Bab 9 Aku menemukanmu

Huateng terbang menembus dinding hotel bintang lima, mencari kamar tinggal Qixuan disana.

Penciuman Huateng sangatlah tajam sehingga dia mampu membaui aroma orang yang dia incar meski dalam jarak radius berapa mil jauhnya.

Huateng terus terbang, melesat kilat di dalam hotel bintang lima, tempat dimana Qixuan berada sesuai informasi yang didapatnya dari Haocun.

Seluruh area hotel langsung bercahaya terang saat Huateng terbang disana.

Hembusan kepakan sayapnya berhamburan penuh cahaya kemilauan, memenuhi setiap area hotel yang dilaluinya ketika Huateng melintasinya.

Terdengar suara dengung nyaring yang mengiringi kedatangannya.

Huateng melesat cepat lalu terbang naik seraya berputar-putar saat berada di dalam hotel bintang lima. Dia mengendus-endus, untuk mencari-cari aroma tubuh Qixuan.

Kedatangannya tak seorangpun yang mengetahuinya bahkan tak akan ada yang mengira jika ada malaikat hadir disana bersama mereka.

Sesaat Huateng menghentikan laju gerakannya, terdiam dengan terus mengendus-endus.

"Qixuan...", gumamnya berbisik sembari mencari-cari ke sekitarnya.

Huateng bergerak kembali ke jalan yang tercium oleh aroma Qixuan lalu terbang naik mengitari sebuah ruangan di lantai atas hotel, terlihat disana sinar kemilau berpendar-pendar terang dari arah kamar di sudut ruangan hotel.

"Aku menemukanmu, Qixuan...", ucap Huateng.

Huateng melanjutkan gerakannya menuju ke arah kamar yang terletak di sudut.

Sinar kemilau yang berasal dari arah kamar semakin lama semakin berkilauan terang serta bertambah penuh cahaya.

Huateng mempercepat laju gerakannya ke arah kamar yang dipenuhi oleh cahaya sinar terang lalu berhenti tepat di depan pintu kamar yang agak terbuka.

Aroma Qixuan semakin bertambah menyengat dari dalam kamar, membuat Huateng penasaran dengan yang ada di dalam kamar tersebut.

Menengok sekilas lalu mendorong pintu kamar hotel.

"Qixuan...", gumamnya seraya masuk dengan tubuh setengah melayang ringan.

Huateng mencium aroma tubuh Qixuan yang semakin menguat dari dalam ruangan kamar hotel.

Saat Huateng melangkah masuk ke dalam kamar hotel, dia tidak melihat Qixuan di sana.

Namun, Huateng melihat anak laki-laki kecil

 sedang duduk di atas ranjang tidur sembari bermain game. Dan di punggung anak kecil itu tampak dua sayap berwarna putih yang mengepak pelan.

Huateng langsung terkesiap diam, tubuhnya mendadak tegang serta berubah kaku sedangkan degup jantungnya terus berdetak kencang.

DEGH... !

DEGH... !

DEGH... !

Suara detak jantungnya sampai terdengar keluar, membuat Huateng semakin gelisah.

WUSHHH... !

Kepakan sayap Huateng bergerak ringan saat dia melangkah mendekat ke arah tempat tidur lalu berhenti tepat di sisi ranjang dengan pandangan lurus, menatap anak laki-laki di atas ranjang.

Suasana terasa lain, kehangatan timbul disekitar mereka ketika keduanya saling berpandangan satu sama lain.

Anak kecil laki-laki itu menatap Huateng dengan ekspresi tertegun.

"Siapa kau ?" tanyanya.

Huateng tersadar lalu menjawab dengan canggung.

"Aku... ?! Aku..., mmm... ?! Namaku Huateng...", sahutnya.

"Huateng ? Wow ! Namamu sama dengan nama belakangku !" ucap anak kecil itu terpana lalu melompat turun.

