Bab 16 Pemburu Berita

Wanita cantik menatap sinis dengan sudut bibir tertarik ke atas, membentuk senyuman pahit ke arah Qixuan yang berdiri di hadapannya.

Terlihat jika wanita cantik itu tidak menyukai Qixuan, dia berdiri sambil berkacak pinggang seraya membuang muka.

"Pufh !" desah wanita itu kesal. "Aku sudah berjam-jam menunggu untuk acara konferensi pers tapi kau justru datang selalu telat ! Apa ini cara kerja manajemen artismu ?"

Huateng langsung menautkan kedua alisnya saat dia melihat ke arah wanita cantik yang berdiri dengan menghalangi langkahnya.

"Siapa kamu ?" tanya Huateng seraya memicingkan kedua matanya.

Huateng terlihat tidak suka dengan sikap wanita cantik itu.

"Apa urusanmu dengan Qixuan ?" tanya Huateng.

"Kau tidak tahu siapa aku ?!" sahut wanita cantik itu dengan nada menyindir.

"Memangnya penting buatku harus mengetahui siapa kamu ?! Hah ?! Tidak penting !" ucap Huateng.

"Apa ???" kata wanita cantik itu langsung terperanjat kaget dengan jawaban dari Huateng. "Ka-kamu tidak tahu aku ???" sambungnya.

"Yeah !", sahut Huateng malas.

Qixuan segera mengusap lembut telapak tangan Huateng seraya berbisik pelan ditelinga sang malaikat.

"Dia artis ternama negeri ini, dia Kangjian, artis papan atas, sebaiknya kita tidak usah berurusan dengannya", ucap Qixuan.

Qixuan menarik tangan Huateng agar malaikat berwajah tampan itu segera beralih pergi, tanpa mempedulikan lagi omongan Kangjian kepadanya.

"Ayo, Huateng !" kata Qixuan lagi yang terus saja menarik pergelangan tangan Huateng.

Huateng tampak tidak terima dengan sikap dari Kangjian yang sangat angkuh terhadapnya.

Diam-diam, Huateng menjentikkan dua ujung jari tangannya ke arah Kangjian.

Ctk... Ctk... Ctk..., semburat sinar warna keperakan bergerak cepat ke arah Kangjian lalu mengelilingi tubuh artis terkenal itu hingga dia sedikit bergidik pelan.

Kangjian tidak mengetahui adanya sinar ajaib yang sengaja diciptakan oleh Huateng, yang datang kepadanya.

Sedetik saja, tubuh Kangjian berubah kesemutan serta mulai terasa gatal disekujur tubuhnya.

"Ehk ?! Kenapa tubuhku terasa kesemutan ?" gumam Kangjian agak bingung.

Kangjian merasakan seluruh badannya mulai kepanasan serta kesemutan yang teramat hebat bahkan rasa gatal semakin menyerang kuat di bagian tubuh atasnya, perlahan-lahan merambat ke bagian lehernya lalu naik ke arah wajahnya.

"Apa yang terjadi padaku ?!" gumam Kangjian semakin kebingungan.

Tanpa dia sadari, Kangjian menggaruk tubuhnya dengan asal.

Sikapnya terlihat mencolok dan membuat perhatian setiap orang-orang yang ada di area lobi utama hotel tertuju pada Kangjian.

Kangjian sendiri masih tidak menyadari jika dia menjadi pusat perhatian semua orang.

Tampak Kangjian mulai gelisah sedangkan kedua tangannya tidak henti-hentinya menggaruk ke sana kemari, sambil berkata pada dirinya sendiri.

"Aduh ?! Kenapa tiba-tiba badanku gatal sekali ???" tanya Kangjian.

Gerakan yang dilakukan oleh Kangjian semakin menarik perhatian semua orang yang ada di lobi utama hotel.

Tidak sedikit dari mereka mulai menggunjingkan sikap Kangjian, yang terlihat tidak elegan sebagai sosok artis ternama padahal dia seharusnya tahu bahwa dia merupakan tokoh publik, yang sewajarnya menjaga sikapnya di muka umum.

Kangjian acuh tak acuh lalu melanjutkan langkah kakinya sembari tangannya terus menggaruk-garuk tanpa henti.

Sejumlah wartawan langsung mengarahkan kamera mereka ke arah Kangjian kemudian meliputnya secara langsung.

Kangjian yang tersadar jika gambar dirinya tengah diambil, langsung bereaksi cepat, tidak terima atas perlakuan dari sejumlah wartawan terhadapnya kemudian dia berteriak marah.

"Hai, jangan ambil fotoku !!! Jangan seenaknya !!!" teriak Kangjian seraya menutupi sebagian wajahnya dengan tas.

Kangjian berlari terburu-buru, berusaha menghindari kilatan cahaya kamera yang datang kepadanya.

Artis ternama itu terlihat mati-matian menyembunyikan wajahnya dari semua orang yang ada di sekitar hotel, terutama dari bidikan kamera milik wartawan yang sedang memburu berita.

