Bab 10 Apakah ini Takdir Kita

Bao Huateng tertidur lelap dipangkuan Huateng, melihat hal itu, membuat sang malaikat jatuh iba dan timbul perasaan dalam hatinya rasa sayang terhadap Bao kecil.

Huateng menjadi yakin jika Bao Huateng adalah putranya karena kemiripan diantara mereka sehingga meyakinkannya kalau Bao kecil memang anak laki-lakinya dengan Qixuan.

Sejenak, Huateng memperhatikan Bao kecil yang terlelap pulas digendongannya, pelan-pelan dia mengangkat tubuh anak kecil itu menuju ranjang tidurnya.

Suara dengkurannya terdengar lembut saat dia terpejam nyenyaknya digendongan Huateng.

Huateng membaringkan tubuh Bao kecil diatas ranjang tidurnya di kamar hotel yang sejuk lalu diselimutinya tubuh Bao dengan kain selimut tebal.

Sesaat Huateng tersenyum ketika melihat wajah mungil yang menggemaskan milik Bao kecil itu berubah memerah.

"Bao...", gumam Huateng lirih seraya menepuk lembut tubuh Bao Huateng yang tertidur lelap.

Sang malaikat merasakan reaksi kuat diantara dirinya dan Bao Huateng, seperti ada ikatan batin yang mengikat erat dari mereka berdua saat bertemu, untuk pertama kalinya.

Bao kecil mendengkur pelan lalu menggeliat dibalik selimutnya kemudian berbaring miring sambil menyebutkan nama Huateng.

Mendengar namanya disebut dalam tidur oleh Bao kecil, membuat hati Huateng bertambah terenyuh, diam-diam rasa sesal merambat dalam hati kecil sang malaikat karena berpisah dengan Qixuan malam itu.

Seandainya saja dia tidak meninggalkan Qixuan pada malam setelah kejadian itu saat mereka di rumah sakit rehabilitasi, mungkin dia masih bersama dengan gadis itu sampai saat ini. Dan mungkin saja dia akan tahu kalau Qixuan hamil olehnya.

Huateng merebahkan tubuhnya disamping Bao kecil yang terlelap nyenyak, dipeluknya erat seraya diciumnya dengan lembut kepala Bao.

Reaksi Bao kecil mengejutkan Huateng saat anak laki-laki berusia dua tahun itu membalik tubuhnya lalu memeluknya erat, kembali rasa hangat mengalir diantara mereka saat keduanya saling berdekatan.

Huateng urung pergi mencari keberadaan Qixuan dihotel ini, dia ikut berbaring disisi Bao kecil yang telah terlelap.

Pandangan Huateng terus terarah kepada Bao kecil yang sedang memeluk dirinya, meski mereka berdua sangat mirip, masih belum ada kepastian, benarkah Bao Huateng adalah anaknya dengan Qixuan karena dia belum bertemu dengan ibu anak kecil ini. Atau mungkinkah ada malaikat lainnya yang memiliki nasib serupa dengannya.

Klek... !

Huateng menyenggol sesuatu diatas meja dekat ranjang tidur lalu dia menoleh ke arah meja disampingnya.

Sebuah bingkai foto tergeletak diatas meja hingga mengalihkan perhatian Huateng pada benda tersebut lalu diraihnya bingkai foto itu dan dilihatnya.

Betapa terkejutnya dia saat melihat foto dalam bingkai itu karena dia melihat gambar Qixuan sedang menggendong seorang bayi.

Degh !

Detak jantung Huateng langsung berdegup kencang saat melihat foto didalam bingkai itu.

"Qixuan...", gumam Huateng.

Huateng segera menoleh ke arah Bao kecil yang ada disampingnya lalu beranjak turun dari atas ranjang tidurnya.

Melangkah pelan kesisi ranjang kemudian duduk didekat Bao kecil.

"Bao... Apa ibumu bernama Qixuan ?" bisik Huateng seraya menatap Bao kecil yang terlelap pulas.

Dibelainya rambut Bao Huateng dengan lembutnya seraya menatapnya sendu.

"Tapi aku yakin dia tidak akan berterus terang mengatakan perihal dirimu dan pastinya dia akan menyembunyikan semua ini dariku", kata Huateng.

Huateng terdiam sejenak menatap Bao lalu memperhatikan bingkai foto yang ada ditangannya.

"Qixuan..., dimana dia sekarang ?" ucap Huateng seraya memandang jauh ke arah pintu kamar hotel yang tertutup rapat.

Huateng menghela nafas pelan seraya berdiri.

Pandangannya berubah sayu jika membayangkan kembali tentang kisahnya bersama Qixuan yang terjadi waktu itu.

Terdengar suara seseorang bersenandung riang dari arah luar kamar, langkah kakinya berjalan mendekat ke arah kamar hotel dimana Huateng dan Bao kecil berada saat ini.

Tap... !

Tap... !

Tap... !

Langkah kaki diluar sana semakin lama semakin bertambah mendekat ke arah pintu.

Klek !

Klek !

Klek !

Kunci pintu terlihat berputar cepat lalu terbuka lebar dari arah luar kamar.

