"Fila,.. sejak kapan kau disini? Dan untuk apa kau kemari? Bukankah seharusnya kau pergi ke tempat yang aman?"
"Kau terlalu banyak bertanya. Aku kemari untuk melihat keadaanmu dan Kuro setelah tahu naga hitam itu pergi dari atap ini, namun aku tak menyangka akan melihatmu tersenyum sendiri dan berkata 'Aku rela menjadi kekasihmu dan kau bisa berciuman denganku sepuasnya'. Hmmm... apa yang aku lewatkan?"
"..."
Laila langsung terdiam ketika menyadari Fila sudah lama berada di atap dan mendengar semua apa yang dia katakan.
Wajahnya merah padam dan merasa sangat malu, tapi dia tersenyum ketika menyadari tak perlu ada yang disembunyikan.
"Tidak ada yang kau lewatkan. Itu hanya janji yang kubuat jika Kuro berhasil selamat dari naga hitam itu"
"Apa maksudmu? Dan dimana Kuro?"
Fila panik. Dia melihat ke berbagai arah, tapi tak menemukan sosok Kuro dimanapun.
Fila melangkahkan kakinya ke samping Laila dan melihat ke arah naga yang mengamuk dan mengejar Kuro.
Naga itu menyerang dengan kuku, taring dan ekornya, namun Kuro berhasil menghindarinya dengan jarak tipis.
Kuro melompat dari gedung ke gedung dan masuk untuk mengecoh naga hitam. Namun, naga hitam itu menghancurkan bangunan dan naga itu bersiap mengeluarkan Dragon Breath.
5 bangunan langsung terbakar dan hancur terkena Dragon Breath yang dahsyat. Salah satu dari lima bangunan itu adalah bangunan yang digunakan Kuro untuk bersembunyi.
Knight yang berada di sekitar naga itu hanya terdiam dan tak berani berbuat banyak. Mereka tahu tak bisa berbuat banyak dalam masalah ini. Selain itu mereka mendapatkan perintah untuk tetap mengawasi.
Para Knight tahu ini adalah momen dimana seorang yang ahli dikirim untuk mengatasi naga, tapi mereka sama sekali tak menyangka orang ahli itu adalah seorang pemuda dari Kuryuu Academy.
"Kuro...."
"Benar. Saat ini Kuro sedang menggiring naga itu menuju gerbang barat, namun seperti yang kau lihat, Kuro mungkin sudah mati."
"........"
Keduanya menunjukkan wajah sedih dan tak percaya bahwa Kuro sudah mati.
Meskipun mereka berdua baru saja mengenal sosok lelaki yang bernama Kuro, namun mereka berdua tahu kalau Kuro adalah lelaki yang baik. Tentu saja sisi bodohnya lebih banyak.
Dia bahkan tanpa ragu melawan naga yang tak bisa dikalahkan oleh Laila dan Knight.
"Janji yang kukatakan tadi adalah sebuah janji yang berlaku jika dia kembali dalam keadaan hidup. Jujur saja aku tak keberatan, tapi tampaknya dia tak bisa mendapatkan ciuman pertamaku. ......Dia benar benar bodoh."
"Laila.."
"............"
Ya. Janji itu sekarang tak berlaku karena Kuro sudah mati.
Tapi perkiraan mereka berdua salah. Mereka tak tahu orang yang keduanya kira mati adalah seorang yang memiliki kekuatan sebuah kecoa. Seorang yang sulit mati dan dibunuh.
"?!"
"Laila, Kuro masih..."
Kuro masih hidup. Dia berlari di samping gedung yang terbakar dengan kecepatan tinggi. Dia berhasil selamat, namun dia tampaknya mengalami luka. Hal itu bisa terlihat dari seragamnya yang sudah terbakar dan compang camping di sana sini.
Tapi mereka tak bisa langsung merasa lega saat melihat naga itu bersiap mengeluarkan Dragon Breath lagi tepat ke arah Kuro dari arah belakang.
"!"
