Bab 14. Bertengkar Lagi

Bab 14. Bertengkar Lagi

POV Author

Laura menghempaskan bobot tubuhnya di sofa dengan tangan melipat di dada begitu Rani dan Ibu mertuanya keluar dari ruangan kerja Damar. Wajahnya di tekuk seribu mencerminkan hatinya yang sedang dalam mood yang sangat buruk.

Damar membuang napas berat. Padahal pekerjaannya sedang banyak-banyaknya, tapi ia harus membujuk isterinya yang sedang merajuk saat ini.

"Sayang, Ibu dan Rani datang tiba-tiba. Jadi aku tidak bisa menolak mereka. Kamu tolong mengerti aku ya?" Bujuk Damar dengan lembut.

"Sampai kapan aku di anggap orang asing dalam keluarga ini? Aku juga ingin di hargai, karena aku juga isterimu!"

"Aku tahu. Maafkan aku sayang. Aku mohon kamu bisa bersabar lagi. Pelan-pelan kita membujuk dan meluluhkan hati ibu."

"Dengan cara apa?!"

Damar tampak berpikir. Ragu-ragu ia ingin mengutarakan idenya yang mungkin akan mengundang kemarahan isterinya itu.

"Cobalah untuk bersikap seperti Rani."

"Hah?! Apa?! Kamu tidak salah menyarankan itu padaku?!"

"Tidak ada salahnya mencoba. Lihatlah Rani, dia pandai mengambil hati ibuku."

"Jadi kamu menyalahkan aku, Damar?"

"Tidak sayang. Tolong, mengertilah! Buang dulu rasa gengsi dan egomu untuk meluluhkan hati ibu."

Laura membuang napas kasar dan mengalihkan pandangannya kesembarangan arah. Ia jengah terus berdebat dengan masalah yang sama dan tiada habisnya.

"Kamu bisa kan sayang..."

Damar terus mencoba membujuk Laura. Selama ini Damar terus memikirkan bagaimana agar Laura bisa di terima oleh ibunya. Damar belakang ini memperhatikan sikap Rani. Dan memang, apa yang Rani lakukan membuatnya merasa nyaman, namun enggan untuk mengakuinya.

Rani memang sangat berbeda dengan Laura yang sangat manja dan tidak sabaran. Padahal menurut Damar, Laura dulunya tidak seperti itu.

Damar mengenal Laura saat ia mengenyam pendidikan di luar negeri. Saat bertemu Laura yang menyapanya pertama kali, Damar senang ada teman satu negara yang kuliahnya sama dengannya.

Hari ke hari mereka semakin dekat. Laura banyak membantu Damar untuk tugas-tugas kampusnya. Sampai pada akhirnya Damar tersandung kasus insiden yang hampir menjerumuskan Damar pada hukum di negara setempat. Namun berkat kesaksian Laura, Damar terlepas dari jeratan hukum yang di negara itu.

Sebuah kasus pembunuhan yang tanpa di sengaja di temukan oleh Damar malah menjadikannya seorang tersangka berkat tuduhan seseorang. Namun Laura yang membela Damar mati-matian dengan kekuatan dari finansial orang tuanya berhasil membebaskan Damar dari kasus itu.

Alhasil, usaha yang di geluti orang tua Laura bangkrut oleh sindikat para oknum yang terlibat pembunuhnya tersebut. Laura hampir saja gagal selesai kuliah jika saja Damar tidak membantu membiayainya.

Dari sana lah, perasaan itu di mulai dan tumbuh. Damar tidak bisa melepaskan Laura begitu saja karena telah banyak membantunya. Juga ia mencintai wanita itu.

"Sayang please..." Damar kembali berusaha membujuk Laura.

Laura membuang napas kasar. Ia menoleh pada Damar yang menatapnya dengan tatapan memohon.

"Jangan berharap banyak karena kamu tahu aku bagaimana. Akan sulit bagiku untuk mengikuti sifat dan sikap orang lain apalagi itu musuhku." Kata Laura memberikan jawaban.

Damar menghela napas lega. Setidaknya Laura mau mencoba pikirnya, meski mungkin hasilnya tidak sebaik Rani.

"Terima kasih sayang."

Satu kecupan lembut di bibir Laura membuat emosinya luluh lanta. Damar yang kini menjadi penopang hidupnya dan keluarganya tidak mungkin Laura lepaskan begitu saja apa lagi ia sangat mencintainya.

Kecupan itu pun tidak berakhir begitu saja di sofa. Mereka melanjutkan lebih dalam lagi di kamar mandi yang tersedia di ruangan itu. Satu semburan panas pun berhasil Damar lepaskan ke rahim Laura. Dengan napas terengah-engah mereka saling tersenyum memandang satu sama lain. Lalu mereka membersikan diri. Setelah itu Damar kembali pada pekerjaannya dan Laura memesan makanan lewat sebuah aplikasi untuk makan siangnya.

***

Keesokan harinya.

Rani memulai kegiatan paginya seperti biasa. Namun saat menyiapkan sarapan untuk Damar, Rani tertegun melihat Laura juga bangun sepagi itu dan menyiapkan sarapan untuk Damar juga.

