Bab 3 Dua Petugas Rumah Sakit

Huateng sang malaikat berdiri termenung ke arah dinding di dekatnya yang memantulkan bayangan lain dirinya.

Dua sayap kokoh tampak mengepak kuat di pantulan dinding kamar.

Huateng tidak memiliki alasan lainnya lagi untuk mengelak siapa dirinya yang sebenarnya kepada Qixuan.

Pandangan Huateng terlihat aneh dan berubah ketika memandang ke arah Qixuan.

Sudut bibirnya terangkat sedikit ke atas sehingga membentuk seulas senyuman tipis lalu dia berkata.

"Apa aku benar-benar mirip seperti malaikat sekarang ?" tanya Huateng.

Qixuan hanya terdiam dengan wajah datar seraya menjawab.

"Kalau kau merasa malaikat kenapa kau harus menyembunyikan jati dirimu yang sebenarnya, bukankah hal itu tidak masalah jika kau menunjukkannya dari awal", sahut Qixuan.

Qixuan lalu beranjak berdiri kemudian menatap ke arah Huateng sambil mengulurkan tangannya hendak menyentuh wajah sang malaikat yang menyamar menjadi dokter.

"Tapi usahamu telah membuatku kagum padamu karena kau berjuang untuk membantuku keluar dari permasalahan ini", lanjut Qixuan.

Qixuan lantas tersenyum samar dengan sorot mata teduh.

"Kehadiranmu menjadikan semangat tersendiri untukku supaya aku dapat bangkit lagi dari keterpurukan ini", ucap Qixuan.

Ujung jari tangan Qixuan tampak gemetaran saat menyentuh wajah Huateng.

"Semoga kita berjodoh, Huateng...", kata Qixuan. "Terimakasih telah mendengarkan suara hatiku, malaikat...", sambungnya.

BRAK.... !

BRAK... !

BRAK... !

Suara pintu tiba-tiba digedor dari arah luar ruangan kamar.

Menyentakkan Huateng yang terburu-buru menyembunyikan sosok dirinya sebagai malaikat yang terpantul pada dinding kamar.

Huateng mengibaskan tangannya ke arah tubuhnya agar bayangan sayap miliknya pada pantulan dinding tidak tampak lagi.

"Uhk ?!" gumam Huateng saat dia menahan tekanan berat pada bagian dadanya.

Sempat membuat Huateng jatuh bersimpuh di lantai akibat tekanan berat yang dia alami pada tubuhnya.

Qixuan segera membantu Huateng berdiri, bersamaan itu pula pintu kamar terbuka lebar.

BLAM... !

Dengan cepat Qixuan mengalihkan pandangannya ke arah pintu lalu muncul dua orang berseragam rumah sakit masuk ke dalam kamar.

"Saatnya makan siang dan waktu pengobatan", ucap salah satu dari petugas rumah sakit seraya berjalan ke arah Qixuan.

Tampak petugas itu terkejut saat melihat kehadiran Huateng di dalam kamar Qixuan kemudian dia bertanya.

"Siapa dia ?" tanyanya keheranan.

"Saya dokter Huateng yang bertugas secara khusus untuk menangani pasien Qixuan", sahut Huateng.

Huateng segera menunjukkan selembar surat tugas kepada dua orang petugas rumah sakit yang baru saja datang ke kamar Qixuan.

"Ini adalah surat tugasku dari rumah sakit pusat untuk menangani pasien khusus Qixuan !" ucapnya dengan wajah serius.

Kedua orang berseragam rumah sakit itu lalu saling berpandangan setelah melihat surat tugas milik Huateng.

Surat tugas baru saja dibuat oleh Huateng ketika dua orang petugas rumah sakit itu datang ke dalam kamar Qixuan.

"Baiklah, dokter Huateng. Tugas akan kami serahkan pada anda setelah pekerjaan kami selesai untuk memberi suntikan obat pada pasien Qixuan", ucap petugas rumah sakit lalu beranjak mendekat ke arah Qixuan.

"Silahkan nona Qixuan segera berbaring lagi ke atas tempat tidur tanpa paksaan karena kami akan menyuntikan cairan obat ini !" pinta salah seorang petugas rumah sakit.

"Setelah obat berhasil masuk, nona Qixuan tidak diperkenankan untuk bergerak, supaya cairan obat bekerja lebih maksimal ke dalam tubuh nona", sambung petugas lainnya.

Qixuan terdiam tanpa merespon karena dia tahu kalau petugas rumah sakit itu hendak menyakiti dirinya sesuai perintah dari tunangannya yang telah membayar mereka.

Sedetik kemudian, Qixuan segera melangkah mundur lalu bersembunyi di balik punggung Huateng.

"Jangan takut, nona Qixuan ! Kami tidak akan menyakiti anda !" ucap petugas rumah sakit seraya tersenyum ketika dia mendekat ke arah Qixuan.

"Benar, nona Qixuan. Tenanglah ! Dan tetaplah patuh !" kata petugas lainnya.

Namun sikap Qixuan menunjukkan sikap berbeda ketika dia melihat dua petugas rumah sakit itu hendak mendekati dirinya.

