12. Kiss? I don't Need That!

"Scarflare!"

Laila meneriakkan nama senjata sihir yang merupakan wujud dari jiwanya.

Sebuah pedang api merah membara muncul di tangannya. Sebuah pedang yang indah dan tajam.

Tapi tujuan memanggil Scarflare bukanlah untuk beradu satu lawan satu dengan naga itu. Tapi Scarflare dibutuhkan untuk menggunakan serangan sihir terkuatnya.

Laila tak tahu seberapa kuat naga Holy Demonic Class, tapi dia tak memiliki banyak waktu untuk berpikir.

(Dua rantai yang terpasang di kaki naga itu tampaknya rantai khusus. Aku yakin naga itu tak mudah lepas dari rantai itu, tapi-)

Kraaak.. Kraaak... kraaak..

Retakan retakan mulai terdengar dari rantai yang mengikat naga itu.

(Hanya ini kesempatanku)

Dia harus melakukannya sekarang atau tidak sama sekali.

Dia bahkan tak peduli lagi dengan tujuh penyihir yang berusaha kabur dan mati karena menerima serangan naga itu.

Roooooooooaaaaaaaaaarrrr..

Naga itu meraung lagi hingga udara bergetar. Retakan rantai semakin banyak seolah sudah tak sanggup menahan naga itu lebih lama lagi.

"Scarflare, ini saatnya menunjukkan kekuatanmu yang sesungguhnya!"

Scarflare bersinar merespon jiwa dan keinginan Laila.

Lalu aura merah menyelimuti seluruh tubuh Laila, di saat yang bersamaan dua lingkaran sihir muncul di bawah kaki dan di atas Laila.

Kedua lingkaran sihir itu perlahan membesar hingga radius 15 meter dengan Laila sebagai pusatnya.

"Scarflare "

Dari lingkaran sihir itu munculah ratusan pedang merah yang sama dengan Scarflare. Jika orang melihat itu, mereka pasti berpikir kalau Laila menggunakan sihir untuk menggandakan Scarflare, tapi itu salah besar. Inilah wujud sebenarnya dari Scarflare, yaitu pedang api dengan jumlah tak terbatas.

Scarflare yang Laila panggil pertama kali tak lebih dari satu dari jumlah tak terhitung. Karena hal inilah dia tak begitu kehilangan energi sihir pada saat Scarflare dihancurkan oleh anticristal pada saat melawan Alan.

Tapi bukan itu saja kemampuan Scarflare.

"Ini adalah pertama kalinya aku menggunakan teknik ini dalam pertarungan sebenarnya... kau beruntung naga kecil."

Naga kecil tidaklah cocok untuk naga yang berukuran 7 meter lebih.

Laila lalu menutup matanya sambil mengarahkan pedangnya ke naga itu.

Beberapa saat kemudian, ia membuka matanya dan berteriak!!

"Scarflare.. Transform!! Bentuk ketiga, Cannon Flame!!"

9 Scarflare terbang dan menuju ke arah Scarflare yang berada di tangan Laila.

Dengan suara metalik, 9 Scarflare itu berubah bentuk seolah pedang bukanlah wujud aslinya. Semua Scarflare itu bersatu dengan Scarflare yang berada di tangan Laila dan berubah menjadi sebuah meriam besar.

Scarflare yang lain juga berubah menjadi bunga mekar yang terbuat dari pedang. Bunga pedang itu melayang mengelilingi Laila sebagai pusatnya.

Lalu Scarflare membentuk formasi lingkaran terbang melayang ke depan meriam Laila.

"Maaf, bukannya aku memiliki dendam terhadapmu, tapi aku memiliki suatu yang harus aku lindungi."

Setelah mengatakan itu, Scarflare yang tersisa perlahan menghilang berganti menjadi api merah. Api merah itu kemudian berterbangan menuju bunga pedang dan meriam Laila seperti mengisi energi.

Cahaya merah bersinar dari mulut meriam Laila dan bunga pedang lainnya.

"Terimalah ini, Sacred Magic Art "

Meriam Laila dan 9 bunga pedang Laila menembakan cahaya merah menuju ke pusat formasi lingkaran berada di depan Laila.

Tapi sihir Laila belumlah usai. Formasi lingkara yang sebelumnya seolah tak memiliki peran berputar mengumpulkan semua energi yang ditembakan meriam Laila dan bola api. Lalu semua energi itu berkumpul menjadi sebuah bentu baru.

Sebuah bentuk menyerupai meteor yang jatuh dari langit menghantam bumi. Inilah alasan dibalik nama Meteor Cannon Blade.

Kabooooooooooommm!!!!!

Sebuah serangan telak. Ledakan besar terjadi hingga membuat lantai atap mall bergetar hebat. Mall yang sudah rusak parah seolah akan rubuh akibatnya tekanan besar. Api berterbangan keseluruh atap mall seperti sebuah kembang api.

"Ha... ha... ha.."

Laila terengah engah setelah menggunakan Meteor Cannon Blade. Dia merasakan kelelahan yang luar biasa seakan akan kekuatannya menghilang dari tubuhnya.

