Huateng berdiri diam, menghadap ke arah cermin kristal di depannya.
Pantulan dirinya, berwujud sang malaikat terlihat jelas dari kaca cermin saat Huateng mematut lama disana sedangkan pikirannya terus tertuju pada Qixuan.
Tidak pernah mengerti dengan jalan pikiran Qixuan karena lebih memilih tetap bungkam serta menutup rapat mulutnya, untuk tidak memberitahukan tentang status Bao Huateng yang sebenanrnya padanya.
Huateng menghela nafas panjangnya seraya terpejam rapat di depan cermin.
Kedua rahangnya mengeras kuat saat dia mencoba mengenyahkan pikirannya tentang Qixuan.
Kenangan malam saat mereka berdua bersama di dalam kamar rumah sakit rehabilitasi yang pengap, telah membuat darahnya mengalir cepat ke seluruh tubuhnya.
Huateng lalu menghembuskan nafasnya sekali lagi dengan sorot mata menatap ke arah cermin.
"Haocun !" panggilnya dengan nada tinggi.
Tidak terdengar suara jawaban dari Haocun karena suasana di area kastil kristal milik Huateng terlihat sepi, hanya ada dirinya seorang diri sedang menatap ke arah cermin didepannya.
"Haocun !!!" teriak Huateng.
Masih tidak ada respon dari Haocun dan keadaan di sekitar Huateng benar-benar sunyi, tidak ada satupun orang yang hadir disana.
Hening.
Mungkin satu kata itulah yang paling tepat untuk menggambarkan suasana di kastil milik Huateng.
Huateng mendesah kasar lalu memanggil kembali Haocun, yang merupakan asisten malaikatnya.
"HAOCUN !!!" teriak Huateng sekali lagi.
Kali ini pandangannya menoleh ke arah samping kanan.
Semenit kemudian, muncul sosok Haocun yang disertai awan hitam disekitar mereka berdiri.
"Ada apa tuanku memanggilku ?" ucap Haocun agak membungkukkan badannya.
"Kemana saja kamu ?" tanya Huateng sembari mengancingkan mansetnya.
"Sedang menabur benih di ladang neraka, tadi utusan dari malaikat Michail memintaku untuk menaruh benih dari tujuh bunga api", sahut Haocun dengan nada datar.
"Apa waktunya pembiakan iblis di neraka ?" tanya Huateng lalu mengarahkan wajahnya kembali ke arah cermin.
"Tepatnya malaikat Michail menginginkan neraka dihiasi bunga api agar terlihat jika tempat itu lebih hidup dan mirip tempat ladang penyiksaan", sahut Haoucun sembari membetulkan letak kaca matanya.
"Akan ada penghuni lama yang akan datang menempati ladang garapanmu itu karena aku telah menemukan Qixuan", ucap Huateng.
Haoucun tertegun kala mendengar ucapan Huateng yang menyebutkan bahwa dia telah berhasil menemukan Qixuan, wanita yang selama ini dicari-carinya serta paling dirindukan oleh Huateng.
"Apa tuanku telah bertemu dengan nona Qixuan ?" tanya Haocun
"Lebih tepatnya kami telah bersama kembali karena suatu alasan kuat yang menyebabkan kami akan selalu bersama-sama", sahut Huateng sedikit tersenyum.
"Lantas ada hubungan apa antara nona Qixuan dengan neraka ? Apa dia termasuk dari sekian orang dengan masa depan neraka ?" tanya Haocun.
"Tepatnya, kita akan kedatangan tamu baru yang nantinya menjadi penerusku dalam mengadili penghuni neraka", sahut Huateng.
"Tidak cukup bagi malaikat Yihua untuk melakukannya ?!" ucap Haocun seraya membuka laptop kecilnya.
"Dia terlalu menakutkan sebaiknya Yihua tetap ditempat tinggalnya saja, di danau mata air kering", sahut Huateng.
"Yah..., baiklah..., terserah pada keputusanmu saja...", ucap Haocun.
"Tapi masa hukumanku dari Tuhan masih belum selesai karena aku masih harus membuat diriku lebih berharga di mata Tuhan", kata Huateng.
"Kesalahan yang tuanku perbuat karena fitnah dari roh Bigan sehingga membuat anda terpuruk lebih dalam pada permasalahan langit yang tak seharusnya terjadi", ucap Haocun. "Sebaiknya tuanku segera mengakhirinya !" sambungnya.
"Bagaimanapun langit meremehkan kemampuanku karena aku terlihat sangat lemah, memacu semangatku untuk berubah baik dari sebelumnya", kata Huateng.
"Tapi pengkhianatan bidadari Xian telah membuat mu, jatuh lebih terpuruk, tuanku", sahut Haocun.
Huateng terdiam agak lama seraya menatap lekat-lekat ke arah cermin.
"Jangan diungkit lagi tentangnya karena bagiku dia adalah masa kelam yang menyedihkan nasibnya", ucap Huateng dengan berwajah muram.
