NovelToon NovelToon

Wahai Akselia Hanum, Cintaku Se Surga Untukmu

Part 1

Tasikmalaya,April 2012

Fajar mulai terbit dipuncak gunung Bengkok Aseupan. ayam berkokok menyambut pagi yang sejuk ini, asap mulai mengepul dari rumah-rumah penduduk lokal. wangi nasi yang baru matang merebak dari arah dapur tradisional, tungku dan panci yang terbuat dari tanah liat memberi rasa khas tersendiri pada makanan yang dimasak.

Bunyi gemericik air dari sumur belakang rumah. air yang dipompa dengan cara manual.

"Gendis,Gianna... cepat siap-siap Neng, hari semakin siang ini" seru seorang Ibu dari arah dapur

Dua orang gadis yang dipanggil tadi buru-buru keluar dari kamar dan berlari kearah dapur. masing-masing menenteng tas mereka.

"Iya Bu,ini sudah siap sisa tunggu Aa Aksara datang dan mengantar kami" jawab Gianna anak gadis ketiga itu

"Ya sudah duduk dulu dan sarapan duluan sambil tunggu Aa datang,masih mengantar Bapak mu ke sekolah tadi" jawab sang ibu seraya menyendok nasi yang masih mengepul ke masing-masing piring kedua putrinya itu.

"Bu,Aa jadi berangkat ke Jakarta besok?" tanya Gendis anak gadis kedua itu

"In shaa Allah,sesuai rencana berangkat besok" jawab sang ibu lagi

"Semoga Aa segera berhasil dan sukses di Jakarta ya,biar kita bisa menyusul tinggal disana kepengen tinggal di Kota besar juga" ucap Gianna pelan

"Aamiin" Gendis pun menyahuti

"Do'akan saja Aa mu ya Neng,semoga sehat di Jakarta" ucap sang Ibu lagi

Suara derit pintu belakang menghentikan percakapan mereka. mereka pun berbalik kearah yang sama saat pintu terbuka, nampak seorang lelaki masuk.

"Assalamualaikum" ucap lelaki itu pelan

"Waalaikumussalam" jawab mereka serempak

"Bapakmu sudah sampai Aa?" tanya sang ibu

"Sudah Bu" jawab lelaki itu

"Ya,duduklah dulu,sarapan bareng adik-adikmu baru antar mereka ke sekolah juga" ucap sang Ibu seraya mengangsurkan piring ke depan anak laki-laki nya

"Terimakasih bu" ucap nya lagi

Mereka pun makan dengan tenang.

Keluarga Bapak Halim Santoso dan Ibu Khadijah Nur,seorang guru sekolah dasar di Desa Tanjungsari Kecamatan Salopa Tasikmalaya. mereka memiliki tiga orang anak, yang sulung anak lelaki bernama Aksara Banyu,yang urutan tengah Gendis Widuri dan yang bungsu Gianna Anindita. mereka hidup sederhana di Desa Tanjungsari,bapak Halim Santoso mengajar pelajaran bahasa Indonesia dan sepulang mengajar beliau pun turun merangkap sebagai pengawas lahan pertanian dan perkebunan milik seorang pengusaha besar yang tinggal di Jakarta. Sedangkan istrinya Ibu Khadijah Nur seorang ibu rumah tangga yang sangat baik,merawat ketiga anak-anak mereka dengan penuh welas asih dan kasih sayang.

Anak pertama mereka Aksara Banyu akan segera lulus kuliah dan sementara ini akan menjalani masa magang atau biasa disebut dengan KKN di sebuah perusahaan besar yang bergerak dalam bidang industri agrobisnis hasil pertanian dan perkebunan. kebetulan paman Aksara yaitu adik kandung Pak Halim Santoso bekerja sebagai supir pribadi di perusahaan itu.

Hari semakin siang,ketika Aksara mengantarkan adik-adiknya ke sekolah.

"Belajar yang baik ya" ucap Aksara kepada adik-adiknya

"Baik Aa,Aa hati-hati pulangnya" ucap Gendis seraya menyalami dan mencium punggung tangan sang Kakak,bergantian dengan Gianna, setelah itu mereka pun masuk, Gendis yang sudah duduk dibangku kelas tiga SMA dan Gianna baru kelas satu SMA.

Sepulang dari mengantar adik-adiknya,Aksara nampak melajukan motornya ke arah pasar Tanjungsari,dia berencana membeli beberapa keperluan untuk di Jakarta besok.