Seolah memiliki mata di belakang, Kuro mengerahkan tenaganya untuk melompat ke atas untuk menghindari Dragon Breath.
Dia melihat tanah dan bangunan di bawahnya berubah menjadi lautan api yang sanggup membakar manusia menjadi debu dengan mudah.
"Sial!"
Di saat itukah Kuro melihat naga hitam itu menyerangnya dengan kukunya yang sanggup memotong logam terkeras di dunia.
Dia tak bisa menghindar di udara, namun dia menggerakkan tubuhnya di udara dan menyilangkan tangannya untuk bertahan dari serangan langsung kuku naga hitam itu.
Tubuh Kuro melesat menuju salah satu rumah kecil. Dia bagaikan sebuah serangga kecil di mata naga itu. Tubuhnya membentur dinding hingga hancur dan masuk ke dalam rumah. Ini suatu keajaiban tubuh Kuro tak tercecer menjadi bongkahan daging setelah terkena cakaran itu.
Naga hitam itu sekali lagi bersiap menggunakan Dragon Breath untuk melakukan serangan terakhir. Naga itu tahu Kuro bukanlah manusia biasa yang mati hanya karena serangan setengah setengah.
Tapi, di saat naga itu bersiap menyemburkan Dragon breath, Kuro melompat dari rumah menembus bongkahan kayu dan dinding menuju tepat ke atas kepala naga hitam. Kuro lalu memukul kepala naga itu dengan sekuat tenaga.
Naga itu meraung kesakitan dan membatalkan Dragon Breath, tapi Kuro tahu pukulannya tak terlalu berpengaruh banyak karena naga memiliki sisik yang keras.
Tapi itu sudah cukup. Kuro lalu melompat ke bawah dan berlari lagi menuju gerbang barat yang sudah dalam kondisi terbuka lebar.
Sementara itu, Laila dan Fila menunjukkan wajah terkejut saat Kuro selamat bahkan memukul kepala naga itu.
"Dia benar benar gila. Dia memukul kepala naga untuk membatalkan Dragon Breath. Kurasa hanya dia yang melakukan tindakan berbahaya itu."
"Yah, kau benar Laila, tapi itu adalah tindakan yang tepat."
Jika kau tak bisa menang melawan Dragon Breath, maka cukup menghentikannya.
Itulah yang dipikirkan Fila. Namun ini adalah tindakan yang membutuhkan waktu dan perhitungan yang sangat tepat. Jika gagal, maka resikonya adalah kematian.
Tapi Kuro berhasil melakukan itu dengan sangat mudah.
"Huuhh... Syukurlah Kuro berhasil selamat. Ini cukup mengejutkan mengingat dia menerima serangan langsung naga itu."
"Fila, kau benar. Aku tak menyangka dia berhasil selamat. Mungkinkah karena dia memiliki sihir pertahanan atau regenerasi?"
Jika dugaaan benar, maka alasan kenapa Kuro tanpa ragu melawan naga hitam itu adalah karena dia memiliki sihir pertahanan kuat atau regenerasi yang membuat dia akan selamat meskipun mengalami luka separah apapun.
"Tidak. Kau salah Laila."
"eh?"
"Kuro tidak memiliki sihir semacam itu. Bahkan dia tak bisa menggunakan satu sihirpun."
"Lalu bagaimana dia bisa selamat?"
"Lihatlah benda hitam yang berada di perut Kuro, Laila!"
Saat ini Kuro sudah sangat dekat dengan gerang barat. Dia berlari sambil menghinadari kuku tajam dan taring naga dengan bergerak zig zag dan melompat rendah.
Di saat itulah Laila melihat benda hitam menyelimuti perut Kuro dari seragamnya yang sudah compang camping.
Dia tak tahu benda apa karena jarak yang sangat jauh.
"Aku tak tahu apakah itu semacam pakaian pelindung khusus, tapi aku tahu pakaian itu dibuat untuk memasang beban yang biasa digunakan untuk latihan fisik. Beban beban itu sepertinya memiliki pengaruh meminimalkan luka."
