"Aku senang sekali menerima boneka dari kalian~"
"Bajunya saja sama, bonekanya jadi ada banyak!"
Gadis kecil itu jelas terlihat senang. Namun tidak dengan ekspresi kedua pemuda yang saling melihat satu sama lain.
Lucas bahkan memperhatikan detail boneka di tangan si gadis kecil dan bertanya padanya.
"Mariana, aku ingat seharusnya hanya ada tiga boneka di dalam rumah boneka itu dan kami sama sekali tidak membawa boneka."
"Mungkinkah paman dan bibi yang memberikannya padamu?"
Gadis kecil itu hanya diam yang menunjukkan bonekanya lebih dekat kepada Lucas.
"Ayah dan ibu tidak memberikan ini."
"Tapi kami juga tidak..."
Sebelum Lucas selesai dengan ucapannya, sang bibi datang ke ruangan itu dan memanggil si gadis kecil.
"Mariana, saatnya cemilan. Lucas dan Keane juga sebaiknya makan cemilan dulu. Ada pie persik dan jus mangga untuk menemani waktu bermain."
"Kami akan membereskan mainan Mariana dulu, bibi. Mariana, aku dan Keane yang merapikan rumah bonekanya ya."
"Baiklah~" gadis kecil itu memberikan boneka di tangannya dan berjalan menggandeng tangan sang ibu.
Lucas yang memegang dua boneka itu memperhatikannya secara detail.
"Boneka ini..."
"Aku ingat saat datang dan melihatnya hanya ada tiga boneka. Sejak kapan..."
Keane memperhatikan ekspresi serius saudaranya dan bertanya, "Ada sesuatu dengan boneka itu?"
"Aku tidak tau. Di mataku ini terlihat seperti boneka biasa tapi..."
Keane mengambil satu boneka yang terlihat mirip dengannya, 'Ini cukup lucu, bagaimana bisa semirip ini dengan kita?"
"Aku benar-benar tidak ingat boneka ini ada di sini, serius." kata Lucas penuh tanda tanya.
"Ayolah Lucas, jangan berpikiran yang tidak-tidak. Letakkan bonekanya dan kita keluar untuk pie."
Keane meletakkan boneka di tangannya ke dalam salah satu ruangan di rumah boneka dan memperhatikan seluruh boneka yang diletakkannya secara acak. "Menarik..."
Lucas akhirnya mengikuti sang adik dan meletakkan boneka tersebut di sembarang ruangan di rumah boneka dan membereskan semua bekas mainan sepupu manisnya.
Keduanya keluar dengan menutup pintu ruangan dan pergi ke bawah.
**
Selama menghabiskan waktu dan berkumpul bersama bibi dan sepupunya, Lucas bertanya pada sang bibi.
"Bibi Aria, apa rumah boneka itu memang dirancang secara custom sampai sama persis dengan rumah ini?"
Sang bibi menjawab, "Itu diberikan sebagai hadiah."
"Sepertinya Mariana menyukainya dan setiap hari dia selalu bermain dengan rumah bonekanya."
"Begitu..." Lucas diam sejenak dan bertanya, "Tapi, boneka yang ada di rumah boneka itu benar-benar persis sekali seperti...kalian."
"Boneka?" sang bibi sedikit bingung, "Memang ada bonekanya?"
"Apa?"
"Bukankah hanya rumah boneka saja? Benar kan, Mariana?"
Sang bibi bertanya pada anaknya dan sang anak menjawab dengan wajah berseri, "Ada bonekanya, ma! Sekarang ada 5 boneka!"
"Hooo, mama tidak tau. Pantas Mariana senang sekali memainkannya. Mama pikir hanya rumah boneka saja."
Sang ibu tertawa kecil sambil mengusap-usap kepala sang anak, tapi tidak untuk Lucas dan Keane.
Mereka terdiam seakan masih bingung akan sesuatu.
**
Di malam hari, Keane yang baru saja mandi keluar dengan piyama menuju ruang tamu. Saat hendak turun ke lantai satu, dia melewati ruang bermain dimana rumah boneka itu berada.
Mendekatinya perlahan, Keane melihat sedikit celah dan cahaya dari ruangan itu.
"Pintunya terbuka?"
Keane mendekatinya dan mengintip ke dalam ruangan.
"Hmm? Mariana?" pikirnya.
Sosok Mariana yang sedang memainkan rumah boneka terlihat. Gadis kecil itu duduk di lantai dengan memegangi boneka di tangannya.
