Bab 18 Suatu Kejadian Di Hari Ini

Huateng tercengang sesaat ketika melihat ekspresi wajah Qixuan kepadanya.

Senyum sinis mengembang di sudut bibir Qixuan saat memandang ke arah Huateng yang masih berdiri menghadapnya.

Tangan Qixuan masih menyentuh bagian punggung Huateng lalu dia berbisik di dekat telinga sang malaikat.

"Aku menyukai caramu menciumku", ucapnya.

Semburat warna merah langsung menghiasi wajah Huateng ketika Qixuan berbisik dengan agresif kepadanya.

"Dan apa kau pikir aku memang merindukanmu !!!" ucap Qixuan seraya menepuk keras punggung Huateng.

BUK !!!

Qixuan melirik tajam ke arah Huateng dengan ekspresi kesal.

"Dasar ! Kau memang malaikat tak memiliki hati sama sekali !" ucap Qixuan seraya melenggang pergi dari hadapan Huateng.

Huateng masih terpaku diam setelah Qixuan memukul keras bagian punggungnya serta usai Qixuan menyindirnya.

"Fuih ?!" hela nafas Huateng. "Kenapa setiap aku bertemu dengan Qixuan, selalu saja ada perselisihan diantara kami ?!" sambungnya frustasi.

Baru kali ini Huateng menghadapi seorang manusia yang dapat membuatnya pusing tujuh keliling.

"Aku menyukai caramu menciumku... Aku merindukan kehangatanmu malam itu... Dan kau pikir aku merindukanmu... Apa maksud dia berkata seperti itu jika harus mengatakannya dengan penuh kekesalan ???" ucap Huateng yang mengulangi setiap perkataan dari Qixuan.

Huateng berdiri sembari mengusap acak rambutnya.

Sorot matanya langsung berubah memerah karena merasa letih dengan sikap Qixuan yang terus-menerus membuatnya pusing.

"Apa dia tidak pernah merasakan bahwa aku ini ada ? Bukan sesuatu yang ghaib ?" keluh Huateng.

Huateng menghela nafas panjangnya lagi lalu menunduk dalam.

"Memang aku ini malaikat tapi aku ini ada dan bisa merasakannya, tidakkah dia merasakan kehadiranku ini", ucap Huateng.

Wajah Huateng berubah muram saat menyadari sikap Qixuan yang selalu menghindarinya.

Huateng hanya memandangi Qixuan yang berjalan, terus menjauh dari dirinya tanpa bermaksud untuk mengejarnya, Huateng lebih memilih diam dengan sikap hati-hati sebab dia tahu kalau suasana hati Qixuan sedang kacau saat ini.

Setelah mendapatkan gempuran hebat tadi dari para awak media, pemburu berita yang mencari informasi ter-up to date tentang kehidupannya, telah membuat Qixuan merasakan hari ini mulai melelahkan serta semua bahan berita mengenai dirinya telah membebaninya.

Huateng berusaha memahami akan perasaan Qixuan sekarang dan mencoba bersikap mengalah.

Namun, hal yang membuatnya tidak mengerti tentang Qixuan adalah sikap perempuan itu yang selalu berubah-ubah emosinya sehingga memancing kekesalan Huateng jika seandainya dia tidak sabar saat menghadapi sikap Qixuan.

"Seharusnya aku sudah mengintimidasinya sejak tadi, bukan sebaliknya dia yang membuatku malah tertindas", ucap Huateng.

Huateng mulai menyusul langkah Qixuan yang sudah berjalan jauh darinya.

Tampak Qixuan hendak naik Lift menuju ke lantai atas, ke kamarnya yang terletak di lantai lima. Sedangkan Huateng telah berjalan cukup dekat jaraknya dengan posisi Qixuan berdiri.

Tring ! Tring ! Tring ! Pintu Lift terbuka secara otomatis.

Qixuan menatap ke arah Lift dengan wajah serius tetapi saat pintu Lift terbuka sepenuhnya.

Tiba-tiba ekspresi wajah Qixuan langsung berubah tegang.

DEGH ! Degup jantung Qixuan mendadak berhenti cepat lalu bergumam dalam hatinya dengan was-was.

"Wanita ini ternyata menginap di hotel yang sama denganku..." , Qixuan memandang lurus ke depan, ke arah wanita yang berjalan di di depannya dengan sorot mata yang berubah dingin.

Qixuan terburu-buru mengalihkan wajahnya hingga berpaling cepat ke arah samping kiri lalu dia segera mengenakan kaca mata hitamnya.

Tak lupa Qixuan juga menutupi sebagian wajahnya dengan kain syal.

Seorang wanita berpenampilan anggun keluar dari dalam Lift serta berpapasan dengan Qixuan yang hendak melangkah naik ke dalam Lift hotel.

Qixuan berusaha menghindari pandangan mereka bertemu seraya berpura-pura mencari sesuatu di dalam tasnya.

Sedetik kemudian wanita anggun itu telah berjalan pergi dari arah Lift hotel.

