Part 14

Mobil Aksara berhenti di mesjid kompleks perumahan elit itu. dia pun segera turun dan mengambil air wudhu. usai melaksanakan shalat maghrib,dia menghampiri sang Paman yang nampak berbincang dengan Pak ustadz.

"Assalamualaikum Paman,Pak ustadz" ucap Aksara

"Wa'alaikumussalam" jawab mereka serempak

"Eh ada Mas Aksara" ucap Pak Ustadz

"Nak Aksara,darimana malam begini? dari rumah Pak Arman?" tanya sang Paman

"Iya Paman,abis nganterin mba Akselia tadi" jawab Aksara

"Mba Akselia? malam begini baru balik dari kantor?" tanya Pak Sugeng

Aksara pun menceritakan kejadian tadi.

"Syukurlah bertemu kamu,mba Akselia baru pulang dari Inggris pasti belum hapal sama tempat-tempat di Jakarta ini" ucap Pak Sugeng

"Iya Paman" ucap Aksara tersenyum

"Mba Akselia putri sulung Pak Arman?" tanya Pak Ustadz

"Iya Pak Ustadz" jawab Aksara

"Wah... mba Akselia itu sama seperti Mas Aksara jago ngaji juga,waktu masih sekolah SMA,sering ngajarin anak-anak disini ngaji Mas,sering memberi sumbangan buat anak-anak panti asuhan yang ada di belakang kompleks perumahan ini" ucap Pak Ustadz

"Alhamdulillah ya Pak Ustadz" ucap Aksara seraya tersenyum

Kediaman Pak Arman

Setelah makan malam dan menceritakan kronologi kejadian hari ini,Akselia pun beristirahat di kamarnya. jaringan ponsel nya pun telah pulih.

Berpuluh-puluh notifikasi yang masuk,dan semua dari Dirga.

Beberapa menit kemudian ponselnya pun berdering,nama Dirga nampak menari dilayar ponselnya itu.

"Halo Assalamualaikum Mas Dirga" jawab Akselia

"Wa'alaikumussalam... ya ampun Akselia, kamu dari mana saja,seharian ini saya menelpon mu Akselia,saya mencari mu,saya khawatir sudah meninggalkan mu sendiri di sana" gerutu Dirga

"Mas Dirga,dengar dulu deh,saya baik-baik saja, oke,i'm fine Mas" ucap Akselia pelan

Dirga menarik nafas berat.

"Jadi,pulang sama siapa?" tanya Dirga

"Mas Aksara" jawab Akselia singkat

"Aksara lagi? Aksara terus, kamu sengaja menelpon dia untuk menjemput mu ha...?!" sengit Dirga

"Astaghfirullah Mas Dirga,tidak seperti itu Mas, Mas Aksara itu sudah membantu saya seharian ini, kebayang gak sih kalau dia gak kebetulan ada di tempat itu Mas,bagaimana dengan saya coba?" jawab Akselia

"Jadi,menurutmu ini salahku karena ninggalin kamu,tapi paling tidak kabari saya Akselia,saya khawatir banget,saya hampir gila memikirkan mu Akselia,saya merasa bersalah" sengit Dirga

Akselia hanya terdiam. terdengar nafas Dirga memburu. sesaat kemudian.

"Baiklah,saya minta maaf Akselia,saya minta maaf, besok saya ke rumah ya,saya minta maaf" ucap Dirga dengan suara yang sedikit tenang

"Oke" jawab Akselia singkat

Akselia pun menutup telpon tanpa mengucapkan kata-kata lagi.

Dirga pun menyesali setiap perkataanya yang baru saja diucapkan kepada Akselia.

"Sh*t... tenang Dirga... tenang..." gumam Dirga seraya menarik nafas panjang

Sejurus kemudian terdengar bunyi notifikasi masuk ke ponselnya dari nomor tak dikenal, sebuah video dengan durasi pendek. dibukanya video itu. terlihat adegan saat Akselia bersandar kepada Aksara.

"Sh*t... apa-apaan ini" gerutu Dirga

Dia pun melangkah keluar kamar,menuju ruang kerja sang Papa.

"Pa,boleh Dirga masuk?" tanyanya kepada sang Papa

"Masuklah" jawab sang Papa

Dirga pun masuk dan duduk dihadapan sang Papa

"Ada apa?" tanya sang Papa seraya menatap putranya dari balik kacamata

"Pa... itu... saya berniat itu... saya berniat melamar anak dari Om Arman" ucap Dirga terbata

"Hhhmmm... anaknya Arman? yang mana?" tanya sang Papa lagi

"Akselia Pa... saya mencintai Akselia Pa,saya ingin menjadikan Akselia istri saya Pa" ucap Dirga lagi

"Hhhmmm.... Akselia si putri sulung itu?" tanya sang Papa memastikan lagi

"Iya Pa,Akselia putri sulung Om Arman" jawab Dirga dengan pasti

"Tapi,ketahuilah,nenekmu,nenek Rugayyah menelpon Papa,dan mengatakan tidak setuju jika kamu sampai menikahi putri sulungnya Arman, nenek Rugayyah lebih merestui jika kamu menikahi putri bungsunya Arman,apa alasannya Papa juga tidak mengerti" ucap sang Papa lagi

"Annira? nenek meminta saya menikahi Annira? apa nenek tidak salah,Annira itu anak yang manja Pa,kuliah saja belum selesai,dan saya tidak pernah tertarik sedikit pun kepada Annira,bagi saya Annira itu layaknya adik perempuan tidak lebih,saya tidak mencintai Annira sedikit pun, saya hanya mencintai Akselia,hanya Akselia Pa,tidak perduli apapun yang terjadi,kami harus menikah" ucap Dirga lagi

Pak Ibrahim menarik nafas panjang.

