"Kuro, Astrea Palace adalah salah satu restoran terkenal di kota Areshia."
Seorang gadis berambut ungu lurus panjang mendekat dan menjelaskan tentang Astrea Palace kepada Kuro.
Gadis itu bernama Alva Icalivia. Penyihir tipe User peringkat C.
"Astrea juga dikenal sebagai restoran paling mewah di kota Areshia, karena itulah hanya orang kaya atau terkenal yang datang ke restoran itu."
Kali ini seorang gadis lain mendekat dan berdiri di samping Alva ikut menjelaskan. Gadis ini juga memiliki rambut berwarna ungu lurus panjang seperti Alva. Bahkan gadis ini memiliki wajah yang sama dengan Alva.
Ya. Mereka berdua saudara kembar.
Saudara kembar Alva bernama Alvi Icalivia. Dia juga penyihir tipe User peringkat C.
Satu satunya cara untuk membedakan mereka hanyalah sebuah kacamata kotak yang dipakai Alvi.
Alvi memakai kacamata bukan karena dia memiliki kelainan mata. Dia memakai kacamata agar mudah di bedakan dengan saudaranya saja.
Yang menjadi masalah, bagaimana cara membedakan mereka saat Alvi tak memakai kacamatanya?
Hanya beberapa orang saja yang dapat membedakan yang mana Alvi dan yang mana Alva.
"Lalu kenapa Otome memberikan tiket semacam itu? Bukankah murid seperti kita tak perlu datang ke restoran semacam itu?"
"Kuro," Ucap Alva "Kau memang benar, tapi restoran itu juga terkenal karena memiliki makanan penutup yang sangat enak. Bagi kita para gadis itulah yang terpenting."
"Hm... maksudmu semacam kue coklat?" Ucap Kuro dengan nada penasaran.
"Ya semacam itulah." jawab Alva.
Alvi mengangguk dan tersenyum secara bersamaan. Mereka berdua sangat manis dan imut.
Mereka berdua juga terkenal masuk peringkat 10 besar murid baru yang paling cantik. Tentu mereka tak bisa dibandingkan dengan Laila yang mendapat peringkat 1.
Setelah mendengar itu, perut Kuro mengeluarkan suara lucu sebagai pertanda sedang lapar. Hal itu membuat Alva dan Alvi tertawa kecil dan menatap ke perut Kuro.
"Mau bagaimana lagi, aku belum sarapan. Selain itu, kue coklat adalah kesukaanku he he.."
"ha ha ha... begitulah Kuro."
"Ya, kau benar kak Alva"
"Sudahlah, kalian jangan berpura pura, aku tahu kalau kalian sedang berganti peran kan? Jika kalian berusaha menipuku, kalian harus memakai trik yang lebih baik lagil!"
Mata Alva dan Alvi terbuka lebar saat trik mereka ketahuan. Lalu mereka tersenyum.
"Alvi, kita gagal lagi."
"Sial, kurasa kita harus memakai trik lain, kak Alva. Tapi sampai sekarang aku masih tak mengerti kenapa hanya Kuro yang bisa membedakan kami di sekolah ini."
"...."
Kuro hanya tersenyum kecil.
Memang di Kuryuu Academy bisa dibilang hanya dia yang bisa membedakan mereka berdua. Mungkin hal inilah yang menyebabkan Alvi dan Alva sangat akrab dengan Kuro.
Di sisi lain, hal inilah yang membuat seluruh lelaki kelas 1-2 mengutuk Kuro dari dalam hati mereka.
Selain dia berpasangan dengan Laila yang dikenal gadis paling cantik di sekolah, dia juga akrab dengan Alva dan Alvi. Dia benar benar beruntung meskipun sebagai penyihir peringkat F.
".........."
Sementara itu Laila hanya bisa terdiam ketika melihat keakraban Kuro, Alva dan Alvi.
Satu hal yang membuat dia terkejut-
(Dia juga menyukai kue coklat? Apakah ini kebetulan juga?)
Laila ingat dengan lelaki berambut putih di mimpinya. Lelaki itu juga menyukai kue coklat sama seperti Kuro.
"Haaa..."
