Mbah Noto menyuruh ku menutup mata dan beberapa saat kemudian aku merasa tangan ku seperti ada yang menggenggam .
Aku membuka mata perlahan tampak sinar yang begitu menyilaukan mata . Ku pejam kan kembali mata ini sebelum akhir nya ku paksa membuka nya lagi .
Ku lihat langit - langit sebuah ruangan dengan dinding - dinding nya berwarna hijau . Aku tak mengenali ada di mana aku saat ini , aku sempat berpikir kalau jiwa ku kembali terkirim ke tempat lain .
Sampai aku teringat ada tangan yang menggenggam ku . Aku menoleh ke samping kanan , seorang perempuan paruh baya yang sudah sangat aku rindukan .
" Bu .. ibu .. " .
" Kamu sudah sadar nduk " . Ibu ku terbangun dari penjagaan nya pada ku . Di usap nya kepala ku dan di cium nya .
" Kita di mana ini bu ? " .
" Kita di rumah sakit nduk , kamu sudah hampir tiga malam ndak sadar kan diri , kamu kenapa tho nduk " .
" Viya ndak pa pa bu , mungkin Viya cuma capek , bapak mana bu ? " .
" Bapak kamu tadi pulang kerja mampir ke rumah dulu ngambil baju ganti buat ibu sama kamu , nih lihat kamu cuma pake baju pasien , takut nya kalau kamu sudah bisa di ajak pulang malah ndak bawa baju ganti " .
" Bu , Viya laper " .
" Ya sudah ibu telpon bapak dulu ya sekalian ibu beritahu dokter kalau kamu sudah sadar " .
Ibu beranjak ke luar ruangan , di kamar ini aku merasa ada yang mengawasi ku padahal di ruangan ini aku hanya pasien satu - satu nya . Mungkin orang tua ku sengaja menempat kan aku di ruangan ini biar tak terganggu pasien atau pengunjung lain nya .
Tak berapa lama terdengar beberapa derap langkah kaki yang mendekat ke arah pintu yang ternyata ibu ku bersama dokter dan dua orang perawat .
" Assalamu'alaikum , mbak Viya " . Sapa dokter ramah .
" Wa'alaikum salam dok " . Jawab ku lirih .
" Apa yang di rasakan sekarang mbak , apa ada keluhan pusing , mual atau ada yang terasa sakit ? " . Tanya dokter sembari meletakkan stetoskop di dada ku bergantian .
" Badan saya kerasa pegel semua dok , saya juga sempat merasa pusing dan mata saya pedih waktu membuka mata tadi " .
Dokter kemudian membuka pelan mata ku dan memeriksanya dengan senter kecil yang dia bawa .
" Bu , pasien nanti tolong di suapi minum dan makan ya , kalau dalam waktu satu jam pasien masih merasa pusing atau mual tolong hubungi kami kembali " .
" Baik dok " . Ibu mengiyakan ucapan dokter yang ku ketahui nama nya Wilman dari label nama di dada nya .
" Mbak Viya semoga lekas sehat , kami pamit dulu , Assalamu'alaikum " .
" Wa'alaikum salam , makasih dok " .
" Sebentar lagi akan di antar makan dan minun pasien ya bu " . Ujar salah satu perawat pada ibu .
" Gimana nduk apa yang kamu rasakan ? " .
" Viya masih lemas bu " .
" Ya sudah kamu buat istirahat dulu , bapak sudah perjalanan kemari sambil bawa makanan kesukaan mu " .
" Tapi perawat kan juga bawain makanan bu " .
" Biar nanti ibu yang makan , kamu makan aja yang di beliin bapak " .
Aku tersenyum pada ibu , ibu ku paling tahu kalau aku tak pernah suka makanan dari rumah sakit , entah karena kondisi ku yang tak fit atau apa yang menyebabkan makanan dari rumah sakit selalu terlalu hambar bagi ku .
TOK TOK TOK !
Terdengar ketukan pelan di pintu kemudian pintu itu terbuka .
" Assalamu'alaikum " .
" Wa'alaikum salam " .