Baru saja Aksara memarkirkan motornya,sebuah suara terdengar dari arah belakang.

"Aa Aksara" panggil sebuah suara dengan lembut.

Aksara pun menoleh ke sumber suara itu. nampak seorang gadis manis dengan jilbab hitam tersenyum ke arahnya.

"Galuh?" ucap Aksara seraya menghampiri gadis itu dan segera meraih barang-barang yang ditenteng gadis itu

"Mari,saya bawakan,kamu abis belanja,kok bawaannya banyak begini" ucap Aksara

"Iya abis beli bahan dapur pesanan ibu Aa,gak usah repot Aa,bisa bawa sendiri kok" ucap Galuh lagi

Aksara hanya diam dan tetap meraih barang-barang itu lalu melangkah kesebuah warung teh,Galuh pun pasrah dan segera mengikuti Aksara. Mereka pun duduk berhadapan disebuah meja.

Aksara memesan dua gelas teh manis. setelah itu ditatapnya sejenak gadis di hadapannya itu. membuat Galuh tertunduk malu.

"Bagaimana kabar bapak sama ibu?" tanya Aksara memecah keheningan

"Ba... baik... Aa" jawab Galuh terbata

"Kamu sendiri baik?" tanya Aksara lagi

"Alhamdulillah baik Aa,Aa kenapa gak pernah datang ke rumah lagi?" tanya Galuh ragu-ragu

"Ohhh... saya sedang sibuk persiapan untuk KKN jadi waktu saya tersita di kampus" jawab Aksara

Galuh terdiam sejenak,dan menarik nafas dalam.

"Aa,kemarin gak sengaja saya ketemu Farel, teman Aa di kampus,katanya Aa akan ke Jakarta ya,tinggal dan kerja disana?" tanya Galuh dengan suara pelan, ragu-ragu dia menatap wajah tampan pria yang sudah dikaguminya dari dulu ini.

Aksara menarik nafas dalam dan menundukkan pandangan nya.

"Iya,rencananya besok saya berangkat, untuk tinggal disana saya belum tahu juga nanti" jawab Aksara lagi.

"Aa,maafkan bapak ya Aa,karena kemauan bapak Aa jadi gak enak buat datang ke rumah lagi" ucap Galuh dengan mata berkaca.

"Ohhh... tidak perlu minta maaf Galuh,apa yang dikatakan bapak itu benar,saya harus sukses dulu sebelum punya niat untuk mendekati anak gadis orang" ucap Aksara tersenyum getir

Galuh semakin tertunduk.

"Semoga Aa segera sukses ya,sehat-sehat di kota orang ya Aa,jangan lupa shalat" ucap Galuh dengan suara tergetar.

"Terimakasih ya Galuh,kamu juga baik-baik ya disini,jaga kesehatan mu,dan jaga bapak sama ibu, dan satu lagi jangan menunggu ku lagi, jika ada yang melamar mu dengan niat baik segera terima,hiduplah dengan bahagia Galuh,kamu gadis baik harus mendapat yang terbaik" ucap Aksara dengan senyum berat.

Akhirnya dua bulir bening lolos dari celah mata Galuh,mengalir dipipinya yang putih itu.

"Maaf ya Aa" ucapnya lirih

Baru saja Aksara ingin menyentuh tangan gadis itu berniat menenangkan nya sedikit,sebuah suara terdengar keras dari arah mobil kijang yang berhenti tepat didepan warung

"Galuh,pulang" seru seorang laki-laki tua dengan kacamata yang menatap tajam kearah mereka.

"Bapak" lirih Galuh pelan,lalu terburu-buru berdiri dan meraih barang-barang nya segera berjalan cepat ke arah mobil bapaknya

Bahkan Aksara tidak sempat membantunya lagi, Aksara hanya mematung melihat mobil kijang itu menjauh perlahan.

Aksara menarik nafas dalam lalu segera berlalu setelah membayar pesanan nya.

Malam hari,Bapak Halim dan Ibu Khadijah nampak duduk di ruang tamu yang sederhana itu,seraya memperhatikan anak laki-laki nya merapikan tas persiapan untuk ke Jakarta besok.