"Setidaknya tuanku lebih bersikap merelakan semua yang telah terjadi tanpa lagi harus berlarut-larut memendam kepedihan dengan pernikahan bidadari Xian bersama penghuni surga", kata Haocun.
"Itu adalah sebuah takdir !" ucap Huateng.
"Lantas siapa penghuni baru kastil es ini, tuanku ?" lanjut Haocun bertanya dengan penasaran.
"Apa kau masih ingat dengan anak kecil yang datang bersama Qixuan ?" ucap Huateng lalu memutar badannya ke arah Haocun.
"Yah, seingatku nona Qixuan menggandeng anaknya, apa hubungannya dengan tuanku atau...", kata Haocun terhenti sejenak.
"Benar !" sahut Huateng lalu mengangukkan kepalanya.
"Astaga ?!" gumam Haocun sembari menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
Ekspresi wajah Haocun langsung berubah berbeda bahkan terlihat jika dia sangat terperanjat kaget.
Tidak perlu lagi menduga-duga akan jawaban dari Huateng, untuk memperjelas status dari anak kecil yang dibawa bersama dengan Qixuan sewaktu mereka di bandara pada tayangan siaran langsung di televisi.
Haocun langsung menduga dengan tepat, siapa anak kecil itu yang sebenarnya.
"Apa dia anak tuanku ?" ucap Haocun.
"Entahlah, aku tidak tahu tepatnya karena Qixuan terlihat sangat menutupi tentang jati diri anak kecil itu dariku", sahut Huateng.
"Kemungkinan besar yang dilakukan oleh nona Qixuan sehingga dia menutupi perihal anak kecil lantaran dia tidak ingin tuanku mengambilnya dari sisi nona", ucap Haocun.
"Mungkin saja begitu karena aku tahu bahwa Qixuan memang tidak ingin terlibat dekat denganku", sahut Huateng.
"Apa alasan ini yang membuat tuanku, memanggilku dengan cemas ?" tanya Haocun.
"Yah..., aku ingin bertanya adakah cara untuk menguji bahwa Bao kecil adalah anakku", sahut Huateng.
"Tes DNM atau kata lainnya tes DNA bagi manusia", ucap Haocun.
"Tes DNA ?! Apa itu ?" tanya Huateng.
"Tepatnya tes DNA merupakan tes genetik antar manusia, untuk membuktikan adanya keterkaitan kuat antara dua orang yang memiliki hubungan kekerabatan, seperti contohnya, hubungan anak dan ayah", sahut Haocun.
"Apakah itu akurat ? Membuktikan bahwa kami memiliki hubungan darah, antara aku dan Bao Huateng ?!" ucap Huateng.
"Tes DNA adalah suatu pengujian forensik yang melibatkan teknik biologi molekuler untuk mendapatkan profil DNA sejumlah materi uji yang merupakan bahan biologis. Profil DNA ini biasa disebut sebagai sidik jari DNA (DNA fingerprint). Melalui suatu alur penalaran tertentu, profil DNA dari berbagai sumber dapat dicocokkan untuk menunjukkan keterkaitan biologis berbagai materi uji, sehingga dapat mendukung suatu pembuktian forensik, bahwa kalian memiliki hubungan darah, ayah dan anak ataukah tidak", lanjut Haocun.
Penjelasan yang diucapkan oleh Haocun sangat panjang lebar dan jelas sekali bahkan membuat Huateng semakin mengerti akan arti tes DNA.
"Tapi...", gumam Huateng bimbang.
"Yah, ada apa, tuanku ?!" tanya Haocun.
"Tapi aku tidak memiliki darah seperti lazimnya manusia", sahut Huateng mendesah sedih.
"Tidak perlu bermuram durja seperti itu karena kita akan membuktikannya dengan mengambil sampel contoh dari salah satu bagian anggota tubuh kalian tanpa perlu mengambil darah kalian", ucap Haocun.
"Oh, iya ?! Ada cara lainnya tanpa harus mengambil darah ?!" sahut Huateng kembali bersemangat.
"Yah...", ucap Haocun seraya tersenyum simpul.
"Katakan padaku, bagaimana cara untuk memperoleh sampel contoh itu agar tes DNA dapat dilakukan ?" tanya Huateng penasaran.
"Kita hanya perlu mengambil sehelai rambut masing-masing dari kalian, untuk melakukan tes DNA", sahut Haocun.
"Mmm... ?! Itu saja ???" kata Huateng.
"Ya, hanya mengambil sampel rambut milik kalian maka tes DNA dapat segera dilakukan, untuk memperoleh bukti antara kalian, apakah kalian adalah ayah dan anak atau bukan", sahut Haocun.
"Sepertinya bukan perkara mudah untuk melakukannya, pastinya Qixuan tidak akan membiarkanku dengan mudah, untuk mengambil sampel rambut anaknya ", ucap Huateng pasrah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments