Mariana'S Doll House

Mariana'S Doll House

Berkunjung ke Rumah Paman

Ini adalah musim panas dimana ujian sudah selesai dan waktunya semua orang menikmati liburan mereka, termasuk mereka yang sudah kuliah.

Perseville, distrik 3 di sebuah kota yang dipenuhi oleh banyaknya pepohonan pinus menjadi tujuan untuk sebuah mobil van keluarga yang dikendarai oleh seorang remaja tampan berambut hitam dengan bola mata biru dan kulit putih. Siang hari begitu cerah saat itu.

"Keane, arahnya sudah benar?" tanya pemuda itu pada sosok remaja lain yang duduk di sebelahnya.

Tidak kalah tampan, wajah keduanya hampir mirip. Pemuda dengan smartphone yang menampilkan rute jalan dan map itu menjawab, "Ini sudah benar. Tinggal lurus saja melewati jalan ini."

"Begitu..." pemuda yang menyetir itu memperhatikan sekitar jalan yang dilaluinya. "Tapi sungguh, jalan ini sangat sepi. Aku ingin tau kenapa paman dan bibi membeli rumah baru di tempat ini."

"Mungkin karena tempat ini tidak bising seperti di kota. Perseville terkenal dengan hutan pinus dan pemandangan lembahnya." jawab pemuda bernama Keane.

Pemuda yang menyetir itu kembali berkata, "Tapi ini bukan tempat yang baik untuk anak-anak seperti Mariana. Aku ingin tau apa yang dipikirkan paman dan bibi. Tempat ini nyaris mirip hutan untukku."

"Lucas, sebaiknya perhatikan jalanmu. Di sini masih cerah dan lihat itu..." Keane terdiam saat dirinya melihat ke arah jendela mobilnya.

Ada sesosok pria yang memegang sesuatu. Tidak jelas benda apa yang dibawa olehnya, namun pria itu seperti memberi sebuah isyarat. Sayangnya isyarat itu terlewat karena laju mobil yang kencang.

Keane menoleh ke belakang dengan ekspresi penuh tanda tanya.

"Apa itu tadi?"

"Apanya yang apa?" tanya pemuda bernama Lucas.

"Yang barusan. Tadi aku yakin ada seseorang di luar sana, tapi aku tidak begitu jelas melihatnya."

"Mungkinkah kamu hanya berhalusinasi. Ingat kalau di sini sepi. Aku bisa menghitung jumlah mobil yang lewat sejak memasukki wilayah ini."

"Tapi aku...ah, sudahlah. Tidak ada gunanya. Mungkin saja memang halusinasi. Ini awal musim panas dan aku yakin banyak hal seperti ini di tempat sepi."

Lucas hanya tersenyum menyetir kembali.

Jalan lurus yang melewati hutan pinus itu memang sepi, namun saat mulai keluar dari wilayah tersebut, mereka mulai melihat beberapa rumah yang sangat luas.

Sepanjang jalan, ada satu sampai dua rumah dengan jarak yang cukup berjauhan karena halaman yang sangat luas di sekitar pagar rumah masing-masing.

"Rumah di sini besar dan luas. Kurasa mereka tidak kenal tetangga satu sama lain." kata Keane seolah mengomentari.

"Jangan begitu, Keane. Ah, coba lihat berapa lama lagi kita tiba di rumah baru paman dan bibi."

Keane mengecek map pada smartphone di tangannya, "Sekitar 10 menit lagi. Lurus saja kemudian ambil belokan ke kiri."

"Baiklah."

Lucas menyetir dengan menambahkan sedikit kecepatan. Tidak banyak kendaraan dan orang-orang yang melalui tempat itu sehingga Lucas bisa menaikkan kecepatan dengan sedikit lega.

Hal yang disadari oleh keduanya adalah wilayah itu sangat sepi. Semakin sepi meskipun ada beberapa rumah.

Saat mengambil arah kiri, mobil van itu berhenti di sebuah rumah yang sama luasnya dengan rumah-rumah lain di sekitarnya.