"Cek baik-baik semua keperluan mu ya Nak, jangan sampai merepotkan paman mu nantinya" ucap pak Halim

"Iya Pak" jawab Aksara

"Ini rengginang manis buat Bibi dan adik sepupu mu ya,sampaikan salam bapak sama ibu buat mereka" ucap sang ibu seraya menyerahkan bungkusan rengginang

"Baik ibu" ucap Aksara lagi

"Baik-baik ya kamu Nak selama tinggal di rumah pamanmu,bantu kerjaan pamanmu selama kamu gak sibuk ya" ucap pak Halim

"Iya pak" jawab Aksara lagi

"Setelah selesai segera istirahat,biar besok lebih segar di perjalanan nya ya" ucap sang Ibu

"Baik bu,ini sedikit lagi pakaian nya" jawab Aksara

Jam menunjukkan pukul delapan pagi ketika Bus yang ditumpangi Aksara Banyu mulai bergerak meninggalkan terminal Desa Tanjungsari menuju Jakarta.

Part 2

Setelah menempuh perjalanan hampir delapan jam,akhirnya bus yang ditumpangi Aksara Banyu tiba di terminal Lebak Bulus Kota Jakarta tepat pukul empat sore. bus sempat singgah dua kali di warung yang ada disepanjang jalur Tasikmalaya ke Jakarta.

Aksara Banyu perlahan berdiri dan meregangkan badannya. lumayan pegal duduk di dalam bus. Aksara Banyu pun turun mengikuti penumpang yang lain,sebuah tas ransel besar tergantung dipunggung nya,dan kedua tangannya menenteng masing-masing bungkusan ole-ole untuk keluarga pamannya nanti.

Hawa panas Ibu Kota Jakarta langsung menyambut Aksara Banyu begitu dia menjejalkan kakinya di tanah. dia segera menengok kanan kiri mencari keberadaan sang paman. waktu bus yang ditumpangi nya singgah di warung kedua,sang paman sudah menelpon dan segera berangkat untuk menjemput nya untuk menghindari macet.

"Aksara... Aksara Banyu" sebuah suara memanggil nya dari arah bangunan terminal. dengan sedikit kaget Aksara menoleh kearah sumber suara itu. nampak seorang pria paruh baya tersenyum seraya melambaikan tangannya. gestur tubuh dan senyumnya persis bapaknya.

"Paman Sugeng" gumam Aksara Banyu seraya tersenyum dan melangkah cepat kearah sang paman.

"Aksara Banyu,apa kabar Nak?" ucap sang paman seraya memeluk erat Aksara Banyu

Aksara Banyu menyambut pelukan sang paman erat.

"Alhamdulillah baik paman" jawab Aksara Banyu

"Bagaimana kabar bapak,ibu dan adik-adikmu?" tanya Pak Sugeng lagi

"Alhamdulillah,mereka semua baik paman" jawab Aksara Banyu lagi

"Baiklah,ayo kita segera pulang,hari sudah cukup sore,takut kena macet,kita shalat ashar di mesjid dekat sini nanti" ajak sang paman

Aksara pun mengaguk seraya mengikuti langkah sang paman ke sebuah mobil merk *v*nz* berwarna silver.

"Ayo masuk,ini mobil milik boss paman,paman pinjam sebentar khusus untuk menjemput mu, oh ya barang-barang mu simpan di bagasi saja biar leluasa"ucap sang paman seraya tersenyum

Setelah menyimpan barang-barangnya Aksara Banyu pun membuka pintu mobil dan duduk disamping sang paman. hawa dingin dari ac mobil langsung menyeruak di wajah Aksara.

" Alhamdulillah paman,bisa dapat kepercayaan untuk bawa mobil boss paman seperti ini" ucap Aksara Banyu

"Hhhmmm... ini juga karena bapakmu,andai bapakmu mau bukan paman yang ada diposisi ini sekarang,lagipula boss paman itu orangnya baik, nanti paman perkenalkan, toh nanti juga kamu magang nya di perusahaan beliau" ucap sang paman

Aksara Banyu mengerutkan keningnya

"Maksud paman,karena bapak gak mau,gak mau apa paman?" ucap Aksara,namun terpotong karena ponselnya langsung berdering,nama sang adik Gendis nampak menari dilayar ponsel nya itu

"Assalamualaikum Gendis" jawab Aksara

"Waalaikumussalam Aa,Aa sudah sampai mana?" tanya Gendis

"Ohhh... ini sudah ketemu sama paman Sugeng, kami singgah shalat ashar sebentar di mesjid sebelum menuju rumah paman Sugeng,maaf Aa lupa memberi kabar segera" jawab Aksara

"Ini,bapak mau bicara sebentar sama paman Sugeng" ucap Gendis lagi

"Oke" ucap Aksara seraya menyerahkan ponselnya itu kepada sang paman

Pak Sugeng nampak berbicara serius dengan Kakak laki-lakinya Pak Halim,setelah lima menit telpon pun berakhir.