Qixuan langsung menghela nafas lega ketika wanita itu telah menjauh darinya.

"Oh, Tuhan ! Hampir saja...", ucap Qixuan sembari mendongak ke atas.

Tergesa-gesa Qixuan menekan tombol naik yang ada di dalam Lift setelah wanita anggun yang barusan berpapasan dengannya, melangkah keluar dari Lift.

Tit... Tit... Tit... Qixuan menekan tombol naik Lift berulangkali, supaya Lift segera naik ke atas.

Pintu Lift kemudian mulai bergerak menutup pelan seusai tombol merah menyala terang, menandakan bahwa Lift akan segera naik ke lantai atas.

Menuju ke arah kamar hotel tempatnya menginap, yang berada letaknya di lantai lima.

Qixuan langsung menyandarkan dirinya ke dinding Lift sembari mengusap-usap bagian dadanya yang berdetak tak menentu.

"Bagaimana aku bisa bertemu dengan Chiang disini ??? Bukankah dia bersama laki-laki brengsek itu di Shenzhen ?" ucap Qixuan.

Terasa tubuh Qixuan gemetaran ketika dia berusaha mencoba berdiri di kedua kakinya dan bersandar di dinding Lift.

Nafas Qixuan terengah-engah kuat meski dia tidak sedang habis berlarian.

"Tuhan... Kami bertemu lagi... Tadi saat di lantai bawah aku melihat kekasih Chiang berjalan keluar di lantai lobi utama hotel...", ucap Qixuan.

Qixuan langsung terjatuh terduduk sembari tetap bersandar dengan kedua tangan mengusap-usap wajahnya yang memucat dingin.

"Tapi..., aku tidak melihat Bigan bersama mereka...", kata Qixuan dengan kepala tertunduk dalam.

Telapak tangan Qixuan langsung bergetar hebat saat mencoba untuk berpegangan ke lantai Lift, berusaha menahan tubuhnya, supaya dia tetap bisa duduk dengan tegak.

Qixuan lantas menggeleng pelan dengan ekspresi wajah berubah cemas.

"Mereka tidak boleh sampai tahu tentang diriku disini jika mereka tahu bahwa aku masih hidup, mereka pasti akan mengejarku kembali", ucap Qixuan.

Qixuan segera melipat kedua tangannya ke arah depan, mendekap erat tubuhnya yang mulai kedinginan.

Tubuh Qixuan mulai menggigil kencang sedangkan bibirnya terlihat membiru pucat.

"Aku harus segera pergi dari hotel ini dan mencari tempat aman untuk aku tinggali bersama Bao Huateng", sahut Qixuan.

Qixuan berusaha beranjak berdiri tetapi kedua kakinya terasa sangat kesemutan saat dia mencobanya berdiri.

"Manusia jahat itu pasti akan mencariku jika dia tahu aku masih selamat dan berhasil kabur dari rumah sakit rehabilitasi", kata Qixuan.

Qixuan mencoba kembali untuk berdiri tegak di kedua kakinya yang gemetaran, dengan tubuh sempoyongan, dia berpegangan pada pinggir dinding Lift.

"Aduh... ?!" pekik Qixuan.

Tiba-tiba tubuh Qixuan roboh dan tidak mampu berdiri tegak karena lemasnya tubuhnya.

Sret !

Sebuah tangan langsung menahan Qixuan sehingga dia tidak sampai terjatuh roboh di dalam Lift.

"Hati-hati... Jangan sampai terluka...", bisik Huateng di dekat telinga Qixuan.

Qixuan segera menoleh ke arah Huateng yang mendekap erat tubuhnya.

Keduanya saling berpandangan lekat dan hampir saja mereka saling berciuman kembali.

"Bagaimana bisa kau berada disini ?" tanya Qixuan.

"Haruskah kamu masih bertanya tentang kehebatanku ?" sahut Huateng dengan membalas bertanya.

"Oh, aku lupa jika kamu adalah malaikat langit...", ucap Qixuan dengan pandangan mulai kabur saat melihat ke arah Huateng yang ada di dekatnya.

"Apa kamu baik-baik saja ?" tanya Huateng yang agak cemas saat melihat perubahan pada sikap Qixuan.

"Ehk... Yah... Aku baik-baik saja...", sahut Qixuan.

Namun, mendadak saja tubuh Qixuan telah jatuh lunglai, lemas seketika dan tanpa dia sadari, dirinya sudah bersandar di dada Huateng seraya memeluk erat.

Perlahan-lahan kedua mata Qixuan tertutup tetapi dia berusaha tetap terjaga supaya kedua matanya tidak tertutup rapat.

"Bao... !" panggil Qixuan dengan bergumam pelan tetapi pertahanannya mulai melemah serta berkurang kekuatannya lalu Qixuan jatuh tak sadarkan diri di dalam pelukan Huateng.

