17. Bukan Pilihan, Melainkan Kewajiban

Satu karton pertama yang disuguhkan oleh pengawal pak Ameen dan tampak berat sekaligus diperlakukan dengan sangat hati-hati, berisi satu kotak logam mulia 100 gram. Total logam mulia tersebut ada sepuluh, dan memang sangat menyilaukan. Berarti, berat total logam mulianya ada satu kilo gram.

Sementara karton selanjutnya berisi sertifikat tanah. Karton ke dua berisi gamis lengkap dengan hijab glamor berwarna emas. Sedangkan karton terakhir berisi tas maupun sepatu mahal.

Namun, bukannya tergiur, Emelia yang masih menyikapi dengan tenang, justru makin muak. Karena kenyataan tersebut menegaskan, tua bangka di hadapannya sedang membelinya secara terang-terangan.

“Bagaimana?” tanya pak Ameen dengan pongahnya, meski ia masih tersenyum ramah. Senyum penuh tipu daya dan bisa ia yakinkan sudah berhasil memikat ibu Latifah. Perhatian ibu Latifah pada apa yang di meja, sangat mencolok.

Pak Ameen yakin, semua yang disuguhkan darinya dan ada di meja kayu berlapis kaca bening di hadapan mereka, berhasil meluluhkan hati seorang Emelia. Paling tidak, ia akan menggunakan ibu Latifah untuk mendapatkan Emelia.

“Mohon maaf, Tuan Ameen. Keputusan saya tetap sama!” yakin Emelia masih bersikap santun.

Setelah sempat tak bisa berkata-kata, pak Ameen berkata, “Ini belum apa-apa, Mbak Amel!''

“Sekadar nama saja masih sering salah sebut. Sok-sokan mau jadi suami!” sinis Kenzo sengaja menahan diri. Ia tak mau merusak pertemuan yang berlangsung selagi di sana tidak ada kekerasan fisik.

“Iya, Tuan Ameen. Saya tahu, tapi keputusan saya masih sama. Saya ingin menata hati bahkan hidup saya dulu. Selain saya yang memang tidak berniat menikah lagi, apalagi jika dalam waktu dekat.” Setelah berucap begitu, Emelia juga sengaja berkata, “Sejauh ini prinsip saya masih sama. Karena daripada menikah lagi, mempertahankan pernikahan yang sebelumnya jauh lebih akan saya perjuangkan ketimbang menikah lagi.”

“Kita sama-sama tahu bahwa pernikahan bukan hanya mengikat janji kita kepada pasangan dan juga keluarganya. Melainkan janji kita dengan Allah juga.”

“ Tentu saya sebagai orang awam tidak berani main-main, apalagi melukai hati istri yang sudah sebelumnya Tuan nikahi. Karena ketimbang saya, mereka jauh lebih berhak Tuan bahagiakan.” Emelia masih sangat santun. Pak Abdi bahkan baru saja membantunya menolak Tuan Ameen. Namun, ibu Latifah juga baru saja mencubit perut Emelia.

•••

“Harusnya kamu enggak usah pakai acara menolak pinangan Tuan Ameen. Tuan Ameen bahkan yang sudah membangun pondok kita. Selama tiga bulan terakhir, pondok kita makin besar,” ucap ibu Latifah sengaja mengajak Emelia berbicara empat mata.

Obrolan empat mata mereka terjalin di kamar Emelia yang pintunya sampai dikunci. Masalahnya, efek rumah mereka yang tidak gedong-gedong amat, Kenzo yang ada di ruang sebelah, bisa mendengarnya. Emelia dan sang ibu berdiri berhadapan dan jarak mereka tak kurang dari satu meter. Namun dalam kebersamaan tersebut, Emelia cenderung menunduk.

Kenzo yang awalnya duduk di pinggir tempat tidur, berangsur melangkah mendekati tembok sebelah. Ia menempelkan telinga kanannya di sana, menyimak obrolan di dalam kamar Emelia dengan saksama.

“Menikah dengan Tuan Ameen menjamin hidup kamu jadi enak. Meski kamu jadi istri ke empat, bersama Tuan Ameen hidup kamu pasti jauh lebih bahagia!”

“Kamu tidak perlu kerja dua puluh empat jam lagi hanya untuk jadi perawat di rumah sakit. Selain itu, pernikahan kalian juga akan mengangkat derajat keluarga kita!”