"Ada apa paman? sepertinya sangat serius" tanya Aksara penasaran

"Ohhh... tidak ada apa-apa,kau seperti tidak mengenal bapak mu saja,bukan kah berbicara dengan bapak mu itu,kita harus selalu serius" jawab sang paman sambil tersenyum lebar

Mendengar itu,Aksara pun ikut tersenyum lebar. memang betul,bapak itu sangat jarang tertawa jika diajak berbicara,meskipun sekedar bercanda.

Mobil yang mereka tumpangi pun tiba disebuah perumahan elit. rumah-rumah yang nampak besar dengan halaman yang luas,mobil mereka pun belok masuk kedalam halaman yang luas, dan tertata rapi,nampak beberapa mobil yang jauh lebih mewah lagi terparkir dibangunan tanpa pintu itu. mobil mereka terus melaju kearah belakang rumah dan singgah didepan bangunan yang terdiri atas beberapa petak rumah. meskipun berpisah dari bangunan rumah utama,namun rumah petak ini tidak kalah mewah, tetap kelihatan bagus seperti halnya rumah bangunan utama itu.

Mereka pun turun,Aksara menurunkan barang-barangnya dan melangkah mengikuti sang paman masuk kedalam salah satu rumah petak itu.

"Assalamualaikum" ucap sang paman

"Waalaikumussalam" jawab suara dari dalam, nampak seorang wanita paruh baya keluar menyambut mereka.

"Bibi" sapa Aksara seraya menyalami wanita itu.

"Aduh... Aksara,sudah setinggi ini,baru gak ketemu dua tahunan padahal" ucap sang Bibi

"Iya Bi" jawab Aksara tersipu

"Bagaimana kabar bapak,ibu dan adik-adikmu?" tanya sang Bibi

"Alhamdulillah baik Bi" jawab Aksara

"Syukurlah ya,ayo masuk ke dalam langsung mandi dan istirahat ya" ucap sang Bibi

Aksara pun melangkah keruang tengah, isi rumah ini pun nampak sangat mewah. ada ac,ada tv dengan layar lebar,ada sofa besar,meja makan yang besar pula.

"Sementara ini kamu tidur di kamar Arazka dulu ya,dia juga jarang pulang kok" ucap sang Bibi seraya membuka pintu kamar itu

"Terimakasih Bi" ucap Aksara

"Kamu gak usah sungkan-sungkan,anggap seperti di rumah kamu ya,kalau ada perlu tanya ke paman atau bibi juga bisa,ohh ya,silahkan kamu nyalakan ac atau kipas angin didalam,hawa Jakarta itu panas soalnya" ucap sang Bibi lagi

"Ohhh baik bi,sekali lagi terimakasih,dan itu tadi ada bungkusan ole-ole dari ibu buat paman dan bibi" ucap Aksara

"Ohhh iya,ibu mu mesti repot-repot lah,terimakasih yooo" ucap sang bibi dan berlalu

Aksara pun masuk ke kamar adik sepupu nya itu. cukup menyalakan kipas angin saja. kamar ini dilengkapi kamar mandi juga didalam.

"Ternyata begitu mewah hidup sang paman walaupun hanya seorang supir pribadi" gumam Aksara

Sebuah notifikasi masuk ke ponselnya.

"Aa,sudah tiba di rumah? sorry aku gak bisa menyambut,tugas kampus banyak,jadi sementara aku dikost dulu tinggal,biar hemat waktu" tulis Arazka adik sepupu nya itu

Aksara hanya tersenyum.

"Its oke Bro" balas Aksara singkat

Arazka pun membalas dengan emoticon jempol.

Aksara segera bangkit menuju kamar mandi.

Adzan maghrib terdengar berkumandang. Aksara segera melaksanakan shalat maghrib.

"Aksara ayo keluar makan malam dulu" panggil sang paman

Aksara pun keluar dari kamar menuju ruang makan.meja makan itu pun penuh dengan aneka makanan yang nampak lezat. Aksara hanya meneguk liurnya,jika di kampung hanya makan seadanya,makan besar pun hanya dihari lebaran atau jika ada hajatan besar,atau ada acara seminar atau bazar di kampus.

