Kuro adalah seorang non penyihir yang bersekolah di sekolah sihir. Tak aneh jika dia mendapatkan peringkat F sebagai seorang penyihir.
Tapi kenapa dia tetap bisa bersekolah di tempat para monster di mata orang biasa itu?
Jawabannya sederhana, meskipun dia bukan penyihir, tapi dia juga dikategorikan sebagai monster.
10 menit berlarlu sejak dia keluar dari pintu gerbang barat. Dia akhirnya keluar dari wilayah kota Areshia.
Padang rumput yang luas dan jalan dia lewati. Dia mulai memasuki wilayah hutan yang berada di dekat kota Areshia.
(Sebentar lagi aku akan memasuki hutan Aldea, kurasa sebaiknya aku mengalahkan naga itu di sana.)
Kekuatan naga Holy Demonic Class setara dengan kekuatan magic beast penyihir peringkat SS hingga SSS. Sisik keras pelindung alami dari serangan sihir dan serangan fisik, kapasitas sihir yang besar, kemampuan untuk menyerap energi sihir dari sekitar, dan taring dan kuku yang disetarakan dengan pedang terbaik.
Dengan spesifikasi seperti itu, tak aneh jika mengalahkan naga bisa dibilang sedikit mustahil (apalagi 1 lawan 1). Lalu di antara semua jenis naga, naga Holy Demonic Class bisa dibilang sedikit spesial.
Naga jenis ini memiliki dua jenis kekuatan. Yang pertama kekuatan mental dan kekuatan untuk memulihkan diri yang cepat.
Kekuatan mental membuat naga jenis ini mampu membuat musuhnya mengalami ilusi. Sedangkan kemampuan memulihkan diri membuat naga jenis ini sangat merepotkan.
Sayangnya, semua itu tak penting di mata Kuro.
Tak berapa lama kemudian, dia melihat hutan lebat dengan pepohonan yang tinggi dan rindang.
Hutan Aldea hanya dihuni monster lemah yang biasa digunakan untuk latihan, karena itulah tempat itu menjadi lokasi yang tepat untuk pertarungan, tetapi-
Dia berhenti berlari tepat sebelum memasuki hutan. Dia lalu berbalik dan melompat ke samping karena menghindari ekor naga yang menyerangnya.
Sreeetttt..
Dia mendarat dengan mulus di rerumputan. Dia lalu berdiri dan menatap naga hitam yang berjarak 5 meter di depannya.
Naga itu menatap balik. Dia pasti terkejut bagaimana mungkin Kuro bisa lolos dari serangan kejutan itu?
Sarangan tiba tiba tanpa hawa keberadaan itu pasti menggunakan kemampuan untuk membuat sebuah ilusi, sayangnya naga itu tak tahu, semua teknik dan sihir tipe mental tak akan berpengaruh terhadap Kuro.
Kuro mengurungkan niatnya untuk bertarung di hutan Aldea. Mungkin itu ide bagus karena selain hutan membuat dia mampu menghindar dengan mudah, namun juga membuat dia bisa menutupi apa yang dia lakukan.
Tetapi jika dia bertarung di sana, kemungkinan akan membuat hutan terbakar. Mengingat saat ini musim panas, kemungkinan akan menyebar dengan mudah.
"........"
Angin berhembus kencang membuat pohon dan rerumputan bergoyang dengan indahnya bagai sebuah tarian alam.
Alam yang indah dan damai sanggup membuat hati menjadi tenang. Bahkan kejadian buruk bagaikan daun yang terbawa angin. Namun Kuro tak punya waktu untuk menikmati suasana damai ini.
Klak klakk...
Kuro melepas beban latihan yang dia pakai di perut, kedua tangannya dan di bawah kedua kakinya. Berat beban latihan itu jika ditotal adalah 150 kg.
"Barang murahan memang tak bisa diandalkan..."