Laila hanya bisa mendesah dalam. Dia sadar jika terus memikirkan hal ini, dia bisa menjadi gila.
"Okayy... sudah cukup kalian mengobrolnya. Kuro, sekarang kau sudah tahu kan?"
Kuro mengangguk.
"Baiklah. Tiket ini berlaku besok malam. Jadi tiket ini bisa digunakan untuk makan malam romantis, tentu saja bagi kalian yang memiliki pacar atau orang yang kalian sukai, benar kan?"
Lelaki di kelas 1-2 mulai tertarik dengan apa yang dikatakan Otome. Mata mereka juga terlihat membara karena bersemangat.
Mereka tahu ini mungkin kesempatan langka atau bisa dibilang satu satunya kesempatan untuk mentraktir orang yang mereka sukai di restoran mewah dan berkelas.
"Satu hal lagi, tiket ini juga sebagai pengganti uang, jadi kalian bisa makan sepuasnya. ku ku..ku.."
"""""wooow.."""
"Yup. Semua biaya akan ditanggung oleh sekolah, tidak, kepala sekolah, jadi kalian tak usah kawatir soal harga makanan!"
Senyuman Otome memberikan motivasi dan harapan baru bagi para lelaki di kelas 1-2. Dia bukan lagi iblis, tapi malaikat.
".....uh?"
Laila terkejut karena Kuro tiba tiba datang mendekat. Hal ini membuat mereka menjadi pusat perhatian.
"Laila, jika aku mendapatkan tiket itu, maukah kau makan malam berdua denganku?"
Saat itu, semua murid di kelas 1-2 langsung terdiam. Mereka membeku di tempat saat mendengar Kuro mengajak makan malam Laila. Bahkan termasuk Laila.
"..........."
Laila terdiam, tapi wajahnya tiba tiba memerah. Dia merasa malu.
"Laila?"
Kuro bertanya dengan nada santai. Dia bahkan seolah tak merasakan suasana aneh yang sedang terjadi. Dia juga tak menyadari kalau lelaki di kelas 1-2 sedang membicarakan keberaniannya atau justru kebodohannya.
"... Uh.. ehh... Baiklah, tapi apa kau yakin bisa mendapatkannya?"
Ini adalah pertama kalinya seorang lelaki mengajak makan malam berdua dengannya.
Awalnya dia merasa bingung untuk menjawab apa, tapi Laila menyadari ini mungkin cara Kuro untuk mendekati dirinya atau merayu dirinya. Karena itulah dia tak menolak ajakan Kuro.
Lagipula dia ingin tahu seberapa keras usaha Kuro untuk merayu dirinya.
"Tentu saja. 100 km bagaikan 100 meter bagiku. Lagipula aku akan melakukan apapun demi pacarku."
Dia mengatakan itu dengan semangat, tapi itu juga suatu kesalahan besar.
"K-Kuro..."
Laila tiba tiba memasang wajah rumit. Wajahnya juga lebih memerah. Jantungnya juga berpacu dengan kencang. Aneh. Ini baru pertama kalinya Laila merasakan hal ini.
"?"
Kuro akhirnya menyadari bahwa suasana tiba tiba menjadi sepi. Sangat sepi. Bahkan Kuro dapat mendengar suara ikan yang melompat di tengah danau.
Lalu tiba tiba dia merasakan hawa membunuh yang sangat kuat dari para lelaki.
Tak hanya itu, Alvi dan Alva tiba tiba mendekat. Entah mengapa mereka tampak sangat terkejut.
"...Ku-Kuro, a-apa kau benar kalau kau ber-berpacaran dengan L-Laila?"
"Ya, itu benar."
Dia tanpa ragu menjawab pertanyaan Alvi.
Setelah itu, dia merasakan hawa membunuh lebih kuat dari yang sebelumnya. Lalu para lelaki saling mengangguk satu sama lain dan berkumpul.
Mereka lalu serentak mengelilingi Kuro. Dia terkepung.
"""""BUNUH DIAAA!!!"""""
Mereka secara beramai ramai menghajar Kuro hingga babak belur. Mereka tak menyangka bahwa Kuro memiliki hubungan sejauh itu dengan gadis tercantik di Kuryuu Academy.
