Bab 13 Sadar Dari Pingsan

Mbah Noto menyuruh ku menutup mata dan beberapa saat kemudian aku merasa tangan ku seperti ada yang menggenggam .

Aku membuka mata perlahan tampak sinar yang begitu menyilaukan mata . Ku pejam kan kembali mata ini sebelum akhir nya ku paksa membuka nya lagi .

Ku lihat langit - langit sebuah ruangan dengan dinding - dinding nya berwarna hijau . Aku tak mengenali ada di mana aku saat ini , aku sempat berpikir kalau jiwa ku kembali terkirim ke tempat lain .

Sampai aku teringat ada tangan yang menggenggam ku . Aku menoleh ke samping kanan , seorang perempuan paruh baya yang sudah sangat aku rindukan .

" Bu .. ibu .. " .

" Kamu sudah sadar nduk " . Ibu ku terbangun dari penjagaan nya pada ku . Di usap nya kepala ku dan di cium nya .

" Kita di mana ini bu ? " .

" Kita di rumah sakit nduk , kamu sudah hampir tiga malam ndak sadar kan diri , kamu kenapa tho nduk " .

" Viya ndak pa pa bu , mungkin Viya cuma capek , bapak mana bu ? " .

" Bapak kamu tadi pulang kerja mampir ke rumah dulu ngambil baju ganti buat ibu sama kamu , nih lihat kamu cuma pake baju pasien , takut nya kalau kamu sudah bisa di ajak pulang malah ndak bawa baju ganti " .

" Bu , Viya laper " .

" Ya sudah ibu telpon bapak dulu ya sekalian ibu beritahu dokter kalau kamu sudah sadar " .

Ibu beranjak ke luar ruangan , di kamar ini aku merasa ada yang mengawasi ku padahal di ruangan ini aku hanya pasien satu - satu nya . Mungkin orang tua ku sengaja menempat kan aku di ruangan ini biar tak terganggu pasien atau pengunjung lain nya .

Tak berapa lama terdengar beberapa derap langkah kaki yang mendekat ke arah pintu yang ternyata ibu ku bersama dokter dan dua orang perawat .

" Assalamu'alaikum , mbak Viya " . Sapa dokter ramah .

" Wa'alaikum salam dok " . Jawab ku lirih .

" Apa yang di rasakan sekarang mbak , apa ada keluhan pusing , mual atau ada yang terasa sakit ? " . Tanya dokter sembari meletakkan stetoskop di dada ku bergantian .

" Badan saya kerasa pegel semua dok , saya juga sempat merasa pusing dan mata saya pedih waktu membuka mata tadi " .

Dokter kemudian membuka pelan mata ku dan memeriksanya dengan senter kecil yang dia bawa .

" Bu , pasien nanti tolong di suapi minum dan makan ya , kalau dalam waktu satu jam pasien masih merasa pusing atau mual tolong hubungi kami kembali " .

" Baik dok " . Ibu mengiyakan ucapan dokter yang ku ketahui nama nya Wilman dari label nama di dada nya .

" Mbak Viya semoga lekas sehat , kami pamit dulu , Assalamu'alaikum " .

" Wa'alaikum salam , makasih dok " .

" Sebentar lagi akan di antar makan dan minun pasien ya bu " . Ujar salah satu perawat pada ibu .

" Gimana nduk apa yang kamu rasakan ? " .

" Viya masih lemas bu " .

" Ya sudah kamu buat istirahat dulu , bapak sudah perjalanan kemari sambil bawa makanan kesukaan mu " .

" Tapi perawat kan juga bawain makanan bu " .

" Biar nanti ibu yang makan , kamu makan aja yang di beliin bapak " .

Aku tersenyum pada ibu , ibu ku paling tahu kalau aku tak pernah suka makanan dari rumah sakit , entah karena kondisi ku yang tak fit atau apa yang menyebabkan makanan dari rumah sakit selalu terlalu hambar bagi ku .

TOK TOK TOK !

Terdengar ketukan pelan di pintu kemudian pintu itu terbuka .

" Assalamu'alaikum " .

" Wa'alaikum salam " .

