Sekitar hampir tiga tahun yang lalu ketika Bella meninggal, di rumah kediaman orang tua Bella, untuk kali pertama Alesha bertemu dengan Emelia. Di pertemuan itu juga, Alesha yang saat itu nekat datang bersama Kenzo karena kebenciannya yang begitu besar kepada Bella, justru terpesona kepada Emelia.
Emelia dan Bella, adik kakak berwajah mirip, tapi kelakuan sekaligus wataknya sangat berbeda. Emelia yang dari asal perkenalan sangat lembut kepada Alesha, sangat kontras dengan Bella yang pernah sangat jahat kepada Alesha—baca novel : Rujuk Bersyarat Turun Ranjang.
“Papa, sudah hampir tiga tahun aku memperhatikan Onty Lia,” ucap Alesha lirih sambil bertahan duduk di sebelah Kenzo.
Alesha yang sudah memakai masker putih menengadah hanya untuk menatap kedua mata biru milik sang papa. Kedua mata biru itu menatapnya nyaris tanpa emosi. Kenzo menyikapinya dengan sangat tenang.
“Mama bilang, Onty Lia sudah bisa menikah dengan Papa karena Onty Lia sudah bukan istri paman Endah. Aku dengar, papa Rendra juga yang mengurus perceraian mereka,” ucap Alesha masih melakukannya dengan sangat hati-hati.
“Onty Lia orang yang sangat baik, Papa. Aku sayang Onty Lia yang juga sangat perhatian kepadaku.”
“Onty Lia berbeda dengan Onty Bella. Karena dengan mama dan yayah pun, Onty Lia santun.”
“Mama juga bilang, bahwa Onty Lia wanita baik-baik. Ramah, sopan santun, muslimah taat.”
“Jadi, aku sangat ingin, Papa menikah dengan Onty. Karena wanita muslimah taat seperti Onty juga yang mampu membuat orang seperti Papa bahagia.”
“Papa kan sangat keras. Kadang, aku juga takut ke Papa. Namun sejauh aku melihat, Onty Lis begitu sabar menghadapi Papa.” Alesha mengakhiri ucapannya dengan mata basah. Sampai detik ini ia masih menatap kedua mata Kenzo.
Dari dalam rumah terdengar suara Emelia. Kenzo dan Alesha memang tengah duduk di bangku kayu yang ada di teras rumah orang tua Emelia.
“Sore ini juga saya antar Alesha pulang ya, Mbak Khalisa. Oh, Mbak yang akan jemput? Oh, sudah sedang di jalan?” lembut Emelia yang juga berdalih akan segera merapikan barang-bareng Alesha.
Karena memang, selama menginap di sana, yang mengurus Alesha juga Emelia. Sesekali, Berliana memang akan membantu, tapi Alesha tipikal yang sulit dekat dengan orang lain. Selama mengenal pun meski tak setiap hari bertemu apalagi bersama, Emelia merasa bahwa Alesha memiliki trauma dalam hubungan dengan orang baru apalagi orang asing.
“P—pa ...,” lirih Alesha sengaja menagih balasan dari Kenzo. Kenzo tetap diam tanpa emosi berarti. Kenzo sama sekali tidak menolak apalagi menyanggupi.
Melihat tatapan memohon dari Alesha, hati Kenzo memang sudah jadi sangat rapuh. Tepat ketika Emelia akan keluar dari pintu rumah orang tuanya untuk mencari Kenzo dan Alesha, Kenzo berkata, “Iya. Papa akan menikah dengan Onty Lia!”
Deg! Ucapan lirih penuh keseriusan Kenzo barusan membuat jantung Emelia mendadak berhenti berdetak untuk beberapa saat. Sebelum pemompa darah itu justru bekerja sangat tak karuan.
Padahal, Emelia tahu Kenzo akan menikahinya. Emelia tahu, dirinya yang sempat dijual oleh suaminya, justru akan dinikahi oleh kakak iparnya.
Akan tetapi yang membuat Emelia tak menyangka, ternyata menikahi Emelia menjadi permintaan khusus dari Alesha.
“Papa serius kan? Papa beneran akan menikah dengan Onty Lia, kan, Pa? Kapan, Pa ... kapan? Aku enggak sabar!” heboh Alesha masih dengan suara lirih. Karena memang, baik Alesha bahkan itu Kenzo, sama-sama sengaja menjaga suara mereka. Agar suara mereka tak terdengar orang lain, meski ternyata Emelia justru sudah mendengarnya.
“Masya Allah Alesha ... bagaimana mungkin Onty enggak sayang kamu. Kalau kamu saja sayang begitu ke Onty!” batin Emelia tak berani mengusik kebahagiaan Alesha dan Kenzo.