Anak kecil laki-laki mengitari Huateng yang berdiri diam dengan sayap dipunggung mengepak pelan.

"Namaku Bao Huateng ! Dan kenapa kita sangat mirip sekali ???" ucap Bao kecil dengan lincahnya, bergerak mengelilingi Huateng.

Huateng diam tapi dia terlihat pucat saat anak kecil laki-laki besayap itu menyebutkan nama lengkapnya "Bao Huateng".

Tap... !

Tap... !

Tap... !

Bao Huateng masih mengitari Huateng yang berdiri terdiam serta mematung.

Sorot mata Huateng berubah teduh ketika dia melihat Bao Huateng yang memiliki kemiripan dengannya.

"Bagaimana kau masuk ?" tanya Bao seraya memperhatikan dua sayap milik Huateng dengan seksama.

"Aku melihat cahaya terang dari kamar ini ketika aku melintas menuju kamarku", sahut Huateng.

"Apa kita sama ?" tanya Bao.

Bao Huateng hendak menyentuh sayap milik Huateng tiba-tiba saja dua sayap putih itu mengepak kuat, menyentakkan Bao kecil sehingga dia memekik keras.

"Maaf, maaf...", ucap Huateng saat melihat Bao menjadi terkejut.

"Woah... ! Sayapmu indah sekali, Huateng !" sahut Bao kecil lalu bersorak ceria sambil bertepuk tangan.

"Terimakasih", ucap Huateng sembari tersenyum.

Mendadak saja Bao Huateng kecil memeluk tubuh Huateng sembari tertawa kecil.

"Aku suka denganmu, Huateng", kata Bao.

Tubuh Huateng mengeras kuat saat Bao Huateng memeluk dirinya, seolah-olah seluruh detak nadinya berhenti seketika. Dan membuat tubuh Huateng berubah membeku bagaikan bongkahan es.

"Qixuan...", gumamnya lirih seraya memejamkan kedua matanya rapat.

Terlihat hatinya tercabik-cabik kuat saat melihat kemiripan dirinya dengan Bao Huateng.

Mungkinkah Bao Huateng adalah anaknya dengan Qixuan.

Huateng melangkah mundur, mengejutkan Bao Huateng yang memeluk erat dirinya, nalurinya langsung berubah lembut dan membuat sang malaikat jatuh terduduk.

WUSHHH... !

Kedua sayap Huateng menutupi tubuhnya sehingga dirinya tak terlihat oleh Bao kecil.

Bao Huateng berlari kecil ke arah Huateng yang bersembunyi dibalik dua sayap putihnya sembari berteriak pelan, memanggil nama Huateng.

"Huateng !" panggil Bao.

Bao Huateng berdiri di dekat Huateng yang duduk di lantai kamar hotel dengan dua sayap menutup rapat tubuhnya.

"Huateng...", panggil Bao lagi.

SRET... !

Huateng menyembulkan kepalanya dari balik kedua sayap putihnya lalu melirik pelan ke arah Bao kecil.

"Apa ?" sahut Huateng.

"Kenapa denganmu ?" tanya Bao kecil seraya berjalan semakin mendekat.

Huateng menggeleng pelan saat Bao kecil bertanya padanya tentang dirinya yang tiba-tiba bersembunyi di balik dua sayap kokohnya.

"Aku baik-baik saja...", sahut Huateng kemudian.

"Apa kau sakit, Huateng ?" tanya Bao kecil yang berusaha melihat Huateng di balik sayapnya.

"Tidak !" jawab Huateng lalu terdiam menunduk.

"Kenapa kamu bersembunyi ?" tanya Bao kecil sembari membungkukkan badannya ke arah Huateng duduk.

"Aku selalu seperti ini jika hatiku sedang gelisah", sahut Huateng.

"Oh... ?!" gumam Bao kecil dengan ekspresi polosnya mengamati Huateng.