"Hei,kok bengong,ayo duduk,makan" tegur sang paman melihat keponakannya itu hanya mematung berdiri

"Ohhh iya paman" ucap Aksara seraya duduk

"Jangan kaget melihat kehidupan paman seperti ini Aksara,ini semua pemberian boss besar paman,sebagai bentuk fasilitas kepada bawahannya,bukan cuma paman,seluruh asisten di rumah ini mendapat perlakuan yang sama,kamu lihat tadi saat kita baru sampai,bangunan besar itu adalah rumah utama,di sana boss besar tinggal beserta keluarga nya,oh ya nama boss besar paman itu Pak Arman Hamdi, orangnya sangat dermawan dan qonaah,begitu pun istrinya, nanti setelah shalat isya kita berkunjung ke rumah utama, mereka baru tiba siang ini dari Negara Inggris,salah satu putri mereka Nona Akselia tinggal kuliah disana" ucap sang paman

Aksara hanya mengaguk.

"Wah,seperti apa kaya nya mereka,putri mereka pun sampai belajar hingga ke luar negeri sana" lirih Aksara.

Jam menunjukkan pukul delapan lewat tiga puluh menit. Aksara mengikuti langkah sang paman memasuki bangunan rumah utama. nampak ruang tamu yang sangat mewah. lantainya terasa dingin. sebuah figura foto yang sangat besar tergantung didinding ruang tamu. Aksara menatap foto itu.

"Mereka nampak cantik,yang mana nona Akselia" gumam Aksara

"Assalamualaikum pak Sugeng" sapa sebuah suara yang terdengar hangat dari arah tangga yang melingkar dengan megah ditengah ruang keluarga itu. Aksara pun menoleh kearah sumber suara itu,nampak pria paruh baya dengan tampilan sangat kharismatik mengenakan sarung dan baju kokoh serta peci putih dengan senyum sumringahnya

"Waalaikumussalam pak Arman,apa kabar pak?" sapa paman Sugeng

"Alhamdulillah baik,ayo duduk" balas pak Arman Hamdi

Aksara pun mengikuti sang paman dan ikut duduk di sofa empuk itu

Perhatian Pak Arman Hamdi pun mengarah kepada Aksara Banyu. menyadari itu pak Sugeng pun mulai memperkenalkan Aksara Banyu

"Ohhh ya Pak Arman,ini Aksara Banyu,keponakan saya dari Tasikmalaya itu,yang saya pernah cerita kalau dia ada tugas magang dan saya minta tolong sekiranya dia bisa magang di perusahaan pak Arman" ucap pak Sugeng

"Ohhh iya,saya ingat,jadi ini anak muda nya, jurusan apa kuliahnya?" tanya pak Arman seraya menatap Aksara

"Hhhmmm... jurusan industri agrobisnis Pak" jawab Aksara

"Wah... pas sekali ya dengan bidang perusahaan kami,sepertinya bisa diatur pak Sugeng,besok bisa segera ke kantor dan pak Sugeng antar saja untuk bertemu dengan pak Andi bagian HRD ya nanti diarahkan lagi dari sana" ucap pak Arman

"Baik pak,terimakasih" ucap pak Sugeng

"Terimakasih pak" ucap Aksara pula

"Papa..." sebuah suara manja menghentikan percakapan mereka sejenak. dari arah pintu nampak seorang gadis berlari memeluk pak Arman

"Annira,sudah kesekian kalinya Papa peringatkan, kalau ada tamu,yang sopan dong" ucap pak Arman

"Pak Sugeng aja toh tamunya Pa" ucap Annira seraya melirik Pak Sugeng dan Aksara, lalu saat menyadari kehadiran Aksara, Annira segera memperbaiki posisi duduknya dan menatap lekat Aksara

"Siapa?" tanyanya kepada Pak Sugeng

"Ohhh... ini keponakan saya Non" jawab Pak Sugeng

"Dari Tasikmalaya kan kampung Pak Sugeng?" tanya Annira lagi

"Annira" potong Pak Arman

"Tidak apa-apa Pak,memang betul kan kampung Tasikmalaya... hehehe..." ucap pak Sugeng

"Siapa namanya?" tanya Annira lagi seraya menatap Aksara

"Aksara... Aksara Banyu" jawab Aksara

"Ohhh..." ucap Annira singkat

"Annira...." sebuah suara memanggil nya

"Nenek... " Annira nampak berlari dan memeluk seorang wanita tua yang dipanggil nenek itu

"Sudah pulang kok gak langsung cari nenek,ayo kita makan cokelat ole-ole Papamu dari Inggris" ucap sang Nenek seraya mengamit lengan sang cucu ke kamar.

