Bab 13. Makan Bersama

Bab 13. Makan Bersama

POV Rani

Aku menjemput Ibu mertua untuk sama-sama pergi menuju kantor Mas Damar. Ibu terlihat senang akan makan siang bersama kami. Dalam kesempatan berdua saja dalam mobil, aku bercerita mengenai nama ibu yang aku pakai untuk mengelabui Mas Damar. Dan seperti dugaan ku, Ibu tidak marah malah terkekeh dan ingin tahu bagaimana aku membuat isteri muda Mas Damar itu marah.

"Jadi mereka bertengkar?" Tanya mertua, antusias.

"Iya Bu. Bahkan wanita itu merengek minta di belikan mobil yang sama." Ungkap ku.

"Awas saja kalau sampai Damar membelikannya." Ancam Ibu mertua.

"Bu, boleh aku tanya?"

"Kenapa Rani?"

"Ibu kenapa tidak menyukai dia?" Tanyaku penasaran.

Ibu mertua menghela napas panjang.

"Kamu lihat saja sifatnya, Ibu mertua mana yang suka modelan menantu kayak gitu!"

"Tapi, dia di cintai Mas Damar."

"Kamu jangan putus asa Rani. Ibu yakin, Damar nanti bisa mencintai kamu. Dia belum bosan saja menghadapi kelakuan wanita itu. Kamu yang sabar ya."

Rasanya aku tidak butuh cinta Mas Damar. Mendapat kasih sayang Ibu mertua saja, sudah cukup buatku.

"Ibu sayang padaku?"

"Tentu saja Ibu sayang. Kamu menantu kesayangan Ibu."

"Aku bisa saja jadi anak angkat Ibu, dari pada jadi isteri yang tidak di cintai Mas Damar Bu." Kataku.

"Tidak Rani. Kamu yang harus jadi isterinya Damar. Ibu ingin cucu dari kalian berdua. Kalau kamu jadi anak angkat Ibu, dan menikahi orang lain, berarti anakmu nanti bukan darah daging Ibu." Ungkap Kemala.

Ternyata Ibu mertua mengharapkan cucu dari ku dan Mas Damar. Sungguh rasanya itu perjuangan yang sulit jika mengingat aku dan Mas Damar saja saat ini bagai bumi dan langit.

Menempuh setengah jam perjalanan pun kami tiba di kantor Mas Damar. Ini kali pertama aku menginjakkan kaki disini. Ternyata Mas Damar bekerja di kantor yang memiliki lantai sampai 10. Benar-benar aku tidak mengira perusahaan yang Mas Damar pimpin besar seperti ini.

"Ayo kita masuk Rani, ngapain bengong?!"

Aku mengangguk dan mengikuti langkah ibu mertua. Para karyawan yang berada di lobi pun menyambut Ibu dengan penuh rasa hormat. Kami menaiki lift menuju lantai paling atas di gedung ini. Rasanya berdebar-debar menyadari kalau aku adalah isteri Mas Damar pemilik gedung ini.

Kami tiba di sebuah ruangan besar yang di depannya di jaga oleh seorang pekerja yang merupakan sekretaris Mas Damar. Dengan wajah senyum ramah ia menyapa Ibu mertua dan memberi tahu Mas Damar kalau kami datang.

"Kenapa tidak bilang mau datang?" Kata Mas Damar begitu kami duduk di sofa ruang tamu begitu pintu di tutup.

"Kejutan. Rani sudah masak banyak makanan. Ayo kita makan siang bersama. Stop dulu kerjaan mu itu." Ujar Ibu mertua.

Dan lihatlah, Mas Damar menurut kata ibunya. Mas Damar duduk bersama dengan kami. Dengan perlahan aku menyiapkan masing-masing kotak makanan untuk ibu mertua, juga Mas Damar. Dalam kotak itu sudah ada sendok yang tersedia. Ku buka juga kotak-kotak lauk yang aku bawa. Lalu aku ke patri dalam ruangan itu, dan mengambilkan minuman untuk kami bertiga.

"Ini enak. Kamu masak sendiri Rani?" Tanya Ibu mertua.

"Di bantu Bi Siti, Bu." Jawabku.

Karena memang benar Bi Siti membantuku mengupas bawang, memotong sayur dan membersihkannya.

"Beda. Ibu hafal cita rasa masakan Siti." Ujar Ibu mertua. "Gimana menurut mu Damar?"

"Uhuk... Uhuk..!"

Mas Damar tersedak. Lekas aku memberikan minuman untuknya.

Mungkin karena grogi di tanya Ibu mertua. Padahal aku lirik Mas Damar makan dengan lahapnya. Syukurlah... Meski ia diam saja, tapi sepertinya ia menyukai masakan ku.

"Pelan-pelan Mas." Ujar ku.

"Isteri mu yang onoh belum tentu bisa masak kayak gini, apalagi melayani seperti ini. Apa kamu tidak capek menuruti permintaannya terus?!" Sindir Ibu mertua.

Mas Damar menghentikan makannya. Aku pun mencari cara agar perdebatan ibu dan anak ini tidak berlangsung terus saat sedang makan.

