Endah sangat yakin, alamat sekaligus lokasi yang ia datangi merupakan lokasi rumahnya. Namun di tengah terik mentari yang sedang panas-panasnya, lokasi yang ia datangi hanya menyisakan arang. Beberapa kusen memang masih berdiri. Termasuk bangk.ai mobil yang masih ada di posisi dan harusnya merupakan garasi. Namun, Endah tak berharap bahwa itu merupakan rumahnya. Masa rumah yang ia tinggal dalam keadaan utuh mendadak hanya tinggal arang layaknya bekas kebakaran?
Beberapa kali Endah yang sibuk mengawasi rumah berlantai dua miliknya, menepuk kepala menggunakan kedua tangan. Saking penasarannya, Endah sampai melangkah menelusuri jalan kompleks perumahan rumahnya. Padahal jelas, tak mungkin rumahnya pindah. Karena memang selain rumahnya tidak memiliki kaki, tak mungkin juga ada yang kurang kerjaan sampai memindah rumahnya.
“Sumpah, ... beneran enggak ada yang berubah. Berarti itu beneran rumahku?!” kesal Endah dalam hatinya. Padahal belum ada tiga hari ia meninggalkan rumahnya. Selain itu, biasanya Endah juga pergi dalam waktu lebih lama. Namun kini, kenapa rumahnya sampai kebakar?!
“Sayang, ... rumahmu kebakaran apa bagaimana?” tanya Clara masih menemani Endah. Ia yang duduk di sebelah setir, sengaja keluar. Ia tatap saksama keadaan lokasi dan ia yakini sebagai lokasi rumah Endah. Di dalam mobil, Endah yang baru masuk tengah mengambil ponsel dari depan kemudi.
“Apaan, sih ... padahal baru kemarin aku tahu kalau aku bakalan punya anak dari Clara. Namun ini kok ....” Endah amat sangat jengkel. Ia cek setiap pesan di ponselnya, khususnya dari nomor baru. Dari kemarin, Endah yang merasa Clara merupakan segalanya memang mengabaikan semuanya. Bukan hanya pesan yang tentu saja meninggalkan jejak kabar. Karena telepon tak terjawab dari banyak nomor juga Endah abaikan.
“A—astaga!” batin Endah benar-benar syok. Karena WA dari dua nomor baru yang ia buka, memang mengabarkan kebakaran yang menimpa rumahnya. Termasuk juga ketika Endah membuka grup WA RT ia tinggal. Di sana justru lebih ramai. Karena selain membahas kebakaran rumah Endah, warga juga banyak yang menduga alasan Endah tidak bisa dihubungi lantaran Endah juga turut menjadi korban.
“Sayang, gimana?” sergah Clara merasa jengkel lantaran tak kunjung direspons atau setidaknya mendapat kepastian dari sang kekasih.
“Demi melindungi rumah dan mobil ini, aku sengaja merayu Endah agar menjadikan Emelia sebagai barter kekalahan judinya. Eh ini malah gosong semua!” batin Clara benar-benar jengkel. Sebab kenyataan Endah yang duduk sila sekaligus terlihat sangat pasrah, seolah membenarkan kecurigaannya.
“Aku mikirnya, kemarin pas kamu jemput, posisinya kan aku sempat ngerokok. Aku mikirnya asal buang puntungnya dan bikin konsleting listrik juga. Karena setelah menyimak WA grup RT, katanya rumahku kebakaran efek konsleting listrik,” ucap Endah sambil berderai air mata.
Endah merasa sangat putus asa lantaran rumah sekaligus satu-satunya mobil yang ia punya malah berakhir gosong tanpa bisa diselamatkan.
“Berarti kejadiannya pas kita judi. Beneran enggak lama dari aku dijemput kamu!” sergah Endah masih meratapi nasib. Ia menggunakan kemeja bagian dadanya untuk menghapus air mata.
“Duh, ... terus, sekarang Endah punya apa? Semoga sih Endah punya jatah warisan dari orang tuanya. Baru juga aku merasa menang karena sudah berhasil bikin Emelia dibuang. Bahkan aku langsung hamil padahal Emelia yang dinikahi secara sah saja, mandul enggak hamil-hamil!”
Di tempat berbeda, di siang buta yang sangat terik. Kenzo dan kedua anak buahnya juga tengah mempersiapkan pembakaran terhadap rumah Clara. Berbeda dari rumah Endah, rumah Emelia terbilang jauh lebih bagus. Lokasinya ada di perumahan kelas menengah dan memang perumahan baru.
