Part 15

Dua minggu berlalu sejak kedatangan Dirga melamar Akselia.

Perusahaan nampak ada kesibukan,Arazka putra Pak Sugeng yang didapuk menjadi ketua panitia acara lamaran Dirga dan Akselia itu.

Dirga dan Akselia memilih melangsungkan lamaran mereka di aula perusahaan milik Pak Arman. selain fasilitas nya yang mewah setara dengan hotel bintang lima,Akselia juga ingin seluruh staff perusahaan Papanya ikut hadir dan merasakan kebahagiaan mereka.

Arazka nampak berkoordinasi dengan beberapa staff humas dan protokol perusahaan untuk mengatur segala sesuatunya agar di hari bersejarah bagi Akselia dan Dirga itu berjalan lancar dan sempurna.

Mobil milik perusahaan nampak singgah di depan lobby, Aksara nampak turun dari mobil dengan membawa sebuah koper,Aksara baru saja tiba dari Makassar Sulawesi Selatan,dalam rangka kegiatan koordinasi umum dan konsolidasi pengusaha agribisnis Indonesia,Aksara mewakili perusahaan *Zam-zam Tower Poin* selama kurang lebih dua minggu dia berada di sana.

Melihat kesibukan di Aula perusahaan, Aksara pun menghentikan langkahnya dan ikut masuk ke Aula yang nampak sudah rampung dengan hiasan-hiasannya beserta meja dan kursi untuk tamu.

"Hei,Arazka,bakal ada acara apa ini?, kok Aula nya dihias seperti ini? seperti acara nikahan" tanya Aksara seraya membuka satu botol minuman mineral

"Ohhh... itu Kak,bukan pernikahan sih,tepatnya belum pernikahan tapi lamaran mba Akselia sama Mas Dirga" ucap Arazka

Mendengar itu,Aksara yang sementara minum seketika tersedak dan batuk.

"Lamaran? siapa? mba Akselia sama Dirga?" ucap Aksara meyakinkan diri bahwasanya dia tidak salah dengar

"Iya kak,acaranya besok sore" jawab Arazka

Aksara menarik nafas berat dan panjang.

"Allahuakbar..." gumam Aksara

Dadanya tiba-tiba saja bergemuruh dan kepalanya berdenyut.

"Ada apa kak,kakak sakit?" tanya Arazka saat melihat wajah Aksara yang pucat

"Hhhmmm... gak kok,aku sedikit jetlag,aku keluar dulu" ucapnya lalu bergegas ke arah roof top

Aksara menarik nafas berat dan menghembuskan nya kuat-kuat,begitu seterusnya,sampai dia merasa lelah sendiri.

"Astaghfirullah ya Allah... Mafiqolbi Khairullah... ya Allah..." gumamnya seraya menyentuh dadanya

Aksara mencoba berdiri seraya tangannya memegang besi pembatas roof top. dipandangnya dalam langit yang memantulkan warna senja yang indah.

"Akselia Hanum,jika cinta ini tak terwujud di dunia ini,biarlah kusimpan untukmu hingga ke surga nanti" gumamnya

*Save The Date, Our Engagement Akselia Hanum Hamdi dan Dirga Grahana Ibrahim

Tulisan itu terpampang di depan lobby perusahaan dan didepan aula mewah yang sudah dihias sedemikian indah dengan bunga mawar merah,pink dan putih sesuai permintaan Akselia.

Ucapan selamat pun mengalir. karangan bunga ucapan selamat berjejer didepan lobby perusahaan. kedua perusahaan besar akan segera bersatu dalam ikatan pernikahan.

Acara pun berlangsung hikmat,sakral dan penuh momen membahagiakan terutama bagi Akselia dan Dirga. mereka nampak serasi. Akselia yang cantik dan Dirga yang tampan.

Keluarga mereka pun nampak berbahagia,terkecuali Nyonya Rugayyah dan Annira yang tampil dengan senyum dipaksakan. Pak Arman dan Ibu Masyitah tak henti memandang putri mereka.

Aksara pun terus memandangi Akselia dari kejauhan,dia berusaha tersenyum walau didalam hatinya sungguh terasa sakit. Pak Sugeng dan Bu Sri nampak memberi semangat kepada Aksara.

