Bab 19. Cucu

Bab 19. Cucu

POV Author

Sehabis makan malam Bu Kemala langsung pulang di jemput oleh pak Dirman, supir yang menggantikan Ayah Rani. Bu Kemala tidak betah berlama-lama karena merasa tidak suka atas sikap Laura yang semakin terlihat mencari muka padanya.

Bu Kemala tahu dan bisa membedakan mana yang tulus dan mana yang hanya baik di depan saja. Karena itu, sampai mau pulang pun ia tetap berpesan pada Damar untuk tidak membawa Laura masuk dan terlibat dalam perusahaan.

"Sayang, apa kamu sudah bicara dengan Ibu? Ibu setuju kan aku menjadi kepala divisi yang baru?" Tanya Laura penuh semangat.

Damar menghela napas panjang sebelum menjawab.

"Maafkan aku sayang. Ibu sudah memilih orang terpercaya untuk menjabat kepala divisi yang baru." Bohong Damar karena ibunya tidak setuju Laura bekerja di perusahaan mereka.

Laura yang ketahuan melakukan kecurangan kecil saat makan malam bersama berdampak besar pada keinginannya untuk bekerja di perusahaan yang Damar pimpin.

"Kamu tidak bilang pada Ibumu kalau aku lulusan universitas yang sama dengan mu?!"

"Masuk perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan ijazah kelulusan saja, apalagi akan memegang sebuah jabatan. Butuh pengalaman dan kemampuan yang di akui untuk bisa memegang posisi itu. Maafkan aku sayang. Aku tidak dapat membantumu."

"Haah! Percuma punya suami seorang direktur perusahaan. Tapi tidak bisa ngapa-ngapain!" Sarkas Laura yang di selimuti emosi.

Padahal ia sudah membayangkan akan bekerja dengan Damar. Namun angannya harus sirna oleh penolakan sang Ibu mertua.

"Kalau kamu memang ingin bekerja, akan aku usahakan, di perusahaan milik temanku. Tapi mungkin jabatannya tidak tinggi."

Laura diam saja tidak bergeming. Ia hanya mendengarkan tanpa berminat untuk menjawab. Hatinya terlanjur kecewa oleh penolakan Ibu mertuanya. Padahal ia merasa sudah berusaha keras untuk mengambil hati wanita paruh baya itu.

Melihat Laura yang hanya diam saja, Damar tahu isterinya itu sedang kesal dan kecewa. Ia pun mencari cara agar isterinya tidak cemberut lebih lama.

"Jangan cemberut gitu dong sayang. Bagaimana kalau malam ini kita jalan ke Mall? Kamu mau tas baru?"

Mata Laura langsung berbinar mendengar ajakan Damar. Ia pun langsung menoleh dan mengangguk menyetujui ajakan Damar.

"Benar aku boleh beli tas apapun itu?"

"Ya sayang, terserah kamu memilih."

Laura seketika langsung memeluk Damar saking senangnya. Ada tas yang sudah incar beberapa minggu lalu dan ia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mendapatkan setelah Damar memberikan penawaran untuknya.

Damar pun tersenyum. Ia bersyukur dalam hati, Laura tidak merajuk lebih lama. Mereka pun bersiap untuk pergi ke sebuah Mall ternama.

Rani hanya memandangi kepergian mereka dari balik jendela kamarnya. Ia menghela napas melihat pemandangan yang sampai saat ini tidak bisa ia rasakan.

***

Tiga bulan berlalu, kehidupan rumah tangga yang di jalani ke tiga orang itu masih tetap sama seperti biasanya. Persaingan dalam mengambil hati Ibu mertua dan Damar kian hari kian ketat. Pertengkaran pun kerap kali terjadi dan tak bisa di hindari. Sampai akhirnya, Damar memutuskan untuk membeli sebuah Apartemen untuk tempat tinggalnya dengan Laura.

"Sayang kapan kita bisa pindah? Aku sudah tidak tahan lama-lama tinggal disini!" Rengek Laura.

"Minggu depan sayang. Sabar ya, masih di renovasi bagian dalam agar kamu lebih betah tinggal di sana."

"Kalau Ibu kamu tanya, gimana? Ibumu kan tidak setuju kamu pisah rumah dengan wanita itu?"

"Soal itu, nanti akan aku bicarakan pada Ibu. Oh, ya kita berangkat kerja sekarang yuk?"

"Masih awal sayang." Tolak Laura.

"Tempat kerja mu dan aku berbeda arah sayang, belum lagi bila terjebak macet, aku bisa telat datang ke kantor." Ujar Damar mengingatkan.

"Ya sudah kalau begitu."

Laura mengalah, ia pun menurut dan bersiap pergi ke kantor bersama Damar.

Ya, Laura diterima kerja di kantor rekan Damar sebagai sekretaris disana. Sudah dua bulan ia bekerja di perusahaan itu. Dan ia mulai terbiasa dengan pekerjaan barunya.