••••
“Pinjam Alesha sampai malam. Aku akan mengantarnya pulang sebelum pukul sepuluh malam,” pinta Kenzo kepada sang mantan istri yang jika dari segi penampilan, memang sangat mirip dengan Emelia. Karena sekadar bentuk sekaligus tinggi tubuh keduanya saja nyaris sama.
Kenzo sengaja mengobrol serius dengan Khalisa dan sang suami yang juga merupakan adik kandung Kenzo.
“Iya, Mama ... Yayah, aku mau sama Papa sama Onty Lia dulu!” rengek Alesha yang awalnya sedang asyik bercanda dengan Alshan sang adik sambung. Bocah laki-laki berusia dua tahun lebih itu tak hentinya tertawa renyah jika sedang bersama Alesha.
“Padahal Dek Alshan sudah kangen banget loh, Ka,” lembut Khalisa.
“Enggak apa-apa, Ma. Sebelum pukul sepuluh malam kan sudah pulang,” lembut Kenan masih menggandeng Alesha maupun Alshan. Tak beda dengan Emelia, Kenan juga orang tua sambung yang sangat penyayang kepada
Kebersamaan hangat di bangku yang ada di teras rumah orang tua Emelia, tak mengusik keseriusan pembahasan gugatan perceraian di ruang keluarga. Di sana, di ruang pertama kediaman orang tua Emelia yang juga merangkap menjadi ruang tamu, kebersamaan tersebut berlangsung.
Emelia tengah berkonsultasi sekaligus membahas kasus perceraiannya dengan sang pengacara. Namun di sana, ia tak hanya dengan mas Narendra pengacaranya. Karena mas Narendra juga membawa Aranti sang adik angkat. Meski dalam obrolan mereka, Aranti memang tidak ikut serta.
“Mantan suamiku kabur, dan sekarang hanya tinggal selingkuhannya yang sedang hamil, Mas,” ucap Emelia menatap mas Narendra penuh keseriusan.
“Enggak apa-apa. Kasusnya tetap dilanjut prosesnya. Kalau memang mantan Mbak tetap enggak ada itikad baik, tentu dia bisa dapat sanksi tegas, termasuk itu menjadi DPO,” balas mas Narendra.
Setelah urusan Emelia dengan sang pengacara beres, Kenzo segera membawanya pergi bersama Alesha. Pria itu hendak memboyong Emelia maupun Alesha menggunakan mobilnya.
“Apa yang kalian temukan di sekitar sini selama saya tidak sadarkan diri?” tanga Kenzo kepada Mir maupun Leo yang menghadap hormat di hadapannya.
“Tidak ada Bos! Kami tidak menemukan apa pun! Entah jika mereka sampai menyamar menjadi bagian dari pondok pesantren orang tus mbak Emelia!” santun Leo.
Di dalam mobil, Emelia memilih duduk di sebelah Alesha, meski tempat duduk di sebelah sopir, kosong.
“Onty duduk di depan saja, sebelahan sama Papa,” lembut Alesha bertepatan dengan sang papa yang ia dapati bergegas masuk.
“Enggak sayang ... Onty di sini saja bareng Alesha,” lembut Emelia.
“Ada apa?” sergah Kenzo yang memang mendengar ucapan Alesha. Ia menatap kedua mata Alesha maupun Emelia, silih berganti.
“Ya sudah, ... Onty di sini saja bareng aku!” ucap Alesha sambil meraih sekaligus menggenggam kedua tangan Emelia.
Diperlakukan seperti itu oleh Alesha di depan Kenzo, Emelia jadi merasa sangat gugup. Ia bahkan jadi tidak berani menatap kedua mata Kenzo. Terlebih sepanjang perjalanan, Kenzo terus mengawasinya melalui kaca spion di atas pria itu.
“Papa, kita mau ke mana?” tanya Alesha penasaran. Pertanyaan yang sebenarnya ingin Emelia tanyakan. Namun, Emelia tak memiliki keberanian untuk melakukannya.
“Kita akan ke rumah kita. Kalian yang tentukan isi dan semuanya,” balas Kenzo cuek tapi baginya itu sudah sangat manis. Buktinya, Alesha kegirangan dan langsung membagikannya kepada Emelia yang cenderung diam.
Di siang menjelang sore kali ini, mobil Kenzo melaju kencang menerobos jalan tol yang sepi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Firli Putrawan
ya anak kecil alesya sayang sm emelia jd dia bs jd ibu yg baik jg
2024-05-14
0
Sonya Kapahang
Sabar² ngadepin Kenzo ya, Emelia.. Pasti nanti bakalan luluh jd sm kamu..
2024-05-13
0
Erna Fadhilah
wah ternyata bella jahat ya,, padahal kenzo cinta sama bella
2024-05-13
0