NovelToon NovelToon

Dijual Suami, Dinikahi Kakak Ipar (Mafia Dan Perawat Muslimah)

1. Ditalak dan Dijual

Hal terakhir yang Emelia ingat, dirinya baru pulang bekerja dari rumah sakit dan langsung disambut oleh sang suami. Berbeda dari biasanya, pria yang menikahinya sekitar enam bulan lalu itu membukakan pintu sambil memasang wajah masam. Namun tanpa sedikit pun curiga, Emelia yang bekerja sebagai seorang perawat di salah satu rumah sakit ternama yang ada di ibu kota, mau-mau saja meminum teh manis hangat buatan sang suami, tak lama setelah dirinya selesai mandi.

Keanehan mulai Emelia rasa tak lama setelah ia meminum teh manis hangat pemberian Endah sang suami, hingga nyaris habis. Emelia yang akan mengeringkan rambutnya karena ia memang baru keramas, mendadak merasa mengantuk sekaligus pusing. Sampai-sampai, Emelia yang berusaha meninggalkan kursi riasnya dan bermaksud tiduran di kasur, malah terbanting sebelum dirinya sampai kasur.

Akan tetapi, kini Emelia sudah ada di dalam mobil sang suami. Suasana di sana, baik di dalam mobil maupun di luarnya, sangatlah gelap. Emelia ada di tempat asing tapi dihiasi sebuah kapal besar. Seolah di sana merupakan dermaga. Beberapa pria Emelia dapati ada di luar sana. Melalui pandangannya yang masih kabur, Emelia mendapati semua pria di sana memakai serba hitam. Dari celana panjang, kaus, dan juga jaket kulit yang semuanya berwarna hitam. Pria-pria di sana berpenampilan sangar mirip petugas keamanan yang tak segan bersikap kejam.

Emelia yakin, dari semua pria yang ada di luar sana, tidak ada yang ia kenal. Apalagi setelah Emelia pastikan, meski sampai ada kapal besar, lokasinya juga jauh dari keramaian. Lokasi yang sangat asing bagi Emelia dan nota bene hanya anak rumahan. Malahan Emilia mengenali suasana berhias pasir hitam di sana mirip pantai kecil sekaligus terpencil.

“Bentar, ... kok rasanya ada yang aneh,” pikir Emelia.

Selain mulutnya yang seolah diplester, di pangkuannya, kedua tangannya juga Emilia dapati diikat menggunakan dasi. Emelia yang langsung syok, mengenali dasi tersebut sebagai dasi milik suaminya! Fatalnya, Emelia yang merupakan muslimah taat dan selalu menutup auratnya, kini hanya memakai lingire sangat transparan warna hitam. Dalaman yang Emilia pakai dan masih berwarna hitam juga tak kalah membuat penampilan Emelia makin menggoda. Penampilan Emelia kali ini sangat kontras dari penampilan Emelia yang biasanya.

“Ini aku kenapa? Kenapa aku sampai hanya pakai begini! Bahkan aku bersumpah, ini bukan milikku!” batin Emelia benar-benar syok. Ia bahkan berderai air mata mengutuk penampilannya.

“Ini mas Endah ke mana? Mas Endah di sini juga, kan?!” isak Emelia yang sekadar berbicara saja tidak bisa. Sebab pada kenyataannya, mulutnya memang diplester hitam. Emelia mendapati pantulan wajahnya di kaca spion yang ada di atasnya. Di sana tampak dengan jelas, wajah cantiknya sudah sampai dirias sementara rambut kecokelatan agak bergelombangnya juga tergerai. Mahkota terindahnya itu tak lagi tertutup hijab!

“Astaghfirullahaladzim! Siapa yang sudah tega melakukan ini kepadaku!” Namun jauh dalam benaknya, satu-satunya yang Emelia curigai ialah sang suami. “Masa iya, mas Endah? Atas dasar apa, sementara aku istrinya?!”