"Maafkan Annira ya,dia tidak bermaksud tidak sopan kepada para tamu,hanya saja sikapnya ini karena terlalu dimanjakan oleh sang Nenek,Annira putri bungsu kami jadi sikapnya sangat manja,terlebih setelah kakaknya tinggal di Inggris jadi dia merasa menjadi satu-satunya putri di rumah ini" ucap pak Arman kepada Aksara

"Yang tinggal di Indonesia saja,seperti ini bentukannya,apalagi yang tinggal di Inggris sana" batin Aksara

Setelah cukup bercerita beberapa hal mengenai perusahaan,Pak Sugeng dan Aksara pun pamit. lagi-lagi Aksara menengok sejenak figura foto keluarga itu, Aksara menyadari sedikit perbedaan

"Mengapa wajah Annira berbeda dengan saudara perempuan nya,wajah nona Akselia seperti khas wajah timur tengah gitu" gumam Aksara terus melangkah menuju rumah petak mewah.

Part 3

Keluarga besar Arman Hamdi adalah salah satu keluarga kaya raya,perusahaan nya bergerak dibidang Agrobisnis atau Agribisnis yaitu pelayanan penyediaan bahan pangan segar, perusahaan mereka menyuplai bahan pangan pertanian,perkebunan dan peternakan ke beberapa kota besar. selain perusahaan induk, mereka pun memiliki gerai swalayan sendiri yang menjual bahan pangan segar,swalayan mereka tersebar dibeberapa titik kota besar.

Lahan pertanian,perkebunan dan peternakan milik perusahaan mereka juga terbilang sangat luas. meliputi kota Tasikmalaya serta ada pula di kota Bandung. nama besar Arman Hamdi sangat diperhitungkan di industri ini,asetnya yang banyak serta nilai saham perusahaan yang terus melejit tinggi.

Manajemen perusahaan yang berkonsep sedekah yang membuat Arman Hamdi terkenal akan sifat dermawannya,meskipun sangat kaya tapi tidak sedikit pun sifat sombong ada pada diri Arman Hamdi,itu yang membuatnya disegani oleh rekan-rekan bisnis dan mitranya,terlebih seluruh staff perusahaan termasuk para petani dan pekerja di lahan perkebunan milik mereka.

Begitu pun dengan istrinya Ibu Masyitah Rasyid, dengan sifat yang lembut dan dermawan seperti sang suami,ibu Masyitah sangat terlihat anggun dan elegan,penampilan nya tidak pernah berlebihan di setiap kesempatan.

Sangat berbeda jauh dengan sang Ibu, Nyonya Besar Rugayyah Kusuma,wanita yang dipanggil nenek oleh cucu kesayangan nya Annira Hanum. Nyonya Rugayyah Kusuma wanita berkelas yang harus selalu tampil sempurna dan sok berkuasa di segala aspek kehidupan anak dan menantunya. gaya bicara nya yang kadang melangit terdengar arogan. tapi tidak memberi pengaruh didalam kehidupan pak Arman Hamdi dan ibu Masyitah Rasyid,mereka tetap qonaah.

Sebuah mobil mewah nampak berhenti tepat didepan lobby sebuah perusahaan yang menjulang tinggi. "Zam-Zam Tower Point" tulisan besar itu terpampang nyata dipuncak gedung pencakar langit itu.

Pak Sugeng turun terlebih dahulu diikuti Aksara, dan pak Arman. beliau sangat tidak ingin jika bawahannya membukakan pintu apalagi sampai membungkuk memberi hormat. beliau merasa tidak layak untuk itu.

Pak Arman melangkah terlebih dahulu lalu diikuti pak Sugeng dan Aksara masuk kedalam lobby perusahaan yang nampak mewah itu.

"Assalamualaikum pak" nampak seluruh staff menyapa pak Arman Hamdi

"Waalaikumussalam" jawab Pak Arman Hamdi dengan senyum sumringahnya

"Di perusahaan ini,wajib mengucapkan salam bagi yang muslim,dan ucapan selamat pagi,siang atau sore bagi yang non muslim,itu doa untuk keselamatan kata pak Arman" bisik pak Sugeng kepada Aksara, yang membuat Aksara semakin kagum kepada pak Arman Hamdi

Pak Arman Hamdi masuk kedalam lift disusul asisten dan sekretaris nya.

