Bab 5 Mimpi Aneh 2

" Alhamdulillah , akhir nya nyampe rumah juga , badan Viya sudah pegel - pegel banget pak bu , Viya duluan masuk ke rumah ya , Viya mau langsung mandi aja " .

Aku pamit pada bapak dan ibu yang masih membereskan barang - barang bawaan dari kampung .

Sebelum nya aku juga sekalian menenteng tas ku dan kedua orang tua ku masuk juga .

" Tumben - tumbenan badan rasa nya pegel - pegel gini pulang dari kampung " . Aku bermonolog setelah menaruh tas baju kedua orang tua ku di kamar mereka .

Berpindah ke kamar ku sendiri gegas aku mencari baju ganti dan handuk , beruntung nya sejak setahun lalu bapak membuatkan ku kamar mandi di dalam kamar .

Sebelum nya kamar mandi hanya ada di bagian dapur saja , tapi tahun kemarin bapak membuat kamar mandi juga di kamar orang tua ku dan kamar ku . Sedangkan dua kamar tamu di lantai atas kamar mandi nya jadi satu tapi ada juga di lantai atas .

" Viya " .

Aku mendengar seseorang memanggil ku tapi aku belum bisa mendengar jelas itu suara laki - laki atau perempuan.

" Viya " . Suara yang seperti berbisik itu memanggil ku kembali .

Aku mencari - cari sumber suara yang seperti nya ada di pintu luar dapur . Sesampainya di dapur aku buka pintu samping yang menuju ke arah belakang rumah dan tempat jemur baju .

 " Dia meninggal bukan karena bangsa kami " .

" Ka kamu siapa , apa maksud kamu ? " .

" Dia sengaja menghabisi nyawa nya sendiri " .

" Hei tunggu kamu siapa ? " .

Tubuh ku seperti ada yang sedikit mengguncang , pipi ku pun di tepuk - tepuk pelan , lamat - lamat aku mencium bau minyak kayu putih .

" Nduk , sayang , bangun lah nduk " . Terdengar suara ibu ku memanggil . Aku membuka mata terkejut karena aku ternyata berbaring di atas kasur dan di depan ku ada bapak dan ibu ku yang memperhatikan ku dengan raut wajah cemas .

" Ibu " .

" Iya nduk , kamu kenapa kok pingsan di depan kamar ibu ,m " .

" Pingsan bu ? " .

" Iya , bahkan pingsan aja masih sambil bawa dua tas besar " .

Aku bingung kenapa bisa begitu padahal seingat ku tas baju itu sudah aku letak kan di dalam kamar orang tua ku .

" Kamu pasti kecapean ya nduk " .

" Iya mungkin bu , Viya juga ndak ingat kenapa bisa pingsan " .

" Mau ibu buatkan nasi goreng nduk ? " .

Aku menggelengkan kepala sebab aku masih sangat malas untuk makan .

Aku merenung apa yang telah terjadi pada ku , apa aku berhalusinasi atau itu memang nyata .

" Nduk , ada teman kamu di luar " .

Bapak memanggil ku dari depan pintu kamar .

" Iya pak , sebentar Viya pake jaket dulu " .

Entah kenapa tiba - tiba aku merasa badan ku menggigil kedinginan seperti habis berenang di sungai es .

" Hai Viya , maaf ya aku gak tau kalau kamu baru aja nyampe rumah " .

" Iya Tin ndak pa pa , tapi kamu dari mana kok bisa nyasar ke sini , kamu kan ndak punya saudara di sini " .

" Hehehe , iya sih tapi aku memang sengaja aja maen ke sini " .

" Hah ? tumben juga apalagi malam - malam begini " .

" Yah mau gimana lagi kamu nya susah di hubungi , aku sudah nyari - nyari MUA yang bisa make up aku besok gak ada yang bisa " .

" Masa iya sih ndak ada satu pun ? " .

" Suer deh , noh tanya Maya " .

Tunjuk Titin ke arah belakang ku .

" Apa - apaan bawa - bawa nama ku " .

" Viya gak percaya tuh kalo kita dah muter - muter nyari MUA buat besok " .