Tak lama setelah praduganya, orang yang Emelia curigai datang. Endah masih dengan tampang terakhir Emelia ingat. Pria tinggi itu masih memakai kemeja lengan panjang slim fit warna abu-abu. Rambut lurus pendek Endah masih awut-awutan. Endah melangkah sambil menunduk dan tampak sangat lesu. Tampilannya benar-benar jauh dari rapi karena sebagian ujung kemejanya saja keluar dari ikat pinggang.

Hanya saja, kenyataan Endah yang membiarkan Emelia berpenampilan layaknya sekarang, telanjur membuat Emelia kecewa. Suami macam apa yang tega membiarkan istrinya berpenampilan sangat seksi layaknya sekarang dan itu bisa dinikmati oleh umum? Wajah Emelia bahkan sudah sampai dirias dan semua itu seolah sengaja direncanakan!

“Mas, tolong jelaskan kenapa kamu membiarkan aku berpenampilan seperti ini?!” isak Emelia tak lama setelah plester di bibirnya dilepas oleh sang suami.

Kenyataan Endah yang dengan entengnya menyikapi Emelia, membuat Emelia yakin, sang suami merupakan dalang dari keadaannya saat ini! Lantas, kenapa dan untuk apa? Apakah Endah sengaja menjualnya?

“Tega kamu! Susah payah aku menjaga auratku, tapi kamu sebagai suamiku justru membuatku begini! Kamu ... M—mas ...!” Emelia tak lagi bisa berkata-kata. Dadanya terasa sangat sesak, sakit! Hatinya remuk redam, bahkan ia mendak ingin mati saja andai dugaan bahwa dirinya akan dijual, benar. Bisa-bisanya, suami yang harusnya menjaganya, malah memperlakukannya layaknya wanita jal.ang!

“Aku juga tidak tahu kenapa akhirnya jadi begini,” ucap Endah berat. Suara beratnya tertahan di tenggorokan. Ia tak kuasa menatap kedua mata istrinya hingga ia jadi sibuk menunduk.

“Jika Mas sudah tidak bisa mencintaiku, pulangkan saja aku ke orang tuaku, Mas!” isak Emelia kepada pria yang duduk menunduk di balik kemudi, dan ada di hadapannya.

“Aku kalah judi, ... dan kamu menjadi ....”

“Aku menjadi apa, Mas?! Kamu menjadikanku sebagai pembayar kekalahan judimu?!” marah Emelia yang sangat ingin mengamuk Endah. Andai kedua tangannya tidak diikat, sudah ia cakar wajah suaminya yang bisa-bisanya menatapnya dengan tampang tak berdosa.

Meski berat, Endah berangsur menatap Emelia. Ia menatap datar penuh keseriusan kedua mata basah di hadapannya. “Emelia Azzahra binti ... aku talak kamu dan mulai sekarang, kamu bukan istriku lagi!”

Ucapan Endah barusan benar-benar membuat Emelia kaget. Dada Emelia gemetaran dan bergemuruh hebat. Talak yang baru saja Endah jatuhkan kepada Emelia tak ubahnya petir di siang bolong. Bahkan meski kini sudah malam, tapi talak yang Endah jatuhkan barusan menegaskan, bahwa pria itu benar-benar mantap menjual Emelia!

“Mas ... Mas, aku enggak mau begini, Mas! Aku mau pulang, Mas! Pulangkan aku ke orang tuaku saja, Mas! Mas, aku mohon Mas! Berapa pun jumlah uang itu, akan aku usahakan, Mas!”

Emelia tak hentinya berteriak. Tenggorokannya terasa sangat sakit dan suaranya pun tak lagi terdengar. Namun, Endah yang ia harapkan malah membiarkannya dicekal oleh dua orang pria berpenampilan sangar serba hitam.

“Suamimu sudah kalah judi! Sebagai gantinya, kamu harus melayani siapa pun yang membelimu nanti!” ucap salah satu pria sangar sambil terus menyeret Emelia.