Laura tidak peduli tatapan Rani yang menatapnya aneh. Ia terus mempersiapkan omelet yang ingin di makan Damar pagi itu.

Dua jenis sarapan tersaji di atas meja. Nasi goreng juga omelet. Pagi ini Rani mencoba menyiapkan nasi goreng untuk suaminya. Ia berharap nasi goreng buatannya akan di sukai oleh Damar.

Langkah sepatu Damar pun terdengar mengisyaratkan kalau dirinya sedang menuju meja makan.

Rani dan Laura duduk di kursi masing-masing menunggu Damar. Damar terkesiap melihat keduanya menyiapkan sarapan untuknya. Ia pun berdehem untung menghilangkan rasa canggungnya.

Damar duduk di meja makannya. Rani pun segera melayani Damar seperti biasanya.

"Mas, hari ini coba nasi goreng buatanku ya. Dan ini teh hangatnya."

"Sarapan punya ku saja sayang, aku sudah berusaha untuk menyiapkannya untukmu." Ujar Laura tidak mau kalah sambil menyodorkan omelet buatannya.

Damar mengangguk dan itu membuat Laura tersenyum gembira karena kali ini dia menang dari Rani.

Rani tersenyum tidak enak. Ia harus menelan kecewa karena sarapan pagi yang ia buat tidak akan di makan oleh Damar.

Damar mulai memotong omelet buatan Laura dan menyuapkan ke mulutnya. Namun baru satu suap raut wajah Damar berubah tidak enak. Ia pun menarik tisu dan membuang omelet yang berada dalam mulutnya.

Rasa asin yang sangat pekat menjalar di lidah Damar. Ia pun meneguk teh hangat yang Rani berikan karena Laura tidak menyiapkan air minum untuknya. Barulah Damar merasa enakan. Damar pun menghentikan sarapannya menyentuh omelet.

"Sarapan ini saja dulu, sudah mepet waktunya, nanti terlambat pergi kerja."Ujar Rani menyodorkan nasi gorengnya."

Raut wajah Laura berubah masam melihat Rani menyodorkan kembali nasi goreng yang ia buat. Ia pun menatap tajam pada Damar untuk tidak menerima nasi goreng itu.

Sayang Damar tidak berpikir demikian. Ia pun melirik jam tangannya dan memang benar waktu sudah mepet kalau menunggu ulang Laura menyiapkan omelet yang baru untuknya.

Ia pun meraih nasi goreng buatan Rani, lalu menyuapkan ke mulutnya. Ekspresi Damar tidak bisa di bohongi kalau nasi goreng itu enak. Laura beranjak dari duduknya dan menghentakkan kaki meninggalkan Damar yang sedang sarapan.

Lagi-lagi Damar menghela napas panjang atas sikap Laura yang mudah merajuk.

"Mas, habiskan dulu sarapannya. Fokus saja sama kerjaan yang sudah menunggu." Ujar Rani yang tahu Damar bimbang mau membujuk Laura.

Damar tidak menjawab, tetapi ia menghabiskan nasi goreng yang di buat oleh Rani untuknya. Dan seperti biasa, Rani mengantarkan Damar sampai pintu rumah, lalu mencium punggung tangan Damar seperti biasa.

Sungguh perbedaan yang sangat terlihat jelas di mata Damar. Mulai dari tampilan keduanya hingga cita rasa masakan serta sikap yang utama.

Laura tampil dengan kemasan berantakan bangun tidur menyiapkan sarapan untuk Damar. Belum lagi omelet yang ia suguhkan di luar nurul manusia dapat memakannya. Dan lagi utama, sikapnya yang selalu ingin di prioritaskan namun tidak bisa mengkondisikan sikapnya sendiri harus bagaimana. Dan semua itu berbanding terbalik dengan Rani yang cantik dan wangi di pagi hari, juga dapat membuat Damar menikmati sarapan paginya dan mengantarkan Damar dengan senyum penyemangat di pagi hari.

Bersambung...

Jangan lupa like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

Terpopuler

Comments

🍂⃝🐱³

🍂⃝🐱³

mulai nyaman kan?

2024-05-01

1

🍂⃝🐱³

🍂⃝🐱³

heh ?