Dia tampak jengkel saat melihat beban latihan yang dia pakai sudah hancur dan tak bisa digunakan lagi. Dia melempar semua beban latihan bagai kerikil ke rerumputan.
Tetapi mengingat siapa lawannya, beban latihan menjadi hancur bisa dikatakan wajar.
"Peringkat F kah...?"
Dia ingat apa yang di katakan Laila. Dia hanya penyihir peringkat F, tapi-
Dia tak peduli dengan peringkta yang dia terima sebagai seorang penyihir, hal itu karena sejak awal dia bukan penyihir. Lagipula itu tidaklah mengukur kekuatan seseorang.
Dia lemah sebagai seorang penyihir, namun dia diberikan tubuh dan fisik yang lebih kuat daripada orang normal.
Selama 11 tahun ini dia melatih tubuhnya agar lebih kuat. Dia juga bertarung dengan berbagai macam monster dan penyihir untuk menambah pengalaman bertarung.
Hasil dari latihan dan pertarungan itu adalah dia mendapatkan kekuatan yang sanggup mengalahkan penyihir yang dikenal sebagai monster berwujud manusia.
Sayang, tak banyak orang yang mengetahui ini.
"Nenek itu tak salah memberikan tugas ini kepadaku, namun apakah dia lupa jika membiarkan aku melawan seekor naga kelas tinggi seperti ini."
Dia tersenyum bukan karena menerima kematiannya. Tidak. Dia tak akan mati.
Dia tersenyum karena bisa berhadapan dengan naga Holy Demonic Class lagi. Selain itu, dia tak punya pilihan lain selain menaklukan naga hitam yang berbahaya itu.
Selain kuat, hal yang membuat naga lebih berbahaya adalah saat mereka dalam kondisi marah. Tetapi saat melihat naga di depannya, Kuro sadar naga di depannya bisa dibilang naga yang bisa mengontrol emosi. Naga seperti ini lebih berbahaya karena mampu mengendalikan dirinya.
"Baiklah kita mulai Laiko, akan kutunjukan bahwa aku pantas menjadi tuanmu!"
Saat seseorang menantang naga atau berusaha menakhlukan naga, maka orang itu hanya mempunyai dua pilihan.
Menang atau mati.
Jika menang, naga itu akan patuh dan setia. Naga itu bahkan rela mengorbankan nyawa demi tuannya.
Jika kalah atau mati, hal itu berarti orang itu tak pantas menjadi tuan dari naga itu dan naga itu tanpa ragu memakannya.
Inilah alasan kenapa naga itu tetap berusaha membunuh Kuro meskipun sudah berada di luar kota Areshia.
Gooooarrrr...
Naga itu meraung dan bergerak maju menyerang Kuro dengan menggigit.
Cepat, tetapi Kuro lebih cepat. Kuro melompat ke atas dan berhasil menghindar.
Naga itu dengan cepat berputar dan menyerang dengan ekornya seperti sebuah cambuk raksasa. Tentu akan fatal jika terkena serangan itu, namun seperti pemain sirkus, Kuro berhasil menghindar.
Saat ini Kuro berbeda dengan saat di kota tadi. Dia lebih cepat dan lebih kuat setelah melepas beban latihannya.
Setelah menghindar, Kuro memegang ekornya dan mengangkat tubuh naga seberat 3 ton lebih itu lalu membantingnya ke tanah dengan keras.
"Haaaa!!!"
Jika ada yang melihatnya melakukan ini, mereka pasti melihat itu bagaikan mimpi atau ilusi. Namun bagi Kuro ini adalah hal biasa.
Meskipun begitu, serangan itu tidaklah cukup memberikan dampak. Kuro menyerang lagi dengan melompat ke udara. Saat di udara dia mengumpulkan energi yang disebut ki pada tangannya. Lalu dengan tangan penuh energi itu, dia menyerang naga yang pertahanannya terbuka.
Sayangnya, naga itu menghindar.
Naga itu sadar kalau jika menerima serangan itu dia akan terluka fatal. Kawah selebar 5 meter yang tercipta adalah buktinya.