" Lagian kamu nya nyari MUA dadakan " .

Maya menimpali Titin yang sedari tadi heboh sebab belum dapat MUA .

" Gimana Vi , kamu bisa kan make up in tuh Titin aku dah capek di ajak keliling nusantara " .

Aku ketawa melihat dua sahabat unik - unik ku , untung saja rumah ku ada jarak dengan rumah tetangga , bisa - bisa di guyur air mereka sebab suara cempreng nya heboh banget . Bicara saja sudah kayak orang yang sedang beradu mulut .

" Memang nya besok jam berapa ? " .

" Acara nya jam setengah 8 pagi , tapi jam 7 sudah harus siap di gedung Merdeka " . Titin menjelaskan .

" Acara apaan sih kok kamu ampe heboh gini kayak mau nikahan aja " .

" Sepupu lamaran Vi mana ngasih kabar nya dadakan , mints bantuan juga dadakan " .

" Lah kamu kok nyari MUA sendiri ndak sekalian sepaket sama dia ? " .

" Kamu tau sendiri man tante ku yang super perhitungan nya , alasannya budget lamaran terbatas " .

" Kamu juga ikut bantuin May ? " .

" Iya tuh si Titin minta di temenin kata nya mumpung aku masih nganggur " .

" Ada - ada aja kalian , ya sudah mending kalian ijin inap di sini aja dari pada bolak - balik , rumah kalian jauh terlebih lagi sudah malam " .

" Iya juga ya Tin , takut nih di culik di jalan " .

" Ya udah kita telpon orang tua kita kalo inap di sini , tapi Vi kami kan gak bawa baju nya " .

" Pake seragam keluarga Tin ? " .

" Enggak sih Vi " .

" Gampang kalo gitu besok kalian pilih aja koleksi ku mau pake yang mana " .

" Ide bagus itu , kita kok lupa ya Tin kalo Viya juga punya banyak baju kebaya buat di sewain " .

" Pak bu , temen - temen Viya mau tidur di sini , Viya yang nyuruh takut kenapa - kenapa di jalan sudah malam gini " .

" Iya nduk ndak pa pa , bapak juga tadi bilang gitu ke ibu tapi kamu nya sudah bilang duluan " .

" Makasih pak bu " . Dua teman ku mengucap terima kasih pada bapak ibu ku .

" Kita ke kamar yuk " .

Aku lihat jam dinding jarum nya sudah menunjuk di angka 9 .

" Nduk " . Tak berapa lama ibu ku memanggil di luar kamar .

" Ya bu " .

" Ajak teman - teman mu makan dulu , bapak beli bakso Malang kesukaan mu tuh mumpung masih panas " .

" Asyik " .

Seruku sembari menarik tangan kedua sahabat ku untuk keluar kamar .

" Makan dulu nduk , jangan biarkan tidur dengan perut kosong " . Kata bapak seolah mengerti kalau kamu memang lapar .

" Bapak nih kan kami jadi enak pak " . Titin nyeletuk yang membuat kami jadi tertawa semua .

" Viya " .

Adalagi yang memanggil ku kali ini tak berbisik lagi . Ku edarkan pandangan untuk mencari nya .

" Dia marah karena para jin itu mengambil anak nya " .

" Vi , bangun Vi " . Suara Maya mengejutkan ku .

" Kamu mimpi apa sih di bangunin susah banget , sudah subuh nih , yuk temenin ke kamar mandi " .

" Astaghfirullah , maaf ya lupa kalo kalian mau di make up pagi - pagi , titin mana ? " .

" Tuh dari tadi di kamar mandi gak selesai - selesai , ketiduran kali dia " .

Aku mendengar memang ada suara air dari kamar mandi di kamar .

" Ya udah aku temani kamu di kamar mandi belakang " .

Ternyata di dapur sudah ada ibu yang mulai memasak .

" Jadi laper bu kena aroma tempe goreng " . Ujar ku .

