Awal Penyakit

" Selamat bekerja istriku " ujar Aris dari dalam mobil sambil memandang istrinya yang berjalan masuk ke kantor. Mendengar itu, Sinta pun menoleh ke belakang dan memberikan senyuman.

Beberapa menit kemudian, mobil berjalan meninggalkan posisinya. Aris mengendarainya menuju kantor yang dia pimpin. Kantor itu adalah sebuah perusahaan yang dia rintis bersama ayahnya. Beberapa bulan yang lalu, ayahnya telah menyerahkan sepenuhnya perusahaan itu kepadanya.

Setelah dia selesai memarkirkan mobil. Dia pun berjalan masuk ke dalam. Sebelum sampai ke pintu, dia menapaki beberapa anak tangga yang berada di depannya.

Betapa terkejutnya dia saat pintu telah di buka. Ternyata seluruh karyawannya memberikan kejutan selamat padanya. Dia pun terhenti sejenak sambil melayangkan senyuman.

" selamat pak Aris, selamat atas pernikahannya " ucap serentak karyawannya. Bukan hanya karyawan laki-laki tetapi juga ada karyawan perempuan. Di antara mereka yang paling semangat memberikan ucapan adalah karyawan perempuan.

" wah...wah..terima kasih, ini ide siapa ? " Aris menghampiri mereka

" ide kita semua..."

Aris menggeleng kagum pada mereka semua. Tak di sangka mereka sampai kepikiran untuk membuat kejutan seperti itu.

" Baiklah, sabagai imbalan terima kasih saya, kalian saya traktir makan di kantin, sepuasnya " dengan sontak mereka semua berteriak bahagia. Namun, diantara mereka tiba-tiba ada yang nyeletuk.

" Bonus pak, jangan lupa bonusnya " semua yang mendengarnya tertawa geli, begitu juga dengan Aris.

" gimana ya ? Kalau itu nanti saya pikirkan terlebih dahulu. Sekarang kalian kembalilah bekerja "

Satu persatu karyawannya mulai berhemburan pergi menuju ruang kerja masing-masing. Sementara, Aris masih berdiri menatap sebuah karangan bunga yang bertuliskan SELAMAT ATAS PERNIKAHAN. Kemudian di bawahnya juga tertulis SEMOGA SELALU BAHAGIA DAN SALING MENYAYANGI.

Setelah puas membaca tulisan itu. Dia pun beranjak pergi menuju ruang kerjanya sambil membawa tas yang berisi laptop dan dokuman lainnya.

tok..tok..tok...

" masuk " Aris mempersilahkan seseorang yang mengetuk pintu ruangannya untuk masuk. Muncullah di balik pintu seorang perempuan dengan membawa berkas yang tampak begitu banyak. Dia adalah Bu Susi sekretaris di perusahaannya. Dia pun berjalan mendekati mejanya.

" ini pak saya membawa beberapa berkas yang perlu di tanda tangani " ujar Bu Susi sambil meletakkan berkas yang dia bawa ke atas meja

" Ternyata segini banyaknya " Aris membuka satu persatu berkas di hadapannya

" Saya juga ingin memberitahu kalau beberapa hari ke depan bapak akan banyak meeting bersama perusahaan yang sudah berskala internasional "

Aris menghela napas sebentar. Kemudian dia hembuskan lewat mulut.

" Baiklah, tolong kamu jadwalkan dengan baik "

" Baik pak "

Tidak aku sangka. Setelah menikah pekerjaanku semakin sibuk saja.

Beberapa hari berlalu. Aris semakin sibuk dengan pekerjaannya. Siang sampai malam kadang dia tidak pulang ke rumah. Bahkan, pola makannya pun tidak teratur. Namun, itu semua sudah menjadi tuntutannya sebagai seorang direktur perusahaan besar.

Kadang ketika perasaan rindu muncul di hatinya, di saat dirinya berada di luar kota. Dia coba lepaskan dengan menelpon istrinya yang jauh darinya.

Saat ini dia berada di hotel. Sebentar lagi dia akan melakukan pertemuan di sebuah perusahaan yang cukup berpengaruh baginya. Sebelum dia meninggalkan hotel, dia menelpon istrinya terlebih dahulu untuk melepaskan rindunya dan juga ingin memastikan keadaannya. Dia berdiri di dekat jendela hotel sambil memandang kerlap-kerlip keramaian jalan.

" selamat malam, sayang "

" malam, Gimana kondisi kamu disana ? "

" aku baik, maaf ya aku harus selalu pergi jauh darimu "

" tidak apa-apa, itu semua kan sudah menjadi pekerjaanmu. Oh, iya kapan kamu pulang ? "

" kira-kira besok pagi aku mulai kembali ke rumah "

" baik-baik ya, disana. Aku selalu menyayangimu "

" aku juga sayang padamu "

Panggilan itu akhirnya berakhir dan hanya meninggalkan sebuah nada yang terdengar tiga kali. Sebenarnya, di dalam hatinya dia tidak tega jauh dari istrinya. Itu karena dia berpikir bahwa kesibukannya membuat dirinya tidak punya waktu bersama dengannya.