Dia tersungkur dan meletakkan tangannya di lantai. Keringat juga mengalir deras.

Meriam dan bunga api semuanya menghilang seolah perannya sudah usai.

"Ha.. ha.. haa.."

(Teknik ini benar benar menguras tenaga)

Itu sangat wajar mengingat Sacred Magic Art adalah serangan terkuat bagi seorang penyihir. Konsumsi energi sihir dan stamina yang dibutuhkan berbeda dari setiap penyihir tergantung jenis dan seberapa besar kekuatan yang dikeluarkan.

Bagi Laila sendiri, Meteor Cannon Blade tak hanya menjadi salah satu serangannya yang terkuat, tapi juga sebuah serangan yang belum lama ini dia ciptakan. Masih banyak celah dan kelemahan seperti konsumsi energi sihir yang terlalu besar.

(Haa.. apa aku berhasil?)

Jika Meteor Cannon Blade tak berhasil membunuh atau melukai naga itu, maka ini situasi yang gawat baginya.

(Aku pasti berhasil. Lagipula alasan kenapa aku tak pernah menggunakan Meteor Cannon Blade karena serangan itu setara dengan serangan penyihir beranking SS)

Mana mungkin naga itu bisa selamat dari serangan semacam itu, tapi-

Goaaaaaaaaaaaaarrr.

"?!"

Laila mendengar raungan dari api yang masih berkorbar di atap mall. Tak hanya itu, sosok naga itu perlahan mulai terlihat.

"Jangan bilang kalau..."

Ya. Naga itu masih selamat setelah menerima serangan terkuat Laila.

--Tapi bagaimana bisa?

Apakah naga Holy Demonic Class benar sekuat itu?

"?!"

Laila dikejutkan saat melihat api di sekitar naga itu tiba tiba menghilang. Sepasang mata tiba tiba terlihat dan menatap dirinya dengan tajam. Naga itu telah menandai Laila sebagai musuh.

Naga itu kemudian membuka mulutnya lebar lebar dan sebuah cahaya kemerahan muncul dari tenggorokan naga itu.

Naga itu bersiap siap menggunakan Dragon Breath. Tapi bukan itu saja yang membuat Laila terkejut.

Api yang mulanya membakar naga itu bergerak dan berputar menuju mulut naga.

"Naga itu menghisap apiku dan menggabungkannya dengan Dragon Breath!"

Dragon Breath digabungkan energi sihir dari seorang penyihir peringkat S. Ini sebuah mimpi buruk.

"Gawat, aku harus segera kabur dari sini.. eh?"

Tubuhnya tak mau menerima perintah Laila. Dia tak memiliki tenaga untuk bergerak.

Selain itu, rasa sakit di kakinya mulai datang dan 3 kali lebih menyakitkan dari sebelumnya.

"!?"

Laila menyadari kalau naga itu sudah selesai bersiap menyerangnya dengan Dragon Breath.

(Aku akan ma.. ti?)

Naga itu dmengeluarkan Dragon Breath tepat ke arah Laila. Dragon Breath itu lebih kuat dari serangan Laila sebelumnya. Bahkan radius serangannya mencapai 30 meter lebih menyebar ke seluruh atap.

Api berkobar hingga membuat lantai memerah menjadi lava. Apa yang terjadi jika manusia menerimanya?

Laila tak terlihat dimanapun. Apakah dia sudah mati?

🔹🔷🔹

Setelah memastikan sosok musuh tak ada, naga itu menatap ke arah langit dan meraung dengan keras lagi. Dia seperti menunjukan kekuatan dan keangkuhannya sebagai makhluk yang kuat. Kemudian naga itu membentangkan sayapnya dan terbang dari atap mall.

Waktu berlalu api mulai menghilang dari atap mall dan menyisakan di beberapa bagian saja.

Criiiinng..

Sebuah suara lonceng terdengar.

"..?!"

Suara merdu lonceng itu membuat kesadaran Laila kembali. Dia masih merasa pusing dan pandangannya masih kabur.

Setelah beberapa saat dia sadar kalau tubuhnya masih utuh. Semua yang terjadi seolah mimpi buruk, tapi api berkobar di atap mall adalah sebuah bukti.

"Aku belum mati?...... eh?"

"... kau sudah sadar?"

Dia mendengar suara seorang lelaki tak jauh darinya.

Lelaki itu duduk tak jauh Laila dengan senyuman hangat dan menatap Laila dengan tatapan penuh perhatian.

"...."

Entah mengapa pipi Laila tiba tiba memerah.

Sosok Kuro saat ini mengingatkannya pada seorang yang dia kenal dalam mimpi.

"Laila?"

"Uh.. aku tidak.. apa .. apa."

"Syukurlah, untung saja aku tepat waktu."

"Tepat waktu?"

Laila kemudian ingat kalau dia hampir mati karena serangan naga itu, tidak, seharusnya sudah mati.

Jika sekarang dia berhasil selamat, itu berarti Kuro telah menyelamatkannya. Hanya itu satu satunya penjelasan. Selain itu baju seragam Kuro yang terbakar di beberapa bagian sudah menjadi bukti yang akurat.