"Bagus..."
Kuro tampak senang saat naga itu berhasil menghindar.
Grrrrrr...
Naga itu juga mulai menyadari kekuatan Kuro bisa dibilang abnormal. Jika menerima serangan itu beberapa kali, tak diragukan lagi naga itu akan kalah.
Alasannya, jika serangan Kuro adalah serangan sihir, naga itu akan menyerap sumber energi sihir (mana) sehingga naga itu bisa meminimalkan efek serangan seperti saat bertarung dengan Laila dan Knight. Namun serangan Kuro hanyalah sebuah serangan fisik yang merupakan syarat utama sebagai seorang penakhluk naga.
Dengan kata lain, Kuro adalah musuh terburuk bagi naga itu. Tidak. Bagi seluruh naga.
Tentu saja kemampuan Kuro menggunakan energi ki tak hanya sebatas meningkat kemampuan fisik dan daya serang. Salah satu teknik yang dia gunakan saat melawan naga adalah teknik serangan penetrasi yang membuat sisik naga tak berguna.
"Apa kau senang saat melihat kekuatan seseorang yang akan menakhlukanmu?"
Tentu saja naga itu tak bisa bicara dan menjawab pertanyaan Kuro, namun naga itu meraung seolah berkata 'lakukan saja jika kau bisa'
"Heh... baiklah akan kutunjukan kekuatanku yang lain dengan mengalahkanmu, Laiko!"
Kuro berlari maju menuju naga itu dengan kecepatan tinggi. Lebih cepat daripada sebelumnya. Dia melompat dan berputar di udara lalu menendang kepala naga itu dari samping.
Grrr..
Kepala naga itu terdorong ke samping karena kekuatan tendangan Kuro,tapi serangan Kuro masih belum berakhir.
Dia mendarat di tanah dan langsung berakselerasi menuju perut naga. Dia mengepalkan tangannya dan bersiap melakukan serangan lagi.
"!!"
Namun naga itu dengan cepat menyerang Kuro menggunakan ekornya dari arah samping.
"Ughhh!"
Kuro langsung terpental hingga beberapa meter dan terhenti oleh sebuah pohon. Untung saja ini bukanlah luka berat berkat tubuhnya yang tak normal. Meskipun begitu, dia harus akui kalau jika terkena serangan seperti itu lagi, dia akan terluka.
"Tch?!"
Kuro bergulir ke samping saat melihat 5 bola api kecil melesat menuju ke arahnya. Itu adalah variasi dari Dragon Breath, yaitu Dragon Bullet.
Meskipun mereka cepat, namun di mata Kuro serangan itu masih lambat. Dia bisa menghindar dengan mudah, tetapi pohon dan rerumputan yang menerima serangan langsung hangus menjadi debu.
"Aku benar benar semakin menginginkanmu, Laiko."
Melihat kemampuan naga itu, Kuro semakin menginginkan naga itu. Wajar saja, apa yang dilakukan naga itu merupakan kemampuan tingkat tinggi yang tak semua naga bisa melakukannya.
Sekarang masuk akal kenapa naga yang masih dibilang termasuk berukuran sedang itu bisa mengacaukan kota Areshia.
Grrrr...
Naga itu hanya menatap Kuro dengan tatapan yang semakin tajam.
"!"
Naga itu tiba tiba membentangkan kedua sayapnya dan terbang rendah. Naga itu lalu membuka mulutnya dan cahaya kuning terlihat dari mulut naga itu.
"Dragon Breath? tidak..ini-"
Dugaan Kuro benar. Naga itu bersiap menggunakan Dragon Bullet lagi, namun Dragon Bullet kali ini berbeda dari sebelumnya.
Jumlahnya puluhan bahkan ratusan kali lebih banyak bagian hujan bola api. Semua Dragon Bullet itu mengarah tepat ke arah Kuro.