“M—Mas ... aku mau pulang! Tolong pulangkan aku ke orang tuaku saja! Berapa pun uang yang harus kami keluarkan, akan aku usahakan! Asal aku tidak kamu jual seperti ini! Aku mohon, Mas!” jerit Emelia dalam hatinya. Sebab seberapa pun keras ia mencoba berteriak, suaranya tak lagi terdengar. Emelia yakin, selain tenggorokannya yang telanjur kering, bisa jadi pita suaranya juga bermasalah.

Dunia seorang Emelia Azzahra seolah berhenti berputar bersama kepergian mobil Endah dari sana. Kini, Emelia sudah dipaksa masuk ke dalam kapal besar dan sebelumnya sempat Emelia amati dari dalam mobil Endah.

“Ya Allah ... bukan ini yang hamba mau! Tolong kembalikan hamba ke kehidupan hamba yang biasanya saja! Biarkan hamba menjadi perawat! Biarkan hamba mengabdikan hidup hamba ke orang tua hamba karena mas Endah memang sudah bukan suami hamba!” batin Emelia.

••••

Tolong jangan nabung bab, ya 🙏

2. Saling Kenal

Dengungan sangat keras khas suara mesin berat perlahan menguasai indera pendengar Emelia. Selain itu, Emelia juga menyadari bahwa kapal keberadaannya akhirnya melaju.

Awal masuk kapal, suasana di sana terbilang temaram. Di lantai yang Emelia lewati pun terbilang sangat sepi. Namun kanan kiri Emelia dihiasi beberapa pintu, seolah di sana merupakan ruangan khusus. Belum genap satu menit melangkah, suara beberapa langkah dari depan menyulut rasa ingin tahu Emelia.

Emelia yang meski masih berlinang air mata, sengaja melongok ke depan. Betapa terkejutnya Emelia. Sebab di antara dua laki-laki sangar yang mengawal di depan, ada wanita berpakaian sangat seksi melebihi dirinya. Akan tetapi, selain melangkah saja sudah sangat sempoyongan, tatapan wanita muda berambut panjang warna pirang itu juga kosong. Bagi Emelia, wanita cantik tersebut sudah dalam pengaruh obat yang membuat si wanita tak sepenuhnya sadar.

Sempat bersimpangan, wanita tadi digiring memasuki salah satu pintu di ruang sana. Itu saja teramat mudah dilakukan. Karena sepertinya, dugaan Emelia bahwa wanita tadi dalam pengaruh obat benar adanya.

“Mau tidak mau, giliranku juga akan tiba!” batin Emelia ketakutan luar biasa. Tubuhnya makin panas dingin semakin ia melangkah mengikuti paksaan kedua pria yang mengawalnya.

“Sebelum diantar ke panggung pelelangan, dia wajib diperiksa bos Kenz. Termasuk pakaiannya pun harus ganti yang lebih seksi. Agar harga jualnya lebih tinggi. Apalagi kita sama-sama tahu, dia sudah tidak perawan karena dia memang istri Endah!” ucap pria sangar di sebelah kiri Emelia.

“Benar, kan ... sebentar lagi giliranku! Ini aku harus bagaimana? Adakah benda tajam yang bisa membunuhku. Karena ketimbang aku harus melayani laki-laki non mahramkum, lebih baik aku mati!” batin Emelia yang memang langsung merencanakan kematiannya.

Perjalanan di dalam kapal yang Emelia lalui kiranya ada dua puluh lima meter. Kini, ada anak tangga ke lantai bawah dan ternyata harus Emelia lewati juga. Samar-samar, terdengar dentuman suara musik disko. Musik tersebut membuat Emelia curiga, bahwa di bawah sana tengah ada yang menggelar pesta.

“Atau malah, itu acaranya? Itu acara yang akan memperjualbelikan aku?” pikir Emelia lantaran dasi yang mengikat kedua tangannya juga sampai dilepas. Namun lagi-lagi, ia dipaksa tunduk sekaligus melanjutkan langsung.

Emelia sampai tersungkur akibat ulah kasar kedua pria sangar yang meringkusnya. Andai kedua tangan Emelia tidak refleks berpegangan pada pegangan anak tangga, bisa jadi tubuh Emelia tengah menggelinding di anak tangga yang menghubungkan lantai kebersamaan Emelia berada, dengan lantai di bawah sana.

“Subhanalloh wa bihamdihi ... subhanalloh wa bihamdihi ....” Dalam hatinya, Emelia terus bertasbih. Hingga ia selesai menuruni anak tangga dan dipaksa masuk ke ruangan yang ada di depannya.

Akan tetapi di bawah sana dan harus dilalui melalui anak tangga juga, benar-benar ada pesta. Musik yang sangat keras sekaligus menyentak, aroma alk.ohol mahal, dan juga para manusia yang sedang berjoged, Emelia lihat dalam pandangan sekejap.

“Astaghfirullahaladzim ... innalillahi wa inna ilaihi roji'un! Subhanalloh aku merinding! Yang begini beneran ada! Bahkan sebentar lagi aku ...,” batin Emelia yang detik itu juga mematung.

Jantung Emelia seolah lepas dari posisinya hanya karena sepasang mata biru yang tengah mengawasinya. Tak kalah kaget dari Emelia, pria pemilik sepasang mata biru di sofa beludru tunggal di hadapannya, juga sampai berdiri dari duduknya.

“Dia siapa?!” Suara berat dari pria bermata biru tadi, terdengar sangat menakutkan bahkan mematikan.

“Istrinya Endah, Bos!” tegas pria di sebelah kanan Emelia.

“Sesuai kesepakatan, dan ini berkas-berkasnya!” sergah pria yang berdiri di sebelah kiri Emelia.

Pria bermata biru dan dipanggil bos Kenz, menghela napas dalam. Mata tajamnya menatap ngeri kedua mata pria yang mengawal Emelia. “Kenapa bisa begini? Dia Emelia adiknya Bella, dan selama ini menjadi anak orang tua Bella yang paling alim. Namun sepertinya, dia salah pilih suami, hingga dia berakhir di sini!” batin bos Kenz tanpa sedikit pun melirik Emelia.

Dengan jarak tak kurang dari dua meter, Emelia yang jadi melow, berangsur menunduk pasrah. “Harusnya memang salah! Aku yakin, ini hanya mimpi! Mana mungkin dia kak Kenzo! Mana mungkin setelah hampir satu tahun tidak bertemu, kami justru dipertemukan dalam situasi seperti ini! Apalagi yang aku tahu, kak Kenzo dari keluarga berada. Kak Kenzo pebisnis andal!” batin Emelia di tengah dadanya yang bergemuruh.

“Subhanalloh wa bihamdihi ....” Dalam hatinya, Emelia yang terus menunduk, sengaja melanjutkan tasbihnya.

Dengan kedua mata masih menatap tajam kedua mata pria sangar yang ada di kanan kiri Emelia, bos Kenz berkata, “Sekarang kalian urus yang lain dulu! Sepuluh menit lagi, kembalilah ke sini!” tegasnya dan langsung membuat kedua pria sangar yang mengawal Emelia pergi.

Berkas berisi data pribadi Emelia maupun Endah yang telah menjualnya, sengaja ditinggalkan di meja sebelah bos Kenz.

Walau takut sekaligus malu, Emelia memberanikan diri untuk menatap bos Kenz melalui lirikan. Ia melakukannya di tengah air matanya yang berlinang. Akan tetapi, kebersamaan kini tak hanya membuat dunia seorang Emelia berhenti berputar. Karena hal yang sama juga dialami bos Kenz. Pria bermata biru dan memotong cepak rambutnya itu menatap wajah Emelia nyaris tak berkedip.

“Kak ... Ken—zo ...,” ucap Emelia berat. Sebagian suaranya tertahan di tenggorokan atas rasa nelangsa yang ia rasakan.

“Aku pastikan, suamimu akan mati mengenaskan! Dalam waktu dekat, kamu akan melihat mayatnya!” sergah Kenzo masih sangat bengis.

Tersedu-sedu, dengan dada naik turun secara pelan sekaligus teratur, Emelia berkata, “Dia sudah menjatuhkan talak. Dia sudah menceraikanku sebelum melepasku ke sini sebagai penebus kekalahannya dalam berjudi!”

“Tetap saja dia harus mati!” sergah Kenzo masih sangat emosi. Kemudian, ia dikejutkan dengan kenyataan Emelia yang bersimpuh di hadapannya.

“Apa pun syaratnya, tolong lepaskan aku, Kak! Seberapa pun besar uang yang harus aku bayar, tolong beri aku kesempatan. Tolong kejar saja mas Endah karena aku sama sekali tidak tahu urusannya!” isak Emelia.

“Hapus air matamu dan bersiaplah, aku akan membawamu pergi dari sini!” sergah box Kenz sambil melepas jaket kulit hitamnya dan melemparkannya ke Emelia.

“Pakai itu dan tunggu di sini. Aku harus mencari penggantimu, sebelum aku membawamu lari dari sini!” tegas Kenzo yang buru-buru pergi dari sana.

“Alhamdulillah!” batin Emelia buru-buru memakai jaket bos Kenz.

Namun kehadiran bos Kenz yang membawa seorang pelayan wanita, membuat hati Emelia terketuk. Bos Kenz memaksa pelayan wanita itu bertukar pakaian dengan Emelia. Hanya jaket kulit milik boz Kenz saja yang harus kembali Emelia pakai.

“Ya Allah ... wanita muda ini dikorbankan hanya untuk menyelamatkanku?!” batin Emelia.

Kedua mata Emelia tetap menatap berat si wanita muda yang menggantikannya, meski tangan kirinya sudah digenggam erat oleh bos Kenz.

“Tunggu!” ucap suara serak seorang pria dari lorong sebelah.

Suara serak yang juga mematahkan langkah bos Kenz maupun Emelia yang mengikutinya.

“Celaka! Tuan Lee!” batin bos Kenz yang langsung melarang Emelia menoleh apalagi menatap pria gempal dengan tangan kanan memegang botol wine. Pria berkemeja putih dan lehernya dihiasi kalung emas besar itu, dikata bos Kenz sebagai tua bangk.a kaya yang harusnya mendapatkan Emelia.

“Bos Kenz, ... siapa wanita yang bersamamu? Sepertinya dia sangat cantik. Karena meski aku memang sudah mabuk, mataku tidak pernah salah dalam mengenali wanita cantik,” ucap Tuan Kim yang meski melangkah saja sudah sempoyongan, ada empat pengawal yang menyusulnya.

“Ya Allah ... Subhanalloh wa bihamdihi! Lindungi kami!” batin Emelia memutuskan melipir berlindung ke bos Kenz.

3. Melakukan Apa Pun

Bos Kenz atau itu Kenzo, dan pernah menjadi kakak ipar Emelia, memaksa otaknya untuk segera berpikir. Kenzo harus segera menemukan cara untuk mengamankan Emelia dari sana. Apa pun dan bagaimanapun caranya, Emelia sungguh harus disingkirkan dari sana!

Di tengah napasnya yang memburu. Dada Kenzo juga menjadi bergemuruh parah, seolah di dalam sana mendadak ada badai dahsyat. Akhirnya Kenzo menemukan ide. Ia mencekal sebelah lengan Emelia tanpa mengalihkan tatapannya dari kedua mata beringas Tuan Lee.

Sambil terus mundur, membiarkan Emelia ada di belakang punggungnya, Kenzo memang mengincar pintu di belakang sana.

Dalam diamnya, Emelia yang terus menyembunyikan wajah, juga terus berusaha menyeimbangi setiap langkah bahkan gerak Kenzo. Di tengah jantungnya yang berdegup tak kalah kencang dari degup jantung Kenzo yang memang bisa ia dengar dengan jelas, Emelia masih memanjatkan doa.

Di masa lalu, Kenzo memang pernah menjadi kakak ipar Emelia, sebelum akhirnya Bella kakak Emelia yang pernah Kenzo nikahi meninggal dunia.

“Maaf Bos, ... wanita ini bermasalah. Karena meski wajahnya memang sangat cantik, tubuh bahkan kelaminnya penuh koreng dan kudis! Dia bahkan mengalami penyakit kela.min!” tegas Kenzo yang kemudian menghela napas dalam. “Maafkan saya karena saya sudah kecolongan. Saya benar-benar tidak menyangka, klien saya justru mengirim pela.cur yang sungguh di luar ekspetasi!”

“Jadi sekarang juga, ... saya akan menyingkirkannya!” tegas Kenzo yang dengan segera membuka pintu darurat di sebelahnya.

Angin kencang langsung menyapa bersama rasa dingin yang langsung bisa menusuk tulang mereka. Rambut panjang Emelia sampai berterbangan dan sebagiannya menimpa punggung Kenzo.

“Jika memang begitu, ... buang dia sekarang juga!” tegas Tuan Lee.

Mendengar itu, bukan hanya hati Emelia yang seolah direma.s. Karena Kenzo selaku pencetus ide juga langsung makin tak karuan. Otak Kenzo terasa sangat panas. Hanya saja, Kenzo sadar dirinya harus tetap selalu cekatan. Termasuk itu dalam menyingkirkan Emelia dari sana agar lawan bahkan rekan kerjanya, tidak curiga. Sebab meski kini, ia mulai dipercaya menjadi pemimpin mafia di sana, teman yang tampak baik bahkan hormat kepadanya, juga bisa menjadi lawan paling mematikan.

“Bertahanlah selagi aku belum menyusul kamu. Bagaimanapun caranya, kamu harus bertahan. Ketimbang kamu memaksa di sini, tapi akibatnya kita akan sama-sama mati!” bisik Kenzo tanpa sedikit pun melirik Emelia karena tatapannya fokus membalas tatapan Tuan Lee. Apalagi sampai detik ini, tua bang.ka yang semua jari tangannya dihiasi cicin berlian itu, jelas menunggu pembuktian nyata darinya.

Angin kencang masih mengacaukan penampilan setiap mereka yang ada di sana. Jangankan Emelia yang rambut panjang sepunggungnya digerai, pengawal Tuan Lee saja, sampai merinding menahan dinginnya angin. Namun, demi membuktikan ucapannya kepada Tuan Lee yang sudah menunggu, Kenzo dengan segera melempar tubuh Emelia ke lautan.

Ulah Kenzo membuat semuanya terkejut. Bukan hanya Tuan Lee dan pengawalnya saja yang merasakannya. Karena Emelia yang sebelumnya sudah diwanti-wanti oleh Kenzo juga nyaris jantungan.

Tubuh Emelia langsung tenggelam di antara air laut yang jika dilihat dari atas, berwarna biru terang. “Aku harus bertahan!” batin Emelia susah payah berusaha renang. Meski yang ada, tubuhnya tetap makin tenggelam.

Di kapal, Kenzo segera melanjutkan kerja sekaligus rencananya. Ia mengantar Tuan Lee untuk masuk ke ruang pelelangan wanita cantik giliran tua bangka kaya itu. Kenzo melakukannya tanpa sedikit pun melirik Tuan Lee yang mendekati bahkan melangkah di sebelahnya.

“Bos Kenz ... kamu harus tetap menemaniku sampai subuh nanti. Karena aku tidak mau, kamu diam-diam pergi hanya untuk menyelamatkan wanita tadi!” ucap Tuan Lee dengan nada suara santai, tapi menusuk.

“Celaka! Tuan Lee tetap mencurigai aku! Padahal air laut akan terasa makin dingin ketika tengah malam seperti sekarang! Lia bisa mati karena kedinginan, bahkan parahnya tenggelam, jika aku tidak segera menyelamatkannya!” batin Kenzo ketar-ketir. Bahkan akibat kekhawatiran sekaligus ketakutannya, Kenzo tidak bisa untuk tidak gelisah.