Tanpa dihiasi pikiran apapun, Keane mengetuk pintu dan membuka pintu ruangan tersebut.
"Mariana~" panggilnya, "Kenapa bermain sendiri?"
Gadis itu menengok namun tidak mengatakan apapun. Dia hanya tersenyum dan berdiri. Saat Keane mendekatinya, dia berlari keluar ruangan.
"Mariana?" Keane tidak keluar dan hanya melihat gadis kecil itu keluar dari ruangan.
Dia melihat rumah boneka itu berada di lantai dan menghela napas untuk membereskannya.
"Ya ampun, padahal orang tuanya akan pergi dinas besok tapi masih sempat bermain rumah boneka–...ng?"
Keane berlutut dan melihat boneka-boneka yang ada di dalam ruangan di rumah boneka.
Ada sesuatu yang membuatnya kaget dan syok sampai tidak bisa berkata apapun.
Alasannya, karena boneka-boneka tersebut mengalami keanehan. Keane mengambil boneka yang mirip dengan dirinya dan saat dia melihat boneka tersebut, tangannya sedikit dingin.
"Apa-apaan ini?"
Keane langsung menjatuhkan boneka tersebut di salah satu ruangan yang ada di rumah boneka dan mundur perlahan untuk keluar dari ruangan tersebut.
Remaja itu segera berlari ke kamar sang kakak untuk menemuinya dan mengatakan apa yang dia alami.
Tanpa mengetuk pintu kamar sang kakak itu langsung membuka pintu kamar dan berteriak dengan panik.
"Lucas, ikut aku sebentar!"
"Keane?"
Remaja itu langsung menarik tangan sang kakak yang saat itu sedang duduk di tempat tidur sambil memegang handphonenya.
"Ikut aku sebentar!"
"Kenapa? Ada apa? Kita harus membantu paman dan bibi untuk–"
"Pokoknya ikut saja dulu!"
Keane menuju ruang bermain Mariana. Sedikit kaget karena pintu ruangan itu tertutup rapat sekarang. Seingatnya, dia langsung keluar tanpa menutupnya sama sekali.
Menyadari tangan sang adik dingin, Lucas sedikit cemas. "Kamu tidak apa-apa kan, Keane?"
"Aku ingin...memastikan bahwa aku tidak gila..."
"...?" Lucas jadi bingung.
Ketika sang adik melepaskan tangannya dan membuka pintunya, dia melihat rumah boneka itu sudah berada di atas meja seakan tidak tersentuh apapun.
"..." sekarang Keane hanya bisa diam dan tidak bisa berkata-kata.
Lucas bertanya-tanya apa yang ingin ditunjukkan sang adik di ruang bermain Mariana dan hanya bisa melihat sang adik berjalan mendekati rumah boneka di meja untuk mengambil sebuah boneka.
Di tangan Keane sekarang terdapat sebuah boneka dan dengan ekspresi serius, dia menujukkan boneka tersebut pada sang kakak.
"Merasa ada yang aneh dengan boneka di tanganku atau tidak?"
Lucas mengambil boneka tersebut dan rupanya itu adalah boneka yang mirip dengan sang adik.
"Eh?"
Dia memperhatikan sang adik dan boneka di tangannya. Wajah Lucas berubah pucat dan sekarang dia hanya bisa terdiam.
Keane mulai sedikit cemas, "Aneh...kan? Kenapa boneka itu bisa memakai pakaian yang mirip denganku sekarang? Sudah begitu...di dalam rumah boneka itu, ada boneka yang mirip denganmu."
"Dan pakaian yang dipakai boneka itu juga...sama persis denganmu, Lucas. Kalau ini kebetulan, sangat sangat sangat lucu untuk sebuah kebetulan."
Lucas melihat ke arah rumah boneka itu dan berjalan untuk melihatnya sendiri. Sesuatu yang membuat matanya tidak bisa berkedip.
Yang menarik perhatiannya adalah boneka-boneka tersebut berada di ruangan yang mirip dengan denah rumah sang paman, bahkan boneka yang mirip dengan dirinya berada di ruangan yang mirip dengan ruang bermain, lengkap dengan pakaian yang sama persis dengan yang dikenakannya sekarang.
...\=\=\=\=\=\=\=***\=\=\=\=\=\=\=...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
🍁Mahes💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️
bagus aku suka
2024-07-22
1
🍁Mahes💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️
what?makin spooky
2024-07-22
1
🍁Mahes💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️
wah.. horor dimulai nampaknya
2024-07-22
1