"Baiklah,Papa hanya mengikuti saja,tapi ingat setiap keputusan yang kamu ambil,kamu harus pertanggungjawabkan, kamu harus siap dengan segala konsekuensi nya,Papa tidak mengerti alasan nenekmu tidak menyukai Akselia tapi apapun itu,Papa yakin itu sesuatu yang sangat krusial,kamu harus siap Dirga" ucap sang Papa seraya menatap tajam putranya

Dirga hanya menarik nafas panjang.

"Baik Pa" jawab Dirga lagi

Keesokan harinya di kediaman Pak Arman. Dirga nampak datang membawa buket buah dan buket bunga yang besar,serta bungkusan cokelat premium kesukaan Akselia.

"Assalamualaikum Tante" sapa Dirga kepada ibu Masyitah

"Wa'alaikumussalam... Nak Dirga,ayo masuk ke dalam,duduk dulu" jawab ibu Masyitah

"Terimakasih Tante, ini untuk Akselia dan orang di rumah" ucap Dirga seraya menyerahkan buah tangan yang dibawanya itu

"Wah... terimakasih ya,sudah repot-repot lho..." ucap ibu Masyitah lagi

"Dengan senang hati tante" ucap Dirga lagi

"Mau cari siapa ini Nak Dirga? kalau Annira,baru saja pergi sama teman-teman nya,kalau Akselia di kamarnya,lagi gak enak badan soalnya" ucap ibu Masyitah

"Kebetulan saya ingin bertemu Akselia bersama Om dan Tante juga,ada hal penting yang akan saya sampaikan tante" ucap Dirga lagi

"Ada hal penting apa Nak Dirga?" tanya ibu Masyitah

"Ijinkan saya bertemu Om dan Akselia juga Tante, nanti saya akan mengatakan nya" ucap Dirga

Ibu Masyitah pun bergegas menemui sang suami dan putrinya. mereka pun terlibat pertemuan serius didalam ruang kerja.

Nyonya Rugayyah yang sudah mengawasi dari celah pintu kamar semakin merasa tak dianggap.

"Mengapa mereka tidak melibatkanku, Arman dan Masyitah betul-betul tidak menghargaiku lagi hanya demi anak pungut itu" sungut Nyonya Rugayyah

Mereka berempat pun nampak serius. Dirga duduk tepat disamping Akselia yang masih terlihat lelah.

"Maaf Om,tanpa mengurangi rasa hormat saya, saya datang kemari terlebih dahulu untuk memohon ijin kepada Om dan Tante,saya berniat melamar putri Om dan Tante,yaitu Akselia, saya datang terlebih dahulu sebelum membawa keluarga besar kami untuk menemui Om dan Tante,saya berharap Om dan Tante merestui niat baik saya ini" ucap Dirga

Arman menarik nafas panjang. ditatapnya Dirga dan Akselia seksama.

"Kalian sudah betul-betul yakin? keputusan menikah itu bukan main-main,bukan sekedar ketertarikan sementara,bukan sekedar jatuh cinta yang menggebu-gebu,melainkan komitmen, tanggungjawab,kerjasama dan kompromi serta sebuah pengorbanan besar,apakah kalian sudah siap dengan segala konsekuensi nya?" tanya Pak Arman seraya menatap tajam Dirga dan Akselia

"In shaa Allah Om,saya yakin untuk menjalani pernikahan dengan Akselia" ucap Dirga dengan yakin

"Apapun yang terjadi?" tanya Pak Arman lagi

"Apapun yang terjadi,apapun konsekuensi nya" ucap Dirga kembali dengan yakin

"Baiklah,terus bagaimana dengan mu putriku Akselia? apa kau sudah siap dengan segala hal yang menyangkut dengan pernikahan seperti yang Papa bilang tadi?" tanya Pak Arman kepada putrinya

"In shaa Allah Pa,saya siap" ucap Akselia pula dengan yakin

Mendengar itu,Pak Arman kembali menarik nafas panjang.

"Baiklah,bagaimana pun keputusan ada ditangan kalian,kalian yang akan menjalani hidup berumahtangga kelak,Papa dan Mama hanya mengikuti dan mendoakan yang terbaik ya" ucap sang Papa

"Mama mendoakan yang terbaik untuk kalian ya" ucap ibu Masyitah seraya memeluk putrinya

Dirga dan Akselia pun mengobrol santai di tepi kolam renang.

"Maafkan Mas ya,Mas emosi semalam,soalnya Mas betul-betul khawatir Akselia,Mas merasa bersalah dan menyesal meninggalkan mu sendirian kemarin,Mas janji gak bakal kejadian lagi ya,mau kan maafin Mas?" ucap Dirga seraya menggenggam tangan Akselia

Akselia hanya tersenyum.

"Saya maafin Mas,yang penting saya baik-baik saja,tapi lain kali,jangan cemburu buta sama Mas Aksara,beliau orang baik,semata-mata mau membantu saja kok,gak usah khawatir" ucap Akselia pelan

Dirga menarik nafas panjang.

"Baiklah,meskipun sebenarnya berat,tapi sudahlah,yang penting tak lama lagi kita bakal menikah,jadi kamu milik Mas seutuhnya,titik." ucap Dirga

"Ihhh Mas Dirga apaan sih" ucap Akselia

Mereka pun tertawa bersama,tanpa menyadari sepasang mata dibalik vas bunga ukuran besar nampak mengawasi dengan penuh kemarahan dan kekecewaan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!