“Saran Ibu, sekarang juga kamu hubungi nomor telepon Tuan Ameen. Minta maaf, bilang kamu menyesali jawabanmu. Kamu mau jadi istri ke empat Tuan Ameen!”

“Dulu, ... saat mas Endah melamar, ... Ibu juga begitu. Ibu bilang, usiaku yang sudah mau tiga puluh tahun tapi belum juga menikah, ... sudah jadi aib keluarga!”

“Apalagi sekarang kamu janda, Lia! Sana sini tahu!”

“Janda bukan aib, Bu. Aib itu kalau aku sampai zina atau malah melakukan tindakan kriminal lainnya!”

Mendengar obrolan di sebelah, Kenzo jadi kasihan ke Emelia yang ia yakini sampai ditampar oleh ibu Latifah. Obrolan di sebelah langsung menjadi sepi. Suara marah khas kecewa dari ibu Latifah yang menutupnya. Ibu Latifah meminta Emelia untuk menerima pinangan Tuan Ameen.

“Menikahnya kamu dengan Tuan Ameen juga akan jadi wujud berbakti kamu kepada ibu dan keluarga ini. Kali ini kamu tidak perlu memberi keputusan karena menikah dengan Tuan Ameen menjadi kewajiban untuk kamu!” tegas ibu Latifah.

“Kenapa Ibu sekejam itu kepada Emelia?” sergah Kenzo mengejutkan ibu Latifah yang baru keluar dari kamar Emelia.

Jantung ibu Latifah jadi berdetak sangat cepat sekaligus keras.

Pintu kamar Emelia tetap dibiarkan dalam keadaan tertutup. Kenzo memastikannya melalui lirikan. Karena memang, tatapannya fokus ke kedua mata ibu Latifah.

“Dari dulu, sadar tidak sadar, Ibu memang hobi menghakimiku. Mungkin maksudnya baik. Ibu Terus membanding-bandingkan aku dengan kak Bella. Dari kak Bella yang pandai bergaul bahkan semuanya orang terpandang. Sementara aku ... Ibu selalu bilang bahwa aku cupu. Ibu selalu bilang kalau aku enggak punya masa depan. Dulu aku Ibu sebut perawan tua. Dan sekarang, ibu menyebutku janda hina,” batin Emelia seiring ia yang terduduk pasrah di lantai. Ia masih menunduk, tapi air matanya makin deras dan sebagiannya berjatuhan ke lantai.

Emelia tahu, setiap orang tua selalu mengharapkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Orang tua bahkan sering kali menggunakan cara kasar dalam melakukannya layaknya apa yang ibu Latifah lakukan. Hanya saja, haruskah kali ini Emelia juga mengalah?

Menikah dengan Tuan Ameen tak membutuhkan keputusan Emelia. Karena menikah dengan Tuan Ameen, telah sepenuhnya menjadi kewajiban Emelia. Agar Emelia juga bisa mengangkat derajat keluarga.

“Sebentar, ... sepertinya Tuan Ameen memang sangat kaya. Kira-kira, apakah pernikahan kami juga bisa membawa kabar baik untuk kak Kenzo? Berapa uang yang kak Kenzo butuhkan? Minimal pernikahanku juga harus bermanfaat buat Kak Kenzo!” pikir Emelia buru-buru mengelap air matanya.

Walau dadanya terasa sesak sekaligus ngilu, jika memang pernikahannya bisa bermanfaat untuk Kenzo, Emelia mau-mau saja. Ibu dan keluarganya tak akan dibayang-bayangi aibnya sebagai janda hina. Sementara Kenzo juga bisa keluar dari dunia mafia. Bukankah kedua hal tersebut sangat menguntungkan?

Terpopuler

Comments

Firli Putrawan

Firli Putrawan

ya orang bu Latifah aja yg kawin

2024-05-13

1

sabil abdullah

sabil abdullah

masyaallah kalo udah cinta memang tak memandang diri sendiri
yng penting yang di cintai bahagia