Tangan kiri Tuan Lee yang merangkul punggung Kenzo, menepuk-nepuk di sana. Tak lama kemudian, tangan kanan Tuan Lee yang memegang botol wine, sengaja memaksa Kenzo untuk menenggak isinya. Bukan hanya beberapa tenggak, tapi memang harus sampai habis!

“Habiskan! Karena setelah ini, aku juga akan mengajakmu bersenang-senang bersama wanita cantik terbaik yang sudah kamu siapkan!” ucap Tuan Lee yang tentu saja tak menerima bantahan.

Setelah menuruni anak tangga, sampailah mereka di lantai bawah selaku acara pelelangan wanita maupun narko.ba digelar. Tuan Lee yang telanjur curiga kepada Kenzo, memaksa Kenzo duduk di sebelahnya. Tiga wanita berpenampilan sangat seksi melenggak-lenggok di atas panggung sana. Ketiganya dirante layaknya binatan.g peliharaan. Mereka yang dituntun oleh pria juga diwajibkan untuk merangkak atau malah berpose seksi. Kadang tubuh mereka akan dicambuk oleh pria yang mengawal. Segil.a itu, tapi dari ketiganya dan satu diantaranya merupakan wanita pengganti Emelia, semuanya tampak nyaris tel.er.

Tuan Lee yang terus tertawa, menonton pertunjukan di panggung sana sambil mengonsumsi sab.u-sab.u. Kenzo yang masih di sana, bertugas meracikan setiap yang Tuan Lee hisap. Seperti saat ke alko.hol, kali ini Tuan Lee juga memaksa Kenzo untuk turut menghisap sab.u-sab.u racikan pria itu.

“Tuan Lee beneran sudah enggak bisa percaya kepadaku. Sementara aku sudah enggak punya banyak waktu!” batin Kenzo sengaja menghisap dalam porsi banyak. Karena makin ia rakus, makin bahagia pula pria botak di sebelahnya.

Namun diam-diam tak lama setelah itu. Di tengah musik erot.is yang mengiringi tarian ketiga wanita seksi di panggung, Kenzo menggunakan tangan kirinya untuk mengambil satu suntikan berisi cairan dari balik punggung. Dalam sekejap, Kenzo membuka tutup suntikannya kemudian menyunti.kkannya ke pinggang Tuan Lee.

Detik itu juga Tuan Lee langsung diam. Kemudian, Tuan Lee menatap Kenzo. Namun dengan segera, tangan kanan Kenzo meraih segelas wine kemudian menenggaknya tandas. Kenyataan yang langsung mengurangi kecurigaan Tuan Lee. Ditambah lagi sebelum Tuan Lee memastikan ke pinggang kanannya, di sana sudah tidak ada apa-apa. Karena Kenzo sudah membuang jauh suntikannya.

Selanjutnya, Kenzo sengaja tepar di meja. Membuat Tuan Lee tersenyum bahagia dan berakhir menyusul. Wajah Kenzo maupun Tuan Lee, meringkuk berhadapan. Tak lama kemudian, Tuan Lee langsung diboyong oleh keempat pengawalnya. Bersamaan dengan itu, acara pameran wanita seksi juga usai. Meski pada akhirnya, ketiga wanita yang sudah setengah tel.er itu, dimasukkan ke kamar Tuan Lee, secara bersamaan.

Kenzo yang sempat diboyong ke dalam salah satu kamar yang ada di lantai pertama Emelia memasuki kapal, juga buru-buru kabur. Kenzo menyusul Emelia dari pintu darurat dirinya melempar Emelia. Hanya saja, ada seorang mafia yang memergoki. Mafia tersebut bahkan membuka pintu darurat yang sebelumnya sengaja Kenzo tutup kembali. Senyum licik perlahan terbit menghiasi wajahnya yang cukup tampan.

“Xander, giliranmu menyingkirkan Kenzo!” batin si pria yang memakai topi hitam untuk menutupi sebagian wajah berhidung mancungnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!