Tampak kedua tangan Qixuan bergetar pelan saat dia menggenggam erat lengan Huateng sambil menahan rasa cemasnya, Qixuan hampir tidak bisa menutupi rasa ketakutannya yang besar terhadap dua petugas rumah sakit itu.

Huateng yang menyadari kegelisahan hati Qixuan saat ini segera tanggap terhadap reaksi perempuan cantik bernama Qixuan yang berdiri di belakangnya.

Saat salah satu seorang petugas rumah sakit itu hendak menyelesaikan pekerjaannya dengan memberi suntikan ke dalam tubuh Qixuan.

Huateng tiba-tiba mencegahnya seraya menahan tangan petugas berseragam rumah sakit lalu menatapnya dingin.

"Biarkan pekerjaan ini aku yang melakukannya ! Kalian pergilah dan serahkan saja tugas ini kepadaku !" ucap Huateng.

Sorot mata Huateng mendadak berubah tajam serta bersinar penuh kilatan merah.

"Tapi...", sahut petugas tersebut kebingungan.

Sebelum dua orang berseragam rumah sakit itu menyambung ucapannya serta melanjutkan kembali pekerjaannya.

Huateng segera mengendalikan penuh pikiran dua orang petugas rumah sakit itu melalui pikirannya hingga keduanya langsung berubah diam mematung.

Berdiri tanpa ekspresi apapun saat pikiran mereka dimasuki oleh pikiran Huateng.

Tidak butuh waktu lama bagi Huateng untuk mengendalikan kerja otak dua petugas rumah sakit itu, tanpa diperintahkan lagi oleh sang dokter yang ternyata malaikat, dua orang itu langsung menuruti perintah Huateng.

Mereka segera menyerahkan alat medis berupa alat suntikan beserta cairan obatnya kepada Huateng dengan suka rela.

Sepiring makanan yang berada di atas nampan alumunium juga diserahkan oleh mereka kepada Huateng.

Tanpa perlawanan apapun dari kedua petugas rumah sakit, barang yang mereka bawa diberikan semuanya kepada Huateng lantas keduanya pergi dari kamar dengan pengaruh kendali pikiran yang dilakukan oleh dokter Huateng.

Setelah pintu tertutup rapat seperti semula, Huateng lalu membalikkan badannya, menghadap ke arah Qixuan.

"Mereka sudah pergi, jangan takut, Qixuan", ucap Huateng mencoba menenangkan Qixuan yang berada di belakangnya.

"Syukurlah...", sahut Qixuan segera jatuh terduduk ke atas lantai kamarnya dengan tubuh lemas.

Terlihat jelas di wajah Qixuan jika dia sangat lega ketika dua petugas rumah sakit itu pergi dari kamarnya.

"Qixuan !" panggil Huateng kaget ketika melihat reaksi dari Qixuan.

Huateng dengan sigapnya segera membantu Qixuan berdiri kembali tetapi tubuh Qixuan keburu lemas sehingga menyulitkan Huateng untuk menolongnya.

Terpaksa Huateng mengangkat tubuh Qixuan lalu membawanya kembali ke atas tempat tidur.

"Qixuan bertahanlah !" ucap Huateng yang terlihat cemas ketika melihat kondisi Qixuan.

Tergesa-gesa Huateng membaringkan tubuh Qixuan di atas tempat tidurnya seraya berusaha menyadarkannya.

"Qixuan sadarlah ! Kau tidak apa-apa, Qixuan ?!" ucap Huateng.

Qixuan melirik lemah ke arah Huateng.

"Aku baik-baik saja... Huateng...", sahut Qixuan dengan suara lemah.

"Syukurlah kalau kau baik-baik saja, kau membuatku cemas, Qixuan !" ucap Huateng iba.

Qixuan hanya membalas reaksi Huateng yang mencemaskan dirinya dengan senyuman tipis.

"Terimakasih telah mengkhawatirkan keadaanku, Huateng", ucap Qixuan.

Huateng segera menarik nafas dalam-dalam saat melihat kondisi Qixuan yang baik-baik saja lalu menoleh ke arah meja di dekat mereka.

"Apa kau tahu isi suntikan obat itu ?" tanya Huateng.

"Iyah...", sahut Qixuan.

"Darimana kau tahu isi cairan obat dalam suntikan itu, Qixuan ?" tanya Huateng.

"Aku tahu kalau cairan dalam suntikan itu bukanlah cairan obat penyembuh melainkan cairan narkoba yang diracik sedemikian rupa seperti obat", sahut Qixuan.

"Artinya kau tahu bahwa cairan suntikan itu bukan obat tetapi narkoba yang sengaja mereka masukkan untuk diberikan kepadamu", kata Huateng tertegun.

"Yah..., aku tahu itu...", sahut Qixuan.

Huateng langsung menautkan kedua alisnya seraya menatap dingin ke arah nampan yang berisi alat suntikan yang telah berisi cairan obat-obatan terlarang.

Malaikat yang menyamar menjadi dokter itu tidak mengerti, bagaimana bisa petugas rumah sakit memberikan obat terlarang pada pasien mereka sedangkan rumah sakit ini adalah rumah sakit rehabilitasi.