"Jodoh,rezeki dan maut ditangan Allah Nak, sing sabar ya" ucap Pak Sugeng seolah paham dengan isi hati sang ponakan

"Doa kan yang terbaik untuk Nona Akselia ya Nak Aksara,apapun itu,cinta adalah melihat orang yang kita cintai bahagia bukan?" ucap Bu Sri pula seraya menepuk pundak Aksara

"Iya Aa,apapun itu yang penting mba Akselia bahagia kan" ucap Gendis yang ikut hadir di acara itu

Aksara hanya tersenyum tipis. matanya tak lepas dari wajah Akselia.

Keesokan harinya.

Aksara dan Gendis menuju kota Tasikmalaya untuk menjemput sang adik Gianna yang rencananya akan kuliah di Jakarta. dengan mobil pribadinya Aksara nampak konsentrasi mengemudi. sebentar lagi mereka tiba di Desa Tanjungsari,kampung halaman mereka.

Setibanya di rumah,orangtua mereka menyambut dengan bahagia.

"Assalamualaikum bapak,ibu" ucap Aksara

"Wa'alaikumussalam anak-anak ibu" jawab sang ibu seraya memeluk mereka

"Kalian baik-baik saja sepanjang jalan?" tanya sang bapak

"Alhamdulillah Pak,baik-baik saja" jawab Gendis

"Aa,teteh,kangen" ucap Gianna seraya memeluk kedua kakaknya erat

"Ayo... sudah peluknya,kakakmu istirahat dulu" ucap sang ibu

Setelah makan malam,mereka pun bercerita di ruang keluarga. sejak Aksara memiliki penghasilan yang lumayan,dia mulai membantu orangtuanya,selain membiayai pendidikan adik-adiknya,juga membantu merenovasi rumah mereka,dan membangun sebuah toko kecil di depan rumah,sebuah usaha penjualan keperluan harian,biar ibu ada penghasilan juga.

"Apa kabar Paman dan Bibi kalian?" tanya sang Bapak

"Alhamdulillah baik Pak" ucap Gendis

"Bagaimana dengan Pak Arman dan istrinya?" tanya sang Bapak lagi

"Alhamdulillah mereka baik juga Pak,baru saja melangsungkan acara lamaran untuk putri sulung mereka" ucap Aksara

"Putri sulung mereka?" tanya ibu Khadijah sedikit kaget

"Iya,ibu kenal dengan anak-anak Pak Arman?" tanya Aksara kaget saat melihat ekspresi sang ibu yang seolah mengenal Akselia dan Annira

"Sudah... gak usah bahas orang lain deh,kan ada kami disini" rengek Gendis berusaha mengalihkan pembicaraan

"Hhhmmm... bagaimana kuliahmu lancar? kamu gak nyusahin kakakmu kan di Jakarta?" tanya sang ibu

"Gak lah bu,saya merawat Aa dengan baik,coba aja liat,Aa tambah ganteng kan?" seru Gendis

"Merawat seraya meminta uang lebih maksudnya" ledek Aksara

"Ihhh... gak ada ya" sela Gendis lagi

"Terus,nanti saya ujiannya juga di kampus teteh kan? susah gak sih teh,saya kok takut gitu ya?" ucap Gianna

"Ya jangan langsung pesimis gitu dong,harus optimis,pasti bisa" ucap Aksara seraya merangkul sang adik

"Jaga adikmu baik-baik di sana ya Aa,kamu pelindung mereka,titip juga buat Paman Sugeng dan Bi Sri" ucap sang ibu

"Pintar-pintar kalau di kampung orang Nak,pintar jaga diri,kehormatan diri dan keluarga, mawas diri, tahu diri,sadar diri menempatkan posisi kita, jangan keblinger merasa hidup susah sukses,lupa asal,lupa sama Sang Maha Pencipta,ibadah kalian tetap nomor satu,itu kewajiban kita" ucap sang Bapak

"Baik Pak" jawab mereka serempak

Pagi pun menjelang,kabut nampak menutupi area pegunungan Bengkok. matahari belum terbit sempurna,semburat fajar nampak indah menimpa persawahan dan ladang pertanian yang nampak hijau dan subur itu.

Aksara keluar rumah bersiap untuk jogging. sang ibu nampak menyapu halaman rumah. beberapa warga yang lewat nampak menyapa mereka.