Bu Susi tiba-tiba muncul dari belakang.

" Pak, 15 menit lagi "

Aris pun langsung membalikkan badannya dan meninggalkan pemandangan di luar jendela yang dipenuhi berbinar-binar cahaya lampu. Sepasang kakinya mengarahkannya keluar kamar hotel dan menuju mobil yang telah siap di depan hotel.

Dia pun langsung masuk ke dalam mobil. Di sampingnya duduk Bu Susi sekretarisnya.

" ayo, jalan pak " ujar Aris pada sopir yang sedari tadi sudah menyalakan mesin mobil dan memegangi kemudi.

" Baik, pak " Sopir itu mulai melajukan mobil. Roda terus berputar menapaki jalan beraspal yang penuh debu. Lampu jalanan tampak berlari menjauh dari mobil yang berjalan semakin cepat.

Aris melihat ke kaca mobil di sampingnya. Dia menatap pantulan wajahnya sendiri sambil merasakan kerinduannya yang mendalam pada sang istri.

Maafkan aku...kalau aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku. Sebenarnya, aku ingin sekali menyempatkan waktu untuk bersama kamu lebih lama. Tapi, ketika waktu luang datang, seketika saja panggilan masuk ke ponsel dan mengharuskan aku untuk bekerja kembali

Kata-kata itu terucap dari batinnya. Matanya terus menyorot pantulan matanya di kaca mobil. Bu Susi memandang Aris yang tampak melamun sedih menatap ke arah kaca mobil.

" Maaf, pak...apa bapak sedang ada masalah atau sedang tidak enak badan ? "

" Aku baik-baik saja " Aris kembali menghadap ke depan

" Jika bapak lagi tidak enak badan, kita bisa batalkan pertemuan ini "

" tidak usah, jika kita batalkan sama saja kita merugikan uang kantor dan juga kedatangan kita yang sudah jauh-jauh sampai sini akhirnya cuman sia-sia " ujar Aris

Di waktu yang sama perasaan rindu juga di rasakan Sinta yang sedang menunggu makanan selesai di buat oleh pembantunya.

" ini bu makanannya " Bi Siti menyodorkan makanan dan segelas air putih ke hadapan Sinta yang duduk termenung di meja makan.

" Terima kasih, ya Bi " Sinta tampak tak bersemangat hari itu. Raut wajahnya terlihat muram. Mungkin saja dia begitu lelah bekerja atau lagi banyak pikiran

Tidak biasanya ibu seperti ini. Sepertinya ibu lagi ada masalah

Batin Bi Siti sambil berdiri di samping Sinta. Untuk mengetahui apa yang sedang terjadi dengan majikannya dia pun bertanya

" Maaf, bu...sepertinya ibu lagi ada masalah ? "

" iya, Bi..aku kepikiran suamiku. Aku begitu rindu kepadanya. Sudah berhari-hari dia di luar kota terus " Sinta manatap makanan yang ada di depannya.

" Saya yakin bu kalau suami ibu pasti juga rindu pada ibu "

Mendengar perkataannya, Sinta tersenyum dan memegang sendok di dalam piring

" ya sudah bi, aku makan dulu "

" Ya bu..saya akan kembali ke dapur "

Akhirnya Aris sampai di perusahaan tempat pertemuan. Dengan segera dia langsung menghampiri ruangan yang berada di lantai 3. Lift membantunya untuk cepat sampai ke sana. Tapi, ketika kakinya akan melangkah keluar dari lift. Dia merasakan kepalanya pusing. Dia pun memegangi kepalanya dan bergumam pelan.

" aduh...ada apa dengan kepalaku " Dia terus memaksakan langkahnya menuju ruangan pertemuan. Semakin lama pun rasa sakit di kepalanya berangsur-angsur hilang.

" mari masuk pak, anda sudah di tunggu di dalam " ujar seorang laki-laki di depan ruangan sambil membukakan pintu. Aris pun segara masuk ke dalam.

Disana, dia melihat para direktur yang bekerjasama di proyeknya sudah duduk rapi dan sedang menunggu dirinya. Tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun, dia langsung duduk di kursi yang kosong. Meeting pun di mulai.

Sudah sekitar sejam pertemuan berlangsung. Tiba-tiba saja pusing di kepalanya kembali datang. Tapi, rasanya semakin sakit. Dia pun menunduk dan memegangi kepalanya. Hal itu membuatnya melewatkan beberapa pembicaraan.

" Pak Aris, bagaimana menurut anda ? " tanya seorang laki-laki tegas yang memimpin pertemuan. Tapi, Aris tak mendengarnya. Sekali lagi dia memanggil namanya.

" Ya pak...maaf-maaf, saya agak pusing " Aris terlihat begitu pucat.

" apa bapak sehat ? " belum sempat di jawab. Aris tiba-tiba tak sadarkan diri dan membuat seisi ruangan panik. Beberapa menit kemudian datang ambulans. Dengan cepat para perawat yang datang langsung membawa Aris masuk ke mobil. Mobil itu lalu segera berjalan menuju rumah sakit terdekat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!