Brak !

Bersamaan itu pula, keberadaan Huateng menghilang dari dalam kamar hotel.

Wushhh... !

Sekelebat hembusan angin bertiup kencang dari arah tempat tidur.

"Siapa ?" ucap Qixuan saat dia hendak melangkah masuk ke dalam kamarnya.

Qixuan sempat tercengang ketika melihat jejak hembusan angin bertiup kencang dari arah kamarnya menginap di hotel ini.

Terlihat tirai didekat jendela bergoyang pelan sesaat setelah angin berhembus pergi.

Qixuan melangkah masuk sembari memperhatikan ke arah sekitar ruangan kamar hotel yang tampak terang oleh lampu gantung diatasnya.

"Apa hanya perasaanku saja yang terlalu cemas ?!" gumam Qixuan sambil berjalan ke arah jendela.

Sreeet... !

Qixuan membuka tirai jendela di depannya, namun, dia tidak melihat apa-apa di balik tirai, hanya ada jendela besar berkaca tebal.

"Tidak ada siapa-siapa..., mungkin aku terlalu banyak berpikir akhir-akhir ini sehingga merasa selalu letih...", ucapnya lalu berbalik arah menghadap tempat tidur dimana Bao kecil berbaring lelap.

Qixuan menghela nafas panjangnya seraya berjalan ke arah ranjang tidurnya sembari mendekap erat kedua tangannya erat-erat.

"Bao..., seharusnya kita tidak kemari", ucap Qixuan lalu menunduk dalam.

Qixuan berjalan menghampiri ranjang tidurnya dengan pandangan menatap lurus.

"Apa kau akan selalu melarikan diri setiap menghadapi masalah ?"

Tiba-tiba terdengar suara seseorang dari arah samping Qixuan sehingga menyentakkannya dan membuatnya berpaling ke arah suara itu.

Qixuan bertambah terkejut ketika dia melihat sosok malaikat bersayap putih lalu berubah wujudnya menjadi Huateng.

"K-kau ???" ucap Qixuan tersentak kaget, hampir tak percaya dengan yang dilihatnya saat dia melihat penampakan sosok Huateng yang telah lama berpisah dengannya selama dua tahun ini.

Srek... !

Qixuan beringsut mundur sembari menggenggam kuat kain sprei di atas ranjang tidurnya sedangkan sorot matanya menatap tajam ke arah Huateng yang berjalan ke arah dirinya.

"Kk-kau... Huateng... ???" gumam Qixuan memucat.

"Apa kabarmu nona Qixuan ? Lama kita tidak bertemu...", sahut Huateng seraya tersenyum tipis.

"Ba-bagaimana bisa kau menemukanku ???" kata Qixuan panik.

"Tidak sengaja...", sahut Huateng tertawa kecil sedangkan Qixuan duduk dengan tubuh bergetar kencang.

"Apa ?" ucap Qixuan hampir pingsan.

"Ya, aku tidak sengaja melihatmu di tayangan siaran televisi, sewaktu aku menikmati acara minum tehku pagi itu, saat kau tiba di bandara bersama Bao", sahut Huateng seraya menatap tajam.

"Mungkin saja kau keliru dengan berita itu, bukan aku didalam tayangan televisi itu karena aku bukanlah siapa-siapa", ucap Qixuan.

Qixuan terus beringsut mundur sampai ke sisi Bao Huateng yang sedang tertidur nyenyak.

"Benarkah itu ?" sahut Huateng lalu berdiri tepat disisi tepi ranjang tidur dengan pandangan sangat dingin menatap Qixuan yang duduk gemetaran.

"Ehk ?! Yah !!!" ucap Qixuan yang berusaha menutupi kegelisahannya yang terlihat jelas, tergambar di wajahnya saat ini.

"Dan mungkinkah aku akan tertipu, untuk kedua kalinya lagi dengan kepolosanmu itu sehingga mengubahku seperti orang sinting ?!" ucap Huateng seraya menggertakkan kedua gerahamnya, menahan rasa gemas.

"Aku tidak pernah menipumu, Huateng", sahut Qixuan.

"Oh, iya ? Masihkah kau ingat dengan namaku ini, kukira kamu telah lama melupakan namaku ini, Qixuan ?!" ucap Huateng semakin mendekat dengan menaikkan salah satu kakinya ke atas ranjang tidur.

"Untuk apa aku berbohong dan menipumu, tidak terbersit sedikitpun di benakku tentang niat itu", sahut Qixuan.

"Lantas kenapa kau pergi meninggalkanku tanpa pesan atau kabar apapun untukku ??? Masihkah aku bisa mempercayai dirimu setelah kau pergi selama dua tahun dariku, Qixuan ???" ucap Huateng dengan wajah sedih saat menatap ke arah Qixuan, gadis yang telah berhasil mencuri hatinya selama dua tahun terakhir ini. Dan mampu menjungkir balikkan seluruh hidupnya hingga dia seperti orang yang kehilangan kewarasannya sebagai sosok malaikat langit.