Terpopuler

Comments

Hera Imoet

Hera Imoet

lanjutttt thoorrr... semoga xiquan bisa bersatu yaa

2024-05-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Sang Malaikat Huateng
2 Bab 2 Penyebab Konflik Terjadi
3 Bab 3 Dua Petugas Rumah Sakit
4 Bab 4 Kejadian Di Kamar Ini
5 Bab 5 Huateng Yang Menggila
6 Bab 6 Munculnya Raja Neraka
7 Bab 7 Raibnya Sang Belahan Jiwa
8 Bab 8 Berita Yang Menggemparkan
9 Bab 9 Aku menemukanmu
10 Bab 10 Apakah ini Takdir Kita
11 Bab 11 Bungkamnya Qixuan
12 Bab 12 Malam Syahdu
13 Bab 13 Cahaya Ilahi
14 Bab 14 Mencari Cara Pembuktian
15 Bab 15 Blitz Kamera
16 Bab 16 Pemburu Berita
17 Bab 17 Tiba-tiba
18 Bab 18 Suatu Kejadian Di Hari Ini
19 Bab 19 Ran Ran
20 Bab 20 Pesona Qixuan
21 Bab 21 Kejujuran Yang Harus Ditebus
22 Bab 22 Hadirnya Sang Malaikat Pelindung
23 Bab 23 Waktu Bersama Denganmu
24 Bab 24 Haruskah Masih Berpikir
25 Bab 25 Perhatian Dari Huateng
26 Bab 26 Segelas Kristal
27 Bab 27 Pengaruh Cahaya Surga
28 Bab 28 Malam Romantis
29 Bab 29 Tawaran Yang Menarik
30 Bab 30 Berlian Kehidupan
31 Bab 31 Dalih Kuat Untuk Huateng
32 Bab 32 Raja Neraka
33 Bab 33 Sekutu Baru Huateng
34 Bab 34 Di Beranda Atas
35 Bab 35 Masalah Baru
36 Bab 36 Harta Karun
37 Bab 37 Waktu Sarapan
38 Bab 38 Kejadian Kecil
39 Bab 39 Meeting Hari Ini
40 Bab 40 Poling Suara
41 Bab 41 Suasana Sekolah
42 Bab 42 Sebuah Diskusi
43 Bab 43 Kedai Mie
44 Bab 44 Keseruan Tak Terlupakan
45 Bab 45 Lakukan Saja
46 Bab 46 Roh Ghaib Ditubuh Bao kecil
47 Bab 47 Godaan Untuk Sang Malaikat
48 Bab 48 Rencana Pindah
49 Bab 49 Janjian Dengan Ran Ran
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Sang Malaikat Huateng
2
Bab 2 Penyebab Konflik Terjadi
3
Bab 3 Dua Petugas Rumah Sakit
4
Bab 4 Kejadian Di Kamar Ini
5
Bab 5 Huateng Yang Menggila
6
Bab 6 Munculnya Raja Neraka
7
Bab 7 Raibnya Sang Belahan Jiwa
8
Bab 8 Berita Yang Menggemparkan
9
Bab 9 Aku menemukanmu
10
Bab 10 Apakah ini Takdir Kita
11
Bab 11 Bungkamnya Qixuan
12
Bab 12 Malam Syahdu
13
Bab 13 Cahaya Ilahi
14
Bab 14 Mencari Cara Pembuktian
15
Bab 15 Blitz Kamera
16
Bab 16 Pemburu Berita
17
Bab 17 Tiba-tiba
18
Bab 18 Suatu Kejadian Di Hari Ini
19
Bab 19 Ran Ran
20
Bab 20 Pesona Qixuan
21
Bab 21 Kejujuran Yang Harus Ditebus
22
Bab 22 Hadirnya Sang Malaikat Pelindung
23
Bab 23 Waktu Bersama Denganmu
24
Bab 24 Haruskah Masih Berpikir
25
Bab 25 Perhatian Dari Huateng
26
Bab 26 Segelas Kristal
27
Bab 27 Pengaruh Cahaya Surga
28
Bab 28 Malam Romantis
29
Bab 29 Tawaran Yang Menarik
30
Bab 30 Berlian Kehidupan
31
Bab 31 Dalih Kuat Untuk Huateng
32
Bab 32 Raja Neraka
33
Bab 33 Sekutu Baru Huateng
34
Bab 34 Di Beranda Atas
35
Bab 35 Masalah Baru
36
Bab 36 Harta Karun
37
Bab 37 Waktu Sarapan
38
Bab 38 Kejadian Kecil
39
Bab 39 Meeting Hari Ini
40
Bab 40 Poling Suara
41
Bab 41 Suasana Sekolah
42
Bab 42 Sebuah Diskusi
43
Bab 43 Kedai Mie
44
Bab 44 Keseruan Tak Terlupakan
45
Bab 45 Lakukan Saja
46
Bab 46 Roh Ghaib Ditubuh Bao kecil
47
Bab 47 Godaan Untuk Sang Malaikat
48
Bab 48 Rencana Pindah
49
Bab 49 Janjian Dengan Ran Ran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!