Aku tersenyum melihat bapak yang datang dan berjalan mendekati ku . Ku ulurkan tangan seperti biasa jika aku ingin di peluk bapak .
" Gimana keadaanmu nduk ? " .
" Viya masih lemas pak " .
" Ya sudah sini makan dulu , tadi bapak beli nasi padang ada rendang , ada cumi telur kesukaan mu juga " .
" Tapi bapak kok cuma beli dua bungkus , kan kita bertiga pak " .
" Yang sebungkus buat kamu , yang sebungkus lagi buat ibu sama bapak " .
" Kok buat berdua ? " .
" Ya biar romantis " .
" Halah bapak ini romantis sama irit beda tipis loh " . Canda ibu .
" Hahahaha " . Aku dan ibu tertawa bersamaan .
TOK TOK TOK !
Terdengar lagi pintu di ketok dan terbuka sedikit dan seorang perawat laki - laki berdiri di pintu yang baru setengah terbuka .
" Permisi , maaf saya mau antar makanan pasien " .
Supaya perawat tak melihat kalau aku sedang makan makanan yang di bawakan bapak , ibu berjalan menghampiri perawat yang masih ada di pintu untuk mengambil nampan berisi makanan pasien .
" Makasih ya mbak , biar ibu aja yang bawakan " . Ujar ibu ku .
" Baik bu , saya permisi dulu '' .
" Enak ni pak , duh rasa nya sudah bertahun - tahun ndak makan nasi padang " .
" Hehehe , apa mau nambah lagi ? " . Gurau bapak .
" Jangan lah pak , sudah kenyang ini perut Viya " .
" Usai makan apa boleh bapak tau kenapa kamu sampai pingsan di ruko ? " .
" Viya cerita nya kalau sudah di rumah aja ya pak , Viya takut kalau cerita di sini " .
" Iya ndak pa pa kalau gitu , bapak juga ndak maksa yang penting kamu bersedia cerita sama bapak dan ibu kalau memang ada apa - apa , biar bapak dan ibu juga bisa membantu " .
" Makasih banyak ya pak , bapak dan ibu memang orang tua terbaik fi dunia ini " .
" Mulai lagi kumat deh lebay bya " . Sindir ibu yang masih mengunyah nasi padang .
" Hehehe , siapa lagi yang bakal lebay ke bapak sama ibu kalau bukan Viya " . Jawab bapak membela ku .
" Kapan Viya boleh pulang pak ? " .
" Besok pagi di jam kunjungan dokter kita bisa tanyakan , mudah - mudahan sudah segera di boleh kan pulang " .
" Iya nih pak , ibu juga takut kalau di suruh nungguin di rumah sakit ini kalau malam , rasa nya kayak masuk rumah horor " .
" Kenapa bisa begitu bu , apa ibu pernah melihat penampakan di sini ? " Tanya bapak sembari menautkan kedua alis nya .
" Ibu memang ndak melihat nya pak , tapi ibu beberapa kali mendengar suara perempuan menangis di ruangan ini juga di koridor " .
" Suara keluarga pasien mungkin bu " . Sahut ku tak ingin ibu ku merasa takut terus .
" Telinga ibu masih bisa mendengar jelas jadi ibu bisa membedakan itu suara manusia atau suara tak kasat mata nduk " .
" Sejarang kan Viya sudah sadar bu , ada bapak juga , nanti kalau ibu mendengar suara itu lagi tolong beri tau Viya atau bapak ya bu " .
" Amit - amit jabang bayi kalau sampai ibu dengar lagi , ngeri ah nduk , ndak mau lagi deh " .
" Hehehe , ya sudah sekarang ibu sama Viya tidur aja dulu , sudah jam sepuluh malam nih , bapak mau berjaga aja buat kalian , kebetulan bos bapak keluar kota dan bapak di beri libur kerja dua hari karena proyek yang di bapak tangani sudah selesai " .
" Makasih ya pak , tapi kalau ngantuk ya jangan di paksa , bapak ikut tidur juga " .
" Iya bu ".
Entah di menit ke berapa aku pun akhir nya tertidur sangat pulas sampai akhir nya aku merasa ujung kaki ku terasa sangat dingin .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments