Mentari kembali datang menghapus kegelapan malam.
Cahaya hangat dengan cepat menyinari kamar Laila melalui celah tirai jendela. Itu adalah alarm alami untuk Laila. Dengan perlahan kedua mata Laila terbuka dan mengembalikan dia dari dunia mimpi.
"Mimpi itu lagi..."
Dia masih ingat dengan jelas mimpi yang baru saja dia alami.
Mimpi tentang awal pertemuan seorang gadis dengan seorang lelaki aneh bermata dan berambut putih.
Satu hal yang membuat Laila heran dan bingung, lelaki di mimpinya memiliki wajah yang sama dengan Kuro Kagami yang kini menjadi pasangannya, tidak, berkat insiden yang terjadi seminggu yang lalu, kini dia dan Kuro adalah sepasang kekasih.
Setidaknya itulah yang harusnya terjadi.
".......Mooouuuuuu.."
Dengan wajah kesal, Laila menatap tempat tidur yang terletak tak jauh dari tempat tidurnya. Tempat tidur itu adalah milik Kuro, namun sudah seminggu tempat tidur itu tidak di tempati, karena itulah wajar jika tempat tidur itu sangat rapi.
Selama seminggu ini, Kuro tak pernah tidur di kamar asrama. Ini cukup mengejutkan bagi Laila.
Awalnya dia mengira Kuro akan sangat antusias karena dia akan sekamar dengan dirinya. Laila berpikir seperti ini karena mengingat sifat Kuro yang tanpa ragu mencium dirinya.
"......................"
Dia terdiam.
Dia tak .engerti apa mau Kuro yang sebenarnya.
Satu hal yang Laila syukuri, Kuro tak harus melihat piyama tipis yang dia pakai. Bahkan saking tipisnya, bra dan celana dalamnya dapat terlihat dengan jelas.
Ini bukan karena Laila berniat menggoda Kuro atau memiliki sifat mesum, namun ini adalah pakaian yang dia selalu dia pakai saat tidur. Dia juga tak takut kedinginan karena dia adalah penyihir api.
"Kenapa aku memikirkan si bodoh itu....."
Laila bangun dari tempat tidurnya. Dia lalu merapikan selimut.
Setelah itu dia menuju ke kamar mandi satu satunya untuk mencuci wajah agar dia benar benar terbangun.
(.............)
Satu hal yang Laila tak sukai, kenapa setiap kamar asrama hanya memiliki satu kamar mandi?
Memang selama ini tak ada pasangan yang berbeda jenis kelamin, namun apakah sekolah tak memprediksi hal ini akan terjadi?
Sudahlah. Lagipula Laila dan Kuro belum menjadi pasangan tetap. Masih ada harapan bahwa dia akan menemukan teman wanita yang mau menjadi pasangannya.
Sebagai penyihir peringkat S, siapa yang tak mau berpasangan dengannya?
Namun Laila sejak awal sudah tahu jawabannya.
Tidak ada.
Jika ada, bukankah dia sekarang akan memiliki teman sekamar seorang gadis dan bukannya Kuro yang berperingkat F?
Berapapun peringkat yang dimiliki pasangannya, sebenarnya itu bukan masalah bagi Laila karena dia sudah cukup kuat.
(Mungkin ini tak seburuk kelihatannya, mungkin saja aku menemukan petunjuk tentang Alice dan tentang mimpi yang kualami 10 tahun ini.)
Tentu saja hal itu karena Kuro memiliki wajah yang sama dengan lelaki di mimpinya, namun Laila juga menyadari bahwa mungkin ini hanyalah tindakan percuma karena meskipun memiliki wajah yang sama bukan berarti orang yang sama.
Setelah Laila mencuci mukanya, dia menuju ke meja yang terletak di sudut ruangan.
Di atas meja itu ada sebuah buku dan sebuah bunga yang terletak dalam vas keramik kecil.