“Bos sampe turun tangan!” bisik Leo lantaran selain ia dan Mir yang ditugasi mengguyur rumah baru Clara menggunakan bensin hingga genteng-gentengnya. Kenzo juga membuat kabel listrik di sana seolah mengalami konsleting listrik.
Nantinya layaknya kasus kebakaran rumah Endah, penyelidikan pasti akan menyebut penyebab kebakaran karena konsleting listrik.
••••
“Gimana, ya?” batin Clara berusaha fokus mengemudi. Meski pikiran termasuk tatapannya tidak bisa berhenti mengawasi Endah. “Nih orang beneran sudah kere. Bisa enggak dia dapat warisan orang tuanya? Posisinya sih, orang tuanya juga sudah suka banget ke aku,” batin Clara langsung syok lantaran di hadapannya mendadak ada mobil sport hitam yang menghadang.
Clara yang mengerem mendadak, dadanya berakhir menghantam setir. Begitu juga dengan Endah yang dahinya menghantam mobil bagian depan. Di hadapan mereka, Kenzo yang mengemudikan mobilnya secara langsung malah tersenyum penuh kemenangan.
“Gilllla tuh orang sengaja? Mentang-mentang mobilnya lebih bagus dan lebih mahal. Mentang-mentang jalanan masih sepi,” lirih Clara.
Di sebelah Clara, Endah yang tanpa harus dahinya menghantam apa yang ada di hadapannya saja sudah sangat pusing, jadi puyeng tak karuan.
“Apa sih? Cari ribut banget!” kesal Endah sambil memijat-minat kedua pelipisnya menggunakan kedua tangan.
Awalnya, Endah akan menghampiri mobil di hadapannya. Namun, Clara buru-buru menarik asal kemeja lengan panjang warna merah bata yang Endah pakai. Sebab di hadapan mereka, mobil yang sebelumnya terang-terangan menabrak mereka dari depan, juga seolah akan melakukan ulang bahkan lebih dari sebelumnya.
Di dalam mobil Kenzo, Mir dan Leo berpegangan erat. Apalagi Mir yang duduk persis di sebelah Kenzo sekaligus yakin, sang bos akan melakukan hal yang lebih gillaa dari sebelumnya.
“Mundur ... mundur!” panik Endah ketakutan.
“Iya ... ini aku juga iyaaaa!” balas Clara tak kalah panik.
Padahal, Kenzo malah mundur bahkan putar balik dengan sangat cepat. Kenyataan yang sempat membuat Endah maupun Clara kompak mengump.at. Keduanya yang sempat ketar-ketir berangsur mengatur napas. Meski tak lama setelah itu, mereka dibuat jantungan lantaran mobil Kenzo kembali datang dengan keadaan mundur dan itu sangat ugal-ugalan.
“Minggir ... pergi ... pergi. Putar balik ... putar balik!” heboh Endah berusaha mengambil alih kemudinya dari Clara.
“Ini aku harus bagaimana?!” panik Clara sambil menangis.
“Bruuuugggggggg!” Kenzo berhasil menabrak mobil bagian samping Clara, meski ia melakukannya dengan cara mundur.
Mobil Clara terguling dan penumpangnya kompak kesakitan. Kenyataan tersebut membuat Kenzo tersenyum puas. Begitu juga dengan kedua anak buah Kenzo yang perlahan mengembuskan napas lega. Karena akhirnya, bos mereka mendapatkan apa yang diinginkan.
“Ini belum apa-apa ...,” batin Kenzo lanjut mengemudi.
Di lain sisi, kedatangan orang tua Endah dan juga orang tua Clara ke rumah Clara, membuat keempatnya syok. Rumah baru yang mereka gadang-gadang mahal sekaligus sangat bagus, malah dilalap jago merah di tengah waktu yang tengah terik-teriknya.
“Kebakaran! Tolong kebakaran! Tolong ada yang kebakaran!” teriak mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Wisteria
bener" aku suka karya kak Ros pembalasannya itu Lo mak jlep mau yg di jadikan balikan kasih kesempatan ke2 atau g sama sekali
sip pokoknya
2024-12-06
0
Sandisalbiah
Kenzo keren.. buat para penjahat itu jd gelandangan..
2025-02-27
0
Al Fatih
Panas.....,, panas ....,,panas....,, bara api,, eh maksudnya kebakaran 🤭,,
Agaknya kehilangan mas mafia syukur agak sedikit terobati ketika melihat tingkah polahnya mas Kenzo😅
2024-10-31
0