[Nova's Residence]

Itulah tag nama pada samping pagar rumahnya. Satu klakson dari Lucas dan pintu terbuka.

Mereka masuk ke halaman menuju pintu masuk dan melihat tiga orang yang siap menyambutnya.

Keduanya memarkirkan mobilnya terlebih dahulu dan menyapa ketiganya. Sosok ketiganya adalah pasangan suami-istri dan seorang gadis kecil cantik dengan dress berwarna merah muda.

Senyum hangat ditunjukkan kedua remaja itu.

"Paman, bibi, kami datang. Mariana, halo."

"Halo Lucas, Keane~" gadis kecil itu memeluk keduanya.

Sosok pria tinggi yang menawan itu mendekati kedua remaja yang baru tiba dengan ransel dan backpack mereka.

"Lama tidak bertemu dengan kalian, Lucas, Keane. Kalian sudah semakin tampan seperti kakakku. Bagaimana keadaan ayah dan ibu kalian?"

Lucas menjawab dengan ramah, "Mereka masih sibuk seperti biasa tapi mereka menitipkan salam untuk kalian. Ucapan selamat untuk rumah baru kalian juga dititipkan pada kami."

"Ahahaha, perjalanan ke sini pasti sulit dan sangat mengejutkan kalian ya."

"Sedikit kaget tapi sudah tidak apa-apa."

Akhirnya, kedua remaja itu masuk seperti yang dikatakan oleh pria itu. Mereka membawa seluruh barang-barang mereka dan masuk ke dalam rumah yang luas itu.

Rumah keluaga yang cukup luas dengan kesan minimalis dan gaya vintage yang sangat kental. Ornamennya terbuat dari kayu jati yang kokoh dan beberapa sentuhannya sangat kental dengan sisi seni yang indah.

Inilah awal liburan dari kedua kakak beradik yang datang dari kota.

***

Sedikit kilas balik bahwa sekitar seminggu yang lalu, keduanya dihubungi oleh sang paman untuk datang dan menemani sang putri menghabiskan liburan sekolahnya.

"Bisakah minggu depan kalian datang?" tanya pada suara di telpon yang dipegang oleh Lucas saat dia berada di rumahnya.

"Aku rasa bisa. Tapi aku tidak tau rumah barumu, paman. Bisakah paman mengirimkan alamat rumahmu?"

"Jangan khawatir, akan aku kirimkan. Mariana akan sangat senang bertemu kakak sepupunya lagi."

"Baiklah, sampai bertemu di rumahmu, paman. Sampaikan salamku untuk bibi dan Mariana kecil ya."

Lucas menutup telponnya dan segera berjalan naik ke lantai dua. Dia berhenti di sebuah pintu ruangan dan mengetuknya.

"Keane, minggu depan kita ke tempat paman."

"Ok. Aku akan siap-siap." jawab Keane dari dalam kamar tanpa membuka pintunya.

"Kamu yakin tidak ada janji dengan teman-temanmu selama musim panas kan? Aku tidak mau dengar rengekanmu saat kita akan berangkat."

"Aman. Semua teman-temanku menghabiskan waktu menginap di resort dan aku ingin mencari suasana baru untuk liburan."

"Begitu, baiklah. Tolong persiapkan semuanya ya."

***

Itulah sedikit kilas balik yang mengawali liburan mereka ke Perseville.

Saat ini, keduanya diantar masuk menuju kamar yang sudah disiapkan oleh sang paman untuk keduanya.

Saat mereka menaikki tangga melewati sebuah kamar dengan pintu terbuka, ada sebuah benda yang menarik perhatian.

Lucas berhenti di depan ruangan dan melihatnya.

"Rumah boneka yang besar dan indah sekali, apa itu hiasan?"

Gadis kecil di dekat Lucas memegang tangannya dan menariknya masuk untuk menunjukkan rumah boneka itu pada remaja itu.

"Ini rumah boneka hadiah dari ayah untukku, Lucas. Mirip dengan rumah kami, kan?"

"Lihat ini, bonekanya saja mirip denganku, ayah dan ibu! Manis, iya kan?"