Laila sedikit merasa bersalah, tapi dia merasa senang.

"...Kuro, terima kasih karena sudah menyelamatkanku."

Laila kemudian mencoba berusaha berdiri, tapi dia tidak bisa.

"Sama sama, tapi kau tak perlu memaksakan diri!"

Kuro kemudian membantu Laila duduk.

"Unmm... terima kasih, lagi.."

Kuro hanya tersenyum.

Laila lalu ingat masalah mereka masih belum selesai.

"Kuro, apa yang terjadi dengan naga itu?"

"Kau bisa melihatnya sendiri. Naga itu sudah sepuluh menit hanya terbang dan tak melakukan apapun. Saat ini kota pasti sedang kacau akibat naga itu, tapi untung saja naga itu belum menyerang, jadi penduduk bisa mengungsi ke tempat yang aman."

Kuro menjelaskan situasi kota kepada Laila yang sedang menunjukkan ekspresi cemas.

"Begitu rupanya."

"Tenang saja, tak ada hal bur-"

Kabooooommmm.

Belum selesai Kuro bicara, mereka berdua mendengar suara ledakan. Ledakan itu berasal dari naga yang sedang terbang.

"Dasar bodoh!"

Kuro menunjukkan wajah kesal saat menyadari Knight telah melakukan serangan kepada naga hitam itu.

Naga hitam itu tak terlihat terluka dan berusaha terbang ke atas, tapi sebuah dinding tak terlihat menghalangi naga itu.

Dinding tak terlihat itu adalah perisai yang digunakan untuk melindungi kota dari serangan udara, tapi tampaknya itu berefek kebalikan dari yang diharapkan.

(Perisai bisa saja dimatikan, tapi situasi sekarang tak memungkinkannya)

Para Knight belum tahu apa tujuan musuh memanggil naga ke tengah kota. Jika menggunakan naga itu sebagai cara untuk kota mematikan perisai, Knight akan menghadapi masalah yang lebih besar daripada naga itu.

Di saat memikirkan itu, dua cahaya berwarna hijau dan ungu melesat mengenai kedua sayap naga hitam itu.

Asap mengepul dari tubuh naga. Tampaknya serangan cukup memberikan dampak. Naga itu jatuh ke sebuah rumah dan menghancurkannya. Lalu sekitar 20 Knight mengepung naga itu dari segala arah.

Melihat itu Kuro hanya menunjukkan wajah kesal.

"Ya ampun... mereka semua ternyata sangat bodoh."

"?"

Laila sedikit bingung dengan apa yang dikatakan Kuro.

Hal ini wajar karena dia tak bisa melihat apa yang terjadi dari tempat dia duduk.

"Apa kau ingin melihatnya?"

Laila mengangguk, tapi bagaimana caranya?

"Kyaaahhh!"

Laila berteriak karena Kuro tiba tiba menggendongnya seperti tuan putri.

Dia meronta, bahkan dia meninju wajah Kuro.

"Hentikan! Bukankah kau sendiri yang mau melihatnya?"

".........."

Laila lalu terdiam. Dia sadar memang dia yang meminta Kuro, tapi-

Pipi Laila memerah. Dia sangat malu.

Ini adalah pertama kalinya dia digendong seperti tuan putri

Setelah beberapa langkah, Kuro menurunkan Laila di pinggir atap mall. Dari situ dia bisa melihat dengan jelas seluruh kota Areshia.

"Tidak mungkin?!'"

Dia melihat kota yang kacau dan bangunan hancur di sana sini karena naga mengamuk dan bertarung dengan Knight.

"...."

Laila lalu melihat seorang Knight menyerang dari dekat dengan melompat, tapi lompatannya meleset hingga membuatnya menaiki kepala naga. Tiba tiba naga itu meronta dengan keras dan mengamuk. Knight yang tak beruntung itu jatuh dan akhirnya tewas tergigit.

Itu sungguh pemandangan yang mengerikan.

Ada juga Knight yang menyerang dengan bola api, pedang, tombak, serigala berkepala 3, manusia setengah ular, dan lain lain, namun semuanya dikalahkan oleh naga itu dengan menggunakan Dragon Breath.

Criiiiinng.

"..."

Suara lonceng terdengar lagi. Laila akhirnya melihat dengan jelas sumber suara merdu itu.

Kuro meletakkan pedangnya di samping Laila. Dia lalu berbaring di lantai. Kuro bahkan tak terlalu peduli lantai itu kotor.

Hooooaam...

Dia menguap, lalu dia memejamkan matanya dan mulai tidur.

"???"

Laila hanya terbengong saat menyaksikan pemandangan yang sulit dipercaya.

Dia tak menyangka Kuro akan tidur di saat gawat seperti ini.

"HEY, KENAPA KAU MALAH TIDUR, BODOH!"

Dia berteriak dan membangunkan Kuro.

"... jika tidak tidur, aku harus apa?"

"...."

Dia terdiam.

Dia tak tahu harus menjawab apa.

Lagipula Kuro hanyalah penyihir beranking F, apa yang dia bisa lakukan untuk mengalahkan naga itu?