"Pak Sugeng silahkan antar Aksara ke ruangan HRD ya" ucap pak Arman Hamdi sebelum pintu lift tertutup

"Baik pak" ucap pak Sugeng lalu melangkah menuju lift yang lain nya

"Ayo,kita ke bagian HRD,ada dilantai tiga" ucap pak Sugeng kepada Aksara

"Memangnya bangunan ini ada berapa lantai paman?" tanya Aksara

"Hhhmmm... gak terlalu tinggi juga sih,sekitar tujuh belas lantai,tiga lantai teratas adalah ruang laboratorium penelitian kualitas bahan pangan dan pupuk organik,lalu lantai empat belas tempat kantor Pak Arman dan seluruh jajaran manajemen yang lain,terus lantai tiga belas itu ruang rapat dan seminar,lantai-lantai yang lain untuk pusat berkarya para staff di perusahaan ini,dan ada mesjid dilantai tujuh lengkap dengan ruang istirahat dan pantry,staff disini wajib melaksanakan shalat bagi yang muslim ya, dan kantin khusus staf ada dilantai satu tadi,kalau untuk para supir seperti kami cukup di Basemen saja,lantai dua untuk olahraga dan ada sauna permandian lengkap dengan fasilitas spa nya tentu saja dengan konsep islami lah" ucap pak Sugeng panjang lebar

Aksara hanya melongo mendengar penjelasan sang paman

"Sedetail itu Pak Arman Hamdi mengatur perusahaan nya,agar tidak dzolim kepada para staff yang sudah mengabdi kepada perusahaan mereka" gumam Aksara

Mereka pun tiba di lantai tiga,dan melangkah menuju ruang HRD

"Selamat pagi Pak Andi" sapa Pak Sugeng kepada seorang pria berkacamata itu, pria itu menatap pak Sugeng sesaat lalu segera berdiri menyambut Pak Sugeng

"Eh... pagi Pak Sugeng,ada apa pak,sampai harus kesini sendiri,kan bapak bisa telpon mba Anna langsung" ucap pak Andi

"Ehh... gak apa-apa Pak Andi,sekalian jalan-jalan buat ketemu pak Andi lah" jawab pak Sugeng seraya tersenyum lebar

"Oke-oke,dan siapa anak muda ini?" tanya Pak Andi seraya menatap Aksara

"Ohh ini,Aksara Banyu,salah satu peserta magang di perusahaan ini pak Andi" ucap pak Sugeng

"Ohh iya,Oke-oke,bisa tunjukkan cv dan surat pengantar dari kampusnya?" tanya Pak Andi lagi

Aksara pun mengeluarkan beberapa lembar berkas sesuai permintaan Pak Andi tadi dan menyerahkan kepada Pak Andi.

"Baiklah,bisa tunggu sebentar ya,saya konfirmasi dulu ke mba Anna nya agar diatur,ke bagian mana yang lebih membutuhkan tenaga magang ini" ucap pak Andi lagi

"Baik,Pak Andi,silahkan saja,kami bisa menunggu lah" ucap pak Sugeng lagi

"Terimakasih Pak" ucap Aksara kepada Pak Andi

Mereka pun duduk di sofa yang disiapkan untuk tamu ruangan HRD itu. setelah lima belas menit berlalu,pak Andi pun datang.

"Maaf ya agak menunggu, mba Anna nya baru dapat respon dari departemen periklanan produk, mereka lebih membutuhkan tenaga tambahan, karena bakal ada launching produk olahan pangan organik,jadi departemen mereka agak sibuk,butuh tenaga lagi,silahkan pak Sugeng ke lantai enam langsung,mereka sudah menunggu kok" ucap pak Andi

"Oke,terimakasih pak Andi" ucap pak Sugeng lagi seraya berdiri diikuti Aksara

"Terimakasih Pak" ucap Aksara lagi seraya menyalami Pak Andi

"Oke,semangat ya kerjanya" ucap pak Andi

"Baik pak,sekali lagi terimakasih" ucap Aksara lagi

Lift kembali membawa mereka ke lantai enam. mereka pun melangkah keluar lift,begitu pintu lift terbuka tampak ruangan yang luas dan terang benderang nyaris tanpa sekat,tampak layar monitor yang besar dengan lampu sorot dimana-mana. lebih mirip lokasi konser band besar.

Aksara hanya melongo.

"Betapa luar biasanya perusahaan ini" gumam Aksara

Seorang wanita dengan pakaian longgar dan mengenakan hijab nampak menghampiri mereka.