Kuro melompat ke samping, berguling, dan berlari untuk menghindari ratusan bola api yang mampu membakarnya dengan mudah.
Dia berhasil menghindari dengan jarak setipis kertas, namun sebuah dragon ball menyerangnya dari tempat yang tak dia duga.
Kuro terkena dragon ball, tidak, dalam waktu yang singkat, dia merobek seragamnya dan menahan dragon ball dengan seragamnya.
Seragamnya terbakar dan Kuro langsung melemparnya ke tanah.
"?!"
Tapi saat Kuro ingin melihat naga hitam itu, dia tak menemukan naga itu di ketinggian sebelumnya. Lalu dimana naga itu? Hanya ada satu jawabannya, naga itu ada di-
"... atas!"
Kuro langsung menoleh ke atas dan menemukan naga itu sudah bersiap menggunakan Dragon Breath. Tidak, itu bukanlah Dragon Breath normal.
"Laser Breath kah?"
Itu adalah serangan yang 3 kali lebih kuat dari Dragon Breath normal. Serangan ini hanya dimiliki beberapa naga kelas atas seperti Holy Demonic Class.
"Kau menyerang dengan semua kekuatanmu kah?"
Namun seperti Sacred Magic Art, Laser Breath juga bisa dibilang kartu truf bagi seekor naga. Dengan kata lain, ini adalah serangan penentuan.
"Baiklah, aku juga akan menggunakan semua kemampuanku, Laiko!!"
Kuro mulai berkonsentrasi.
Namun, disaat itulah naga itu sudah menyerangnya dengan Laser breath.
Cahaya merah melesat lurus tepat ke arah Kuro dengan kecepatan tiga kali lebih cepat dari Dragon Breath biasa.
Serangan ini selain cepat, daya penghancur lebih besar karena Laser Breath memiliki kekuatan dan suhu yang lebih tinggi. Bisa dibilang Laser Breath adalah Dragon Breath yang difokuskan pada satu titik sehingga serangan lebih mematikan.
Tetapi sebagai ganti kekuatan, serangan ini memiliki area efek yang lebih kecil.
Setelah efek menghilang, dampak serangan terlihat yaitu berupa kawah dalam selebar 10 meter. Tanah yang terkena menjadi lava panas.
Manusia biasa atau bahkan penyihir dengan pertahanan terkuat pasti akan terluka dan yang terburuk langsung menjadi debu.
Grrrrrr....
Naga itu mencari dan memeriksa apakah Kuro sudah mati dari ketinggian 20 meter. Meskipun serangannya kuat, namun mengingat siapa Kuro, mungkin itu belum cukup.
Dan itu benar.
"Laiko, kau mencariku?"
Mata naga itu melebar ketika Kuro tiba tiba sudah di depannya, tapi Kuro dalam kondisi terjatuh ke bawah. Itu normal mengingat manusia tak bisa terbang.
Momen yang singkat itu tak disia-siakan Kuro.
Kuro mengaktifkan teknik yang menentukan pertarungan ini.
"Cursed Art--"
(Aku baru ingat kalau belum menamai teknik ini, ah ... sudahlah...)
Kemudian, yang terdengar hanyalah teriakan naga yang meraung kesakitan.
♦♦♦
Sementara itu di luar gedung Sirei mall.
"Fila, dimana kau?"
Seorang pria tua kekar terlihat panik saat mencari putri satu satunya. Dia adalah ayah Fila.
Dia saat ini berada di tengah kerumunan orang yang keluar dari tempat perlindungan. Banyak Knight di sana sini sedang mengatur dan menenangkan orang.
"Jendral Irho, apa yang kau lakukan disini?"
Seorang Knight lelaki muda menghampiri dan bertanya kepadanya.
Dia adalah mantan jendral, karena itulah wajar jika Knight mengetahui dirinya.
"Aku sedang mencari putriku. Apakah kau melihatnya?"