Aku tersenyum melihat bapak yang datang dan berjalan mendekati ku . Ku ulurkan tangan seperti biasa jika aku ingin di peluk bapak .

" Gimana keadaanmu nduk ? " .

" Viya masih lemas pak " .

" Ya sudah sini makan dulu , tadi bapak beli nasi padang ada rendang , ada cumi telur kesukaan mu juga " .

" Tapi bapak kok cuma beli dua bungkus , kan kita bertiga pak " .

" Yang sebungkus buat kamu , yang sebungkus lagi buat ibu sama bapak " .

" Kok buat berdua ? " .

" Ya biar romantis " .

" Halah bapak ini romantis sama irit beda tipis loh " . Canda ibu .

" Hahahaha " . Aku dan ibu tertawa bersamaan .

TOK TOK TOK !

Terdengar lagi pintu di ketok dan terbuka sedikit dan seorang perawat laki - laki berdiri di pintu yang baru setengah terbuka .

" Permisi , maaf saya mau antar makanan pasien " .

Supaya perawat tak melihat kalau aku sedang makan makanan yang di bawakan bapak , ibu berjalan menghampiri perawat yang masih ada di pintu untuk mengambil nampan berisi makanan pasien .

" Makasih ya mbak , biar ibu aja yang bawakan " . Ujar ibu ku .

" Baik bu , saya permisi dulu '' .

" Enak ni pak , duh rasa nya sudah bertahun - tahun ndak makan nasi padang " .

" Hehehe , apa mau nambah lagi ? " . Gurau bapak .

" Jangan lah pak , sudah kenyang ini perut Viya " .

" Usai makan apa boleh bapak tau kenapa kamu sampai pingsan di ruko ? " .

" Viya cerita nya kalau sudah di rumah aja ya pak , Viya takut kalau cerita di sini " .

" Iya ndak pa pa kalau gitu , bapak juga ndak maksa yang penting kamu bersedia cerita sama bapak dan ibu kalau memang ada apa - apa , biar bapak dan ibu juga bisa membantu " .

" Makasih banyak ya pak , bapak dan ibu memang orang tua terbaik fi dunia ini " .

" Mulai lagi kumat deh lebay bya " . Sindir ibu yang masih mengunyah nasi padang .

" Hehehe , siapa lagi yang bakal lebay ke bapak sama ibu kalau bukan Viya " . Jawab bapak membela ku .

" Kapan Viya boleh pulang pak ? " .

" Besok pagi di jam kunjungan dokter kita bisa tanyakan , mudah - mudahan sudah segera di boleh kan pulang " .

" Iya nih pak , ibu juga takut kalau di suruh nungguin di rumah sakit ini kalau malam , rasa nya kayak masuk rumah horor " .

" Kenapa bisa begitu bu , apa ibu pernah melihat penampakan di sini ? " Tanya bapak sembari menautkan kedua alis nya .

" Ibu memang ndak melihat nya pak , tapi ibu beberapa kali mendengar suara perempuan menangis di ruangan ini juga di koridor " .

" Suara keluarga pasien mungkin bu " . Sahut ku tak ingin ibu ku merasa takut terus .

" Telinga ibu masih bisa mendengar jelas jadi ibu bisa membedakan itu suara manusia atau suara tak kasat mata nduk " .

" Sejarang kan Viya sudah sadar bu , ada bapak juga , nanti kalau ibu mendengar suara itu lagi tolong beri tau Viya atau bapak ya bu " .

" Amit - amit jabang bayi kalau sampai ibu dengar lagi , ngeri ah nduk , ndak mau lagi deh " .

" Hehehe , ya sudah sekarang ibu sama Viya tidur aja dulu , sudah jam sepuluh malam nih , bapak mau berjaga aja buat kalian , kebetulan bos bapak keluar kota dan bapak di beri libur kerja dua hari karena proyek yang di bapak tangani sudah selesai " .

" Makasih ya pak , tapi kalau ngantuk ya jangan di paksa , bapak ikut tidur juga " .

" Iya bu ".

Entah di menit ke berapa aku pun akhir nya tertidur sangat pulas sampai akhir nya aku merasa ujung kaki ku terasa sangat dingin .

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!