Episodes
1 Bab 1 Sang Malaikat Huateng
2 Bab 2 Penyebab Konflik Terjadi
3 Bab 3 Dua Petugas Rumah Sakit
4 Bab 4 Kejadian Di Kamar Ini
5 Bab 5 Huateng Yang Menggila
6 Bab 6 Munculnya Raja Neraka
7 Bab 7 Raibnya Sang Belahan Jiwa
8 Bab 8 Berita Yang Menggemparkan
9 Bab 9 Aku menemukanmu
10 Bab 10 Apakah ini Takdir Kita
11 Bab 11 Bungkamnya Qixuan
12 Bab 12 Malam Syahdu
13 Bab 13 Cahaya Ilahi
14 Bab 14 Mencari Cara Pembuktian
15 Bab 15 Blitz Kamera
16 Bab 16 Pemburu Berita
17 Bab 17 Tiba-tiba
18 Bab 18 Suatu Kejadian Di Hari Ini
19 Bab 19 Ran Ran
20 Bab 20 Pesona Qixuan
21 Bab 21 Kejujuran Yang Harus Ditebus
22 Bab 22 Hadirnya Sang Malaikat Pelindung
23 Bab 23 Waktu Bersama Denganmu
24 Bab 24 Haruskah Masih Berpikir
25 Bab 25 Perhatian Dari Huateng
26 Bab 26 Segelas Kristal
27 Bab 27 Pengaruh Cahaya Surga
28 Bab 28 Malam Romantis
29 Bab 29 Tawaran Yang Menarik
30 Bab 30 Berlian Kehidupan
31 Bab 31 Dalih Kuat Untuk Huateng
32 Bab 32 Raja Neraka
33 Bab 33 Sekutu Baru Huateng
34 Bab 34 Di Beranda Atas
35 Bab 35 Masalah Baru
36 Bab 36 Harta Karun
37 Bab 37 Waktu Sarapan
38 Bab 38 Kejadian Kecil
39 Bab 39 Meeting Hari Ini
40 Bab 40 Poling Suara
41 Bab 41 Suasana Sekolah
42 Bab 42 Sebuah Diskusi
43 Bab 43 Kedai Mie
44 Bab 44 Keseruan Tak Terlupakan
45 Bab 45 Lakukan Saja
46 Bab 46 Roh Ghaib Ditubuh Bao kecil
47 Bab 47 Godaan Untuk Sang Malaikat
48 Bab 48 Rencana Pindah
49 Bab 49 Janjian Dengan Ran Ran
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Sang Malaikat Huateng
2
Bab 2 Penyebab Konflik Terjadi
3
Bab 3 Dua Petugas Rumah Sakit
4
Bab 4 Kejadian Di Kamar Ini
5
Bab 5 Huateng Yang Menggila
6
Bab 6 Munculnya Raja Neraka
7
Bab 7 Raibnya Sang Belahan Jiwa
8
Bab 8 Berita Yang Menggemparkan
9
Bab 9 Aku menemukanmu
10
Bab 10 Apakah ini Takdir Kita
11
Bab 11 Bungkamnya Qixuan
12
Bab 12 Malam Syahdu
13
Bab 13 Cahaya Ilahi
14
Bab 14 Mencari Cara Pembuktian
15
Bab 15 Blitz Kamera
16
Bab 16 Pemburu Berita
17
Bab 17 Tiba-tiba
18
Bab 18 Suatu Kejadian Di Hari Ini
19
Bab 19 Ran Ran
20
Bab 20 Pesona Qixuan
21
Bab 21 Kejujuran Yang Harus Ditebus
22
Bab 22 Hadirnya Sang Malaikat Pelindung
23
Bab 23 Waktu Bersama Denganmu
24
Bab 24 Haruskah Masih Berpikir
25
Bab 25 Perhatian Dari Huateng
26
Bab 26 Segelas Kristal
27
Bab 27 Pengaruh Cahaya Surga
28
Bab 28 Malam Romantis
29
Bab 29 Tawaran Yang Menarik
30
Bab 30 Berlian Kehidupan
31
Bab 31 Dalih Kuat Untuk Huateng
32
Bab 32 Raja Neraka
33
Bab 33 Sekutu Baru Huateng
34
Bab 34 Di Beranda Atas
35
Bab 35 Masalah Baru
36
Bab 36 Harta Karun
37
Bab 37 Waktu Sarapan
38
Bab 38 Kejadian Kecil
39
Bab 39 Meeting Hari Ini
40
Bab 40 Poling Suara
41
Bab 41 Suasana Sekolah
42
Bab 42 Sebuah Diskusi
43
Bab 43 Kedai Mie
44
Bab 44 Keseruan Tak Terlupakan
45
Bab 45 Lakukan Saja
46
Bab 46 Roh Ghaib Ditubuh Bao kecil
47
Bab 47 Godaan Untuk Sang Malaikat
48
Bab 48 Rencana Pindah
49
Bab 49 Janjian Dengan Ran Ran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!