Plazh... Plazh... Plazh..., kilatan cahaya dari kamera terus mengarah tajam, mengiktui gerakan langkah Kangjian.

"Pergi ! Pergi ! Jangan ikuti aku !" pintanya seraya mengibaskan tangannya.

Namun, aksinya tidak menghentikan langkah para wartawan pemburu berita itu, untuk mengejar berita Kangjian.

Huateng tersenyum tipis saat dia menyaksikan tingkah laku dari Kangjian yang sedikit aneh dari arah lain.

"Hmm..., itu akibatnya telah berani bersikap sombong pada malaikat...", gumam Huateng yang terus berjalan ke depan sembari merangkul Qixuan yang berada di sampingnya.

Senyum Huateng terus mengembang di wajah tampannya.

Huateng sangat puas saat dia berhasil menghukum perbuatan Kangjian yang bersikap kurang terpuji pada Qixuan serta padanya tadi. Dengan santainya, dia mengarahkan kembali ujung jari tangannya ke arah Kangjian sehingga wanita cantik itu tersentak keras.

Mendadak saja badan Kangjian tidak dapat digerakkan olehnya, dia berdiri mematung dengan kaku.

Akibatnya dari semua yang terjadi, Kangjian menjadi bahan buruan berita dari wartawan yang hadir disana karena dirinya hanya berdiri terdiam, tak bergerak, dan tindakannya itu justru membantu para wartawan dengan leluasa, untuk mengambil gambar dirinya.

Plazh... Plazh... Plazh... Sejumlah kamera milik wartawan terus mengarah padanya serta mengambil gambar Kangjian.

Kangjian yang tidak kuasa menghindari serangan dari jepretan kamera wartawan karena tubuhnya mendadak diam mematung, hanya bisa pasrah saat gambar dirinya dengan wajah membengkak merah terambil paksa oleh kamera.

"Oh, tidak ?!" gumam pasrah Kangjian dengan mimik wajah sedih.

Kangjian berusaha menahan tangisannya yang akan meledak saat itu serta dia juga berusaha keras menutupi rasa malunya karena perubahan wajahnya yang memerah dan bengkak akibat rasa gatal yang menyerang sekujur tubuhnya secara tiba-tiba.

Suasana di lobi utama hotel berubah ramai oleh kerumunan sejumlah wartawan media yang memburu berita dua artis ternama itu, yaitu artis Qixuan serta artis Kangjian.

Sejumlah wartawan juga mengejar Qixuan yang telah pergi bersama Huateng.

Tap..., Tap..., Tap..., Tap..., langkah kaki sejumlah wartawan terdengar menggema keras memenuhi ruangan lobi utama hotel yang sangat luas itu, saat mereka berlarian ke arah Qixuan.

Mereka terus mengambil gambar-gambar milik Qixuan sambil berlari cepat mendekatinya, meski Qixuan berusaha menghindari jepretan kamera mereka.

Tetap tidak membuat semangat para pemburu berita surut, untuk mengambil gambar terbaru milik Qixuan yang telah menjelma menjadi artis terkenal, sejumlah wartawan semakin gencar mengarahkan kamera-kamera mereka ke arah Qixuan.

Tindakan dari pemburu berita itu menarik perhatian Huateng, sang malaikat ketika dia berada di dekat Qixuan.

Huateng dengan cepatnya, melirik ke arah kamera yang ada ditangan para wartawan.

Sekejap saja, kamera gagal berfungsi saat mengambil gambar-gambar milik Qixuan, seusai Huateng memandang tajam ke arah kamera-kamera tersebut.

Beberapa dari wartawan langsung menyadari jika kamera milik mereka tidak berfungsi dan dari sebagian para wartawan merespon cepat dengan memeriksa kamera mereka.

Ternyata kamera mereka mengalami masalah sehingga para pemburu berita terpaksa harus memperbaikinya terlebih dahulu, hal itu tentu saja menunda waktu mereka dalam bekerja.

Tampak kekecewaan timbul pada diri sejumlah wartawan ketika mereka tidak berhasil mengambil gambar-gambar terbaru milik Qixuan.

Senyum kembali menghiasi wajah Huateng saat melihat kegagalan para pemburu berita ketika mereka hendak mengambil gambar foto Qixuan, sambil terus berjalan pergi, Huateng menjentikkan kembali ujung jarinya ke arah atas sehingga cahaya keperakan yang keluar dari tangannya menyebar luas, memenuhi seluruh ruangan di lobi utama hotel yang berubah dingin membeku bagaikan es.

Sedetik kemudian, seluruh orang yang hadir di sana langsung terdiam, tak bergerak.

Cahaya ajaib serta udara dingin yang berhembus disekitar ruangan lobi, perlahan-lahan menghapus memori ingatan semua orang yang berada di lobi utama hotel, ingatan tentang kejadian yang terjadi baru saja pada hari ini.