Mereka masih tak tahu betul seberapa kuat, jadi itu hanyalah sebatas dugaan. Tapi mereka tak menyadari beberapa hal kecil.
--*jika itu beban latihan, seberapa berat beban itu?
--apakah hanya itu saja alasan kenapa Kuro bisa selamat dari cakaran naga*?
Akhirnya Kuro sudah melewati gerbang barat bersama naga yang memburunya. Gerbang tertutup dan kedua sosok itu akhirnya tak terlihat lagi.
"Fuh.. dengan ini resmi. Aku menjadi pacar orang gila yang nekat."
Laila ingin menangis.
"Sudahlah, sebaiknya kita turun. Aku yakin Kuro akan baik baik saja. Tak ada yang perlu dilakukan di sini. Sebaiknya kita segera pergi. Apa kau bisa berdiri?"
"Eh?..... ya aku bisa, tapi bisakah kau bawa pedang Kuro yang berat itu? Jujur saja aku sulit membawanya"
"........"
Fila hanya tersenyum. Lalu dia mengambil pedang milik Kuro yang tergeletak di lantai.
Criiing.
Suara indah lonceng di pedang Kuro entah mengapa membuat suasana menjadi tenang dan nyaman.
Setelah itu, Laila dan Fila berjalan pelan menuruni tangga dan menuju lantai bawah.
Jika dia dalam kondisi sempurna, Laila bisa langsung melompat dari lantai 4, tapi dia hanya memiliki tenaga untuk berjalan.
"Fila, apa maksudmu Kuro pasti akan selamat? Kau tadi bilang seperti itu kan?"
"Apa kau tak menyadari kalau Kuro selama ini memakai beban latihan?"
Laila menggelengkan kepalanya. Dia tak menyadari Kuro memakai beban latihan karena Kuro bergerak sangat normal dan tak terlihat sedang memakai beban. Dia bahkan terlihat bergerak sangat cepat saat menghindari serangan naga.
Jika di ingat ingat, mungkin itulah yang menyebabkan Kuro membuat lubang di atap bangunan. Bukannya Kuro tak bisa mendarat, tapi atap bangunan itu tak bisa menahan beban Kuro.
"Dia selama ini memakai beban latihan, karena itulah gerakannya lebih lambat. Aku tak tahu seberapa berat beban yang dia pakai, namun aku yakin jika dia melepaskan beban latihan itu, maka Kuro-kun pasti akan bergerak lebih cepat dan bisa kembali dengan selamat."
Lagipula tujuan naga itu adalah pergi dari kota ini, dan karena naga itu sudah keluar dari kota, maka naga itu pasti akan mengabaikan Kuro.
"Begitu rupanya. Syukurlah kalau begitu."
"Jangan lupa, kau sekarang pacarnya. Kau harus menyambutnya dengan sebuah ciuman."
"...tolong ampuni aku.."
Laila langsung saja membayangkan apa yang Fila katakan. Dia ingin sekali membuang bayangan itu, tapi entah mengapa itu sulit.
Dia menghentikan langkahnya dan wajahnya memerah.
"Laila? Apa kau...."
"Tidak. Aku tak akan mengingkari janjiku. Hanya saja aku tak tahu apa yang akan kulakukan nanti."
"Ha ha ... sayangnya aku juga belum pernah memiliki pacar, jadi aku juga tak tahu. Tapi jika kau tak menepati janjimu, dengan senang hati aku akan menggantikanmu menjadi pacar Kuro."
".........ha ha... lelucon yang bagus, Fila."
Keduanya tersenyum, tapi entah mengapa ada sebuah percikan persaingan di antara keduanya.
"Bagaimana kau tahu aku bercanda atau tidak?"
"Aku tak tahu, tapi sulit percaya karena kalian baru berkenalan beberapa jam saja. Apakah itu cukup untuk membuat benih cinta tumbuh?"