"Putri jendral? Sayang sekali aku tak melihatnya. Namun bisakah anda memberikan ciri cirinya, aku akan menyuruh teman temanku untuk segera menemukan putri anda."
"Terima kasih. Dia gadis berdada besar seperti ibunya dan berambut hijau. Dia juga cantik dan baik hati. Dia kadang sedikit galak bagai monster, mungkin itu karena ibunya juga seperti itu."
Knight muda itu tak tahu harus bereaksi apa. Memang dia meminta ciri ciri Fila, namun dia tampaknya mendengar informasi yang lebih dia harapkan.
"..uh.. eeee baiklah. Aku akan mencari putri anda. Tidak. Aku rasa sekarang kita tak perlu mencarinya. Kalau begitu aku permisi dulu jendral!"
"..........eh?"
Knight itu pergi dan kembali menjalankan tugasnya. Entah mengapa Knight itu tampak pucat.
"Apa maksudnya sudah tak per-"
"Ayah!!"
Dia mendengar suara dari orang yang dia cari, yaitu putrinya Fila Ariant.
Awalnya dia berharap Fila akan memeluknya, namun tampaknya dia salah.
Rasa khawatir yang dia alami karena mendengar Sirei mall diserang ******* dan putri tercintanya terjebak berubah menjadi rasa takut. Dia bahkan sampai berkeringat dingin.
"Fila....."
Dengan perlahan Irho menoleh ke arah belakang. Dia melihat putri tercintanya baik baik saja dan tersenyum tipis. Namun sayangnya senyuman tipis itu adalah sebuah senyuman iblis.
"Syukurlah kau baik ba-"
"DASAR AYAH TAK BERGUNAAAA!"
" .....gahhh!!"
Irho mendapatkan sebuah hukuman suci dari putri tercintanya. Dia dipukul dengan pedang Kuro dan berakhir terkapar di lantai.
Untung saja Fila memukul ayahnya dengan pedang yang masih bersarung.
"Huuhhh... Ayahku benar benar memalukan..."
".... ya kurasa aku mengerti perasaanmu, Fila."
Di samping Fila, Laila ikut mendesah dalam ketika mengetahui ayah Fila yang seorang mantan jendral melakukan pelecehan seksual terhadap putrinya sendiri. Mungkin Irho melakukan itu karena dia sangat menyayangi putrinya, namun ini sedikit berlebihan.
"Laila, sekarang apa yang akan kau lakukan?"
Mereka telah terhindar dari bahaya. Naga Holy Demonic Class juga sudah tak berada di dalam kota.
"Aku akan kembali ke sekolah, untuk masalah pedang Kuro, aku akan bilang kalau kau yang menjaganya. Aku yakin dia akan mencari pedang itu saat kembali dari menggiring naga itu ke luar kota. Huh... aku tak percaya dia benar benar melakukan tindakan konyol itu!"
Laila hanya tersenyum pahit saat menyadari perbuatan bodoh Kuro.
"Ya. Tapi begitulah Kuro ku kuku."
"Kuro? Apakah kalian membicarakan bocah tengik pemilik pedang itu?"
Irho tiba tiba masuk ke pembicaraan mereka berdua. Entah mengapa tatapan mata dan nada bicara Irho terlihat berbeda. Dia sekarang dalam mode jendral (mantan jendral).
"Ya. Itu benar." jawab Laila.
"Apakah ada masalah ayah?"
Fila sekarang terlihat sangat ramah dan tak terlihat marah lagi. Dia sudah kembali menjadi Fila seperti biasanya.
"Kalian bilang bocah itu menggiring naga itu ke luar kota benar kan?"
Mereka berdua mengangguk.
"Apakah bocah tengik itu menarik perhatian dengan menaiki kepala naga dan menantang naga itu?"
"Ya. Seperti itulah yang terjadi tuan Irho"
"Ohh.. kau mengenalku gadis muda. Apakah kau kenalan bocah tengik itu?"
"Namaku adalah Laila. Aku adalah partner Kuro di Kuryuu Academy."