Ketika melihat bunga itu, Laila tersenyum lalu duduk di kursi.
"Hari ini bunga Blue Rose kah? Ya ampun, apa hanya ini yang dia bisa lakukan?"
Setiap pagi, Laila menemukan bunga segar yang di taruh dalam vas kecil di mejanya.
Tentu saja Laila dapat menebak orang bodoh yang meletakkan bunga itu. Ini adalah satu satunya tindakan romantis yang di lakukan Kuro selama seminggu ini.
(Apa hanya ini usaha dia untuk menarik hatiku?)
Mereka memang berstatus pacar, namun mereka tidak saling menyukai satu sama lain, karena itulah Laila berharap Kuro akan menunjukkan keseriusannya.
Sayangnya, Kuro tak pernah menunjukkan keseriusannya. Itu cukup membuat Laila kecewa.
(Tunggu, kenapa aku kecewa?)
Sekali lagi Laila tak mengerti tentang dirinya sendiri.
Apakah dia mulai tertarik kepada Kuro?
(Tidak. Tidak mungkin kan?)
Hal itu tak mungkin terjadi karena hubungan mereka hanyalah sebatas pacar yang berlandaskan sebuah janji.
Meskipun begitu, Laila berharap Kuro akan menunjukkan keseriusannya seperti seminggu yang lalu saat akan bertarung dengan naga.
Saat itu Kuro sangatlah keren, namun dia sedikit bodoh dan gila.
Mungkin inilah yang membuat jantung Laila berdebar kencang saat mengingat kejadian itu.
Satu hal yang Laila tak mengerti, bagaimana perasaan Kuro terhadap dirinya?
Apakah Kuro melakukan semua ini karena Kuro memiliki perasaan terhadap dirinya atau karena hanya sebuah janji?
Laila benar benar tak mengerti.
Satu hal yang pasti, Laila harus tahu kejelasan tentang hubungannya dengan Kuro.
Tetap menjadi pacar yang berlandaskan sebuah janji, atau kembali sebatas pasangan yang mungkin akan berpisah seminggu lagi.
(Tapi jika dia tak memiliki perasaan kepadaku, kenapa dia menaruh bunga setiap hari?)
Sekali lagi Laila di buat pusing oleh lelaki yang bernama Kuro.
"Sudahlah.. tak ada gunanya memikirkan ini. Tidak. Jika tak ada kejelasan.. aku akan memutuskan hubungan pacar palsu ini seminggu lagi..."
Laila membuat keputusan. Dia akan memutuskan semuanya tepat saat pasangan tetapnya sudah terpilih.
Laila membuat keputusan ini karena tahu percuma melanjutkan hubungan palsu yang berlandaskan sebuah janji.
Ya. Sebuah janji yang sudah dia tepati.
Menjadi pacar, tapi tak menjadi pacar selamanya.
Setelah hatinya merasa tenang, Laila membuka buku yang berkulit warna biru dengan tangan kirinya. Di saat yang sama, tangan kanannya mengambil alat tulis yang terbuat dari bulu.
Buku itu sudah banyak berisi tulisan yang hampir memenuhi buku.
Tulisan itu adalah kumpulan kisah Alice yang berada di mimpinya. Dia mulai menulisnya 7 tahun yang lalu. Dia lalu menghitung bahwa ada 99 potongan kisah yang saling berhubungan.
Lalu setelah semuanya di hubungkan, maka jadilah kisah lengkap tentang Alice.
Setelah menulis beberapa kata di lembaran kosong, Laila menutup bukunya lagi dan mulai bersiap berangkat ke sekolah.
Beberapa kata itu adalah tanggal hari ini dan nomor potongan kisah Alice.
Kisah Alice yang pertama, Laila sudah memimpikannya sebanyak 48 kali.
Tentu saja jumlahnya akan bertambah jika ditambah dengan jumlah mimpinya sebelum dia memutuskan untuk mendokumentasikannya dalam sebuah buku.