2024-05-12

0

Jeng Ining

Jeng Ining

apakah krn ibunya model bgini.. jd punya anak Bella yg model begono ya🤔🤔

2024-05-12

0

lihat semua
Episodes
1 1. Ditalak dan Dijual
2 2. Saling Kenal
3 3. Melakukan Apa Pun
4 4. Cinta Lama—Pertama
5 5. Akibat yang Fatal
6 6. Memohon Kesempatan
7 7. Surat Gugatan Perceraian
8 8. Bakar Dan Buat Jatuh Miskin!
9 9. Penyebab Sekaligus Dalang Emelia Dijual
10 10. Janji yang Akan Ditepati
11 11. Kebakaran!
12 12. Kembali Ke Setelan Pabrik
13 13. Rasa Penasaran
14 14. Perawat Cantik Itu ....
15 15. Kekhawatiran yang Membuncah
16 16. Hendak Dijadikan Sebagai Istri Keempat
17 17. Bukan Pilihan, Melainkan Kewajiban
18 18. Aku yang Akan Menikahinya!
19 19. Permintaan Alesha
20 20. Perempuan yang Harus Kenzo Bunuh
21 21. Kalian Semua Harus Mati!
22 22. Jebakan Tak Terduga
23 23. Habisi Atau Dihabisi!
24 24. Pulang!
25 25. Dua Pekan Kemudian
26 26. Kenzo yang Mulai Cemburu : Leo Ke Emelia
27 27. Dedek Bayi
28 28. Pelukan Dadakan
29 29. Emelia yang Menjadi Pemberani
30 30. Siap Punya Banyak Anak
31 31. Nasib Endah
32 32. Rasanya Baru Kemarin
33 33. Manis~Panas
34 34. Harus Pulang Demi Istri
35 35. Istri Penyejuk Hati
36 36. Papa Bunda
37 37. Permintaan Mama Mertua
38 38. Emelia : Masya Allah, Aku Hamil!
39 39. Mir
40 Rehat Sejenak
41 40. Makin Romantis (Karena Luka Dari Kematian Mir)
42 41. Menemukan Solusi
43 42. Bab Empat Puluh Dua
44 Bab Empat Puluh Tiga
45 Kau Jebak Aku, Kubuat Kalian Hanya Tinggal Nama!
46 Bahagia Bahkan Nikmat Di Awal, Tapi Deritanya Tak Berkesudahan
47 Maternity Shoot
48 Lahirnya Erland
49 Kebobolan Dan Dikorbankan
50 Novel : Elra Dan Syukur (Terbaru)
51 Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa
Episodes

Updated 51 Episodes

1
1. Ditalak dan Dijual
2
2. Saling Kenal
3
3. Melakukan Apa Pun
4
4. Cinta Lama—Pertama
5
5. Akibat yang Fatal
6
6. Memohon Kesempatan
7
7. Surat Gugatan Perceraian
8
8. Bakar Dan Buat Jatuh Miskin!
9
9. Penyebab Sekaligus Dalang Emelia Dijual
10
10. Janji yang Akan Ditepati
11
11. Kebakaran!
12
12. Kembali Ke Setelan Pabrik
13
13. Rasa Penasaran
14
14. Perawat Cantik Itu ....
15
15. Kekhawatiran yang Membuncah
16
16. Hendak Dijadikan Sebagai Istri Keempat
17
17. Bukan Pilihan, Melainkan Kewajiban
18
18. Aku yang Akan Menikahinya!
19
19. Permintaan Alesha
20
20. Perempuan yang Harus Kenzo Bunuh
21
21. Kalian Semua Harus Mati!
22
22. Jebakan Tak Terduga
23
23. Habisi Atau Dihabisi!
24
24. Pulang!
25
25. Dua Pekan Kemudian
26
26. Kenzo yang Mulai Cemburu : Leo Ke Emelia
27
27. Dedek Bayi
28
28. Pelukan Dadakan
29
29. Emelia yang Menjadi Pemberani
30
30. Siap Punya Banyak Anak
31
31. Nasib Endah
32
32. Rasanya Baru Kemarin
33
33. Manis~Panas
34
34. Harus Pulang Demi Istri
35
35. Istri Penyejuk Hati
36
36. Papa Bunda
37
37. Permintaan Mama Mertua
38
38. Emelia : Masya Allah, Aku Hamil!
39
39. Mir
40
Rehat Sejenak
41
40. Makin Romantis (Karena Luka Dari Kematian Mir)
42
41. Menemukan Solusi
43
42. Bab Empat Puluh Dua
44
Bab Empat Puluh Tiga
45
Kau Jebak Aku, Kubuat Kalian Hanya Tinggal Nama!
46
Bahagia Bahkan Nikmat Di Awal, Tapi Deritanya Tak Berkesudahan
47
Maternity Shoot
48
Lahirnya Erland
49
Kebobolan Dan Dikorbankan
50
Novel : Elra Dan Syukur (Terbaru)
51
Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!