"Wah... Alhamdulillah ya,Aksara sudah sukses, punya mobil sendiri,rumah orangtuanya di baikin, ibu Khadijah dibangunin toko,adiknya kuliah di Jakarta sana,luar biasa ya,pasti Pak Tarmidzi Bapaknya Galuh yang sombong itu menyesal sudah menolak Aksara karena miskin" ucap salah satu warga itu

"Makanya nenek moyang berpesan,jangan suka meremehkan orang lain,kita tidak pernah tahu takdir mereka kedepannya bagaimana kan,contoh Aksara ini,dihina miskin,dilaporin polisi,ehhh... tahunya sukses jadi orang kaya" ucap warga yang lain menimpali

Aksara mulai berlari disekitaran persawahan. menghirup udara segar. nampak sesekali menyapa warga yang kebetulan berpapasan.

"Aksara?" sebuah suara yang tak asing memanggilnya

Aksara pun menoleh. nampak seorang pria tua yang terlihat kurus dengan kacamata.

"Pak Tarmidzi" ucap Aksara seraya mendekat

Pak Tarmidzi Bapaknya Galuh yang pernah melaporkan Aksara ke polisi dengan tuduhan membawa lari anaknya Galuh.

Bapak tua itu nampak memakai tongkat.

"Apa kabar Pak?" tanya Aksara seraya menyalami Pak Tarmidzi

Tak disangka pun Pak Tarmidzi menangis.

"Maafkan Bapak ya Aksara,sudah merusak nama baikmu dan keluargamu,Bapak sudah jahat sama kamu,dan lihat Bapak sudah dapat ganjarannya, Bapak sakit stroke,dan Galuh.... huhuhu... Galuh tidak bahagia dengan pernikahannya,dia sudah bercerai Nak Aksara" ucap Pak Tarmidzi dengan susah payah seraya menangis.

Mendengar itu Aksara hanya menarik nafas panjang.

"Sudah saya maafkan Pak,sudah lama saya maafkan,saya tidak dendam sama sekali, apapun itu saya sudah ikhlas Pak" ucap Aksara seraya menepuk pundak Pak Tarmidzi

Aksara pun kembali kerumahnya setelah mengantarkan Pak Tarmidzi kembali ke rumahnya.

Keesokan harinya,mereka pun bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta. saat mereka menaikkan barang ke mobil,nampak seseorang datang mendekat.

"Assaalamualaikum Aa Aksara" sebuah suara lembut yang terdengar familiar menyapa Aksara

Aksara pun menoleh. nampak Galuh menatapnya dengan tersenyum.

"Wa'alaikumussalam Galuh,apa kabar?" tanya Aksara

"Ba... baik Aa" jawab Galuh terbata

"Ayo buruan berangkat sudah siang ini" ucap Gendis yang tiba-tiba muncul

Diikuti Gianna dan kedua orangtua mereka.

"Maaf ya teteh Galuh,kami buru-buru berangkat ke Jakarta selain takut macet,kami juga takut calon istri Aa Aksara menunggu lama,kasian, soalnya calon istri Aa Aksara wanita karir gak punya banyak waktu untuk drama apapun" sarkas Gendis

"Gendis" ucap ibu Khadijah pelan

"Biarin aja bu,anggap aja ini saatnya pembalasan kami terhadap hinaan keluarga mereka yang sudah mencemarkan nama baik Aa Aksara" ucap Gianna

"Betul itu,sampai kami malu untuk ke sekolah waktu itu" ucap Gendis lagi

Mendengar itu Aksara hanya tersenyum,sedangkan Galuh tertunduk malu.

"Maafkan mereka ya Galuh" ucap ibu Khadijah

"Ohhh gak apa-apa kok ibu,mereka benar,seharusnya keluarga saya lah yang meminta maaf sama keluarga Aa Aksara,makanya saya kemari mau meminta maaf atas seluruh kejadian di masa lalu,sekaligus mau bilang terimakasih kemarin pagi Aa Aksara sudah mengantar Bapak pulang ke rumah,terimakasih Aa" ucap Galuh lagi

"Ohhh sama-sama Galuh,sudahlah yang lalu sudah selesai ya" ucap Aksara lagi

"Ya sudah berangkat sana,hari semakin siang ini" ucap sang Bapak

"Baik Pak,baik bu,kami berangkat dulu ya" ucap Aksara seraya menyalami dan memeluk kedua orangtuanya diikuti kedua Adik-adiknya.

Mobil mereka pun perlahan menjauh,meninggalkan rumah mereka.

Terpopuler

Comments

we

we

sabar ya aksara

2024-04-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!