___________________________
_______
__
Kuryuu Academy, Kelas 1-2.
Semua murid seperti biasa memperhatikan penjelasan dari ibu guru Otome
Otome hanyalah sebuah nama panggilan. Nama asli dia adalah Otear Olv Mellia. Dia adalah penyihir tipe User berperingkat SS.
"Seperti yang kalian tahu, ranking seorang penyihir dibedakan dalam berbagai tingkatan. F sampai Paladin. Namun, apakah kalian tahu kalau ranking SS, SSS, Master dan Paladin adalah ranking khusus?"
"Eh?"
Semua murid kelas 1-2 tampak terkejut dengan apa yang baru saja Otome katakan.
"Peringkat SS sebutan bagi seorang penyihir yang membangkitkan kekuatan khusus yang disebut sebagai Soul Art. Peringkat SSS membangkitkan Incarnation. Dan Paladin membangkitkan Avatar. Kita bahas Incarnation Dan Avatar nanti, untuk sekarang kita fokus pada Soul Art."
Otome berhenti sesaat lalu melanjutkan.
"Soul Art bisa juga disebut sebagai sihir unik yang berasal dari jiwa penyihir. Tapi lebih sering disebut sebagai Unique Magic (sihir unik). Contoh yang paling mudah adalah kita bisa melakukan sihir teleportasi, tapi kita membutuhkan alat ritual dan berbagai macam proses untuk melakukanya. Tapi penyihir yang mampu menggunakan sihir teleportasi tanpa ritual dan proses itulah mendapatkan peringkat SS. Tentu saja bukan hanya sihir teleportasi, masih ada jenis kemampuan unik yang bangkit tergantung keberuntungan penyihir itu. Sejauh ini, apakah kalian mengerti?"
"Dengan kata lain.."
"Ya, aku juga pengguna sihir khusus, tapi tak hanya aku, semua guru di sekolah ini memiliki sihir khusus, jadi kalian jangan coba coba untuk melawan para guru!!"
"............."
Semua terdiam. Mereka semua terkejut dengan apa yang baru saja mereka dengar.
Sekolah sihir seperti Kuryuu Academy memiliki guru peringkat SS, tentu saja hal ini bertujuan agar mudah menangani suatu kekacauan. Tapi ini baru pertama kalinya mereka mendengar bahwa peringkat SS ke atas adalah ranking khusus.
Ini membuat seolah peringkat S yang dimiliki Laila tak memiliki arti spesial.
"Baiklah kita bahas lebih lanjut lain kali"
Otome melanjutkan pelajaran.
"Sekarang kita bahas peringkat yang kalian terima saat ujian masuk. Kalian adalah penyihir ranking F-S, namun itu adalah peringkat awal. Peringkat bisa saja naik tergantung usaha kalian."
"........."
"Cara yang paling cepat untuk meningkatkan peringkat kalian tentu saja dengan mengalahkan penyihir dengan peringkat lebih tinggi, tapi diantara kalian pasti ada yang berpikir bahwa hal itu mustahil kan?"
Entah mengapa tatapan Otome tiba tiba menyeramkan. Dia melirik ke semua murid dengan tatapan tajam yang membuat takut, bahkan termasuk Laila.
Dia merasakan intimidasi yang kuat dari Otome.
Tapi Otome tiba tiba tersenyum manis dan membuat suasana kelas menjadi lebih tenang. Sayangnya, itu hanyalah ilusi.
"Dengar, jika kalian berpikiran seperti itu, maka sebaiknya kalian cepat pergi dari sekolah ini. Sekolah ini tak menerima murid yang berhati lemah!!"
Perkataan Otome membuat suasana kembali tegang.
"Maaf, tapi aku harus keras kepada kalian. Ini memang baru awal kalian bersekolah, tapi kalian juga harus tahu tentang kenyataan."
"Otome, lalu apakah peringkat akan turun jika kalah?"