Knight juga sudah mencoba melakukan hal terbaik mereka, meskipun itu akan membutuhkan waktu dan korban.

Beeep Beeeep..

Di saat itulah Laila mendengar suara dari saku Kuro.

Kuro dengan wajah jengkel mengambil ponsel di sakunya. Lalu dia menekan tombol tolak.

"....??"

Laila benar benar tak mengerti tindakan Kuro. Mungkin saja panggilan itu penting, namun Kuro tanpa ragu menolaknya.

Beep beepp...

Ponsel Kuro berbunyi lagi.

Kali ini Kuro menekan tombol terima dengan sebuah desahan berat.

"Ada perlu apa, Nenek ******?"

"(Jangan panggil aku dengan sebutan itu. Panggil aku Electra Sayang.)"

"...Aku tutu-"

"(Tunggu, jangan di tutup dulu!! Apa kau tahu ini suatu yang sangat penting!)"

"... aku menolak!!"

"(Kau sungguh tak sabaran. Aku belum memberitahu ap-)"

"Cari orang lain ."

"(huuu...Ayolah... Bagimu itu hal yang mudah kan? )"

"Kau tahu kan itu sudah menjadi tugasmu sebagai seorang Paladin, jadi cepat kalahkan naga itu dan jangan membuatku repot!"

Paladin?

"(Apa kau pikir aku akan diam saja saat melihat kadal liar merusak kotaku? Aku memintamu karena sedang tak bisa melakukannya. Ada sosok merepotkan di tempat lain dan orang biasa tak mungkin menanganinya. Anggap saja ini aku berhutang padamu. Bagaimana?)

"Tetap tidak mau."

Dia langsung menolak dengan kerastawaran yang terdengar bagus itu. Hutang Budi seorang Paladin adalah suatu yang sulit didapatkan daripada sebuah harta karun di labirin.

"Naga itu bisa membunuhku, kau tahu itu kan? Selain itu kau cukup menghilangkan perisai untuk sementara dan mengusirnya. "

"(Jangan pura pura bodoh. Kau tahu itu tak mungkin. Selain itu setelah semua yang terjadi, apa kau pikir naga itu akan pergi begitu saja?)"

Mengingat sifat para naga, hal itu tidak mungkin.

"(Kalau begitu aku mengandalkanmu.)"

"Hoooii."

Sambungan terputus.

"Ya ampun, dia sama sekali tak mendengar apa yang orang katakan, dasar Nenek ******!!"

Kuro melempar ponselnya dari atap mall dengan wajah jengkel.

Setelah itu dia berdiri dan menatap Laila.

"Kuro... jangan bilang kalau kau..."

Laila tak begitu mendengar percakapan, tapi dia tahu apa yang akan Kuro lakukan selanjutnya.

"Ya, aku akan pergi melawan naga itu"

Dia masih tersenyum meskipun bilang akan melawan kematian.

"Dasar bodoh, kau sadar apa yang kau lakukan? Kau hanya penyihir beranking F. Kau pasti akan mati jika melawan naga itu! Lupakan perintah konyol itu."

"Ya kau benar, aku mungkin akan mati jika melawan naga itu, tapi aku tak akan melawannya secara langsung, aku hanya akan menggiring naga itu keluar dari kota."

"..."

Jika dipikirkan kembali itu ide yang bagus. Tapi kenapa Kuro yang melakukannya?

Jika ada rencana semacam itu, seharusnya itu dilakukan oleh Knight, bukan seorang penyihir peringkat F.

"Kau tahu Dragonia kan?"

Dragonia adalah negara kecil di timur kekaisaran Houou. Dragonia disebut juga negri penunggang naga atau negri naga.

"... apa hubungannya Dragonia dengan apa yang akan kau lakukan?"

Kuro justru tersenyum lagi seolah sudah menanti pertanyaan itu.

"Apa kau tahu cara menakhlukan naga?"

"....?"

"Cara menakhlukan naga sangatlah mudah. Kau cukup bertarung dan mengalahkan naga tanpa menggunakan sihir, dan sebagai tanda kau menantang naga bertarung, maka kau harus menaiki kepalanya, tidak, lehernya sudah cukup."

Hal itulah yang membuat naga itu langsung memakan Knight yang menaiki kepalanya. Knight itu mencoba menantang naga.

"Kuro, jangan bilang kau akan melakukan itu?"

"Ya. Aku akan melakukannya. Hal itu akan membuat naga itu fokus menyerangku. Lalu aku akan menggiringnya keluar kota melalui gerbang barat"

"Tapi bukankah itu..."

"Ha ha.. tebakanmu benar, jika aku tak bisa menghindar, aku akan-"

"-mati."

"............"

Laila tampak tak senang mengetahui bahwa Kuro akan mempertaruhkan nyawanya demi menyelelamatkan kota.

"Kuro, kau tak harus melakukan ini. Ada banyak penyihir, bahkan Paladin di kota ini yang mampu membunuh naga itu jadi-"

Tapi Kuro menggelengkan kepalanya.