"Apa kau ingin duduk bersamaku, Bao... Huateng... ?" ucap Huateng seraya melongok keluar dari balik sayap putihnya.

"Ya !!!" sahut Bao kecil lalu tersenyum lebar.

Huateng kemudian membuka kedua sayap kokohnya, berwarna putih, agar Bao kecil dapat duduk bersama dengannya.

Ketika kedua sayap milik Huateng mengepak lebar disisi kanan-kirinya, muncul sinar kemilau terang berhamburan disekeliling mereka.

Kehangatan kembali menyeruak hadir diantara Huateng dan Bao kecil saat mereka bersama, tampak Bao Huateng berlari mendekat lalu duduk di atas pangkuan sang malaikat.

Sret... !

Sayap Huateng kembali bergerak ke arah depan lalu menutupi tubuh keduanya.

"Apa kau suka, Bao ?" tanya Huateng.

"Ya, kau sangat hangat, Huateng !" sahut Bao kecil yang duduk di pangkuan Huateng.

"Dan apakah kau tinggal sendirian di kamar ini ?" tanya Huateng.

"Tidak...", sahut Bao kecil sambil menggeleng pelan.

"Benarkah itu ? Tapi aku melihatmu sedang duduk sendirian di kamar hotel ini lalu siapa yang mengirimmu kemari ?" tanya Huateng.

"Ibuku sedang pergi", sahut Bao kecil sembari mendongak.

"Pergi ? Kemana ? Denga siapa ?" tanya Huateng mulai menyelidiki.

"Ibuku keluar tadi, beli obat", jawab Bao kecil seraya mengulurkan tangannya ke arah cahaya kelip-kelip yang berterbangan di atasnya.

"Obat ? Apa dia sakit ?" tanya Huateng semakin penasaran.

"Tadi ibuku demam", ucap Bao kecil.

"Oh, dia demam...", sahut Huateng lalu mendongak ke arah cahaya kemilau di atas mereka kemudian menghela nafas pelan.

"Lihat cahaya milikmu lebih banyak dari punyaku !" kata Boa kecil.

Terdengar suara tawa riang dari Bao Huateng saat dirinya asyik melihat kilau cahaya terang yang sangat hangat berterbangan di atasnya.

Kedua tangan mungilnya terangkat ke atas sembari menggapai-gapai penuh ceria.

Terlihat wajah Huateng yang berubah cerah saat mendengar suara tawa renyah Bao kecil, sehingga hatinya langsung berubah hangat dan terasa sangat damai.

"Yah...", gumam Huateng lalu tersenyum.

Terpopuler

Comments

Hera Imoet

Hera Imoet

iya.. Bao anakmu huateng... kamu Sii tinggalin xiquan dulu... gak gentle deh kamu... hehehehe lanjutttt thoorrr cemungutzz 😘