"Mas sudah kenyang?" Tanyaku.

"Ya." Jawab Mas Damar singkat.

Aku tahu itu hanya berkilah saja, karena mungkin selera makannya sudah hilang.

"Mas, vitamin-vitamin tadi pagi, ayo di minum!" Ujar ku, lembut.

Mas Damar menghela napas. Lalu merogoh sakunya dimana tadi pagi aku masukan vitamin di sana. Ia pun segera meminum vitamin-vitamin itu.

Aku lega, syukurlah. Lalu aku pun membereskan bekas kami makan setelah ibu mertua selesai. Karena tidak ingin mengganggu Mas Damar sedang bekerja, aku dan Ibu mertua pun hendak pulang lagi.

"Sering-sering lah kalian makan bersama di kantor seperti ini. Rani, besok-besok kamu bawakan saja makan siang Damar seperti ini." Kata Ibu mertua saat kami akan meninggalkan ruangan Mas Damar.

"Damar, ayo kita makan siang di restoran seperti biasa."

Tiba-tiba saja isteri muda Mas Damar datang tanpa mengetuk pintu dan mengajak Mas Damar. Mungkin ia sudah terbiasa datang di kantor ini jadi tidak mengira kami ada di dalam ruangan ini.

"Nah ini, isteri tukang ngabisin uang suami. Mau nya makan enak tapi tidak tahu ngapa-ngapain!" Sindir Ibu mertua. "Damar sudah kenyang. Ada isterinya yang lebih perhatian dan tahu cara melayani suami!" Sarkas Ibu mertua lagi.

Wajah wanita itu seketika berubah masam dalam diamnya. Ia menatap sinis padaku, seolah-olah semua yang terjadi adalah kesalahan ku. Namun aku cuek saja, tidak peduli jika darahnya mendidih setengah mati.

"Ayo Rani, jangan ganggu suamimu yang sedang bekerja!" Sindir Ibu mertua lagi.

"Mas, aku pulang ya." Pamit ku pada Mas Damar sambil tersenyum.

Wanita itu dengan cepat melangkahkan kakinya dan memeluk lengan Mas Damar dengan menatap ku tajam. Dia cemburu rupanya. Baguslah, berarti aku sudah menjadi saingan di matanya. Artinya ada kemungkinan aku bisa beraih hati Mas Damar.

"Damar!!" Panggil ibu mertua.

Mas Damar menoleh.

"Ingat pesan Ibu, adil!!" Ujar Ibu mertua lagi.

Mas Damar tampak menghela napas.

"Baiklah, hati-hati." Jawab Mas Damar padaku.

Wanita itu terlihat makin kesal hingga mengalihkan pandangannya ke lain. Ia juga meremas lengan Mas Damar mungkin saking kesalnya tanpa bisa berkata apa-apa.

Terus saja berlaku manja dan egois seperti itu. Dan keluarkan semua sifat burukmu, agar Mas Damar ilfeel padamu. Dengan begitu aku tidak perlu repot meraih hati Mas Damar.

Pasti aku sudah terlihat seperti pelakor sekarang. Tak mengapa karena aku juga punya hak atas Mas Damar sebagai isteri pertamanya.

Sejak remaja aku kagum dan menyukai Mas Damar. Namun perasaan itu aku tepis karena aku tahu posisi ku yang sebagai anak supir tidak lah pantas bersanding dengan anak majikan.

Seiring berjalannya waktu, Mas Damar yang dulunya ramah, mulai berubah. Aku pun tidak berani lagi menyapa dan menatapnya seperti dulu. Namun takdir berkata lain. Entah bagaimana ceritanya sampai Ayah dan Ibu mertua menjodohkan aku dengan Mas Damar. Dan muncul lah permasalahan rumah tangga ini.

Bersambung...

Jangan lupa like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

pelakor manja, nggak bisa apa". hadeuh🙄

2025-03-23

0

🍂⃝🐱³

🍂⃝🐱³

ck makan mau yg enak masak gak mau .tau nya menghabiskan duit saja ..dulu km kaya Laura sekarang udah gak kan?.. so berbuat lah sesuai posisi mu yg skg..posisimu dan Rani gak jaub beza Rani anak supir tapi tau cara ngurus suaminya sedangkan km? ck layaknya ratu ...bngun dari tidur mu Laura yg berhak itu Rani dan hanya Rani ...semoga damar risih dengan sikapmu yg manja dan boros😏

2024-05-01

1

𝐓𝐚𝐲𝐨𝐧𝐠 • ᴼᶠᶠ •

𝐓𝐚𝐲𝐨𝐧𝐠 • ᴼᶠᶠ •

cinta pertama Rani ternyata, diam dalam cinta taunya takdir menyatukan mereka tapi dengan cara perjodohan