Terpopuler

Comments

Hera Imoet

Hera Imoet

lanjuttttttt... jujur donk qixuan... kasihan Bao.. pasti dia rindu sosok ayahnya... malaikat yg ke manusia2an... hehehehe abiz ga bisa nemuin kamu... 😁🤭😘

2024-05-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Sang Malaikat Huateng
2 Bab 2 Penyebab Konflik Terjadi
3 Bab 3 Dua Petugas Rumah Sakit
4 Bab 4 Kejadian Di Kamar Ini
5 Bab 5 Huateng Yang Menggila
6 Bab 6 Munculnya Raja Neraka
7 Bab 7 Raibnya Sang Belahan Jiwa
8 Bab 8 Berita Yang Menggemparkan
9 Bab 9 Aku menemukanmu
10 Bab 10 Apakah ini Takdir Kita
11 Bab 11 Bungkamnya Qixuan
12 Bab 12 Malam Syahdu
13 Bab 13 Cahaya Ilahi
14 Bab 14 Mencari Cara Pembuktian
15 Bab 15 Blitz Kamera
16 Bab 16 Pemburu Berita
17 Bab 17 Tiba-tiba
18 Bab 18 Suatu Kejadian Di Hari Ini
19 Bab 19 Ran Ran
20 Bab 20 Pesona Qixuan
21 Bab 21 Kejujuran Yang Harus Ditebus
22 Bab 22 Hadirnya Sang Malaikat Pelindung
23 Bab 23 Waktu Bersama Denganmu
24 Bab 24 Haruskah Masih Berpikir
25 Bab 25 Perhatian Dari Huateng
26 Bab 26 Segelas Kristal
27 Bab 27 Pengaruh Cahaya Surga
28 Bab 28 Malam Romantis
29 Bab 29 Tawaran Yang Menarik
30 Bab 30 Berlian Kehidupan
31 Bab 31 Dalih Kuat Untuk Huateng
32 Bab 32 Raja Neraka
33 Bab 33 Sekutu Baru Huateng
34 Bab 34 Di Beranda Atas
35 Bab 35 Masalah Baru
36 Bab 36 Harta Karun
37 Bab 37 Waktu Sarapan
38 Bab 38 Kejadian Kecil
39 Bab 39 Meeting Hari Ini
40 Bab 40 Poling Suara
41 Bab 41 Suasana Sekolah
42 Bab 42 Sebuah Diskusi
43 Bab 43 Kedai Mie
44 Bab 44 Keseruan Tak Terlupakan
45 Bab 45 Lakukan Saja
46 Bab 46 Roh Ghaib Ditubuh Bao kecil
47 Bab 47 Godaan Untuk Sang Malaikat
48 Bab 48 Rencana Pindah
49 Bab 49 Janjian Dengan Ran Ran
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Sang Malaikat Huateng
2
Bab 2 Penyebab Konflik Terjadi
3
Bab 3 Dua Petugas Rumah Sakit
4
Bab 4 Kejadian Di Kamar Ini
5
Bab 5 Huateng Yang Menggila
6
Bab 6 Munculnya Raja Neraka
7
Bab 7 Raibnya Sang Belahan Jiwa
8
Bab 8 Berita Yang Menggemparkan
9
Bab 9 Aku menemukanmu
10
Bab 10 Apakah ini Takdir Kita
11
Bab 11 Bungkamnya Qixuan
12
Bab 12 Malam Syahdu
13
Bab 13 Cahaya Ilahi
14
Bab 14 Mencari Cara Pembuktian
15
Bab 15 Blitz Kamera
16
Bab 16 Pemburu Berita
17
Bab 17 Tiba-tiba
18
Bab 18 Suatu Kejadian Di Hari Ini
19
Bab 19 Ran Ran
20
Bab 20 Pesona Qixuan
21
Bab 21 Kejujuran Yang Harus Ditebus
22
Bab 22 Hadirnya Sang Malaikat Pelindung
23
Bab 23 Waktu Bersama Denganmu
24
Bab 24 Haruskah Masih Berpikir
25
Bab 25 Perhatian Dari Huateng
26
Bab 26 Segelas Kristal
27
Bab 27 Pengaruh Cahaya Surga
28
Bab 28 Malam Romantis
29
Bab 29 Tawaran Yang Menarik
30
Bab 30 Berlian Kehidupan
31
Bab 31 Dalih Kuat Untuk Huateng
32
Bab 32 Raja Neraka
33
Bab 33 Sekutu Baru Huateng
34
Bab 34 Di Beranda Atas
35
Bab 35 Masalah Baru
36
Bab 36 Harta Karun
37
Bab 37 Waktu Sarapan
38
Bab 38 Kejadian Kecil
39
Bab 39 Meeting Hari Ini
40
Bab 40 Poling Suara
41
Bab 41 Suasana Sekolah
42
Bab 42 Sebuah Diskusi
43
Bab 43 Kedai Mie
44
Bab 44 Keseruan Tak Terlupakan
45
Bab 45 Lakukan Saja
46
Bab 46 Roh Ghaib Ditubuh Bao kecil
47
Bab 47 Godaan Untuk Sang Malaikat
48
Bab 48 Rencana Pindah
49
Bab 49 Janjian Dengan Ran Ran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!