Bab 12 Malam Syahdu

Qixuan tersentak kaget ketika mendengar suara gaduh dari arah lain saat dia hendak terlelap tidur.

Bangkit bangun dari atas ranjang tidurnya seraya menengok ke bawah.

Bao Huateng menggeliat bangun saat Qixuan tak sengaja menarik selimut saat dia akan turun.

"Ibu...", panggil Bao kecil.

"Tetaplah di atas tempat tidur karena mama mau memeriksa ke sana", pesan Qixuan lalu segera turun dari atas tempat tidurnya.

"Ibu...", panggil Bao sembari menguap pelan.

"Tunggu di tempat tidur, Bao ! Jangan kemana-mana, kamu mengerti !" ucap Qixuan mengingatkan Bao kecil yang akan turun bersamanya.

Qixuan segera menyalakan lampu kamar supaya dia dapat melihat dengan jelas seisi ruangan kamar tidur.

Pandangan matanya langsung tertuju pada sosok tubuh yang tergeletak di lantai kamar.

Betapa terkejutnya Qixuan saat melihat Huateng terbaring di atas lantai kamar hotel dengan posisi menelungkup ke bawah.

"Huateng...", panggil Qixuan.

Sempat membuat Qixuan terkejut ketika melihat Huateng yang tergeletak di lantai kamar hotel, tempatnya menginap setelah perjalanan jauh dari luar negeri karena beberapa jam yang lalu, Huateng tampak baik-baik saja keadaannya.

"Huateng !" panggil Qixuan panik.

Qixuan setengah berlari ke arah Huateng yang terbaring pingsan sambil memanggil namanya.

"Huateng ! Oh, tidak ! Kenapa dengannya ?" ucap Qixuan bertambah panik.

Qixuan segera bersimpuh didekat Huateng yang tak sadarkan diri sembari mencoba membangunkan Huateng.

Namun, Huateng tetap tidak bereaksi sedikitpun dengan panggilan suara dari Qixuan yang berusaha menyadarkan sang malaikat itu.

"Huateng ! Bangunlah, Huateng !" panggil Qixuan.

Tetap Huateng tidak merespon sama sekali panggilan Qixuan padanya. Dia masih terbaring tak sadarkan diri dengan kedua mata terpejam rapat.

"Huateng...", panggil Qixuan cemas.

Qixuan berusaha membangunkan Huateng sembari menggoyang-goyangkan badan sang malaikat.

Terlihat Bao kecil ikut turun dari atas ranjang tidur lalu berjalan cepat, menghampiri Qixuan yang berada dekat di sisi Huateng.

"Ibu, kenapa dengannya ?" tanya Bao kecil lalu berdiri didekat Qixuan sembari memandangi Huateng yang terbaring pingsan.

"Ibu tidak tahu, Bao, dia tiba-tiba sudah terbaring di lantai", sahut Qixuan.

"Apa dia sakit ?" kata Bao Huateng bertanya.

"Mungkin saja dia sakit karena ibu belum memeriksanya, sebaiknya ibu baringkan dia sebelum kondisinya bertambah parah", ucap Qixuan.

"Iya, ibu", sahut Bao kecil.

Qixuan mencoba mengangkat Huateng dari atas lantai kamar hotel tetapi badan Huateng terasa sangat berat.

"Aduh ?! Dia berat sekali !" keluh Qixuan yang kewalahan saat dia hendak memapah Huateng menuju ke ranjang tidur.

"Biar Bao yang membantu ibu", kata Bao kecil.

"Bagaimana mungkin kamu bisa membawa pria dewasa seberat dia, itu tidak mungkin, Bao, biar ibu saja yang melakukannya", sahut Qixuan.

"Bao bisa melakukannya, ibu", kata Bao kecil ngotot.

"Jangan bercanda, Bao", sahut Qixuan.

Qixuan mengetuk pelan kening Bao Huateng, putra kecilnya seraya tersenyum.

"Biarkan ibu saja yang memapahnya sampai ke tempat tidur, duduklah dulu, Bao !" ucap Qixuan.

Qixuan berusaha memapah Huateng yang masih terbaring tak sadarkan diri tetapi tetap saja, Qixuan kesulitan untuk melakukannya.

Membuat Bao Huateng menjadi tidak sabaran ketika melihat usaha ibunya yang terus menerus gagal saat hendak membawa Huateng, sang malaikat dari lantai kamar hotel menuju tempat tidur.

Bao kecil lalu memutar ujung jari tangannya ke arah tubuh Huateng yang tergeletak pingsan di lantai sedangkan kedua sayapnya terus saja bergerak-gerak pelan dari arah punggungnya.

Muncul bintang-bintang kecil beterbangan dari ujung jari mungil milik Bao Huateng yang bergerak melingkari tubuh Huateng, sang malaikat.

Bintang-bintang kecil itu lalu mengangkat perlahan-lahan badan Huateng dari atas lantai kamar hotel menuju ke ranjang tidur lalu membaringkan sang malaikat di atasnya.