Bahkan Ash dan Suburo juga tanpa ragu menghajar Kuro. Mereka tak percaya bahwa Kuro sudah melanggar garis terlarang.
Sementara itu Laila , Alva, Alvi dan para gadis (termasuk Otome) hanya terdiam dan tertawa pahit.
"Kuro, semoga kau mendapatkan pelajaran!"
"Itu hukumanmu karena sudah melewati garis terlarang"
Alva dan Alvi menyatukan kedua tangannya dan memejamkan matanya seperti sedang berdoa.
"............A-apa yang sebenarnya terjadi?"
Laila tak mengerti dan menunjukkan wajah bingung. Dia menatap ke Alva dan Alvi, tapi mereka hanya tersenyum.
Laila tak mengerti kenapa Alva dan Alvi setega itu. Tidak, tak hanya mereka berdua, Otome yang seorang guru justru hanya terdiam dan minum minuman dingin.
Setelah Kuro terkapar di tanah......
"Baiklah, kalian para lelaki punya alasan lain untuk berlari kan?"
""""""yeeaaaaahh!!"""""
Mereka dengan kompak berteriak menjawab pertanyaan Otome. Entah mengapa mereka tiba tiba sangat kompak dan bersemangat.
"Baiklah, sebelum kalian mulai, aku akan memberi tahu aturannya. Pertama, kalian harus berlari tanpa menggunakan sihir, jadi jika ada yang ketahuan melanggar, kalian akan mendapatkan jarak tambahan 50 km di saat latihan berikutnya!"
Semuanya terdiam. Meskipun hukuman tampak sangat kejam, namun mereka juga sadar kalau yang terpenting dalam latihan ini adalah tak menggunakan sihir.
"Kedua, kalian harus mendapatkan 4 stempel di 4 pos yang sudah ku siapkan. Hal ini juga untuk mencegah kalian curang. Ketiga, kalian diperbolehkan menghalangi teman kalian, dengan kata lain, kalian boleh melakukan segala cara untuk mencegah teman kalian menjadi juara, tentu saja asal tak memakai sihir dan mengancam nyawa."
Para lelaki mulai tambah bersemangat dan menunjukkan senyuman kejam.
Mereka bertekad untuk menghancurkan Kuro.
"Terakhir, waktu berlari tak terbatas, tapi siapapun yang tak menyelesaikanya akan mendapat bonus 100 km lagi, jadi pastikan kalian berhasil kembali ke sini!"
"""""Ooooooohhhhh!!!"""""""
Setelah berteriak dan mengangkat tangan ke atas, semua lelaki di kelas 1-2 langsung berlari dengan kecepatan penuh.
Tentu saja mereka berlari sambil menginjak Kuro yang masih terkapar di tanah.
"Ash, dan semua teman seperjuanganku!" Ucap Knox."Kita akan membuat berbagai jebakan untuk mencegah si F keparat itu mendapatkan tiketnya, tapi pastikan agar para gadis tak kena jebakan, apa kalian mengerti?"
""""Yeaaahh!! Hancurkan dia!!""""
Knox Afdoll, ketua kelas 1-2 dan juga penyihir tipe Contraktor peringkat A.
Saat ini dia dan seluruh lelaki kelas 1-2 sudah menyatukan jiwa untuk mencegah agar Kuro tak mendapatkan tiket makan malam romantis bersama Laila.
Di lain pihak, para gadis hanya terdiam dan tersenyum pahit.
Mereka akhirnya juga mulai berlari satu persatu. Alva dan Alvi entah mengapa ikut menginjak Kuro. Mereka tampaknya sedang marah. Tapi kenapa?
Setelah beberapa saat, hanya ada Otome dan Kuro saja yang tersisa.
"Cough cough. ... Sial..!"
Kuro memuntahkan tanah yang tertelan saat di injak injak. Seragamnya sekarang penuh bekas jejak kaki dan debu.
"Itu salahmu sendiri, Kuro."
Otome mendekat dan memberikan komentar.
