Bab 4 Kejadian Di Kamar Ini

Huateng menolehkan pandangannya ke arah Qixuan dengan wajah dingin.

Menarik tangan Qixuan lalu memeriksanya dengan seksama, bekas-bekas luka suntikan pada lengannya yang membiru serta penuh titik merah.

Dipandanginya wajah Qixuan yang kuyu serta pucat.

"Kita akan pergi dari sini jauh dari tempat penderitaan ini, Qixuan", ucap Huateng.

SRET...

Qixuan lantas menarik cepat tangannya lalu dia menggeleng pelan dengan wajah sedih.

"Tidak...", sahut Qixuan kemudian.

Huateng tersentak kaget mendengar jawaban Qixuan seraya bertanya kembali.

"Kenapa kau masih betah di kamar penyiksaan ini dan bersikeras untuk tetap tinggal di ruangan rumah sakit pengap ini, Qixuan ?" tanyanya.

"Ini tempatku dan kurasa disinilah aku merasa cocok", sahut Qixuan.

"Tempat ini jauh dikatakan layak bahkan kondisinya tidak sesuai dengan standar kesehatan untuk kau tinggali, Qixuan", kata Huateng.

"Tapi aku merasa betah disini, Huateng !" sahut Qixuan.

"Tidak, kita akan pergi dari sini karena disini aku tidak dapat menyembuhkanmu, Qixuan", ucap Huateng sembari menggelengkan kepalanya.

"Untuk apa aku pergi jika aku tidak memiliki lagi semangat hidup atau terus melanjutkan keinginanku bertahan", kata Qixuan.

Qixuan lalu menatap sendu Huateng yang ada di depannya.

"Biarkan aku tetap tinggal disini sampai akhir waktuku tiba", kata Qixuan.

"Bukan itu alasanku datang menemuimu untuk mengakhiri hidupmu tapi aku kemari karena aku ingin menyelamatkanmu", sahut Huateng.

"Untuk apa ? Sedangkan aku tidak memiliki keinginan hidup lagi, Huateng ?!" ucap Qixuan.

"Mati bukanlah jalan terakhir untuk lari dari masalah yang sedang kau hadapi melainkan cara untuk kau tetap kuat bertahan dengan mengingat kematian yang indah, Qixuan", kata Huateng.

"Aku tidak punya apa-apa lagi sekarang... Bahkan aku tidak memiliki siapa-siapa dalam hidupku lagi..., Huateng...", ucap Qixuan.

"Apa kau tidak mempunyai saudara atau orangtua ?" tanya Huateng.

"Aku hidup sebatang kara di Kota Shanghai ini sejak aku memutuskan sebagai spesialis pencuri barang-barang berharga", sahut Qixuan.

Huateng langsung menengadahkan kepalanya ke atas seraya terpejam ketika mendengar jawaban dari Qixuan.

"Demi langit dan seisinya... Tuhan Yang Mulia pasti mengerti hal ini...", ucap Huateng berseru pelan.

Huateng kembali menatap Qixuan dengan ekspresi dinginnya lalu berkata lagi.

"Kita akan memperbaiki hidupmu yang terbengkalai dengan bersama-sama saling memberi dukungan satu sama lainnya, biarkan aku membantumu keluar dari permasalahanmu ini, Qixuan", ucap Huateng.

"Separuh jiwaku telah mati... Bagaimana aku dapat bertahan hidup setelah siksaan luka ini masih terasa dalam jiwa ini...", sahut Qixuan.

Qixuan lalu menatap ke arah Huateng dengan kedua mata berkaca-kaca.

"Kau tahu, Huateng... Bahwa jiwaku sesungguhnya telah mati...", sambung Qixuan.

"Hanya karena pengkhianatan yang telah dilakukan oleh tunanganmu itu sehingga kau memilih menyerah dan mati", ucap Huateng.

"Tidak ada yang tersisa lagi dari diriku, Huateng", sahut Qixuan.

Qixuan menatap sendu ke arah lain, jelas terlihat kalau hatinya benar-benar terluka perih.

Huateng mendesah lirih lalu memalingkan mukanya sembari berucap.

"Sesungguhnya aku dikirim kemari untuk sebuah tugas penting dari Raja Neraka dan aku mendengarkan suara jeritanmu memanggil di telingaku saat aku terbangun dari tidur panjangku", ucapnya.

"Apa jeritan hatiku memekakkan telingamu ?" tanya Qixuan.

"Awalnya sangat menggangguku karena jeritan suaramu itu menyiksa gendang telingaku sampai-sampai aku kesakitan", sahut Huateng.

"Aku meminta maaf untuk itu, Huateng", ucap Qixuan.

Qixuan menatap Huateng seraya tersenyum.

"Jika kau datang padaku mungkin aku bisa mengerti tugasmu sebagai dokter tapi jika sebagai malaikat mungkin agak membingungkan, untuk apa kau singgah kemari", ucap Qixuan lalu tertawa pelan.

"Tugas raja neraka masih belum jelas aku mengetahuinya karena saat aku tiba di bumi ini, hal utama yang aku dengar adalah suaramu yang mengiang keras di telingaku", sahut Huateng.