Qixuan terperangah kaget ketika dia melihat kejadian yang baru saja terjadi tadi.

Saat Bao kecil memindahkan tubuh Huateng dari lantai kamar ke atas ranjang tidur, hanya dengan satu gerakan pelan yang berasal dari ujung jari tangannya.

"Ti-tidak mungkin... ?!" gumamnya terkejut.

Qixuan lalu menoleh ke arah Bao kecil, putranya yang berdiri di sampingnya dengan sorot mata menatap lurus ke arah ranjang tidur, dimana Huateng terbaring sekarang.

"Bao Huateng !" panggil Qixuan lantas memeluk erat tubuh anak laki-lakinya itu.

Qixuan terus mendekap erat tubuh Bao kecil seraya menatap ke arah ranjang tidur mereka dengan sorot mata gelisah.

"Ibu...", panggil Bao kecil seraya mengelus lembut wajah Qixuan.

"Ya, Bao, ada apa ?" sahut Qixuan.

"Apa ibu menyukai dia ?" tanya Bao kecil dengan tatapan serius saat dia melihat ke arah ibunya.

"Kenapa kamu berkata seperti itu ?" sahut Qixuan langsung berubah pias.

"Dia mencari ibu", ucap Bao kecil.

Qixuan mengalihkan pandangannya dari arah Bao kecil lalu tertunduk diam.

Tampak sekali jika Qixuan sedang kebingungan saat menjawab ucapan Bao Huateng yang menanyakan tentang Huateng padanya.

"Biarkan ibu pergi melihatnya sebentar, kau sebaiknya kembali tidur, Bao", kata Qixuan.

Qixuan lalu melepaskan Bao Huateng yang dia peluk baru saja kemudian dia berjalan tergesa-gesa menghampiri ranjang tidur, untuk memeriksa keadaan Huateng yang masih saja terbaring tak sadarkan diri.

"Apa dia baik-baik saja ?" gumamnya lirih lalu berjalan mendekat ke arah ranjang tidur.

Tangan Qixuan mengulur pelan ke arah kening Huateng, dirasakan suhu panas dari arah kening sang malaikat ketika telapak tangannya menyentuhnya.

"Aduh ?!" pekik Qixuan tak sadar lalu menarik cepat tangannya dari arah kening Huateng.

Qixuan menatap cemas ke arah Huateng dan mulai mengkhawatirkan keadaan sang malaikat yang tidak kunjung sadarkan diri, ditambah lagi saat dia melihat suhu tubuh Huateng yang berubah panas.

"Huateng...", panggil Qixuan lalu duduk di sisi Huateng.

Sejenak terdiam seraya memandangi Huateng yang terbaring.

"Dia masih tak sadarkan diri", kata Qixuan.

Qixuan segera beranjak berdiri dari atas tempat tidur kemudian berjalan cepat ke arah lemari, untuk mengambil handuk kecil.

"Bao, tolong temani dia, duduklah di dekatnya karena ibu mau mengambil air panas", ucap Qixuan.

"Iya, ibu", sahut Bao kecil lalu berlari cepat ke arah tempat tidur dan naik dengan hati-hati ke atas ranjang tidur.

Bao Huateng duduk di dekat Huateng yang terbaring pingsan sedangkan Qixuan segera pergi mengambil air panas.

Suasana berubah hening, ketika hanya ada Bao kecil bersama Huateng di dalam kamar hotel.

Malam terasa syahdu sekali ketika sang malaikat tiba-tiba hadir di kamar hotel, tempat mereka menginap, keberadaan di kamar itu seketika berubah lain dan berbeda dari sebelum adanya Huateng hadir diantara mereka.

Bao kecil sangat merasakan kedekatan yang kuat antara dirinya dengan Huateng bahkan dia seperti memiliki hubungan tali ikatan yang sangat erat saat bersama sang malaikat.

Tiba-tiba ujung jari mungilnya menyentuh wajah Huateng seketika itu juga aliran kuat dari keduanya langsung mengalir ke dalam diri Bao kecil.

Sontak saja membuat Bao Huateng terkejut pelan bahkan tubuhnya agak terdorong kuat saat ujung jarinya menyentuh wajah Huateng, sang malaikat. Dan cahaya terang muncul serta mengalir cepat ke tubuh Bao kecil yang duduk di dekat Huateng.

Pancaran cahaya ilahi mengalir diantara keduanya saat mereka bersentuhan kembali bahkan tampak aliran darah pada tubuh mereka mengalir sangat kuat memasuki setiap inchi bagian tubuh mereka berdua.

"Ahk ?!" pekik Bao kecil dengan kedua mata melotot berubah putih.

Sedetik kemudian Huateng tersadar dari pingsannya lalu menoleh ke arah Bao kecil yang terlihat kesakitan saat berada duduk di dekatnya dengan ujung jari menyentuh wajah sang malaikat berwajah tampan itu.