"Entahlah. Kita sering mendengar cinta datang secara tiba tiba. Aku tahu Kuro adalah lelaki yang menarik, tapi jika menyangkut perasaan cinta..."
Fila tak melanjutkan.
Dia baru saja mengenal Kuro dan dia tahu kalau orang seperti Kuro jarang ditemui. Tapi itu belum cukup untuk membuatnya jatuh cinta.
"Jika aku putus dengannya, aku akan mengabarimu. Ingat, aku hanya sebatas menepati janjiku. Dan entah mengapa, aku merasa akan berkorban banyak."
"Laila, kau adalah pahlawan di kota ini."
"Apa itu sebuah pujian? Katakan kalau itu sebuah pujian!!"
Keduanya terus mengobrol sesuatu yang kurang jelas. Awal pertemuan memang aneh, tapi keduanya dengan cepat menjadi akrab seolah ini bukan pertama kalinya keduanya bertemu.
Keduanya sadar keanehan ini dan tak ada satupun yang merasa keberatan. Lagipula tak ada salahnya memiliki teman baru yang bisa diajak mengobrol.
Fila seorang gadis yang selalu menghabiskan waktunya di toko untuk membantu ayahnya. Sedangkan Laila, seorang jenius yang pindah dari ibukota tanpa memiliki teman.
Ini adalah awal dari persahabatan yang indah.
"Mungkin sebaiknya kita menyiapkan sebuah pesta penyambutan."
"Setuju. Sayang sekali aku buruk dalam memasak."
Sebagai seorang anak Paladin, kesempatan memasak makanan sendiri sangatlah kecil.
"Bagaimana kalau kita membeli makanan yang paling terkenal di kota Areshia?"
"Dengar pemboros uang, kita tak perlu melakukan itu. Kita akan melakukannya di rumahku dan semuanya akan beres."
"Aku rasa itu lebih baik."
Keduanya mendengar suara langkah kaki menuju ke atas. Tak berapa lama kemudian beberapa Knight datang.
"Apakah kalian terlibat dalam insiden ini?"
Sial!!
Seberapa besar peran dalam insiden itu, keduanya tetaplah seorang tak yang diperbolehkan ikut campur tanpa izin khusus. Apalagi status Laila masih murid baru di sekolah Kuryuu Academy, hal buruk menanti setelah semua ini selesai.
"Jika iya, tolong jelaskan semuanya nanti. Setelah itu pihak atasan yang akan memutuskan, apakah akan mendapatkan hukuman atau hadiah."
Knight itu tersenyum.
"Tapi tak ada yang perlu ditakutkan. Situasi kali ini cukup unik, jika tak ada campur tangan dari dalam, kami akan lebih kesulitan dan situasi mungkin akan lebih buruk. Mana mungkin akan mendapatkan hukuman."
Mendengar itu Laila menghela nafas lega.
"Aku akan menjelaskan bagaimana semuanya terjadi. Hanya saja aku ingin tak perlu melibatkan Fila. Dia hanya orang yang tak sengaja terlibat."
"Terima kasih atas kerja samanya."
Setelah itu para Knight pergi dan menyebar untuk menelusuri ke berbagai sudut mall. Bagaimanapun juga mereka masih tak tahu apakah ada benda berbahaya yang dipasang oleh musuh.
Laila melanjutkan perjalanan menuju lantai bawah, tapi hanya saja dia yang melangkahkan kakinya.
Sadar ada hal yang aneh, Laila menoleh ke belakang.
Dia terkejut saat melihat wajah Fila pucat pasi dengan tubuh gemetar seolah ketakutan oleh sesuatu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
DNK • SLOTH SINN
next up
2021-07-05
1
Katakiri
Sudut pandang nya ke pihak lain terus,bukan ke MC,itu aja yg kurang,harusnya kan lebih banyak ke sudut pandang si MC nya Thor!!
2021-05-11
2
zu
maaf thor seharusnya yg lebih dulu selesain masalah tuh MC ny.
2021-01-31
2