Terpopuler

Comments

Hera Imoet

Hera Imoet

lanjutttt thoorrr cemungutzz 😘

2024-05-15

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Sang Malaikat Huateng
2 Bab 2 Penyebab Konflik Terjadi
3 Bab 3 Dua Petugas Rumah Sakit
4 Bab 4 Kejadian Di Kamar Ini
5 Bab 5 Huateng Yang Menggila
6 Bab 6 Munculnya Raja Neraka
7 Bab 7 Raibnya Sang Belahan Jiwa
8 Bab 8 Berita Yang Menggemparkan
9 Bab 9 Aku menemukanmu
10 Bab 10 Apakah ini Takdir Kita
11 Bab 11 Bungkamnya Qixuan
12 Bab 12 Malam Syahdu
13 Bab 13 Cahaya Ilahi
14 Bab 14 Mencari Cara Pembuktian
15 Bab 15 Blitz Kamera
16 Bab 16 Pemburu Berita
17 Bab 17 Tiba-tiba
18 Bab 18 Suatu Kejadian Di Hari Ini
19 Bab 19 Ran Ran
20 Bab 20 Pesona Qixuan
21 Bab 21 Kejujuran Yang Harus Ditebus
22 Bab 22 Hadirnya Sang Malaikat Pelindung
23 Bab 23 Waktu Bersama Denganmu
24 Bab 24 Haruskah Masih Berpikir
25 Bab 25 Perhatian Dari Huateng
26 Bab 26 Segelas Kristal
27 Bab 27 Pengaruh Cahaya Surga
28 Bab 28 Malam Romantis
29 Bab 29 Tawaran Yang Menarik
30 Bab 30 Berlian Kehidupan
31 Bab 31 Dalih Kuat Untuk Huateng
32 Bab 32 Raja Neraka
33 Bab 33 Sekutu Baru Huateng
34 Bab 34 Di Beranda Atas
35 Bab 35 Masalah Baru
36 Bab 36 Harta Karun
37 Bab 37 Waktu Sarapan
38 Bab 38 Kejadian Kecil
39 Bab 39 Meeting Hari Ini
40 Bab 40 Poling Suara
41 Bab 41 Suasana Sekolah
42 Bab 42 Sebuah Diskusi
43 Bab 43 Kedai Mie
44 Bab 44 Keseruan Tak Terlupakan
45 Bab 45 Lakukan Saja
46 Bab 46 Roh Ghaib Ditubuh Bao kecil
47 Bab 47 Godaan Untuk Sang Malaikat
48 Bab 48 Rencana Pindah
49 Bab 49 Janjian Dengan Ran Ran
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Sang Malaikat Huateng
2
Bab 2 Penyebab Konflik Terjadi
3
Bab 3 Dua Petugas Rumah Sakit
4
Bab 4 Kejadian Di Kamar Ini
5
Bab 5 Huateng Yang Menggila
6
Bab 6 Munculnya Raja Neraka
7
Bab 7 Raibnya Sang Belahan Jiwa
8
Bab 8 Berita Yang Menggemparkan
9
Bab 9 Aku menemukanmu
10
Bab 10 Apakah ini Takdir Kita
11
Bab 11 Bungkamnya Qixuan
12
Bab 12 Malam Syahdu
13
Bab 13 Cahaya Ilahi
14
Bab 14 Mencari Cara Pembuktian
15
Bab 15 Blitz Kamera
16
Bab 16 Pemburu Berita
17
Bab 17 Tiba-tiba
18
Bab 18 Suatu Kejadian Di Hari Ini
19
Bab 19 Ran Ran
20
Bab 20 Pesona Qixuan
21
Bab 21 Kejujuran Yang Harus Ditebus
22
Bab 22 Hadirnya Sang Malaikat Pelindung
23
Bab 23 Waktu Bersama Denganmu
24
Bab 24 Haruskah Masih Berpikir
25
Bab 25 Perhatian Dari Huateng
26
Bab 26 Segelas Kristal
27
Bab 27 Pengaruh Cahaya Surga
28
Bab 28 Malam Romantis
29
Bab 29 Tawaran Yang Menarik
30
Bab 30 Berlian Kehidupan
31
Bab 31 Dalih Kuat Untuk Huateng
32
Bab 32 Raja Neraka
33
Bab 33 Sekutu Baru Huateng
34
Bab 34 Di Beranda Atas
35
Bab 35 Masalah Baru
36
Bab 36 Harta Karun
37
Bab 37 Waktu Sarapan
38
Bab 38 Kejadian Kecil
39
Bab 39 Meeting Hari Ini
40
Bab 40 Poling Suara
41
Bab 41 Suasana Sekolah
42
Bab 42 Sebuah Diskusi
43
Bab 43 Kedai Mie
44
Bab 44 Keseruan Tak Terlupakan
45
Bab 45 Lakukan Saja
46
Bab 46 Roh Ghaib Ditubuh Bao kecil
47
Bab 47 Godaan Untuk Sang Malaikat
48
Bab 48 Rencana Pindah
49
Bab 49 Janjian Dengan Ran Ran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!