2024-04-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Sang Malaikat Huateng
2 Bab 2 Penyebab Konflik Terjadi
3 Bab 3 Dua Petugas Rumah Sakit
4 Bab 4 Kejadian Di Kamar Ini
5 Bab 5 Huateng Yang Menggila
6 Bab 6 Munculnya Raja Neraka
7 Bab 7 Raibnya Sang Belahan Jiwa
8 Bab 8 Berita Yang Menggemparkan
9 Bab 9 Aku menemukanmu
10 Bab 10 Apakah ini Takdir Kita
11 Bab 11 Bungkamnya Qixuan
12 Bab 12 Malam Syahdu
13 Bab 13 Cahaya Ilahi
14 Bab 14 Mencari Cara Pembuktian
15 Bab 15 Blitz Kamera
16 Bab 16 Pemburu Berita
17 Bab 17 Tiba-tiba
18 Bab 18 Suatu Kejadian Di Hari Ini
19 Bab 19 Ran Ran
20 Bab 20 Pesona Qixuan
21 Bab 21 Kejujuran Yang Harus Ditebus
22 Bab 22 Hadirnya Sang Malaikat Pelindung
23 Bab 23 Waktu Bersama Denganmu
24 Bab 24 Haruskah Masih Berpikir
25 Bab 25 Perhatian Dari Huateng
26 Bab 26 Segelas Kristal
27 Bab 27 Pengaruh Cahaya Surga
28 Bab 28 Malam Romantis
29 Bab 29 Tawaran Yang Menarik
30 Bab 30 Berlian Kehidupan
31 Bab 31 Dalih Kuat Untuk Huateng
32 Bab 32 Raja Neraka
33 Bab 33 Sekutu Baru Huateng
34 Bab 34 Di Beranda Atas
35 Bab 35 Masalah Baru
36 Bab 36 Harta Karun
37 Bab 37 Waktu Sarapan
38 Bab 38 Kejadian Kecil
39 Bab 39 Meeting Hari Ini
40 Bab 40 Poling Suara
41 Bab 41 Suasana Sekolah
42 Bab 42 Sebuah Diskusi
43 Bab 43 Kedai Mie
44 Bab 44 Keseruan Tak Terlupakan
45 Bab 45 Lakukan Saja
46 Bab 46 Roh Ghaib Ditubuh Bao kecil
47 Bab 47 Godaan Untuk Sang Malaikat
48 Bab 48 Rencana Pindah
49 Bab 49 Janjian Dengan Ran Ran
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Sang Malaikat Huateng
2
Bab 2 Penyebab Konflik Terjadi
3
Bab 3 Dua Petugas Rumah Sakit
4
Bab 4 Kejadian Di Kamar Ini
5
Bab 5 Huateng Yang Menggila
6
Bab 6 Munculnya Raja Neraka
7
Bab 7 Raibnya Sang Belahan Jiwa
8
Bab 8 Berita Yang Menggemparkan
9
Bab 9 Aku menemukanmu
10
Bab 10 Apakah ini Takdir Kita
11
Bab 11 Bungkamnya Qixuan
12
Bab 12 Malam Syahdu
13
Bab 13 Cahaya Ilahi
14
Bab 14 Mencari Cara Pembuktian
15
Bab 15 Blitz Kamera
16
Bab 16 Pemburu Berita
17
Bab 17 Tiba-tiba
18
Bab 18 Suatu Kejadian Di Hari Ini
19
Bab 19 Ran Ran
20
Bab 20 Pesona Qixuan
21
Bab 21 Kejujuran Yang Harus Ditebus
22
Bab 22 Hadirnya Sang Malaikat Pelindung
23
Bab 23 Waktu Bersama Denganmu
24
Bab 24 Haruskah Masih Berpikir
25
Bab 25 Perhatian Dari Huateng
26
Bab 26 Segelas Kristal
27
Bab 27 Pengaruh Cahaya Surga
28
Bab 28 Malam Romantis
29
Bab 29 Tawaran Yang Menarik
30
Bab 30 Berlian Kehidupan
31
Bab 31 Dalih Kuat Untuk Huateng
32
Bab 32 Raja Neraka
33
Bab 33 Sekutu Baru Huateng
34
Bab 34 Di Beranda Atas
35
Bab 35 Masalah Baru
36
Bab 36 Harta Karun
37
Bab 37 Waktu Sarapan
38
Bab 38 Kejadian Kecil
39
Bab 39 Meeting Hari Ini
40
Bab 40 Poling Suara
41
Bab 41 Suasana Sekolah
42
Bab 42 Sebuah Diskusi
43
Bab 43 Kedai Mie
44
Bab 44 Keseruan Tak Terlupakan
45
Bab 45 Lakukan Saja
46
Bab 46 Roh Ghaib Ditubuh Bao kecil
47
Bab 47 Godaan Untuk Sang Malaikat
48
Bab 48 Rencana Pindah
49
Bab 49 Janjian Dengan Ran Ran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!