"Naga Holy Demonic Class memiliki kemampuan menyerap energi lebih cepat daripada jenis naga lain. Hal ini membuatnya menjadi salah satu jenis naga yang paling merepotkan. Para Knight itu hanya akan mengantarkan nyawa jika terus dibiarkan. Sementara itu orang yang sanggup membunuh naga itu karena menangani musuh di tempat lain."

"......."

"Alasan lainnya, ya... Aku tak ingin naga itu mati"

"?!"

Laila tak mengerti kenapa Kuro tak ingin naga yang membunuh puluhan Knight itu mati.

"Kau tak perlu terkejut. Aku hanya merasa kasihan kepada naga itu. Naga itu ditangkap dan diteleportasi ke kota ini. Dan ketika naga itu mencoba pergi, para Knight justru menyerangnya. Apa kau tak merasa kasihan?"

Laila paham betul apa yang di maksud Kuro.

Naga itu menyerang Laila setelah dia berusaha membunuh naga itu. Hal ini juga berlaku kepada Knight yang menyerang sayap naga itu.

Siapa yang salah?

Penyihir atau naga itu?

"Sudahlah. Aku tak menyalahkan siapapun, lagipula tak ada yang salah dalam masalah ini. Kau mencoba melindungi kota ini, dan naga itu cuma melindungi dirinya sendiri, tapi kurasa aku benar benar sial hari ini... haaa..."

Kuro mendesah dalam, setelah itu dia melangkahkan kakinya dan bersiap melompat dari atap mall, tapi tiba tiba tangan kirinya dipegang oleh Laila.

"Kuro. Kau tak harus melalukan ini"

Saat ini Kuro benar benar mirip dengan Laila berusaha menyerang Alan.

Hal inilah yang membuat Laila tak ingin Kuro pergi hanya untuk mengantar nyawa ke malaikat kematian.

"Aku harus. Kau tak tahu, aku satu satunya orang yang bisa melakukan hal ini. Setidaknya, aku akan menunjukkan kekuatan soorang penyihir peringkat F."

Kuro tanpa ragu menjawab Laila. Keraguan bahkan tak terlihat di mata Kuro.

"..............."

Laila tampak kesal. Dia menggigit bibir bawahnya dan menggengam erat tangan Kuro seolah tak ingin Kuro pergi apapun yang terjadi.

Tentu jika Kuro serius, dia bisa memberontak mengingat Laila sedang lemah.

"..Laila, bisakah kau memberiku alasan agar aku tetap hidup?"

"eh?"

"Kau tahukan, seseorang butuh alasan agar tetap berjuang. Karena itulah jika kau tak ingin aku mati, maka berikan aku alasan agar aku tetap hidup. Dengan begini meskipun aku diincar oleh naga itu, aku punya alasan untuk tetap hidup dan kembali."

Dia paham tak bisa mencegah Kuro pergi. Dia juga mengerti kalau Kuro butuh sebuah motivasi.

".....baiklah. Aku akan memberikannya."

(Lagipula aku berhutang nyawa kepadamu, Kuro)

Laila tak punya alasan untuk menolak.

"Jika kau kembali dalam keadaan hidup maka aku akan memberikan ci-"

"Aku sudah pernah mencium seorang putri, jadi aku tak butuh ciumanmu."

"Huh?"

Mendengar itu, Laila bukannya terkejut, tapi marah. Marah besar.

"SIALAN KAU, APA KAU BILANG CIUMAN PERTAMAKU TAK CUKUP UNTUKMU? DASAR PENYIHIR RENDAHAN!"

"ha ha.. kau tahu.. aku sebenarnya mengharapkan lebih dari itu darimu. Jika sebuah ciuman, maka aku bisa memaksamu berciuman denganku saat ini."

"!?"

Wajah Laila langsung memerah. Tak hanya karena malu, namun juga marah.

"Bo-bodoh. Apa kau tahu siapa aku.."

"Penyihir peringkat S yang sudah tak berdaya, benarkan?"

"....mmm."

Dia benar. Saat ini Laila sedang tak berdaya. Dengan kata lain, Kuro bisa saja berbuat apapun terhadap Laila saat ini, tapi Kuro tak akan melakukan hal aneh terhadap Laila saat ini. Dia punya suatu urusan saat ini yang lebih penting.

"Sudahlah. Jika kau tak bisa memberikanku alasan untuk hidup, maka aku ak-"

"Moooou baiklah, Brengsek. Jika kau kembali dalam keadaan hidup, aku rela menjadi kekasihmu dan kau bisa berciuman sepuasnya denganku. Apa itu cukup?"

"Setuju."

"Eh?"

(Apa yang baru saja ku katakan?)

Laila akhirnya sadar kalau yang dia ucapkan benar benar refleks karena jengkel. Saat menyadari kesalahannya, wajahnya memerah dan memalingkan tatapannya ke arah lain.

"Tu-tunggu...."

"Apa kau menarik kembali?"

"Tentu tidak, hanya saja..."

Dia tak bisa menarik ucapannya. Harga dirinya tak mengizinkan hal itu.

Tapi dia tak menyangka Kuro akan langsung setuju dengan hal itu, apakah Kuro ...

(Mencintai aku?)

Laila langsung menggelangkan kepalanya untuk menjauhkan pemikiran itu.