Episodes
1 Bab 1 Berkunjung Di Desa Kelahiran
2 Bab 2 Suara Aneh
3 Bab 3 Makhluk Aneh
4 Bab 4 Mimpi Aneh
5 Bab 5 Mimpi Aneh 2
6 Bab 6 Suara Yang Sama
7 Bab 7 Perempuan Baju Merah
8 Bab 8 Laras
9 Bab 9 Sosok Menyeramkan
10 Bab 10 Keberuntungan Memihak
11 Bab 11 Bertemu Sesepuh Desa
12 Bab 12 Terjebak
13 Bab 13 Sadar Dari Pingsan
14 Bab 14 Sosok Baru
15 Bab 15 Mia Di Temukan
16 Bab 16 Evakuasi Jasad Mia
17 Bab 17 Kenyataan Pahit
18 Bab 18 Akhirnya Pulang Ke Rumah
19 Bab 19 Ada Yang Ingin Di Sampaikan
20 Bab 20 Kesurupan
21 Bab 21 Khawatir
22 Bab 22 Ketemu Bu Andri
23 Bab 23 Menyusun Rencana
24 Bab 24 Kabar Bahagia
25 Bab 25 Berangkat Ke Desa Simo Kuning
26 Bab 26 Sampai Di Desa Simo Kuning
27 Bab 27 Membantu Warga
28 Bab 28 Pemandangan Mengerikan
29 Bab 29 Rombongan Jin
30 Bab 30 Undangan Untuk Viya
31 Bab 31 Manusia Atau Bukan
32 Bab 32 Melarikan Diri
33 Bab 33 Rombongan Pengantin
34 Bab 34 Viya Di Kepung
35 Bab 35 Masa Lalu Sukamti
36 Bab 36 Warga Tak Membela
37 Bab 37 Di Lamar
38 Bab 38 Yu Sukamti Menikah
39 Bab 39 Keturunan Ke Lima
40 Bab 40 Abah Ke Kota
41 Bab 41 Pulang Kampung
42 Bab 42 Teror Setan Gondrong
43 Bab 43 Kesurupan
44 Bab 44 Taufik Kesurupan
45 Bab 45 Menampakkan Diri
46 Bab 46 Mereka Pergi
47 Bab 47 Mbah Kuru
48 Bab 48 Tertangkap
49 Bab 49 Di Beri Tanda
50 Bab 50 Aku Yang Bingung
51 Bab 51 Penampakan Asli Desa
52 Bab 52 Penampakan Asli Desa 2
53 Bab 53 Dimas Hilang
54 Bab 54 Dimas Hilang 2
55 Bab 55 Bisikan Tari
56 Bab 56 Dimas Pulang
57 Bab 57 Pencarian
58 Bab 58 Penampakan
59 Bab 59 Keramaian Warga
60 Bab 60 Pengantin Dalam Tandu
61 Bab 61 Jasad Tari
62 Bab 62 Petunjuk
63 Bab 63 Kampung Jin
64 Bab 64 Tawanan Itu Mereka
65 Bab 65 Tulang Belulang
66 Bab 66 Sampur Abang
67 Bab 67 Terjebak
68 Bab 68 Bingung
69 Bab 69 Menceritakannya
70 Bab 70 Rahasia Besar
71 Bab 71 Di Ikuti
72 Bab 72 Sosok Sampur Abang
73 Bab 73 Leluhur
74 Bab 74 Tempat Pengungsian
75 Bab 75 Awal Cerita
76 Bab 76 Warga Marah
77 Bab 77 Di Usir
78 Bab 78 Desa Baru
79 Bab 79 Menjadi Warga Desa Sumber Dukun
80 Bab 80 Pembersihan
81 Bab 81 Bu Sum Kabur
82 Bab 82 Pencarian Bu Sum
83 Bab 83 Bu Sum Ditemukan
84 Bab 84 Goa
85 Bab 85 Jasad Tumbal
86 Bab 86 Gubuk Mbah Yaroh
87 Bab 87 Disesatkan
88 Bab 88 Mengalahkan Siluman Ular
89 Bab 89 Bayi Hilang
90 Bab 90 Gangguan
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Berkunjung Di Desa Kelahiran
