Bab 8 Berita Yang Menggemparkan

Terdengar suara kaki melangkah cepat.

Seorang anak kecil berusia dua tahun berlarian dari arah bendara.

Wajah anak kecil itu sangat imut sekali, kulitnya putih bak porselen sedangkan pipinya tampak kemerah-merahan.

Anak kecil laki-laki itu berlari mengelilingi bandara seraya merentangkan kedua tangannya ke arah samping kanan dan kiri, sesekali berputar cepat sembari menjerit-jerit riang.

Lampu kamera langsung mengarah tepat ke arah anak kecil itu.

Tampak kerumunan orang memegang kamera berhamburan mendekat ke arahnya dengan terus mengejar anak kecil itu yang tidak bisa diam dan terus saja bergerak lincah.

Suara jeritan cerianya menggema di area bandara lalu dia berhenti tepat di depan kaca berukuran lebar dan mematut lama disana.

"Bao...", panggil seorang perempuan berpenampilan menarik sedang berjalan ke arah anak laki-laki berusia dua tahun itu.

Perempuan berwajah cantik itu lalu berdiri di dekat anak kecil yang sedang memandang ke arah kaca di depannya.

"Ibu, kenapa ada sayap di punggungku jika aku bercermin ?" tanya anak kecil itu.

Perempuan itu segera melebarkan mantel miliknya ke arah anak kecil itu, bermaksud menutupinya, agar pantulan bayangan anak kecil iti tidak dilihat oleh orang lain.

"Bao, jangan menarik perhatian !" ucap perempuan cantik dengan mengenakan kacamata hitam.

"Ibu, lihat ! Kamera-kamera itu !" teriaknya ceria sembari menunjuk ke arah kerumunan fotografer yang sedari tadi mencoba mengambil gambarnya.

Sejumlah pengawal pribadi berbaris menghalangi fotografer-fotografer dari berbagai awak media agar mereka tidak mendekati anak kecil itu beserta ibunya.

"Bao, ayo kita pergi !" ajak perempuan itu lalu menggandeng tangan anak laki-laki itu.

Bao sempat tersenyum pada fotografer-fotografer dari berbagai awak media terkenal yang mengerumuninya, dia juga melambaikan tangannya ke arah mereka dengan wajah ramah.

Lain halnya dengan perempuan berkaca mata hitam itu, sikapnya kurang bersahabat bahkan terkesan dia acuh serta tidak peduli.

Mereka terus berjalan dengan barisan pengawal yang menjaga mereka ke arah pintu keluar.

Sontak suasana bandara berubah ramai karena adanya sejumlah fotografer dari berbagai awak media datang ke bandara, hanya untuk memburu berita.

Bao kembali tersenyum ramah seraya melambaikan tangannya kepada kerumunan awak media yang terus saja mengambil gambarnya.

Perempuan itu langsung menoleh ke arah kamera, memandang dingin tanpa ekspresi kemudian masuk ke dalam mobil jeep hitam yang ada di hadapannya.

BRUUUMMM... !

Suara deru sejumlah mobil terdengar kencang, bergerak cepat meninggalkan area bandara yang masih dikerumuni oleh fotografer-fotografer dari berbagai awak media.

Seorang pria lalu bertanya pada rekannya yang membawa kamera besar.

"Apa kau sudah mengambil gambar mereka selama dibandara dan merekamnya serta menanyangkannya secara langsung ?" tanyanya.

"Sudah, saat ini masih ada jeda iklan, jadi kita tunggu beberapa menit lagi, untuk melanjutkan siaran langsungnya", sahut pria dengan sepasang kamera besar di pundaknya.

"Baiklah, kita siarkan setelah jeda iklan", ucap pria dengan kamera yang menggantung di leher kepada rekannya.

Gedung bertingkat...,

Seorang pria menatap tajam ke arah televisi digital yang menanyangkan siaran langsung tentang berita artis pendatang baru bernama Qixuan.

Nama yang mirip dengan nama gadis pesakitan yang pernah ditemuinya di sebuah rumah sakit rehabilitasi.

Huateng langsung tersentak kaget saat melihat kemiripan wajah artis itu dengan gadis yang juga bernama Qixuan di rumah sakit.

"Haocun !" panggil Huateng.

Huateng mengeraskan teriakannya, dan terus memanggil Haocun.

"Haocun ! Haocun ! Haocun !" panggilnya lagi.

Muncul seorang pria muda dengan pakaian setelan jas lengkap bermotif fauna ke ruangan dimana Huateng menonton televisi.

"Ya, tuan Huateng, ada apa mencariku ?" tanya Haocun.

"Coba kau lihat di televisi itu !" sahut Huateng seraya mengarahkan remote control tepat ke arah televisi dihadapannya.

"Ya, ada apa dengan televisi itu, tuanku ?" tanya Haocun sembari menarik pelan kaca mata yang dia kenakan.