Bukanlah akan lebih tepat jika sebuah jebakan? Lagipula Kuro yang memulainya

"Laila, terima kasih telah memberiku alasan untuk tetap hidup. Aku akan segera kembali untuk mendapatkan ciuman pertamamu dan tolong jaga pedangku sampai aku kembali."

Kuro tersenyum puas lalu melompat dari atap mall.

"Tung--"

(Dia tanpa pikir panjang melompat dari lantai 4. Dia benar benar bodoh..)

Lalu dia sadar apa yang di ucapkan Kuro sebelum melompat.

".........."

Dia terdiam. Wajahnya memerah dan jantungnya berdebar kencang.

Dia tak mengerti kenapa dirinya seperti ini. Tetapi semua itu menghilang saat dia menerima apa yang dia rasakan.

(Sudahlah, anggap saja permintaan terakhir Kuro sebelum mati.)

Lalu dia melirik pedang yang tergeletak tak jauh dari dirinya.

Sebuah pedang dengan dua buah lonceng yang menghiasinya.

"..........."

Entah mengapa rasa penasaran muncul. Dia lalu mencoba mengangkat pedang Kuro, tapi-

(........ Berat)

Itu wajar karena pedang Kuro memiliki berat 10 Kg. Itu bukanlah berat yang normal untuk sebuah pedang tipis.

Bommmmm.

Lalu dia mendengar suara ledakan.

Laila menoleh untuk melihat asal suara ledakan itu. Ledakan itu bukan berasal dari Knight maupun naga yang sedang bertarung. Tapi itu berasal dari atap bangunan yang berlubang akibat Kuro yang melompat dari lantai 4.

Bagi seorang penyihir, selamat dari lantai 4 adalah hal yang normal dengan bantuan sihir, tapi dalam kasus Kuro, melompat dan membuat lubang adalah pertama kali yang Laila tahu.

(Oke, dia benar benar akan mati.)

Di saat dia berpikir seperti itu, sosok Kuro tiba tiba keluar dari bangunan dan berlari menuju ke medan pertempuran. Tak disangka, dia begitu cepat. Kecepatannya bahkan seimbang saat Laila menggunakan Burning Dash.

"Aku akan menamaimu Laiko, naga manis"

"........."

Laila yang mendengar itu hanya terbengong dan tersenyum pahit.

Laiko. Laila dan Kuro.

"Apa dia sudah gila?"

Entahlah.

Tapi Laila akhirnya sedikit mengetahui sisi lain dari lelaki yang bernama Kuro Kagami.

(Entah mengapa aku merasa ada yang tidak benar...)

Dia belum tahu apa itu, tapi yang dia bisa lakukan saat ini hanyalah duduk dan mengumpulkan tenaga.

Dan tentu saja memastikan kalau Kuro akan kembali hidup.

(mooooooo... kenapa aku membuat janji seperti itu?)

Dia tak mengerti dirinya sendiri. Entah mengapa janji itu keluar begitu saja dari mulutnya.

'Aku rela menjadi kekasihmu dan kau boleh sepuasnya berciuman denganku'

".........................................................................."

Wajah Laila langsung memerah saat membayangkan yang akan terjadi, tentu saja jika Kuro berhasil selamat.

Dia akan menjadi kekasih Kuro.

".. Baiklah aku sekarang harus berdoa apa?"

Apakah berdoa agar Kuro selamat dan menjadi kekasihnya.

Atau.

Berdoa agar Kuro cepat mati.

"... untuk apa aku memikirkan ini. Haaa... sudahlah.. aku tak terlalu yakin kala- heeeeeeeeehhhhh?"

Laila terkejut saat melihat Kuro melompat dari atap gedung dan mendarat tepat di atas kepala naga hitam itu.

Setelah itu, Kuro melompat dan berlari menuju pintu gerbang barat bersama dengan naga yang berusaha membunuhnya.

"Jika Kuro selamat, kemungkinan besar nama baikku akan tercemar karena memiliki pacar gila ha ha haaaaa... "

Dia merasa ada suatu yang rusak dalam dirinya.

Wajah Laila tampak pucat ketika menyadari nasibnya jika Kuro selamat dari naga itu.

".ugghhh."

Air mata lalu mengalir deras dari kedua matanya.

"Ohh kakak, apa yang harus kulakukan?"

Tapi di saat itulah Laila tersenyum. Dia menyadari kalau Kuro melakukan tindakan gila agar bisa selamat dan menyelamatkan kota, lagipula dia bisa hidup berkat Kuro menyelamatkan dirinya.

"Alasan untuk hidup kah?"

Di saat yang sama, Laila menanyakan pertanyaan itu kepada dirinya sendiri.

Untuk apa dia hidup di dunia ini?

".........."

Dia tak tahu jawabannya, tidak, dia belum menemukan jawabannya. Dan entah mengapa dia merasakan firasat akan menemukan jawaban dari pertanyaan itu jika bersama Kuro yang tahu betul tentang hal itu.