"Laila?"
"Ayah. Dia adalah putri Paman Leon."
Irho tahu siapa yang dimaksud Fila. Irho sebenarnya bahkan berhubungan baik dengan Leon.
"Begitu rupanya. Pantas saja aku merasa tak asing saat melihatmu. Kau ternyata sudah besar, Laila."
"Eh?"
Apa maksudnya? Laila benar benar benar tak mengerti.
"Aku dulu pernah berkunjung ke rumahmu saat kau masih kecil. Bahkan aku mengajak Fila. Waktu itu kalian berdua sangat akrab dan bahkan bermain bersama."
""eh?""
Dengan kata lain, mereka berdua sebenarnya teman masa kecil?
Jika benar, itu adalah kenyataan yang tak mereka duga, namun itu cukup menjelaskan kenapa mereka mudah akrab.
"Sayangnya kita akan membahas itu nanti, yang terpenting kita harus mem-"
"?!"
Kabooommmm.
Suara ledakan terdengar. Meskipun suara ledakan itu terdengar kecil, namun mereka bertiga tahu bahwa itu adalah ledakan yang dahsyat karena mereka bisa mendengarnya meskipun dari jarak yang sangat jauh.
"Sial, kurasa sudah terlambat."
Irho terlihat pucat. Dia seolah olah mengatakan kalau hal buruk terjadi terhadap Kuro.
"Ayah, apa maksudmu? Dan suara ledakan apa itu tadi?"
Fila terlihat sangat panik dan syok ketika ayahnya mengatakan hal buruk telah terjadi kepada Kuro.
"Kurasa itu adalah Laser Breath. Serangan terkuat naga Holy Demonic Class."
"Itukan... jangan bilang kalau naga itu tak pergi dan masih mengincar nyawa Kuro!"
"Dengar, naga itu memang ingin keluar dari kota, namun bocah tengik menantang naga itu. Itu memang cara yang tepat untuk menarik perhatian, namun jika kau menantang seekor naga, kau hanya punya dua pilihan, mengalahkan naga yang kau tantang atau kau berakhir menjadi santapan sang naga."
"....."
"....."
Mereka berdua terdiam oleh penjelasan Irho. Mereka berdua tak menyangka kalau Kuro benar benar mempertaruhkan nyawanya.
Dia hanya penyihir beranking F. Apa yang bisa dia lakukan untuk mengalahkan naga yang tak bisa dikalahkan Knight yang terdiri dari penyihir ranking B - SS?
"Si bodoh itu..!"
"Laila!"
Laila tiba tiba berlari menuju gerbang barat. Dia tampak kesal saat mengetahui tindakan Kuro.
(Dia benar benar bodoh!!)
"Fila, kau tetap disana. Kau tunggu saja kabar dariku!"
"......baiklah, aku tunggu kabar baik darimu."
Fila dan Irho hanya bisa melihat Laila pergi menuju gerbang barat.
Criiinngg.
"Lic, semoga saja tuanmu selamat!"
".........."
Irho hanya terdiam ketika melihat ada yang berbeda dari putrinya.
Fila saat ini memancarkan aura kewanitaan yang sangat kuat. Dia dapat menebak apa yang menyebabkan Fila seperti itu.
(Jangan bilang bocah tengik itu merebut hati Fila)
Sebagai seorang ayah yang sangat menyayangi putrinya, Irho tak rela jika putrinya jatuh cinta kepada orang yang baru saja dia kenal, tapi-
(Ini mungkin bisa obat yang bagus untuk menghilangkan traumanya.)
Namun di saat yang sama-
(Jika bocah tengik itu mempermainkan Fila, aku tanpa ragu membunuhnya.)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Rifki Rifki
dia mendarat dengan mulus di rerumputan
2023-02-04
0
DNK • SLOTH SINN
up
2021-07-05
0
Roy Yuniarta
saya suka cerita ini
2021-01-03
0