Laura sangat menikmati posisinya sebagai sekretaris di sana. Pekerjaan yang tidak berat menurutnya dan teman Damar pun bersikap luar biasa baik padanya.

Laura tidak peduli banyak yang iri padanya di perlakukan special meski ia baru di perusahaan teman Damar itu. Baginya yang terpenting adalah gaji yang di berikan sangat memuaskan dirinya.

"Sayang, nanti kamu tidak usah menjemput ku. Aku bisa pulang sendiri." Ujar Laura

"Tumben. Kamu pulang naik apa nanti?"

"Aku janjian sama teman-teman ku. Sepulang kerja kami mau hangout bersama."

"Ya sudah kalau begitu. Pulangnya jangan malam ya sayang." Ujar Damar mengingatkan.

"Tentu sayang."

Laura pun melangkah masuk ke kantornya setelah Damar pamit untuk pergi menuju kantornya. Untung lah jalan tidak macet sehingga ia datang tepat waktu ke kantornya.

Damar segera menuju ruang kerjanya begitu tiba di kantor. Sampai di sana pintu kantor tampak terbuka dan ada Dela berisi di depan pintu.

"Pagi Pak." Sapa Dela begitu melihat atasannya tiba.

"Siapa di dalam Dela?"

Damar tidak mengindahkan sapaan Dela. Ia malah bertanya karena penasaran sepagi itu sudah ada tamu di dalam kantornya.

"Ibu Pak." Jawab Dela.

"Rani?"

"Bukan Pak. Tapi Bu Kemala."

Damar segera masuk begitu nama ibunya di sebut. Di dalam ruangan Bu Kemala duduk manis sambil meresapi teh hangat yang di buatkan oleh Dela.

"Ibu hanya ingin sarapan di kantor?" Tanya Damar karena Ibunya datang sepagi itu.

Bu Kemala meletakkan cangkir tehnya secara perlahan.

"Ibu ingin minta lebih dari itu."

"Ibu mau makan apa?"

"Bukan makanan. Tapi ibu ingin generasi berikutnya."

Damar tertegun mencerna kata-kata yang di maksudkan oleh Ibunya.

"Maksud Ibu?"

Damar sebenarnya sudah mengira-ngira apa yang ibunya maksudkan. Namun ia ingin tahu lebih jelas lagi dari ibunya.

"Cucu Damar. Ibu ingin punya cucu. Kamu sudah menikahi Rani 13 bulan yang lalu dan wanita itu 4 bulan yang lalu. Tapi kamu tidak menghasilkan keturunan buat Ibu."

Dan benar saja seperti perkiraan Damar, kalau ibunya ingin cucu darinya. Entah angin apa tiba-tiba ibunya menuntut ingin segera memiliki cucu. Padahal selama ini Ibunya terlihat santai saja tidak menuntut hal semacam itu.

Damar jadi kebingungan sekarang. Pasalnya karier Laura baru saja di mulai. Sudah pasti ia tidak mau hamil dalam waktu dekat ini. Setiap kali habis berhubungan pun Laura menjaga agar tidak hamil.

Dan Damar pun terduduk lemah untuk permintaan ibunya itu. Sangat tidak mungkin untuk membujuk Laura saat ini. Lalu bagaimana ia harus memberikan cucu buat ibunya.

"Ingat ya Damar, cucu. Ibu mau cucu kalau tidak ibu akan menjual perusahan dan membagi-bagikan uangnya untuk fakir miskin kalau kamu tidak memiliki keturunan." Ancam sang Ibu.

Bersambung...

Jangan lupa like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

Terpopuler

Comments

Mak Christo

Mak Christo

jelas Laura ga bakal mau, secara takut bodynya melar

2024-11-02

1

🍂⃝🐱³

🍂⃝🐱³

wkwkw mau punya cucu gak tu, Laura mau gak ya , kalau sama rani bakal kena semprot tu si damar 🤣....