"fu fu... Jika kau selamat, dengan senang hati aku akan menjadi kekasihmu........ Kuro, yaahh kurasa itu tidak terlalu buruk.... lagipula--"

Laila tak akan pernah menarik apa yang dia pernah ucapkan. Dia tak akan menyesali keputusan yang dia buat.

"Mooooooooooooooouuuuuuuu .... "

"Laila?"

"eh?"

Dia menoleh ke belakang dan menemukan Fila menatap dirinya dengan tatapan aneh.

"Fu fu fu...."

"Fila jangan bilang kau.........."

"............"

Di saat itulah Laila melihat senyuman iblis di wajah Fila.

Itu bukanlah pertanda bagus.

Terpopuler

Comments

taufik ruyatman

taufik ruyatman

penyihir rank s yang sudah tak berdaya

2022-03-18

0

Sutri Atmo

Sutri Atmo

maaf hanya scrool aja tanpa like. alurnya tdk lucu

2021-12-06

0

DNK • SLOTH SINN

DNK • SLOTH SINN

next

2021-07-05

0

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Areshia City
3 3. Shopping
4 4. Meeting
5 5. Attack
6 6. Knight's Pride
7 7. Despair
8 8. Plan
9 9. Fight
10 10. 2nd Round
11 11. Similarity Between Two People
12 12. Kiss? I don't Need That!
13 13. Get Friend and Became His Girlfriend.
14 14. Dragon
15 15. One Fight End and New Fight Start
16 16. Lesson
17 17. Motivation
18 18. Bad News
19 19. True Meaning of Rank F
20 20. Monster
21 21. True Power
22 22. Trap
23 23. Wake Up
24 24. Trust
25 25. Serious Mode
26 26. Identity
27 27. Root's
28 28. Weird Bonds
29 29. Sudden Kiss. Again..
30 30. Intermission 01
31 31. First Encounter
32 32. Hero?
33 Date
34 7th Meeting
35 Transfer Student
36 Stupid Mission
37 True Identity
38 Return
39 Arrival
40 Glutton Girl
41 Pervert! Pervert! Pervert!!
42 Troublemaker
43 Choice
44 Duel
45 Berserk
46 Witch Reaper
47 Liar
48 Past
49 Naughty Girl
50 I Kill You if You're Dare
51 Date, Again
52 Dragon King, Arrived
53 Letter
54 Shadow
55 Leaving to Dragonia
56 Clan Blad Village
57 Tomb
58 Arrive at Dragonia
59 King of Dragonia
60 Attack
61 Dragon War
62 Dragon War II : Awakening
63 Dragon War III : Lucifer
64 Dragon War IV : Dragon Arm
65 Dragon War V : Choices
66 Dragon War VI : Betrayer
67 Dragon War VII : Alice
68 Dragon War VIII : Family Bonds
69 Dragon War IX : Truth from Dark Side
70 Dragon War X : Evolution
71 Dragon War XI : Lucifer
72 Dragon War XII : End of War
73 Return
74 New Problem
75 Holy Maiden's Spirit
76 New Enemy
77 Anger
78 Silver Viper
79 Illegal Knight
80 Mission, Start!
81 Assassination
82 Nightmare
83 Trash
84 Punishment
85 Return to Capital
86 Small House
87 Weird
88 Duel
89 Calm Before Storms
90 Calm Before Storms II
91 Change Plan
92 Truth from The Past
93 Scarlet
94 True Enemy
95 Only One Way
96 A Man
97 Faker
98 Flower
99 Change
100 Resurrection
101 The Maze
102 Power Up
103 Art of Death
104 Demon King Power
105 Unlucky
106 Battle at Phoenix City I
107 Battle at Phoenix City II : Holy Maiden
108 Battle at Phoenix City III : Eyes of Truth
109 Battle at Phoenix City IV : Holy Arrow of Salvation
110 Battle at Phoenix City V : Lightning Dragon King
111 Battle at Phoenix City VI ; Re Awakening
112 Battle at Phoenix City VII : Reincarnation
113 Battle at Phoenix City VIII ; Darkness
114 Battle at Phoenix City IX ; Surprise
115 Invitation
116 Punishment
117 Presents
118 Another Reincarnator
119 Duel of Two
120 As Princess
121 For Last Time..
122 Last King
123 Parents Love
124 Partner
125 Regret and Choice
126 Magic Tools
127 Consultation
128 Tribal Begin
129 Grow
130 First
131 Two Better Than One
132 Spirit Gear
133 Greed
134 A Letter
135 Air Ship
136 Transform
137 Name
138 Meeting Again
139 Reunion
140 Miracle
141 Identity
142 Silent Night
143 Battle War, Begin!!
144 Ex Brother
145 Chris True Power
146 Best Lesson
147 Mysterious Enemy
148 As Wife Demon King
149 Two King of Sword
150 Cursed Break
151 Strongest Defense
152 Pandora
153 The Tragedy
154 End Eyes of Balor
155 Truth
156 Choice
157 Not This Time
158 Sorry
159 What Happened?
160 Int : Queen Dark Side
161 Feeling and Regret
162 Cursed Golden Dragon
163 Rim Himegami
164 Beginning of Destruction
165 Only You
166 Your Choice
167 Battle War, End.
168 New Future
169 Demon King Always do Bad Thing
170 If--- I
171 If ---II
172 If---III
173 New Generation
174 Rank B
175 Magnet of Trouble
176 Punishment Time
177 Flame Academy
178 Demon Teacher
179 Duel
180 Dragonoid
181 First Mission
182 Enemy Attack
183 Smell of Troubles
184 Most Hated Thing
185 Silent Night
186 Guest from Far Away
187 Death isn't Punishment
188 Distance
Episodes