"Karena itu kau datang padaku", ucap Qixuan.

"Yah...", sahut Huateng.

"Kupikir tidak ada lagi buatku sebuah harapan hidup tapi saat aku melihat kedatanganmu kemari, aku berpikir bahwa Tuhan itu baik karena telah mengirimkanku seorang malaikat teruntukku", kata Qixuan dengan senyuman samar.

"Kau berpikir bahwa aku adalah malaikat penyelamatmu karena penampilanku sebagai seorang dokter", ucap Huateng.

"Ya...", sahut Qixuan.

Qixuan terdiam sejenak kemudian kembali melanjutkan ucapannya.

"Saat melihatmu untuk pertama kalinya, aku langsung sadar kalau kau adalah malaikat penyelamatku, Huateng", ucap Qixuan.

"Apakah kau sudah menyadari kalau aku malaikat dengan dua sayap di belakang punggungku ketika aku masuk ke kamarmu ?" tanya Huateng.

"Tidak pada awalnya..., setelah aku melihatmu menatapku dengan raut wajah serius serta dingin ke arahku dan saat kau berdiri di bawah sinar lampu kamar...", sahut Qixuan.

Qixuan menghentikan perkataannya lalu melihat ke arah bayangan Huateng yang memantul di dinding kamar.

"Bayangan sayapmu benar-benar indah, Huateng...", ucap Qixuan.

"Ehk ?!" sahut Huateng langsung menoleh ke arah punggungnya.

"Aku langsung tahu bahwa kau adalah malaikat, Huateng...", ucap Qixuan seraya menatap tajam ke arah malaikat Huateng yang menyamar menjadi seorang dokter rumah sakit rehabilitasi ini.

Qixuan hendak menyentuh sayap Huateng yang mengepak kuat di balik punggung sang malaikat saat dia melihat pantulan bayangan Huateng di dinding kamarnya.

Pancaran kilau cahaya yang berasal dari kedua sayap Huateng tampak sangat indah berkilauan terang sehingga menarik minat Qixuan untuk menyentuhnya.

"Bolehkah aku membelai kedua sayap indahmu itu, Huateng ?" tanya Qixuan.

"Jangan...", sahut Huateng terkejut kaget.

Terlambat...

Ujung tangan Qixuan telah menyentuh sayap yang ada di balik punggung Huateng.

Tanpa sadar Qixuan yang telah tersihir oleh pesona keindahan dari kedua sayap Huateng terus membelai bagian tubuh sang malaikat itu dengan lembutnya.

Kedua sayap indah Huateng merespon sentuhan tangan Qixuan lalu mengepak semakin kuat serta bertambah terus memancarkan cahaya terang benderang disertai nyala cahaya merah yang menyilaukan mata Qixuan.

Tiba-tiba kedua mata Huateng berubah memutih serta ekspresi wajahnya menunjukkan raut wajah yang sangat menakutkan.

Qixuan tersentak kaget saat dia melihat perubahan ekspresi dari wajah Huateng yang agak berbeda.

Saat waktu yang bersamaan, Huateng juga memandangi dirinya sehingga membuat Qixuan langsung berubah ketakutan.

Belum sempat Qixuan menghindari Huateng yang tampak lain dengan raut wajah dingin serta menyeramkan, mendadak malaikat yang menyamar menjadi dokter spesialis untuknya itu langsung mendekap tubuhnya dan sedetik kemudian Huateng mencium paksa Qixuan.

Qixuan yang terkejut atas perubahan sikap Huateng pada dirinya, langsung meronta keras terhadap serangan Huateng yang memaksa Qixuan menerima ciuman darinya secara kasar serta bertubi-tubi.

Hampir membuat Qixuan kehabisan nafasnya saat dia mencoba tetap tersadar supaya dirinya tidak terlena oleh ciuman Huateng yang sempat mempengaruhi akal sehat Qixuan.

Qixuan terus berusaha mengembalikan kesadaran Huateng agar malaikat itu kembali normal, dengan menepuk kuat bagian punggung Huateng.

Namun, Huateng bukan menjadi sadar kembali, dia justru bertambah agresif saat menyerang Qixuan yang lemah itu.

Setiap bagian inci tubuh Qixuan tidak luput dari serangan paksaan ciuman brutal Huateng, mendadak saja perubahan sikap Huateng menjadi lebih perkasa dari sebelumnya. Ketika untuk pertama kalinya dia datang ke kamar rumah sakit rehabilitasi ini. Perubahan sikapnya itu telah menyebabkan Qixuan jatuh kewalahan sampai-sampai sulit baginya untuk bergerak saat harus menerima berbagai serangan sentuhan sensitif yang dilancarkan oleh Huateng terhadap dirinya.

Dalam semenit saja, Huateng telah kehilangan kendali pikirannya.

Seluruh jiwanya yang rapuh tiba-tiba menjadi lebih bersemangat serta pikirannya yang tadinya kosong berubah bebas tak terkendali bahkan tampak Huateng tidak dapat lagi mengendalikan emosinya saat dia melihat wajah cantik Qixuan.