"Aku melihat Qixuan ! Gadis itu ! Coba kamu periksa, dimana lokasinya ?" sahut Huateng.

"Cobalah untuk tenang ! Biarkan saya melihatnya dulu, dimana lokasi siaran itu berlangsung sekarang...", kata Haocun.

"Cepatlah !" sahut Huateng.

Haocun mengarahkan laptop kecilnya kepada Huateng sembari setengah membungkuk.

"Lokasinya berada di bandara tapi mereka sudah pergi sekitar satu jam lebih dua puluh menit yang lalu", ucap Haocun.

"Apa benar dia Qixuan ?" tanya Huateng.

"Sepengetahuan saya, memang artis itu mirip dengan nona Qixuan tapi tidak dijelaskan secara detail tentang data diri pribadi artis pendatang baru itu, sepertinya pihak manajemennya sengaja menutupinya dari incaran awak media, tuanku", sahut Haocun.

"Terus cari tahu dimana dia tinggal dan segera beritahukan padaku jika kamu berhasil mendapatkan data pribadinya", perintah Huateng.

"Siap, tuanku", sahut Haocun seraya memberi hormat.

Haocun segera meneliti wajah artis itu dengan wajah Qixuan, gadis yang telah lama dicari oleh Huateng selama kurun dua tahun belakangan ini.

Berbagai informasi terkait data-data artis yang mirip dengan Qixuan terus dikumpulkan oleh Haocun.

Dalam waktu lima belas menit, Haocun telah berhasil mengumpulkan informasi tentang artis bernama Qixuan.

"Tuanku, saya sudah mendapatkan sejumlah informasi terkait artis bernama Qixuan itu, apa tuanku ingin melihatnya ?" kata Haocun di dekat Huateng.

"Ya, aku ingin melihatnya", sahut Huateng.

"Baik, saya akan menunjukkannya pada tuanku", ucap Haocun seraya menyodorkan laptop kecil kepada Huateng.

Huateng terlihat sangat serius ketika membaca informasi terkait artis pendatang baru bernama Qixuan.

Tiba-tiba tangan Huateng bergetar pelan saat melihat gambar seorang anak kecil berusia dua tahun di dekat gambar foto Qixuan.

"Si-siapa dia ???" tanyanya gemetaran.

Raut wajah sang malaikat langsung berubah pucat pasi sedangkan tubuhnya semakin bertambah bergetar kencang.

"Siapa anak kecil ini ?" tanyanya ulang pada Haocun.

Haocun langsung menoleh ke arah layar laptop kecil yang ada di genggaman tangan Huateng.

"Oh, dia anak laki-laki dari artis Qixuan", sahut Haocun sembari mendekatkan dirinya.

PLAK... !

Laptop kecil ditangan Huateng langsung lepas serta terjatuh ke arah permadani dibawah kakinya.

Haocun hanya terdiam saat melihat laptop kecilnya tergeletak di bawah sedangkan Huateng sudah tidak terlihat lagi di ruangan itu.

Pergi menghilang secepat kilat tanpa meninggalkan pesan apapun pada Haocun yang ada disana.

"Tuan Huateng...", gumam Haocun lirih seraya menoleh ke arah sofa, dimana Huateng duduk tadi.

Suasana langsung berubah sepi, Haocun menghela nafasnya dengan tubuh dipenuhi kilau cahaya lalu dia ikut pergi dengan cara menghilang dari ruangan itu.

Wush... !

Wush... !

Wush... !

Suara hembusan angin bergerak pelan disekitar bangunan besar di suatu kawasan distrik kota.

Seorang pria bersayap putih tengah berdiri di atas bangunan seraya menatap dingin ke arah bangunan hotel berbintang lima yang tak jauh di bawahnya.

Wajahnya berubah memucat sendu sedangkan sudut matanya berair.

"Qixuan...", gumamnya lirih.

Huateng menatap teduh saat melihat ke arah bangunan besar, hotel disana.

"Akhirnya aku menemukanmu, Qixuan...", ucapnya berbisik pelan.

Huateng merenggangkan tubuhnya, melompat tinggi lalu meluncur ke arah atas.

Kepakan kedua sayapnya terus bergerak kencang di atas punggungnya yang disinari oleh cahaya terang berwarna emas.

Huateng terbang tinggi lalu meluncur cepat ke arah hotel bintang lima yang ada di bawah sana.

Malaikat berwajah sangat tampan itu terus berputar-putar melayang cepat, mengelilingi bangunan hotel yang ada di hadapannya lalu berteriak kencang memanggil nama Qixuan.

"Qixuan !!!" teriaknya.

Huateng lalu menerobos masuk secara tembus pandang ke dalam hotel bintang lima di dekatnya dalam sekejap mata.