Updated 188 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Areshia City
3
3. Shopping
4
4. Meeting
5
5. Attack
6
6. Knight's Pride
7
7. Despair
8
8. Plan
9
9. Fight
10
10. 2nd Round
11
11. Similarity Between Two People
12
12. Kiss? I don't Need That!
13
13. Get Friend and Became His Girlfriend.
14
14. Dragon
15
15. One Fight End and New Fight Start
16
16. Lesson
17
17. Motivation
18
18. Bad News
19
19. True Meaning of Rank F
20
20. Monster
21
21. True Power
22
22. Trap
23
23. Wake Up
24
24. Trust
25
25. Serious Mode
26
26. Identity
27
27. Root's
28
28. Weird Bonds
29
29. Sudden Kiss. Again..
30
30. Intermission 01
31
31. First Encounter
32
32. Hero?
33
Date
34
7th Meeting
35
Transfer Student
36
Stupid Mission
37
True Identity
38
Return
39
Arrival
40
Glutton Girl
41
Pervert! Pervert! Pervert!!
42
Troublemaker
43
Choice
44
Duel
45
Berserk
46
Witch Reaper
47
Liar
48
Past
49
Naughty Girl
50
I Kill You if You're Dare
51
Date, Again
52
Dragon King, Arrived
53
Letter
54
Shadow
55
Leaving to Dragonia
56
Clan Blad Village
57
Tomb
58
Arrive at Dragonia
59
King of Dragonia
60
Attack
61
Dragon War
62
Dragon War II : Awakening
63
Dragon War III : Lucifer
64
Dragon War IV : Dragon Arm
65
Dragon War V : Choices
66
Dragon War VI : Betrayer
67
Dragon War VII : Alice
68
Dragon War VIII : Family Bonds
69
Dragon War IX : Truth from Dark Side
70
Dragon War X : Evolution
71
Dragon War XI : Lucifer
72
Dragon War XII : End of War
73
Return
74
New Problem
75
Holy Maiden's Spirit
76
New Enemy
77
Anger
78
Silver Viper
79
Illegal Knight
80
Mission, Start!
81
Assassination
82
Nightmare
83
Trash
84
Punishment
85
Return to Capital
86
Small House
87
Weird
88
Duel
89
Calm Before Storms
90
Calm Before Storms II
91
Change Plan
92
Truth from The Past
93
Scarlet
94
True Enemy
95
Only One Way
96
A Man
97
Faker
98
Flower
99
Change
100
Resurrection
101
The Maze
102
Power Up
103
Art of Death
104
Demon King Power
105
Unlucky
106
Battle at Phoenix City I
107
Battle at Phoenix City II : Holy Maiden
108
Battle at Phoenix City III : Eyes of Truth
109
Battle at Phoenix City IV : Holy Arrow of Salvation
110
Battle at Phoenix City V : Lightning Dragon King
111
Battle at Phoenix City VI ; Re Awakening
112
Battle at Phoenix City VII : Reincarnation
113
Battle at Phoenix City VIII ; Darkness
114
Battle at Phoenix City IX ; Surprise
115
Invitation
116
Punishment
117
Presents
118
Another Reincarnator
119
Duel of Two
120
As Princess
121
For Last Time..
122
Last King
123
Parents Love
124
Partner
125
Regret and Choice
126
Magic Tools
127
Consultation
128
Tribal Begin
129
Grow
130
First
131
Two Better Than One
132
Spirit Gear
133
Greed
134
A Letter
135
Air Ship
136
Transform
137
Name
138
Meeting Again
139
Reunion
140
Miracle
141
Identity
142
Silent Night
143
Battle War, Begin!!
144
Ex Brother
145
Chris True Power
146
Best Lesson
147
Mysterious Enemy
148
As Wife Demon King
149
Two King of Sword
150
Cursed Break
151
Strongest Defense
152
Pandora
153
The Tragedy
154
End Eyes of Balor
155
Truth
156
Choice
157
Not This Time
158
Sorry
159
What Happened?
160
Int : Queen Dark Side
161
Feeling and Regret
162
Cursed Golden Dragon
163
Rim Himegami
164
Beginning of Destruction
165
Only You
166
Your Choice
167
Battle War, End.
168
New Future
169
Demon King Always do Bad Thing
170
If--- I
171
If ---II
172
If---III
173
New Generation
174
Rank B
175
Magnet of Trouble
176
Punishment Time
177
Flame Academy
178
Demon Teacher
179
Duel
180
Dragonoid
181
First Mission
182
Enemy Attack
183
Smell of Troubles
184
Most Hated Thing
185
Silent Night
186
Guest from Far Away
187
Death isn't Punishment
188
Distance

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!