Part 2

Setelah menempuh perjalanan hampir delapan jam,akhirnya bus yang ditumpangi Aksara Banyu tiba di terminal Lebak Bulus Kota Jakarta tepat pukul empat sore. bus sempat singgah dua kali di warung yang ada disepanjang jalur Tasikmalaya ke Jakarta.

Aksara Banyu perlahan berdiri dan meregangkan badannya. lumayan pegal duduk di dalam bus. Aksara Banyu pun turun mengikuti penumpang yang lain,sebuah tas ransel besar tergantung dipunggung nya,dan kedua tangannya menenteng masing-masing bungkusan ole-ole untuk keluarga pamannya nanti.

Hawa panas Ibu Kota Jakarta langsung menyambut Aksara Banyu begitu dia menjejalkan kakinya di tanah. dia segera menengok kanan kiri mencari keberadaan sang paman. waktu bus yang ditumpangi nya singgah di warung kedua,sang paman sudah menelpon dan segera berangkat untuk menjemput nya untuk menghindari macet.

"Aksara... Aksara Banyu" sebuah suara memanggil nya dari arah bangunan terminal. dengan sedikit kaget Aksara menoleh kearah sumber suara itu. nampak seorang pria paruh baya tersenyum seraya melambaikan tangannya. gestur tubuh dan senyumnya persis bapaknya.

"Paman Sugeng" gumam Aksara Banyu seraya tersenyum dan melangkah cepat kearah sang paman.

"Aksara Banyu,apa kabar Nak?" ucap sang paman seraya memeluk erat Aksara Banyu

Aksara Banyu menyambut pelukan sang paman erat.

"Alhamdulillah baik paman" jawab Aksara Banyu

"Bagaimana kabar bapak,ibu dan adik-adikmu?" tanya Pak Sugeng lagi

"Alhamdulillah,mereka semua baik paman" jawab Aksara Banyu lagi

"Baiklah,ayo kita segera pulang,hari sudah cukup sore,takut kena macet,kita shalat ashar di mesjid dekat sini nanti" ajak sang paman

Aksara pun mengaguk seraya mengikuti langkah sang paman ke sebuah mobil merk *v*nz* berwarna silver.

"Ayo masuk,ini mobil milik boss paman,paman pinjam sebentar khusus untuk menjemput mu, oh ya barang-barang mu simpan di bagasi saja biar leluasa"ucap sang paman seraya tersenyum

Setelah menyimpan barang-barangnya Aksara Banyu pun membuka pintu mobil dan duduk disamping sang paman. hawa dingin dari ac mobil langsung menyeruak di wajah Aksara.

" Alhamdulillah paman,bisa dapat kepercayaan untuk bawa mobil boss paman seperti ini" ucap Aksara Banyu

"Hhhmmm... ini juga karena bapakmu,andai bapakmu mau bukan paman yang ada diposisi ini sekarang,lagipula boss paman itu orangnya baik, nanti paman perkenalkan, toh nanti juga kamu magang nya di perusahaan beliau" ucap sang paman

Aksara Banyu mengerutkan keningnya

"Maksud paman,karena bapak gak mau,gak mau apa paman?" ucap Aksara,namun terpotong karena ponselnya langsung berdering,nama sang adik Gendis nampak menari dilayar ponsel nya itu

"Assalamualaikum Gendis" jawab Aksara

"Waalaikumussalam Aa,Aa sudah sampai mana?" tanya Gendis

"Ohhh... ini sudah ketemu sama paman Sugeng, kami singgah shalat ashar sebentar di mesjid sebelum menuju rumah paman Sugeng,maaf Aa lupa memberi kabar segera" jawab Aksara

"Ini,bapak mau bicara sebentar sama paman Sugeng" ucap Gendis lagi

"Oke" ucap Aksara seraya menyerahkan ponselnya itu kepada sang paman

Pak Sugeng nampak berbicara serius dengan Kakak laki-lakinya Pak Halim,setelah lima menit telpon pun berakhir.

"Ada apa paman? sepertinya sangat serius" tanya Aksara penasaran

"Ohhh... tidak ada apa-apa,kau seperti tidak mengenal bapak mu saja,bukan kah berbicara dengan bapak mu itu,kita harus selalu serius" jawab sang paman sambil tersenyum lebar

Mendengar itu,Aksara pun ikut tersenyum lebar. memang betul,bapak itu sangat jarang tertawa jika diajak berbicara,meskipun sekedar bercanda.