Yang bertanya adalah Kuro dengan nada santai seperti biasa. Dia memang dikenal tak takut. Atau hal itu karena dia bodoh dan tak tahu situasi.
Dia bahkan memanggil Otome tanpa gelar. Dia sungguh berani.
Untung saja Otome terlihat senang saat Kuro memanggilnya seperti itu. Ini bisa dibilang sebuah keberuntungan?
"Pertanyaan bagus, Kuro. Peringkat kalian tidak akan turun meskipun kalah, lagipula sejak awal peringkat bertujuan agar kalian tahu kekuatan dan kelemahan kalian. Dengan kata lain bagi yang peringkat lebih rendah harus berusaha lebih keras daripada yang lebih tinggi. "
Mendengar itu, banyak murid yang berwajah pucat. Itu tak mengherankan.
"Sedikit info untuk kalian, apa kalian tahu bahwa aku awalnya adalah penyihir peringkat E?"
"""""eh?"""""
"Jika kalian tak percaya, kalian boleh mencari tahu, namun kalian harus mencarinya kapan kapan karena kita akan memulai latihan agar kalian lebih kuat."
Perkataan terakhir Otome entah membuat Laila merasakan situasi buruk akan segera terjadi kepada murid di kelas 1-2.
Sayangnya hanya satu orang yang tampaknya justru tersenyum senang ketiika mendengar perkataan Otome. Tentu saja orang itu adalah Kuro.
Timur kota Areshia. Danau Limph.
Danau ini terletak tak jauh dari kota Areshia. Danau ini memiliki lebar 103 KM dan kedalaman 8-60 meter. Danau ini kebanyakan dihuni oleh ikan pemakan manusia sebesar 2 meter bernama Rellfish.
Di pinggir danau, kelas 1-2 berkumpul setelah berganti seragam olahraga.
Keringat sudah banyak mengalir deras karena panas terik sang matahari.
Hal ini wajar mengingat saat ini musim panas dan mereka di padang rumput yang subur tanpa ada pohon di sekitar mereka. Mereka dapat melihat bekas rumput yang terinjak di sana sini membentuk sebuah jalur.
Bagi Laila, panas bukanlah masalah, hal itu tampaknya juga berlaku kepada teman Laila yang sesama penyihir api.
Satu hal yang pasti, murid kelas 1-2 sedang kesal karena melihat Otome menatap mereka sambil membawa payung dan minuman dingin.
Sosok yang awalnya malaikat, kini berubah menjadi iblis yang sangat kejam.
"?"
Laila melirik Kuro yang sedang berdiri sambil memegang perutnya. Apa yang dia lakukan?
Laila tak mengerti, namun dia tampak terkejut saat melihat semacam gundukan di kedua tangan, kaki dan perutnya.
(Beban latihan?)
Ini pertama kalinya dia melihat Kuro memakai beban latihan secara langsung. Yang mengherankan, bagaimana dia masih bisa bergerak dengan bebas?
Di saat yanga sama, dia mengingat kejadian seminggu yang lalu, dia ingat Kuro tanpa ragu menggiring naga keluar kota.
Sampai sekarang Laila masih tak percaya Kuro bisa selamat dari naga menyeramkan itu dengan luka yang tak terlalu parah.
"?"
Laila terkejut saat Kuro tiba tiba tersenyum kepadanya.
Tentu saja Laila langsung menoleh ke arah lain.
(Untung saja dia tak memberi tahu semua orang bahwa kami berpacaran..)
Tentu saja yang dia maksud pacaran palsu.
"Baiklah, kita akan mulai pelajarannya"
Mendengar itu, semua murid kelas 1-2 mulai terlihat pucat sekaligus jengkel. Dia benar benar iblis bagi semua murid 1-2, namun Otome mengabaikan mereka dan melanjutkan.
