Pria Tua

Lucas dan Keane yang hendak keluar dari rumah pamannya mendapati sebuah situasi aneh tapi nyata.

Saat mereka menuruni anak tangga menuju pintu keluar, ada sesuatu yang berbaris di depan pintu.

Boneka-boneka kecil yang tampaknya telah tersusun rapi dan melihat mereka dengan ekspresi mengerikan.

Lucas dan Keane terlihat pucat.

"Apa...apa-apaan ini?" Lucas menjadi pucat.

Keane mencoba merekam hal tersebut. Anehnya, boneka-boneka itu tidak terlihat sama sekali pada kamera smartphone miliknya.

"Hah?"

Keane melihatnya sekali lagi dan benar saja, semua boneka-boneka mengerikan itu hanya terlihat jika langsung dengan mata telanjang, bukan dengan digitalisasi.

"Oi, kau pasti tidak serius..." gumamnya pelan dengan memegang smartphone-nya.

Mariana masih menangis, namun dia memberanikan dirinya melihat sesuatu yang dilihat oleh kedua kakak sepupunya.

"Lucas, apa yang terjadi?"

Saat Mariana melihat apa yang berada di depan mereka, gadis itu justru merasa senang.

"Huwaaa~bonekanya lucu sekali."

"Apa?!" Lucas terkejut. Bukan hanya itu, dia juga akhirnya menghapus air matanya dan turun dari pundak Lucas menuju barisan boneka yang ada di depannya.

Duduk di lantai, dia mengambil salah satu boneka yang menurut mata kedua kakak sepupunya, boneka itu memiliki kepala yang nyaris copot dan darah segar keluar dari luka yang ada di lehernya.

Keane berteriak, "Jangan sentuh! Mariana, jangan menyentuhnya!!"

Dengan cepat, Keane memegangi tangan gadis kecil itu dan langsung membuang boneka yang dipegangnya.

Lucas memeluk gadis kecil itu kembali dan melihat tangannya.

"Darah...sungguhan?!" kata Lucas dalah hati.

Keane melihat boneka yang dibuangnya menggelinding sampai ke depan pintu. Sempat melirik ke arah sang kakak yang sedang membersihkan tangan Mariana, Keane melihat ke arah para boneka mengerikan itu kembali.

Rupanya, boneka yang baru saja menggelinding itu bisa berdiri sendiri dengan mudah layaknya memiliki magnet pada bagian bawahnya.

"Astaga...benar-benar boneka setan..." gumamnya pelan.

Sementara itu, Lucas langsung bertanya dengan wajah penuh kepanikan.

"Kenapa kamu melakukan hal itu, Mariana?!"

Wajah gadis kecil polos itu tampak tidak mengerti apa yang ditanyakan oleh Lucas dan balik bertanya pada pemuda itu.

"Memang kenapa? Bonekanya tampak lucu, Lucas. Mereka bahkan terlihat memakai gaun merah muda yang cantik~"

Senyuman di wajah Mariana tampaknya menunjukkan bahwa dia memang melihat puluhan boneka-boneka kecil itu seperti boneka normal.

Lucas memperhatikan para boneka kecil yang bisa berbaris rapi di depan pintu sendiri dan memang benar mereka semua mengerikan.

Boneka-boneka itu membawa pisau, ada yang penuh darah, ekspresinya seperti akan membunuh semua di depannya dan yang lebih tidak masuk akal adalah mereka mengeluarkan darah segar.

Yang dilihat pada pemuda itu dengan mata milik si gadis kecil 100% berbeda bak langit dan bumi.

Keane mendengar apa yang dikatakan sepupu kecilnya dan jadi menggerutu sendiri.

"Mata anak itu sudah buta atau imajinasinya yang kelewat menyesatkan?!"

Karena tidak tahan dengan apa yang ada di depannya, Keane bermaksud untuk memberanikan dirinya pergi ke belakang sendirian dan mengambil sebuah sapu yang tersimpan di lemari peralatan kebersihan di dekat pintu dapur.

Lucas sempat berteriak saat melihat adiknya berbalik dan mulai berlari, "Mau kemana, Keane?!"

"Mengambil senjata agar bisa keluar dari tempat aneh ini dulu! Kau diam di sana, Lucas!"

"Tapi itu berbahaya jika kamu pergi sendiri!"

"Diam saja di sana! Aku akan kembali!"

Lucas tidak mungkin menyusul sang adik karena Mariana sendiri masih mencoba untuk bermain dengan boneka-boneka yang mirip dengan kumpulan boneka setan itu.

Sementara, Keane mulai berlari menuju arah belakang.

Dia mengabaikan tulisan-tulisan di dinding yang terus bermunculan dan darah segar yang masih mengeluarkan bau busuk.

"Ini gila!!" umpatnya dalam hati.

Keane berhasil mendapatkan dua sapu dan segera bergegas kembali.

Lucas merasa lega melihat sang adik kembali dengan dua sapu di tangannya.

"Mau dipakai untuk apa itu semua?!"

"Mau kugunakan untuk melempar mereka!"

Kata-kata itu merepresentasikan keinginan Keane yang sejalan dengan apa yang sedang dia lakukan sekarang.

Dengan kedua sapu itu, Keane mulai menggerakan tangannya dan menyapu mereka dengan kasar.

"Minggir kalian! Jangan menghalangi!"

"Keane!" Lucas berteriak.

Mariana sempat berteriak karena boneka-boneka itu jadi tersapu bersih ke sisi samping dinding.

"Kyaaa! Bonekanya jadi kotor! Gaun mereka tidak lagi cantik, Keane!!"

"Berisik! Mau keluar dari sini atau tidak, hah?!" bentak Keane yang akhirnya berhasil menyingkirkan semua boneka-boneka itu dari jalannya.

Dengan cepat, Keane berhasil membuka kunci pintu dan menyuruh sang kakak menggendong sepupu kecilnya untuk keluar.

"Lari sekarang! Gendong Mariana dan cepat! Aku khawatir mereka bisa bangun lagi seperti setan sungguhan!"

Lucas langsung membawa Mariana di pelukannya dan menggendongnya dengan cepat. Mereka berlari menuju pintu keluar dan tidak mempedulikan apapun.

Keane langsung menutup dan menguncinya dari luar.

Mereka berlari dari sana dan berhasil terbebas dari sana.

Dengan panik, kedua remaja itu keluar dan mencari bantuan. Rumah orang-orang yang tinggal di sana memang tampak berjauhan sehingga sulit menemukan orang-orang yang berjalan kaki.

"Kenapa tidak ada seorangpun?!" Keane mulai tampak kesal. Itu wajar, karena ini berbeda dengan kota mereka tinggal.

Lucas sendiri menyadari hari mulai berubah sore.

Tidak ada seorangpun yang benar-benar bisa mereka datangi. Hampir setiap rumah tampak tertutup rapat, mungkin bisa dibilang kosong atau sengaja agar terlihat demikian.

Sampai akhirnya ada seseorang yang asing berjalan kaki ke arah mereka dari kejauhan.

Dia berjalan memegangi cangkul dan memakai topi jerami. Dari pakaiannya, terlihat seperti tukang kebun atau peternak. Semakin dekat, sosok itu terlihat jelas.

Pria tinggi dengan kumis dan janggut pendek berwarna putih, mengenakan celana jeans yang sedikit berlumpur serta pakaian yang mirip dengan pakaian peternak atau semacamnya.

Tampaknya seperti sebuah harapan untuk keduanya.

Mereka mendekati sosok itu sambil berteriak.

"Tuan!! Tuan, tolong kami!"

Kedua pemuda itu mendekatinya dan sosok pria tua itu menghentikan langkah kakinya sekarang.

Di harapannya sekarang, ada dua orang remaja dengan seorang gadis kecil yang dibawanya dan dari keadaannya, mereka terlihat baru saja mengalami sesuatu yang tidak biasa.

Pria tua itu bertanya dengan wajah bingung, "Apa yang terjadi?"

Tidak perlu basa-basi, Lucas langsung berkata dengan wajah panik, "Tolong kami! Kami baru saja mengalami teror!"

"Apa?!"

Pria tua itu terlihat tidak mudah percaya, tapi sepertinya dia mungkin harus setengah percaya melihat gadis kecil yang dibawa oleh salah satu pemuda itu menangis.

...\=\=\=\=\=\=\=***\=\=\=\=\=\=\=...

Terpopuler

Comments

Kia Shoji

Kia Shoji

Typo ka

2024-08-07

1

✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌

✍️⃞⃟𝑹𝑨Pemecah Regulasi୧⍤⃝🍌

Ini sihir neng 🤣

2024-07-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!