Terpopuler

Comments

Hera Imoet

Hera Imoet

amazing... hehehehe lanjutttt thoorrr cemungutzz 😘

2024-05-07

1

Yunia Afida

Yunia Afida

bao mempunyai kekuatan huateng ni,di pegang bao huateng langsung sadar

2024-05-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Sang Malaikat Huateng
2 Bab 2 Penyebab Konflik Terjadi
3 Bab 3 Dua Petugas Rumah Sakit
4 Bab 4 Kejadian Di Kamar Ini
5 Bab 5 Huateng Yang Menggila
6 Bab 6 Munculnya Raja Neraka
7 Bab 7 Raibnya Sang Belahan Jiwa
8 Bab 8 Berita Yang Menggemparkan
9 Bab 9 Aku menemukanmu
10 Bab 10 Apakah ini Takdir Kita
11 Bab 11 Bungkamnya Qixuan
12 Bab 12 Malam Syahdu
13 Bab 13 Cahaya Ilahi
14 Bab 14 Mencari Cara Pembuktian
15 Bab 15 Blitz Kamera
16 Bab 16 Pemburu Berita
17 Bab 17 Tiba-tiba
18 Bab 18 Suatu Kejadian Di Hari Ini
19 Bab 19 Ran Ran
20 Bab 20 Pesona Qixuan
21 Bab 21 Kejujuran Yang Harus Ditebus
22 Bab 22 Hadirnya Sang Malaikat Pelindung
23 Bab 23 Waktu Bersama Denganmu
24 Bab 24 Haruskah Masih Berpikir
25 Bab 25 Perhatian Dari Huateng
26 Bab 26 Segelas Kristal
27 Bab 27 Pengaruh Cahaya Surga
28 Bab 28 Malam Romantis
29 Bab 29 Tawaran Yang Menarik
30 Bab 30 Berlian Kehidupan
31 Bab 31 Dalih Kuat Untuk Huateng
32 Bab 32 Raja Neraka
33 Bab 33 Sekutu Baru Huateng
34 Bab 34 Di Beranda Atas
35 Bab 35 Masalah Baru
36 Bab 36 Harta Karun
37 Bab 37 Waktu Sarapan
38 Bab 38 Kejadian Kecil
39 Bab 39 Meeting Hari Ini
40 Bab 40 Poling Suara
41 Bab 41 Suasana Sekolah
42 Bab 42 Sebuah Diskusi
43 Bab 43 Kedai Mie
44 Bab 44 Keseruan Tak Terlupakan
45 Bab 45 Lakukan Saja
46 Bab 46 Roh Ghaib Ditubuh Bao kecil
47 Bab 47 Godaan Untuk Sang Malaikat
48 Bab 48 Rencana Pindah
49 Bab 49 Janjian Dengan Ran Ran
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Sang Malaikat Huateng
2
Bab 2 Penyebab Konflik Terjadi
3
Bab 3 Dua Petugas Rumah Sakit
4
Bab 4 Kejadian Di Kamar Ini
5
Bab 5 Huateng Yang Menggila
6
Bab 6 Munculnya Raja Neraka
7
Bab 7 Raibnya Sang Belahan Jiwa
8
Bab 8 Berita Yang Menggemparkan
9
Bab 9 Aku menemukanmu
10
Bab 10 Apakah ini Takdir Kita
11
Bab 11 Bungkamnya Qixuan
12
Bab 12 Malam Syahdu
13
Bab 13 Cahaya Ilahi
14
Bab 14 Mencari Cara Pembuktian
15
Bab 15 Blitz Kamera
16
Bab 16 Pemburu Berita
17
Bab 17 Tiba-tiba
18
Bab 18 Suatu Kejadian Di Hari Ini
19
Bab 19 Ran Ran
20
Bab 20 Pesona Qixuan
21
Bab 21 Kejujuran Yang Harus Ditebus
22
Bab 22 Hadirnya Sang Malaikat Pelindung
23
Bab 23 Waktu Bersama Denganmu
24
Bab 24 Haruskah Masih Berpikir
25
Bab 25 Perhatian Dari Huateng
26
Bab 26 Segelas Kristal
27
Bab 27 Pengaruh Cahaya Surga
28
Bab 28 Malam Romantis
29
Bab 29 Tawaran Yang Menarik
30
Bab 30 Berlian Kehidupan
31
Bab 31 Dalih Kuat Untuk Huateng
32
Bab 32 Raja Neraka
33
Bab 33 Sekutu Baru Huateng
34
Bab 34 Di Beranda Atas
35
Bab 35 Masalah Baru
36
Bab 36 Harta Karun
37
Bab 37 Waktu Sarapan
38
Bab 38 Kejadian Kecil
39
Bab 39 Meeting Hari Ini
40
Bab 40 Poling Suara
41
Bab 41 Suasana Sekolah
42
Bab 42 Sebuah Diskusi
43
Bab 43 Kedai Mie
44
Bab 44 Keseruan Tak Terlupakan
45
Bab 45 Lakukan Saja
46
Bab 46 Roh Ghaib Ditubuh Bao kecil
47
Bab 47 Godaan Untuk Sang Malaikat
48
Bab 48 Rencana Pindah
49
Bab 49 Janjian Dengan Ran Ran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!