Lucas memperhatikan detail rumah boneka itu dan tersenyum, "Benar, manis dan sangat unik. Begitu detail."

"Apanya?" Keane masuk ke ruangan itu dan melihat rumah boneka milik Mariana. Tidak kalah takjub, Keane bahkan memotretnya dengan kamera smartphone miliknya.

"Ini keren, Mariana. Nanti tunjukkan cara mainnya ya." kata Keane untuk menyenangkan hati gadis kecil itu.

Tentu gadis itu sangat senang mendengarnya.

Keluar dari ruangan itu, keduanya tiba di kamar yang menjadi tempat tidur mereka.

Dua kamar terpisah yang luas untuk dua pemuda itu. Selesai merapikan barang-barang mereka, keduanya keluar dan berkumpul dengan keluarga paman mereka.

Di ruang tamu yang penuh suguhan, mereka mulai bicara banyak hal. Mulai dari kondisi keluarga, hal yang dilakukan sampai akhirnya mereka membahas rumah baru sang paman.

"Aku membeli rumah di sini karena dekat dengan jalan utama menuju kantor baruku. Besok, aku akan dinas dan istriku akan menemaniku selama satu minggu." kata sang paman.

Lucas bertanya, "Mariana tidak diajak?"

"Mariana sudah diajak. Tapi dia menolak karena ingin bermain dengan rumah boneka kesayangannya."

"Kenapa tidak dibawa saja?"

Gadis kecil itu akhirnya menjawab, "Nanti aku tidak punya teman bermain. Main di rumah saja, ayah dan ibu bisa pergi. Lucas dan Keane saja yang menemaniku."

"Dengar sendiri kan? Dia tidak mau ikut meskipun aku sudah coba memaksanya." kata sang paman.

Keane tertawa dan berkata, "Baiklah, tidak masalah. Kami juga ingin liburan jadi paman dan bibi pergilah dinas. Kami akan menemani Mariana."

"Terima kasih banyak ya. Kami akan pergi besok pagi jadi mulai besok kalian bebas melakukan apapun di sini."

"Kami mengerti."

Siang itu, kedua remaja itu makan siang bersama keluarga sang paman dan setelah selesai gadis kecil bernama Mariana langsung pergi sambil berkata kepada semuanya, "Aku mau main rumah boneka lagi ya."

Gadis kecil itu langsung berlari dengan senang meskipun sang ibu berkata untuk hati-hati.

Lucas dan Keane membantu membawa piring kotor dan langsung menuju ruangan tempat sepupu kecilnya bermain boneka.

"Mariana~" panggil Keane.

Keduanya melihat gadis kecil itu sudah duduk di lantai bersama dengan rumah boneka miliknya.

Kedua remaja itu di lantai dan melihat cara gadis kecil itu bermain dengan rumah bonekanya.

Sesekali Lucas dan Keane memegang boneka kecil yang mirip dengan paman dan bibi mereka.

"Lucu sekali boneka ini bisa persis seperti paman dan bibi." puji Lucas.

"Manis kan, Lucas?" tanya gadis kecil itu.

"Iya, manis."

Gadis itu berniat meletakkan boneka yag dipegangnya ke dalam salah satu ruangan di rumah boneka. Sampai akhirnya dia melihat sesuatu yang membuatnya senang.

"Huwaa~ada boneka lagi!"

"Boneka lagi?"

Kedua pemuda itu langsung terdiam saat melihat dua pasang boneka yang mirip dengan mereka dipegang oleh gadis itu.

"Manis sekali~apa ini hadiah dari Lucas dan Keane untukku?"

"..." keduanya hanya bisa diam dan memandangi kedua boneka itu.

Awal liburan yang menyenangkan akan dimulai.

...\=\=\=\=\=\=\=***\=\=\=\=\=\=\=...

Terpopuler

Comments

Yurika23

Yurika23

keren Thor...berasa baca Gosebump...

2024-11-03

1

🥑⃟Riana~

🥑⃟Riana~

Aku mampir kk/Sweat/

2024-10-11

1

🍁mhes❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ

🍁mhes❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ

Menarik.. aku suka settingnya

2024-07-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!