Mobil yang mereka tumpangi pun tiba disebuah perumahan elit. rumah-rumah yang nampak besar dengan halaman yang luas,mobil mereka pun belok masuk kedalam halaman yang luas, dan tertata rapi,nampak beberapa mobil yang jauh lebih mewah lagi terparkir dibangunan tanpa pintu itu. mobil mereka terus melaju kearah belakang rumah dan singgah didepan bangunan yang terdiri atas beberapa petak rumah. meskipun berpisah dari bangunan rumah utama,namun rumah petak ini tidak kalah mewah, tetap kelihatan bagus seperti halnya rumah bangunan utama itu.

Mereka pun turun,Aksara menurunkan barang-barangnya dan melangkah mengikuti sang paman masuk kedalam salah satu rumah petak itu.

"Assalamualaikum" ucap sang paman

"Waalaikumussalam" jawab suara dari dalam, nampak seorang wanita paruh baya keluar menyambut mereka.

"Bibi" sapa Aksara seraya menyalami wanita itu.

"Aduh... Aksara,sudah setinggi ini,baru gak ketemu dua tahunan padahal" ucap sang Bibi

"Iya Bi" jawab Aksara tersipu

"Bagaimana kabar bapak,ibu dan adik-adikmu?" tanya sang Bibi

"Alhamdulillah baik Bi" jawab Aksara

"Syukurlah ya,ayo masuk ke dalam langsung mandi dan istirahat ya" ucap sang Bibi

Aksara pun melangkah keruang tengah, isi rumah ini pun nampak sangat mewah. ada ac,ada tv dengan layar lebar,ada sofa besar,meja makan yang besar pula.

"Sementara ini kamu tidur di kamar Arazka dulu ya,dia juga jarang pulang kok" ucap sang Bibi seraya membuka pintu kamar itu

"Terimakasih Bi" ucap Aksara

"Kamu gak usah sungkan-sungkan,anggap seperti di rumah kamu ya,kalau ada perlu tanya ke paman atau bibi juga bisa,ohh ya,silahkan kamu nyalakan ac atau kipas angin didalam,hawa Jakarta itu panas soalnya" ucap sang Bibi lagi

"Ohhh baik bi,sekali lagi terimakasih,dan itu tadi ada bungkusan ole-ole dari ibu buat paman dan bibi" ucap Aksara

"Ohhh iya,ibu mu mesti repot-repot lah,terimakasih yooo" ucap sang bibi dan berlalu

Aksara pun masuk ke kamar adik sepupu nya itu. cukup menyalakan kipas angin saja. kamar ini dilengkapi kamar mandi juga didalam.

"Ternyata begitu mewah hidup sang paman walaupun hanya seorang supir pribadi" gumam Aksara

Sebuah notifikasi masuk ke ponselnya.

"Aa,sudah tiba di rumah? sorry aku gak bisa menyambut,tugas kampus banyak,jadi sementara aku dikost dulu tinggal,biar hemat waktu" tulis Arazka adik sepupu nya itu

Aksara hanya tersenyum.

"Its oke Bro" balas Aksara singkat

Arazka pun membalas dengan emoticon jempol.

Aksara segera bangkit menuju kamar mandi.

Adzan maghrib terdengar berkumandang. Aksara segera melaksanakan shalat maghrib.

"Aksara ayo keluar makan malam dulu" panggil sang paman

Aksara pun keluar dari kamar menuju ruang makan.meja makan itu pun penuh dengan aneka makanan yang nampak lezat. Aksara hanya meneguk liurnya,jika di kampung hanya makan seadanya,makan besar pun hanya dihari lebaran atau jika ada hajatan besar,atau ada acara seminar atau bazar di kampus.

"Hei,kok bengong,ayo duduk,makan" tegur sang paman melihat keponakannya itu hanya mematung berdiri

"Ohhh iya paman" ucap Aksara seraya duduk

"Jangan kaget melihat kehidupan paman seperti ini Aksara,ini semua pemberian boss besar paman,sebagai bentuk fasilitas kepada bawahannya,bukan cuma paman,seluruh asisten di rumah ini mendapat perlakuan yang sama,kamu lihat tadi saat kita baru sampai,bangunan besar itu adalah rumah utama,di sana boss besar tinggal beserta keluarga nya,oh ya nama boss besar paman itu Pak Arman Hamdi, orangnya sangat dermawan dan qonaah,begitu pun istrinya, nanti setelah shalat isya kita berkunjung ke rumah utama, mereka baru tiba siang ini dari Negara Inggris,salah satu putri mereka Nona Akselia tinggal kuliah disana" ucap sang paman

Aksara hanya mengaguk.

"Wah,seperti apa kaya nya mereka,putri mereka pun sampai belajar hingga ke luar negeri sana" lirih Aksara.