2024-04-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Menyambut Calon Madu
2 Bab 2. Telepon Dari Ibu Mertua
3 Bab 3. Permohonan Yang Menyesakkan Dada
4 Bab 4. Jangan Kalah
5 Bab 5. Di Paksa Menerima
6 Bab 6. Tampil Beda
7 Bab 7. Nyonya Rumah
8 Bab 8. Perdebatan Dua Isteri
9 Bab 9. Berlaku Adil
10 Bab 10. Di Ajak Kenalan
11 Bab 11. Makan Malam Plus Makan Hati
12 Bab 12. Bukan Cemburu Katanya
13 Bab 13. Makan Bersama
14 Bab 14. Bertengkar Lagi
15 Bab 15. Tabir Terungkap
16 Bab 16. Persaingan Ketat
17 Bab 17. Bertemu Tanpa Sengaja
18 Bab 18. Curang
19 Bab 19. Cucu
20 Bab 20. Damar Bingung
21 Bab 21. Apa Benar Itu Cemburu
22 Bab 22. Membuka Diri Perlahan
23 Bab 23. Cemburu Yang Nyata
24 Bab 24. Damar Mabuk
25 Bab 25. Membuat pilihan
26 Bab 26. Informasi Yang Mengejutkan
27 Bab 27. Rahasia Keluarga
28 Bab 28. Terciduk
29 Bab 29. Laura Pembohong
30 Bab 30. Makan Malam Bertiga
31 Bab 31. Memilih Rani
32 Bab 32. Hamil
33 Bab 33. Rumit
34 Bab 34. Anak Siapa
35 Bab 35. Bertemu Firman
36 Bab 36. Jangan Dekat Pria Lain
37 Bab 37. Ke Dokter Kandungan
38 Bab 38. Party
39 Bab 39. Keguguran
40 Bab 40. Menyembunyikan Kebenaran
41 Bab 41. Berkilah
42 Bab 42. Kepergok Di Rumah Sakit
43 Bab 43. Hasil DNA
44 Bab 44. Pelukan Hangat
45 Bab 45. Sidang
46 Bab 46. Keputusan Big Bos
47 Bab 47. Widya
48 Bab 48. Pembohong Ulung
49 Bab 49. Honey Moon Yang Tertunda
50 Bab 50. Turun Posisi
51 Bab 51. Cibiran
52 Bab 52. Buka Segel
53 Bab 53. Ajukan Cerai
54 Bab 54. Masa Bulan Madu Berakhir
55 Bab 55. Kejutan
56 Bab 56. Di Tahan
57 Bab 57. Kandas
58 Bab 58. Kenyataan Pahit Yang Harus di Telan
59 Bab 59. Kebakaran
60 Bab 60. Pilihan Yang Tepat
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1. Menyambut Calon Madu
2
Bab 2. Telepon Dari Ibu Mertua
3
Bab 3. Permohonan Yang Menyesakkan Dada
4
Bab 4. Jangan Kalah
5
Bab 5. Di Paksa Menerima
6
Bab 6. Tampil Beda
7
Bab 7. Nyonya Rumah
8
Bab 8. Perdebatan Dua Isteri
9
Bab 9. Berlaku Adil
10
Bab 10. Di Ajak Kenalan
11
Bab 11. Makan Malam Plus Makan Hati
12
Bab 12. Bukan Cemburu Katanya
13
Bab 13. Makan Bersama
14
Bab 14. Bertengkar Lagi
15
Bab 15. Tabir Terungkap
16
Bab 16. Persaingan Ketat
17
Bab 17. Bertemu Tanpa Sengaja
18
Bab 18. Curang
19
Bab 19. Cucu
20
Bab 20. Damar Bingung
21
Bab 21. Apa Benar Itu Cemburu
22
Bab 22. Membuka Diri Perlahan
23
Bab 23. Cemburu Yang Nyata
24
Bab 24. Damar Mabuk
25
Bab 25. Membuat pilihan
26
Bab 26. Informasi Yang Mengejutkan
27
Bab 27. Rahasia Keluarga
28
Bab 28. Terciduk
29
Bab 29. Laura Pembohong
30
Bab 30. Makan Malam Bertiga
31
Bab 31. Memilih Rani
32
Bab 32. Hamil
33
Bab 33. Rumit
34
Bab 34. Anak Siapa
35
Bab 35. Bertemu Firman
36
Bab 36. Jangan Dekat Pria Lain
37
Bab 37. Ke Dokter Kandungan
38
Bab 38. Party
39
Bab 39. Keguguran
40
Bab 40. Menyembunyikan Kebenaran
41
Bab 41. Berkilah
42
Bab 42. Kepergok Di Rumah Sakit
43
Bab 43. Hasil DNA
44
Bab 44. Pelukan Hangat
45
Bab 45. Sidang
46
Bab 46. Keputusan Big Bos
47
Bab 47. Widya
48
Bab 48. Pembohong Ulung
49
Bab 49. Honey Moon Yang Tertunda
50
Bab 50. Turun Posisi
51
Bab 51. Cibiran
52
Bab 52. Buka Segel
53
Bab 53. Ajukan Cerai
54
Bab 54. Masa Bulan Madu Berakhir
55
Bab 55. Kejutan
56
Bab 56. Di Tahan
57
Bab 57. Kandas
58
Bab 58. Kenyataan Pahit Yang Harus di Telan
59
Bab 59. Kebakaran
60
Bab 60. Pilihan Yang Tepat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!