"Kalian pasti tahu sumber sihir atau energi sihir yang kita sebut mana. Mana merupakan sumber segala bentuk sihir. Sebagai penyihir kita menggunakan mana untuk menciptakan sihir. Dengan kata lain, mana merupakan sebuah energi. Jumlah energi mana berbeda beda setiap orang yang tergantung kapasitas dari organ yang disebut Grail. Perbedaan inilah yang juga menjadi alasan kenapa peringkat kalian berbeda beda. Kalian mengerti?"
Tak ada yang menjawab.
"Sepertinya kalian mengerti. Yosh, sekarang kalian semuanya harus berlari mengelilingi danau ini tanpa menggunakan sihir. Di sini adalah garis awal dan kalian kembali lagi kesini!"
"""""...eeeehhhhhhhh?!""""'''
Mereka dengan kompak berteriak karena terkejut dengan perintah Otome yang dibilang tak masuk akal.
Mengelilingi danau tanpa menggunakan sihir, apa dia bercanda? Meskipun tubuh penyihir lebih kuat dari manusia biasa, tetapi itu tetap hal gila.
"Bu guru, bolehkah kami tahu alasannya?"
Seorang gadis manis berambut pendek bertanya.
Dia bernama Serriv Gall. Dia penyihir tipe User peringkat D.
"Alasannya kah, hmmm... . Pertama, mana adalah sebuah energi yang ada di dalam diri kalian. Dengan kata lain, jika tubuh kalian lemah, maka secara otomatis mana di dalam tubuh kalian juga tak bisa maksimal atau bahkan berkurang. Itulah alasan kenapa penyihir yang sudah tua, biasanya menjadi lemah."
Meskipun penjelasan Otome kurang jelas, namun mereka mengerti maksud perkataan Otome yang terlihat serius saat menjelaskan.
"Alasan kedua adalah untuk mencegah sihir kalian lepas kendali karena kalian tak bisa mengontrolnya."
Semua murid tampak terlihat pucat saat mendengar kata 'lepas kendali'. Itu wajar mengingat ada kasus di mana sihir seseorang menjadi lepas kendali dan membahayakan orang banyak.
"Baiklah, aku tak ingin menjelaskannya lagi lebih jauh. Lagipula kasus lepas kendali sangatlah jarang terjadi, namun kuharap kalian mengingat apa yang kukatakan barusan. Lalu alasan ketiga-"
Semua menelan ludah karena tak terlalu ingin tahu alasan buruk apa lagi yang ingin di sampaikan Otome.
"-Alasan ketiga tentu saja karena aku menyuruh kalian melakukannya...ku ku..."
"""" hah..."'''""
Saat itu, semua murid kelas 1-2 memikirkan hal yang sama, Otome adalah iblis berwajah malaikat. Tidak. Dia adalah ratu iblis.
"Bu guru..."
"Ada apa Laila?"
"Apakah anda serius menyuruh kami berlari mengelilingi danau ini?"
Ya. Sampai sekarang Laila berharap bahwa apa yang didengar telinganya salah.
Mereka disuruh berlari sejauh 100 km tanpa menggunakan sihir. Siapapun pasti berpikir bahwa Otome sudah gila.
"Iya. Aku serius. Aku tahu ini mungkin hal gila, namun kita adalah penyihir yang melakukan hal gila. Jadi cepat lakukan dan banyak bicara."
Tentu berlari 100 km mungkin terdengar gila di mata manusia normal, tetapi penyihir merupakan ras dengan kemampuan dan kekuatan yang berbeda dengan manusia biasa.
Dengan kata lain, berlari sejauh 100 km sebenarnya bukanlah hal yang terlalu sulit.
"... dasar wanita iblis"
"Ho ho... terima kasih atas pujiannya. Aku tahu kalian sekarang menganggapku sebagai iblis, namun aku yakin kalian suatu saat akan berterima kasih kepadaku."
Darimana dia mendapatkan kepercayaan diri seperti itu?