"Assalamualaikum pak Sugeng,apa kabar?" sapa gadis itu ramah

"Waalaikumussalam Nona Keyzia Siran" balas pak Sugeng

"Ini anak magang nya ya pak?" tanya Keyzia seraya menatap Aksara

"Iya betul Non,ini perkenalkan Aksara Banyu, Aksara ini Nona Keyzia Siran boss kamu di departemen ini ya" ucap pak Sugeng seraya tersenyum lebar

"ihhhh pak Sugeng,apaan sih,gak ada boss itu, semua sama disini,kebetulan saja saya yang diberi tanggungjawab untuk mengkoordinir tugas-tugas kita di departemen ini,oh ya saya Keyzia Siran" ucap gadis itu memperkenalkan diri

"Ohhh... saya Aksara Banyu" ucap Aksara

"Oke,hari ini langsung gabung ke tim ya,kita lagi kejar target banget nih" ucap Keyzia lagi

"Oke,apa yang harus saya bantu?" ucap Aksara mantap

Mendengar itu Pak Sugeng pun tersenyum seraya menepuk pundak Aksara

"Semangat bekerja nya ya,paman pergi dulu" bisik pak Sugeng lagi

"Oke paman,terimakasih ya paman" ucap Aksara seraya menyalami sang paman

Pak Sugeng pun berlalu. Aksara segera mengikuti langkah cepat Keyzia dan bergabung dengan para staff yang nampak sibuk dengan tugas masing-masing.

"Oke tim,kita kedatangan teman magang,dan akhirnya ada tenaga tambahan untuk tugas ekstra nya,perkenalkan dan sambut ini Aksara Banyu, dan Aksara silahkan perkenalkan dirimu ke tim" ucap Keyzia lagi

"Ohhh oke,Assalamualaikum... saya Aksara Banyu dari Tasikmalaya,saya kuliah di Universitas Siliwangi Tasikmalaya jurusan Industri Agribisnis dan saat ini status saya intership atau magang untuk tugas akhir kampus saya,mohon bimbingannya dari para senior disini" ucap Aksara

"Oke,selamat bergabung Aksara" ucap mereka serempak

Sejurus kemudian Aksara mulai larut dalam kesibukan tim di departemen periklanan ini.

Pak Arman Hamdi terlihat membaca secara seksama beberapa berkas di meja kerjanya.

"Bagaimana progres launching produk olahan pangan organik kita?" tanyanya kepada asisten dan sekretaris nya itu

"Sudah enam puluh persen Pak progresnya, kemarin sudah menerima sertifikat halal dari MUI dan sertifikat Aman dari BPOM,jadi sisa pemilihan model packingan dan langkah-langkah promosinya,saat ini departemen periklanan sedang mengerjakan dua tugas itu" jawab Asisten nya itu.

"Hhhmmm... oke lanjutkan sesuai rencana,dan usahakan tenggat waktunya sesuai ya,saya ingin produk ini launching bertepatan dengan hari kelahiran putri kami Akselia Hanum" ucap pak Arman Hamdi

"Baik Pak" jawab Asisten dan Sekretaris itu bersamaan

Di kediaman mewah keluarga Arman Hamdi

"Apalagi yang Arman dan kau rencanakan untuk merayakan ulang tahun Akselia?" tanya Nyonya Rugayyah kepada anak perempuan nya Ibu Masyitah dengan nada kurang senang

Mendengar itu,ibu Masyitah hanya berusaha tersenyum dan menahan diri agar tidak terpancing emosi

"Maaf ibu,kami tidak merencanakan apa-apa, lagipula itu kan bisnis Abang Arman di perusahaan,saya tidak bisa mencampuri terlalu jauh,saya hanya mengikuti apa yang sudah diatur sama Abang Arman bu" jawab Ibu Masyitah dengan pelan

"Heh... ibu hanya heran,kenapa Arman sangat sayang sama Akselia,sedangkan kepada Annira tidak,sikapnya itu jelas jauh berbeda" ucap Nyonya Rugayyah lagi

Ibu Masyitah kembali tersenyum.

"Tidak kok bu,itu perasaan ibu saja,Abang Arman sudah bersikap adil dan sangat layak sebagai seorang suami dan ayah bagi kami" jawab Ibu Masyitah lagi

Nyonya Rugayyah hanya menarik nafas berat dengan wajah yang kelihatan sangat tak senang. dia pun berlalu meninggalkan sang anak perempuan,ibu Masyitah hanya mampu beristighfar melihat tingkah sang ibu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!