Pertemuan Yang Sempat Tertunda

" halo, ya Bu Susi, ada apa ? "

" di kantor, ada Pak Rizwan, dia bilang mau ketemu anda untuk bahas pertemuan yang kemarin tertunda saat di luar kota. Saat bapak tiba-tiba pingsan "

" Baiklah, tolong katakan padanya untuk menunggu saya sebentar dan minta Pak Rizwan untuk menunggu di ruang meeting. Tolong kamu arahkan sebentar. Ini saya akan segera menuju ke sana "

" baik, pak "

Aris langsung mematikan panggilan dan memasukkan kembali ponselnya ke saku celananya. Dia pun berjalan kembali masuk ke kamar, tempat istri Pak Somad terbaring sakit.

" pak, saya mau pamit, kapan-kapan saya akan kesini " ujar Aris sambil menatap Pak Somad

" ya pak, saya sangat terima kasih pada bapak yang telah mengantar Eva pulang. Mari pak saya temani anda sampai ke kendaraan anda "

" baik pak, Eva...om pulang dulu " Aris menatap lembut Eva

" ya, Om " jawab Eva

Aris pun bergegas keluar dari rumah sambil ditemani Pak Somad di sampingnya. Selama melangkah menuju mobilnya yang di hentikan cukup jauh dari rumah itu, sedikit dia mengobrol dengan Pak Somad.

" Oh iya pak, ngomong-ngomong kalau bapak tahu, apa alasan anak bapak pergi dari rumah ? "

" dia pernah cerita ke saya, kalau dirinya ingin memberikan perhatian lebih pada ibunya. Dia ingin sekali mencari uang dan akan dia belikan makanan yang enak untuk ibunya. Dia berpikir agar ibunya dapat merasakan makanan yang mahal sebelum dia meninggalkannya untuk selamanya. Akhirnya dia memaksakan untuk menjual koran. Tapi, beberapa hari ini korannya banyak yang tidak terjual " jelas Pak Somad dengan raut wajah sedih

" maaf sebelumnya pak...bapak kerjanya apa ? "

" saya hanya pemulung, kadang dapat hasil banyak atau kadang tidal dapat sama sekali "

Tidak terasa, Aris telah sampai di mobilnya. Dia pun berjabat tangan sebentar dengan Pak Somad sebelum masuk ke dalam mobil.

" Saya pamit pak " ujar Aris sambil menjabat tangan Pak Somad. Lalu, dia membuka pintu mobil dan masuk ke dalam. Tidak lama kemudian, dia mulai menjauh dari tempat itu.

Aris terus mengendarai mobilnya membelah keramaian jalan kembali. Suara mobil terdengar berderu-deru sepanjang perjalanan. Lampu penerangan yang berada di pinggir jalan pun satu persatu menyala secara otomatis.

Matahari mulai tenggelam dan sebentar lagi bulan akan menggantikan pekerjaannya di malam hari. Jam tangannya sudah menunjukkan pukul 17.30 petang. Akhirnya beberapa menit kemudian, Aris sampai di lahan parkir di perusahaannya. Dia pun bergegas memarkirkannya dengan aman. Setelah itu, dia langsung melangkah ke dalam.

" Pak Rizwan sudah di dalam ? " tanya Aris pada Bu Susi yang sudah cukup lama berdiri di depan ruang meeting untuk menunggunya sampai di kantor.

" sudah pak...silakan bapak masuk " jawab Bu Susi lega. Sebelum membuka pintu, Aris merapikan dulu jas yang dia kenakan agar lebih tampak rapi.

Dia pun membuka pintu. Kemudian, langkah kakinya, dia arahkan ke dalam ruangan meeting. Di dalam sudah tampak laki-laki paruh baya yang sudah duduk rapi menunggunya. Seketika saja dia bangkit berdiri ketika melihat Aris masuk. Jas hitam dan dasi berwarna merah terlihat di kenakan olehnya.

" sudah lama menunggu, pak Rizwan ? " tanya Aris sambil mengajak bersalaman.

" tidak...mungkin baru beberapa menit saja " jawab Pak Rizwan sambil menanggapi ajakan salamannya. Lalu, Aris pun menggeser salah satu kursi ke belakang sedikit untuk mempermudah dia duduk.

" gimana kabar Pak Aris ? Sudah sehat ? " tanya Pak Rizwan sambil menatap wajahnya

" baik pak..kalau Pak Rizwan gimana ? "

" saya juga baik, tapi syukurlah kalau Pak Aris sudah sehat...ketika pertemuan yang di luar kota itu bapak tiba-tiba pingsan. Jadi pertemuan itu langsung di tunda "

" maafkan saya soal itu...hari itu memang saya agak sedikit tidak enak badan. Ngomong-ngomong bapak mau membicarakan apa ? "

Yang tadinya hanya basa-basi saja. Kini Pak Rizwan membicarakan tujuannya datang ke kantor Aris. Ternyata dia ingin membahas soal kontrak proyeknya dengan Aris yang pernah di bahas di luar kota beberapa hari kemarin.

Beberapa menit kemudian, pembicaraan mereka berdua selesai. Pak Rizwan langsung bangkit berdiri dari kursinya. Seketika saja, Aris pun ikut melakukan hal yang sama.

" Baiklah, terima kasih atas waktunya...saya senang bisa bekerja sama dengan anda " ujar Pak Rizwan sambil mengarahkan salah satu tangannya ke depan. Aris pun langsung menjabat tangannya.

" sama-sama pak..." jawab Aris sambil tersenyum. Pak Rizwan pun langsung membuka pintu dan keluar ruangan. Kemudian di susul Aris di belakangnya.

Aris berdiri di depan pintu dan melirik jam tangannya. Tidak terasa, pembicaraan mereka memakan waktu sekitar 40 menit. Dia pun bergegas menuju ruangannya. Lampu-lampu yang menyala sejak sejam lalu menerangi langkahnya sampai ruangan kerjanya.

Ceklek..

Setelah membuka pintu, dia pun masuk dan menuju meja kerjanya. Dia langsung mengemasi laptopnya. Lalu, dimasukkan ke dalam tasnya. Laptop itu dia tinggalkan di sana saat dirinya akan menemui Wira. Rencananya laptop itu akan dia kemasi sehabis bertemu dengan Wira. Tapi, tidak di sangka sehabis pulang bertemu dengan temannya itu, dia harus menangani urusan lain di luar rencananya hari ini.

" Maaf, pak boleh saya masuk " kata Bu Susi yang tiba-tiba muncul dan berdiri ditengah pintu sambil memandang Aris yang belum selesai mengemasi alat dan dokumen kerjanya.

" Ya, masuk aja Bu Susi " jawab Aris. Bu Susi pun melangkah mendekat ke mejanya.

" Bu Susi belum pulang ? " kata Aris yang merasa Bu Susi sudah berdiri di dekat mejanya

" Belum pak...sebenarnya saya mau memberikan beberapa dokuman yang harus segera mendapatkan persetujuan dari bapak. Tapi, saya tidak enak pada bapak yang sedang sakit harus lembur " ujar Bu Susi sambil memandang Aris yang mulai selesai mengemasi alat dan dokumen miliknya.

" ngomong-ngomong kapan dokumen itu diperlukan ? "

" besok. Pak.. "

" anda nggak usah tidak enak pada saya, sekarang dokumen itu kamu rapikan. Nanti, akan saya lembur di rumah "

" Tapi kan bapak, sedang sakit "

" tidak apa-apa, sekarang kamu rapikan saja " Aris menenteng tasnya dan siap untuk melangkah meninggalkan ruangannya.

" Baiklah, sekarang saya mau pulang, nanti dokumennya saya tunggu di mobil, tolong kamu bawa kesana " Aris mulai melangkah keluar. Tidak lama kemudian, Bu Susi yang terdiam sebentar sambil melihatnya berjalan keluar pun mulai berjalan di belakangnya.

Beberapa menit kemudian, Bu Susi datang menghampirinya yang sudah menunggu di dalam mobil. Bu Susi langsung menyerahkan beberapa dokumen kepadanya. Setelah itu, dia mulai berkendara pulang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!