Jam menunjukkan pukul delapan lewat tiga puluh menit. Aksara mengikuti langkah sang paman memasuki bangunan rumah utama. nampak ruang tamu yang sangat mewah. lantainya terasa dingin. sebuah figura foto yang sangat besar tergantung didinding ruang tamu. Aksara menatap foto itu.

"Mereka nampak cantik,yang mana nona Akselia" gumam Aksara

"Assalamualaikum pak Sugeng" sapa sebuah suara yang terdengar hangat dari arah tangga yang melingkar dengan megah ditengah ruang keluarga itu. Aksara pun menoleh kearah sumber suara itu,nampak pria paruh baya dengan tampilan sangat kharismatik mengenakan sarung dan baju kokoh serta peci putih dengan senyum sumringahnya

"Waalaikumussalam pak Arman,apa kabar pak?" sapa paman Sugeng

"Alhamdulillah baik,ayo duduk" balas pak Arman Hamdi

Aksara pun mengikuti sang paman dan ikut duduk di sofa empuk itu

Perhatian Pak Arman Hamdi pun mengarah kepada Aksara Banyu. menyadari itu pak Sugeng pun mulai memperkenalkan Aksara Banyu

"Ohhh ya Pak Arman,ini Aksara Banyu,keponakan saya dari Tasikmalaya itu,yang saya pernah cerita kalau dia ada tugas magang dan saya minta tolong sekiranya dia bisa magang di perusahaan pak Arman" ucap pak Sugeng

"Ohhh iya,saya ingat,jadi ini anak muda nya, jurusan apa kuliahnya?" tanya pak Arman seraya menatap Aksara

"Hhhmmm... jurusan industri agrobisnis Pak" jawab Aksara

"Wah... pas sekali ya dengan bidang perusahaan kami,sepertinya bisa diatur pak Sugeng,besok bisa segera ke kantor dan pak Sugeng antar saja untuk bertemu dengan pak Andi bagian HRD ya nanti diarahkan lagi dari sana" ucap pak Arman

"Baik pak,terimakasih" ucap pak Sugeng

"Terimakasih pak" ucap Aksara pula

"Papa..." sebuah suara manja menghentikan percakapan mereka sejenak. dari arah pintu nampak seorang gadis berlari memeluk pak Arman

"Annira,sudah kesekian kalinya Papa peringatkan, kalau ada tamu,yang sopan dong" ucap pak Arman

"Pak Sugeng aja toh tamunya Pa" ucap Annira seraya melirik Pak Sugeng dan Aksara, lalu saat menyadari kehadiran Aksara, Annira segera memperbaiki posisi duduknya dan menatap lekat Aksara

"Siapa?" tanyanya kepada Pak Sugeng

"Ohhh... ini keponakan saya Non" jawab Pak Sugeng

"Dari Tasikmalaya kan kampung Pak Sugeng?" tanya Annira lagi

"Annira" potong Pak Arman

"Tidak apa-apa Pak,memang betul kan kampung Tasikmalaya... hehehe..." ucap pak Sugeng

"Siapa namanya?" tanya Annira lagi seraya menatap Aksara

"Aksara... Aksara Banyu" jawab Aksara

"Ohhh..." ucap Annira singkat

"Annira...." sebuah suara memanggil nya

"Nenek... " Annira nampak berlari dan memeluk seorang wanita tua yang dipanggil nenek itu

"Sudah pulang kok gak langsung cari nenek,ayo kita makan cokelat ole-ole Papamu dari Inggris" ucap sang Nenek seraya mengamit lengan sang cucu ke kamar.

"Maafkan Annira ya,dia tidak bermaksud tidak sopan kepada para tamu,hanya saja sikapnya ini karena terlalu dimanjakan oleh sang Nenek,Annira putri bungsu kami jadi sikapnya sangat manja,terlebih setelah kakaknya tinggal di Inggris jadi dia merasa menjadi satu-satunya putri di rumah ini" ucap pak Arman kepada Aksara

"Yang tinggal di Indonesia saja,seperti ini bentukannya,apalagi yang tinggal di Inggris sana" batin Aksara

Setelah cukup bercerita beberapa hal mengenai perusahaan,Pak Sugeng dan Aksara pun pamit. lagi-lagi Aksara menengok sejenak figura foto keluarga itu, Aksara menyadari sedikit perbedaan

"Mengapa wajah Annira berbeda dengan saudara perempuan nya,wajah nona Akselia seperti khas wajah timur tengah gitu" gumam Aksara terus melangkah menuju rumah petak mewah.

Terpopuler

Comments

we

we

kakak lebih alim kah🤔

2024-04-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!