2
Bab 2 Suara Aneh
3
Bab 3 Makhluk Aneh
4
Bab 4 Mimpi Aneh
5
Bab 5 Mimpi Aneh 2
6
Bab 6 Suara Yang Sama
7
Bab 7 Perempuan Baju Merah
8
Bab 8 Laras
9
Bab 9 Sosok Menyeramkan
10
Bab 10 Keberuntungan Memihak
11
Bab 11 Bertemu Sesepuh Desa
12
Bab 12 Terjebak
13
Bab 13 Sadar Dari Pingsan
14
Bab 14 Sosok Baru
15
Bab 15 Mia Di Temukan
16
Bab 16 Evakuasi Jasad Mia
17
Bab 17 Kenyataan Pahit
18
Bab 18 Akhirnya Pulang Ke Rumah
19
Bab 19 Ada Yang Ingin Di Sampaikan
20
Bab 20 Kesurupan
21
Bab 21 Khawatir
22
Bab 22 Ketemu Bu Andri
23
Bab 23 Menyusun Rencana
24
Bab 24 Kabar Bahagia
25
Bab 25 Berangkat Ke Desa Simo Kuning
26
Bab 26 Sampai Di Desa Simo Kuning
27
Bab 27 Membantu Warga
28
Bab 28 Pemandangan Mengerikan
29
Bab 29 Rombongan Jin
30
Bab 30 Undangan Untuk Viya
31
Bab 31 Manusia Atau Bukan
32
Bab 32 Melarikan Diri
33
Bab 33 Rombongan Pengantin
34
Bab 34 Viya Di Kepung
35
Bab 35 Masa Lalu Sukamti
36
Bab 36 Warga Tak Membela
37
Bab 37 Di Lamar
38
Bab 38 Yu Sukamti Menikah
39
Bab 39 Keturunan Ke Lima
40
Bab 40 Abah Ke Kota
41
Bab 41 Pulang Kampung
42
Bab 42 Teror Setan Gondrong
43
Bab 43 Kesurupan
44
Bab 44 Taufik Kesurupan
45
Bab 45 Menampakkan Diri
46
Bab 46 Mereka Pergi
47
Bab 47 Mbah Kuru
48
Bab 48 Tertangkap
49
Bab 49 Di Beri Tanda
50
Bab 50 Aku Yang Bingung
51
Bab 51 Penampakan Asli Desa
52
Bab 52 Penampakan Asli Desa 2
53
Bab 53 Dimas Hilang
54
Bab 54 Dimas Hilang 2
55
Bab 55 Bisikan Tari
56
Bab 56 Dimas Pulang
57
Bab 57 Pencarian
58
Bab 58 Penampakan
59
Bab 59 Keramaian Warga
60
Bab 60 Pengantin Dalam Tandu
61
Bab 61 Jasad Tari
62
Bab 62 Petunjuk
63
Bab 63 Kampung Jin
64
Bab 64 Tawanan Itu Mereka
65
Bab 65 Tulang Belulang
66
Bab 66 Sampur Abang
67
Bab 67 Terjebak
68
Bab 68 Bingung
69
Bab 69 Menceritakannya
70
Bab 70 Rahasia Besar
71
Bab 71 Di Ikuti
72
Bab 72 Sosok Sampur Abang
73
Bab 73 Leluhur
74
Bab 74 Tempat Pengungsian
75
Bab 75 Awal Cerita
76
Bab 76 Warga Marah
77
Bab 77 Di Usir
78
Bab 78 Desa Baru
79
Bab 79 Menjadi Warga Desa Sumber Dukun
80
Bab 80 Pembersihan
81
Bab 81 Bu Sum Kabur
82
Bab 82 Pencarian Bu Sum
83
Bab 83 Bu Sum Ditemukan
84
Bab 84 Goa
85
Bab 85 Jasad Tumbal
86
Bab 86 Gubuk Mbah Yaroh
87
Bab 87 Disesatkan
88
Bab 88 Mengalahkan Siluman Ular
89
Bab 89 Bayi Hilang
90
Bab 90 Gangguan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!