"Kau tahu kan seluruh lelaki kelas 1-2 mengidolakan Laila, pantas saja mereka marah saat kau bilang sudah berpacaran dengannya. Yah.. tapi berkat kau kelas ini lebih bersemangat, terima kasih."
Kuro yang mendengar itu hanya terdiam. Dia sedang sibuk membersihkan debu dan jejak kaki di seragamnya.
"Sama sama, Otome. Tapi kurasa ini sedikit berlebihan. Benarkan?"
"Entahlah.. tapi jika kau tak cepat menyusul mereka, kau akan kesulitan!"
"Tenang, 100 km bukanlah jarak yang pendek. Masih ada banyak waktu untuk mengejar, tapi sebelum itu bolehkah aku bertanya sesuatu?"
" Apa?"
"Otome apa kau punya makanan? Terus terang aku sangat lapar...."
Perut Kuro berbunyi lagi. Kali ini lebih keras. Kuro merasa cacing di perutnya sedang berdemo untuk minta makan.
"Sayang sekali kau boleh makan setelah menyelesaikan lari 100 km."
"Apa? Dasar iblis!!"
"Itu adalah aturanku, jadi jangan protes!!"
"Sial. Tak ada pilihan lain, aku harus serius kali ini. Lagipula aku harus memberi makan Laiko."
"Laiko?"
"Dia familiar baruku. Tapi dia sedang terluka, jadi aku harus merawatnya untuk sementara waktu."
Familiar atau hewan peliharaan seorang penyihir. Familiar bisa berupa monster, spirit, bahkan manusia.
Biasanya penyihir hanya memiliki satu atau dua familiar, namun kadang ada juga penyihir yang memiliki banyak. Tentu saja ada kerugian dan keuntungan memiliki banyak familiar.
"Baiklah. Terserah kau, tapi pertama tama kau harus menyelesaikan larimu dulu. Lagipula kau sudah berjanji akan mendapatkan tiket makan malam romantis kan?"
Kuro hanya tersenyum.
Dia lalu berjalan menuju ke sebuah pohon yang terletak tak jauh darinya. Di bawah pohon itu ada sebuah meja yang di gunakan untuk menaruh barang siswa.
Pedang Kuro juga terletak di sana, tapi dia tak berniat menggunakannya.
Dia hanya menaruh beban yang sedang dia pakai.
Setelah beberapa saat, semua beban seberat 175 kg terlepas dari badannya. Dia sekarang merasa 3 kali lebih ringan dari sebelumnya.
"Hei Kuro, sudah berapa lama kau berlatih seperti ini? Aku lihat beban latihan yang kau pakai bisa di bilang abnormal!!"
Dia benar. Beban seberat 175 kg bisa dibilang sangatlah tidak normal untuk seorang berusia 16 tahun.
"Yah. Sejak kecil aku punya tubuh lebih kuat daripada orang normal. Sudah sepuluh tahun aku memakai beban latihan, jadi kurasa ini sangat wajar jika beban yang kupakai lebih dari 150 kg."
"Jangan bilang kalau kau juga memakai beban latihan saat bertarung?!"
"Ya begitulah, karena itulah aku tak pernah melepas beban latihanku jika aku tak sedang serius seperti sekarang ini."
Dengan kata lain, mendapatkan tiket bukanlah hal mustahil baginya. Bahkan bisa dibilang sangat mudah.
Otome baru pertama kalinya melihat murid seperti Kuro. Sayangnya Kuro hanya berperingkat F.
"Kalau begitu aku pergi dulu Otome."
Setelah mengatakan itu, Kuro berlari dengan sekuat tenaga. Setiap kali dia melangkah, dia menimbulkan debu yang membuat pandangan tertutup.
"?!"
Otome hanya bisa terdiam karena terkejut saat melihat Kuro hampir tak terlihat lagi.
(Sepertinya ini akan menyenangkan..)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Faeryd D'Squidy
laikoooo
2023-11-30
1
Sutri Atmo
maaf saya stop baca.
2021-12-06
0
Nardo Alknight
MC nya mirip Asta dari bc gak bisa menggunakan sihir jadi melatih kekuatan fisik untuk menutupi kekurangan
2021-07-10
1