2024-05-01

1

🍂⃝🐱³

🍂⃝🐱³

mencintai dan kasihan itu beza damar...mgkin aja km terhutang budi sama Laura sebab jasanya yg ada membantu mu sampai dia bangkrut...bisa jadi rasa cinta itu gak ada melainkan kasiann dan ingin balas budi

2024-05-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Menyambut Calon Madu
2 Bab 2. Telepon Dari Ibu Mertua
3 Bab 3. Permohonan Yang Menyesakkan Dada
4 Bab 4. Jangan Kalah
5 Bab 5. Di Paksa Menerima
6 Bab 6. Tampil Beda
7 Bab 7. Nyonya Rumah
8 Bab 8. Perdebatan Dua Isteri
9 Bab 9. Berlaku Adil
10 Bab 10. Di Ajak Kenalan
11 Bab 11. Makan Malam Plus Makan Hati
12 Bab 12. Bukan Cemburu Katanya
13 Bab 13. Makan Bersama
14 Bab 14. Bertengkar Lagi
15 Bab 15. Tabir Terungkap
16 Bab 16. Persaingan Ketat
17 Bab 17. Bertemu Tanpa Sengaja
18 Bab 18. Curang
19 Bab 19. Cucu
20 Bab 20. Damar Bingung
21 Bab 21. Apa Benar Itu Cemburu
22 Bab 22. Membuka Diri Perlahan
23 Bab 23. Cemburu Yang Nyata
24 Bab 24. Damar Mabuk
25 Bab 25. Membuat pilihan
26 Bab 26. Informasi Yang Mengejutkan
27 Bab 27. Rahasia Keluarga
28 Bab 28. Terciduk
29 Bab 29. Laura Pembohong
30 Bab 30. Makan Malam Bertiga
31 Bab 31. Memilih Rani
32 Bab 32. Hamil
33 Bab 33. Rumit
34 Bab 34. Anak Siapa
35 Bab 35. Bertemu Firman
36 Bab 36. Jangan Dekat Pria Lain
37 Bab 37. Ke Dokter Kandungan
38 Bab 38. Party
39 Bab 39. Keguguran
40 Bab 40. Menyembunyikan Kebenaran
41 Bab 41. Berkilah
42 Bab 42. Kepergok Di Rumah Sakit
43 Bab 43. Hasil DNA
44 Bab 44. Pelukan Hangat
45 Bab 45. Sidang
46 Bab 46. Keputusan Big Bos
47 Bab 47. Widya
48 Bab 48. Pembohong Ulung
49 Bab 49. Honey Moon Yang Tertunda
50 Bab 50. Turun Posisi
51 Bab 51. Cibiran
52 Bab 52. Buka Segel
53 Bab 53. Ajukan Cerai
54 Bab 54. Masa Bulan Madu Berakhir
55 Bab 55. Kejutan
56 Bab 56. Di Tahan
57 Bab 57. Kandas
58 Bab 58. Kenyataan Pahit Yang Harus di Telan
59 Bab 59. Kebakaran
60 Bab 60. Pilihan Yang Tepat
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1. Menyambut Calon Madu
2
Bab 2. Telepon Dari Ibu Mertua
3
Bab 3. Permohonan Yang Menyesakkan Dada
4
Bab 4. Jangan Kalah
5
Bab 5. Di Paksa Menerima
6
Bab 6. Tampil Beda
7
Bab 7. Nyonya Rumah
8
Bab 8. Perdebatan Dua Isteri
9
Bab 9. Berlaku Adil
10
Bab 10. Di Ajak Kenalan
11
Bab 11. Makan Malam Plus Makan Hati
12
Bab 12. Bukan Cemburu Katanya
13
Bab 13. Makan Bersama
14
Bab 14. Bertengkar Lagi
15
Bab 15. Tabir Terungkap
16
Bab 16. Persaingan Ketat
17
Bab 17. Bertemu Tanpa Sengaja
18
Bab 18. Curang
19
Bab 19. Cucu
20
Bab 20. Damar Bingung
21
Bab 21. Apa Benar Itu Cemburu
22
Bab 22. Membuka Diri Perlahan
23
Bab 23. Cemburu Yang Nyata
24
Bab 24. Damar Mabuk
25
Bab 25. Membuat pilihan
26
Bab 26. Informasi Yang Mengejutkan
27
Bab 27. Rahasia Keluarga
28
Bab 28. Terciduk
29
Bab 29. Laura Pembohong
30
Bab 30. Makan Malam Bertiga
31
Bab 31. Memilih Rani
32
Bab 32. Hamil
33
Bab 33. Rumit
34
Bab 34. Anak Siapa
35
Bab 35. Bertemu Firman
36
Bab 36. Jangan Dekat Pria Lain
37
Bab 37. Ke Dokter Kandungan
38
Bab 38. Party
39
Bab 39. Keguguran
40
Bab 40. Menyembunyikan Kebenaran
41
Bab 41. Berkilah
42
Bab 42. Kepergok Di Rumah Sakit
43
Bab 43. Hasil DNA
44
Bab 44. Pelukan Hangat
45
Bab 45. Sidang
46
Bab 46. Keputusan Big Bos
47
Bab 47. Widya
48
Bab 48. Pembohong Ulung
49
Bab 49. Honey Moon Yang Tertunda
50
Bab 50. Turun Posisi
51
Bab 51. Cibiran
52
Bab 52. Buka Segel
53
Bab 53. Ajukan Cerai
54
Bab 54. Masa Bulan Madu Berakhir
55
Bab 55. Kejutan
56
Bab 56. Di Tahan
57
Bab 57. Kandas
58
Bab 58. Kenyataan Pahit Yang Harus di Telan
59
Bab 59. Kebakaran
60
Bab 60. Pilihan Yang Tepat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!