Terpopuler

Comments

Hera Imoet

Hera Imoet

akhirnya huateng menemukan nya.. lanjutttt 😘

2024-04-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Sang Malaikat Huateng
2 Bab 2 Penyebab Konflik Terjadi
3 Bab 3 Dua Petugas Rumah Sakit
4 Bab 4 Kejadian Di Kamar Ini
5 Bab 5 Huateng Yang Menggila
6 Bab 6 Munculnya Raja Neraka
7 Bab 7 Raibnya Sang Belahan Jiwa
8 Bab 8 Berita Yang Menggemparkan
9 Bab 9 Aku menemukanmu
10 Bab 10 Apakah ini Takdir Kita
11 Bab 11 Bungkamnya Qixuan
12 Bab 12 Malam Syahdu
13 Bab 13 Cahaya Ilahi
14 Bab 14 Mencari Cara Pembuktian
15 Bab 15 Blitz Kamera
16 Bab 16 Pemburu Berita
17 Bab 17 Tiba-tiba
18 Bab 18 Suatu Kejadian Di Hari Ini
19 Bab 19 Ran Ran
20 Bab 20 Pesona Qixuan
21 Bab 21 Kejujuran Yang Harus Ditebus
22 Bab 22 Hadirnya Sang Malaikat Pelindung
23 Bab 23 Waktu Bersama Denganmu
24 Bab 24 Haruskah Masih Berpikir
25 Bab 25 Perhatian Dari Huateng
26 Bab 26 Segelas Kristal
27 Bab 27 Pengaruh Cahaya Surga
28 Bab 28 Malam Romantis
29 Bab 29 Tawaran Yang Menarik
30 Bab 30 Berlian Kehidupan
31 Bab 31 Dalih Kuat Untuk Huateng
32 Bab 32 Raja Neraka
33 Bab 33 Sekutu Baru Huateng
34 Bab 34 Di Beranda Atas
35 Bab 35 Masalah Baru
36 Bab 36 Harta Karun
37 Bab 37 Waktu Sarapan
38 Bab 38 Kejadian Kecil
39 Bab 39 Meeting Hari Ini
40 Bab 40 Poling Suara
41 Bab 41 Suasana Sekolah
42 Bab 42 Sebuah Diskusi
43 Bab 43 Kedai Mie
44 Bab 44 Keseruan Tak Terlupakan
45 Bab 45 Lakukan Saja
46 Bab 46 Roh Ghaib Ditubuh Bao kecil
47 Bab 47 Godaan Untuk Sang Malaikat
48 Bab 48 Rencana Pindah
49 Bab 49 Janjian Dengan Ran Ran
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Sang Malaikat Huateng
2
Bab 2 Penyebab Konflik Terjadi
3
Bab 3 Dua Petugas Rumah Sakit
4
Bab 4 Kejadian Di Kamar Ini
5
Bab 5 Huateng Yang Menggila
6
Bab 6 Munculnya Raja Neraka
7
Bab 7 Raibnya Sang Belahan Jiwa
8
Bab 8 Berita Yang Menggemparkan
9
Bab 9 Aku menemukanmu
10
Bab 10 Apakah ini Takdir Kita
11
Bab 11 Bungkamnya Qixuan
12
Bab 12 Malam Syahdu
13
Bab 13 Cahaya Ilahi
14
Bab 14 Mencari Cara Pembuktian
15
Bab 15 Blitz Kamera
16
Bab 16 Pemburu Berita
17
Bab 17 Tiba-tiba
18
Bab 18 Suatu Kejadian Di Hari Ini
19
Bab 19 Ran Ran
20
Bab 20 Pesona Qixuan
21
Bab 21 Kejujuran Yang Harus Ditebus
22
Bab 22 Hadirnya Sang Malaikat Pelindung
23
Bab 23 Waktu Bersama Denganmu
24
Bab 24 Haruskah Masih Berpikir
25
Bab 25 Perhatian Dari Huateng
26
Bab 26 Segelas Kristal
27
Bab 27 Pengaruh Cahaya Surga
28
Bab 28 Malam Romantis
29
Bab 29 Tawaran Yang Menarik
30
Bab 30 Berlian Kehidupan
31
Bab 31 Dalih Kuat Untuk Huateng
32
Bab 32 Raja Neraka
33
Bab 33 Sekutu Baru Huateng
34
Bab 34 Di Beranda Atas
35
Bab 35 Masalah Baru
36
Bab 36 Harta Karun
37
Bab 37 Waktu Sarapan
38
Bab 38 Kejadian Kecil
39
Bab 39 Meeting Hari Ini
40
Bab 40 Poling Suara
41
Bab 41 Suasana Sekolah
42
Bab 42 Sebuah Diskusi
43
Bab 43 Kedai Mie
44
Bab 44 Keseruan Tak Terlupakan
45
Bab 45 Lakukan Saja
46
Bab 46 Roh Ghaib Ditubuh Bao kecil
47
Bab 47 Godaan Untuk Sang Malaikat
48
Bab 48 Rencana Pindah
49
Bab 49 Janjian Dengan Ran Ran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!