Terpopuler

Comments

Hera Imoet

Hera Imoet

malaikat... laki2.. dielus2 ya berubah atuh... sama dunk kaya manusia yaa🤭

2024-04-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Sang Malaikat Huateng
2 Bab 2 Penyebab Konflik Terjadi
3 Bab 3 Dua Petugas Rumah Sakit
4 Bab 4 Kejadian Di Kamar Ini
5 Bab 5 Huateng Yang Menggila
6 Bab 6 Munculnya Raja Neraka
7 Bab 7 Raibnya Sang Belahan Jiwa
8 Bab 8 Berita Yang Menggemparkan
9 Bab 9 Aku menemukanmu
10 Bab 10 Apakah ini Takdir Kita
11 Bab 11 Bungkamnya Qixuan
12 Bab 12 Malam Syahdu
13 Bab 13 Cahaya Ilahi
14 Bab 14 Mencari Cara Pembuktian
15 Bab 15 Blitz Kamera
16 Bab 16 Pemburu Berita
17 Bab 17 Tiba-tiba
18 Bab 18 Suatu Kejadian Di Hari Ini
19 Bab 19 Ran Ran
20 Bab 20 Pesona Qixuan
21 Bab 21 Kejujuran Yang Harus Ditebus
22 Bab 22 Hadirnya Sang Malaikat Pelindung
23 Bab 23 Waktu Bersama Denganmu
24 Bab 24 Haruskah Masih Berpikir
25 Bab 25 Perhatian Dari Huateng
26 Bab 26 Segelas Kristal
27 Bab 27 Pengaruh Cahaya Surga
28 Bab 28 Malam Romantis
29 Bab 29 Tawaran Yang Menarik
30 Bab 30 Berlian Kehidupan
31 Bab 31 Dalih Kuat Untuk Huateng
32 Bab 32 Raja Neraka
33 Bab 33 Sekutu Baru Huateng
34 Bab 34 Di Beranda Atas
35 Bab 35 Masalah Baru
36 Bab 36 Harta Karun
37 Bab 37 Waktu Sarapan
38 Bab 38 Kejadian Kecil
39 Bab 39 Meeting Hari Ini
40 Bab 40 Poling Suara
41 Bab 41 Suasana Sekolah
42 Bab 42 Sebuah Diskusi
43 Bab 43 Kedai Mie
44 Bab 44 Keseruan Tak Terlupakan
45 Bab 45 Lakukan Saja
46 Bab 46 Roh Ghaib Ditubuh Bao kecil
47 Bab 47 Godaan Untuk Sang Malaikat
48 Bab 48 Rencana Pindah
49 Bab 49 Janjian Dengan Ran Ran
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Sang Malaikat Huateng
2
Bab 2 Penyebab Konflik Terjadi
3
Bab 3 Dua Petugas Rumah Sakit
4
Bab 4 Kejadian Di Kamar Ini
5
Bab 5 Huateng Yang Menggila
6
Bab 6 Munculnya Raja Neraka
7
Bab 7 Raibnya Sang Belahan Jiwa
8
Bab 8 Berita Yang Menggemparkan
9
Bab 9 Aku menemukanmu
10
Bab 10 Apakah ini Takdir Kita
11
Bab 11 Bungkamnya Qixuan
12
Bab 12 Malam Syahdu
13
Bab 13 Cahaya Ilahi
14
Bab 14 Mencari Cara Pembuktian
15
Bab 15 Blitz Kamera
16
Bab 16 Pemburu Berita
17
Bab 17 Tiba-tiba
18
Bab 18 Suatu Kejadian Di Hari Ini
19
Bab 19 Ran Ran
20
Bab 20 Pesona Qixuan
21
Bab 21 Kejujuran Yang Harus Ditebus
22
Bab 22 Hadirnya Sang Malaikat Pelindung
23
Bab 23 Waktu Bersama Denganmu
24
Bab 24 Haruskah Masih Berpikir
25
Bab 25 Perhatian Dari Huateng
26
Bab 26 Segelas Kristal
27
Bab 27 Pengaruh Cahaya Surga
28
Bab 28 Malam Romantis
29
Bab 29 Tawaran Yang Menarik
30
Bab 30 Berlian Kehidupan
31
Bab 31 Dalih Kuat Untuk Huateng
32
Bab 32 Raja Neraka
33
Bab 33 Sekutu Baru Huateng
34
Bab 34 Di Beranda Atas
35
Bab 35 Masalah Baru
36
Bab 36 Harta Karun
37
Bab 37 Waktu Sarapan
38
Bab 38 Kejadian Kecil
39
Bab 39 Meeting Hari Ini
40
Bab 40 Poling Suara
41
Bab 41 Suasana Sekolah
42
Bab 42 Sebuah Diskusi
43
Bab 43 Kedai Mie
44
Bab 44 Keseruan Tak Terlupakan
45
Bab 45 Lakukan Saja
46
Bab 46 Roh Ghaib Ditubuh Bao kecil
47
Bab 47 Godaan Untuk Sang Malaikat
48
Bab 48 Rencana Pindah
49
Bab 49 Janjian Dengan Ran Ran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!