2024-06-11

1

🅚🅘🅘Kᵝ⃟ᴸ𝐙⃝🦜

🅚🅘🅘Kᵝ⃟ᴸ𝐙⃝🦜

damar seketika puseng

2024-06-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Menyambut Calon Madu
2 Bab 2. Telepon Dari Ibu Mertua
3 Bab 3. Permohonan Yang Menyesakkan Dada
4 Bab 4. Jangan Kalah
5 Bab 5. Di Paksa Menerima
6 Bab 6. Tampil Beda
7 Bab 7. Nyonya Rumah
8 Bab 8. Perdebatan Dua Isteri
9 Bab 9. Berlaku Adil
10 Bab 10. Di Ajak Kenalan
11 Bab 11. Makan Malam Plus Makan Hati
12 Bab 12. Bukan Cemburu Katanya
13 Bab 13. Makan Bersama
14 Bab 14. Bertengkar Lagi
15 Bab 15. Tabir Terungkap
16 Bab 16. Persaingan Ketat
17 Bab 17. Bertemu Tanpa Sengaja
18 Bab 18. Curang
19 Bab 19. Cucu
20 Bab 20. Damar Bingung
21 Bab 21. Apa Benar Itu Cemburu
22 Bab 22. Membuka Diri Perlahan
23 Bab 23. Cemburu Yang Nyata
24 Bab 24. Damar Mabuk
25 Bab 25. Membuat pilihan
26 Bab 26. Informasi Yang Mengejutkan
27 Bab 27. Rahasia Keluarga
28 Bab 28. Terciduk
29 Bab 29. Laura Pembohong
30 Bab 30. Makan Malam Bertiga
31 Bab 31. Memilih Rani
32 Bab 32. Hamil
33 Bab 33. Rumit
34 Bab 34. Anak Siapa
35 Bab 35. Bertemu Firman
36 Bab 36. Jangan Dekat Pria Lain
37 Bab 37. Ke Dokter Kandungan
38 Bab 38. Party
39 Bab 39. Keguguran
40 Bab 40. Menyembunyikan Kebenaran
41 Bab 41. Berkilah
42 Bab 42. Kepergok Di Rumah Sakit
43 Bab 43. Hasil DNA
44 Bab 44. Pelukan Hangat
45 Bab 45. Sidang
46 Bab 46. Keputusan Big Bos
47 Bab 47. Widya
48 Bab 48. Pembohong Ulung
49 Bab 49. Honey Moon Yang Tertunda
50 Bab 50. Turun Posisi
51 Bab 51. Cibiran
52 Bab 52. Buka Segel
53 Bab 53. Ajukan Cerai
54 Bab 54. Masa Bulan Madu Berakhir
55 Bab 55. Kejutan
56 Bab 56. Di Tahan
57 Bab 57. Kandas
58 Bab 58. Kenyataan Pahit Yang Harus di Telan
59 Bab 59. Kebakaran
60 Bab 60. Pilihan Yang Tepat
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1. Menyambut Calon Madu
2
Bab 2. Telepon Dari Ibu Mertua
3
Bab 3. Permohonan Yang Menyesakkan Dada
4
Bab 4. Jangan Kalah
5
Bab 5. Di Paksa Menerima
6
Bab 6. Tampil Beda
7
Bab 7. Nyonya Rumah
8
Bab 8. Perdebatan Dua Isteri
9
Bab 9. Berlaku Adil
10
Bab 10. Di Ajak Kenalan
11
Bab 11. Makan Malam Plus Makan Hati
12
Bab 12. Bukan Cemburu Katanya
13
Bab 13. Makan Bersama
14
Bab 14. Bertengkar Lagi
15
Bab 15. Tabir Terungkap
16
Bab 16. Persaingan Ketat
17
Bab 17. Bertemu Tanpa Sengaja
18
Bab 18. Curang
19
Bab 19. Cucu
20
Bab 20. Damar Bingung
21
Bab 21. Apa Benar Itu Cemburu
22
Bab 22. Membuka Diri Perlahan
23
Bab 23. Cemburu Yang Nyata
24
Bab 24. Damar Mabuk
25
Bab 25. Membuat pilihan
26
Bab 26. Informasi Yang Mengejutkan
27
Bab 27. Rahasia Keluarga
28
Bab 28. Terciduk
29
Bab 29. Laura Pembohong
30
Bab 30. Makan Malam Bertiga
31
Bab 31. Memilih Rani
32
Bab 32. Hamil
33
Bab 33. Rumit
34
Bab 34. Anak Siapa
35
Bab 35. Bertemu Firman
36
Bab 36. Jangan Dekat Pria Lain
37
Bab 37. Ke Dokter Kandungan
38
Bab 38. Party
39
Bab 39. Keguguran
40
Bab 40. Menyembunyikan Kebenaran
41
Bab 41. Berkilah
42
Bab 42. Kepergok Di Rumah Sakit
43
Bab 43. Hasil DNA
44
Bab 44. Pelukan Hangat
45
Bab 45. Sidang
46
Bab 46. Keputusan Big Bos
47
Bab 47. Widya
48
Bab 48. Pembohong Ulung
49
Bab 49. Honey Moon Yang Tertunda
50
Bab 50. Turun Posisi
51
Bab 51. Cibiran
52
Bab 52. Buka Segel
53
Bab 53. Ajukan Cerai
54
Bab 54. Masa Bulan Madu Berakhir
55
Bab 55. Kejutan
56
Bab 56. Di Tahan
57
Bab 57. Kandas
58
Bab 58. Kenyataan Pahit Yang Harus di Telan
59
Bab 59. Kebakaran
60
Bab 60. Pilihan Yang Tepat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!