor apalagi malam
2024-10-27
1
✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌
Dikiranya vampir kali ya? Yah, vampir di sana emang terkenal sih.
2024-08-15
1
❤️⃟Wᵃf🥑⃟ˢ⍣⃟ₛ ⧗⃟ᷢApri_Zyan🦀🧸
bisa keluarkah mereka
2024-08-10
1