Entahlah, namun saat itu semuanya berpikiran yang sama, tidak, ada satu orang yang terlihat tenang tenang saja. Siapa lagi kalau bukan Kuro.
"Sebelum kalian mulai, aku akan memberi tahu 2 hal yang mungkin dapat memotivasi kalian. Pertama, apa kalian tahu Prince of Phoenix, Arthuria?"
"?!"
Mata Laila terbuka lebar saat mendengar nama salah satu orang terdekatnya.
(Kakak?)
Ya. Arthuria. Dia adalah kakak laki laki Laila.
Tak seperti Laila, Arthuria adalah penyihir tipe Contractor peringkat Master. Tak hanya itu, dia juga disebut sebut sebagai 'The Next Paladin'.
Saat ini Arthuria sedang berkeliling dunia untuk mengasah kemampuan sihirnya. Selama 6 bulan terakhir, Laila tak pernah mendengar kabar dari kakaknya. Itu cukup membuat dia kawatir.
Tapi apa hubungan kakaknya dengan pelajaran hari ini?
"Arthuria adalah satu satunya murid beranking Master yang pernah bersekolah disini. Meskipun begitu, dia tak mengeluh saat aku menyuruhnya berlari mengelilingi danau ini."
"......"
"Ya. Arthuria adalah salah satu murid kesayanganku. Dia sangat kuat, namun hal itu tak membuat dia berhenti untuk menjadi lebih kuat. Karena itulah, saat aku menyuruh dia berlari tanpa menggunakan sihir, dia langsung terkejut. Namun dia juga paham bahwa ini adalah salah satu cara agar menjadi lebih kuat, karena itulah dia tanpa ragu melakukannya. Dia bahkan melakukannya hanya dalam 2 jam saja."
Itu adalah fakta yang cukup mengejutkan bagi semua murid kelas 1-2. Namun apakah itu dapat memotivasi mereka, tampaknya justru kebalikannya.
Dasar yang digunakan Otome untuk membandingkan terlalu besar.
Mereka semua putus asa, namun Otome hanya tersenyum. Dia lalu mengambil sesuatu di sakunya dan menunjukkannya ke murid muridnya.
Benda kecil berwarna merah darah.
"Kalian tahu apa ini?"
"Anticristal!?"
Laila sangat mengenali benda yang pernah hampir membunuhnya.
"Ya. Anticristal dapat menetralkan sihir. Apalagi jika kalian menyentuhnya, maka kalian tak akan menggunakan sihir. ...Mungkin kalian semua berpikir bahwa Arthuria bisa melakukan hal menakjubkan itu karena dia berperingkat Master, namun saat seorang berperingkat Master menyentuh Anticristal, dia hanyalah manusia biasa!"
Dengan kata lain,
"Athuria mengelilingi danau ini sambil menaruh Anticristal di tubuhnya. Pada awalnya, dia melakukannya selama 5 jam, namun kecepatan dia meningkat menjadi hanya 2 jam saja. Apa kalian mengerti maksudku?"
Yang kuat juga berusaha. Itulah yang ingin disampaikan Otome.
"Baiklah, kuharap kalian mengerti. Lalu untuk memotivasi kalian, aku sudah menyiapkan dua tiket untuk makan malam di Astrea Palace untuk orang yang pertama kali sampai di sini."
"Astrea Palace, bukankah itu?!" Ucap Ash dengan mata terbuka lebar.
Tak hanya Ash, namun semua murid tampaknya menunjukkan ekspresi yang sama.
"Astrea Palace?"
Satu satunya orang yang justru terlihat bingung hanyalah Kuro. Dia tampaknya tak tahu tempat yang sangat terkenal di kota Areshia itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Fathir Rahman
keren
2021-11-24
0
DNK • SLOTH SINN
next up
2021-07-05
0
Katakiri
Kenapa ga dari sudut pandang MC nya aja sih!!...Sebenernya kuro itu MC nya atau bukan sih!!
2021-05-11
0