Bab 6 Suara Yang Sama

" Ibu jam segini sudah masak ? " . Tanya Maya .

" Iya bapak kan bawa bekal tiap kerja , lagian ibu juga sudah biasa masak jam segini kalaupun bapak libur juga jam segini sudah masak " .

" Maya mandi dulu ya bu " .

" Iya nduk buruan mandi terus sholat , selesai sholat sebelum di make up kalian sarapan dulu " .

" Iya bu " .

" Viya bantuin apa bu ? " .

" Ndak usah , kamu siapin aja perlengkapan make up kamu nduk , biar nanti kalau sudah sarapan tinggal bantu make up nya " .

" Iya bu , makasih ya bu " .

" Sama - sama sayang " .

Aku mengambil kunci kotak make up ku di laci meja di ruang tengah . Sembari menunggu Titin selesai mandi , ku cek semua alat make up yang di butuhkan .

" Vi , aku sudah selesai nih " .

" Eh , iya bentar Tin , kamu mau sholat ? " .

" Aku lagi haid nih , kamu punya pembalut gak ? " .

" Ada , itu di rak samping kasur " .

" Oke " .

" Beres " .

" Apa Vi ? " .

" Oh ini alat make up nya , ya udah aku mau mandi dulu , belum sholat juga " .

Aku segera menyiapkan baju ganti dan masuk ke kamar mandi .

" Viya " .

" Apa Tin ? " .

" Viya " .

" Iya aku denger , kamu bilang aja " .

" Viya " .

" Jangan becanda ah , aku guyur nih " .

" Usap cermin dengan bunga melati tiga kali sebelum menggunakannya " .

" Hei , kamu siapa ? " .

Aku tak peduli lagi dengan siapapun yang iseng , tapi tengkuk ku meremang , aku pikir itu karena aku kedinginan saja .

Buru - buru aku selesaikan mandi ku dan berwudhu , supaya sholat subuh ku juga tak kesiangan .

Aku memang bukan perempuan yang sholihah seperti perempuan - perempuan yang menggunakan baju panjang dan kerudung , tapi aku juga tak mau jadi perempuan yang buruk .

Sholat lima waktu tak pernah aku tinggal kan kecuali sedang haid saja . Aku juga tak memakai pakaian - pakaian ketat , meskipun sesekali aku menggunakan celana panjang selutut , aku selalu berusaha menutupi bagian pinggul ku dengan baju yang lebih panjang .

Kalau pun aku memakai kaos pendek atau tank top , sudah di pastikan kalau aku juga memakai Hoodie atau jaket dan sejenis nya untuk bagian luar nya .

Selesai makan kami sengaja membantu ibu sebentar mencuci piring bekas kami makan karena fi dapur juga sudah bersih , perabot bekas masak sudah di cuci ibu semua .

" Bu Viya berangkat ke ruko sekalian hari ini buka saja bu siapa tahu rejeki Viya dayang hari ini " .

" Iya nduk , nanti ibu kirim makan siang nya , jangan beli di hemat saja uang nya but keperluan kamu " .

" Tapi ibu siapa yang ngantar nanti ? " .

" Ibu kan bisa jalan nduk , bisa pake payung kalau panas , sudah ah biarin aja ibu cuci mata " .

" Hehehe iya iya bu , kami berangkat dulu , Assalamu'alaikum " .

Dua sahabat ku juga pamit dan mengucap salam hampir bersamaan dengan ku .

Setiba nya di ruko , teras nya sangat kotor karena beberapa hari aku tinggalkan , ada jejak sandal juga mungkin sandal orang - orang yang meletakkan cermin kemarin .

" Kalian masuk aja , aku mau sapu bentar biar ndak lengket di kaki " .

Ketika mengucap salam dan memasuki ruko , hawa di dalam sangat sejuk seolah ada di daerah pegunungan . Aku merasa aneh saja padahal AC juga belum aku nyalakan .

" Vi , keren nih ruko kamu , adem , mata seger aja masuk di sini kayak kalo kita liat sawah - sawah yang ijo itu " . Ujar Titin .

" Sawah ? , ngaco kamu , yang depan kamu ini baju - baju kebaya bukan sawah " . Maya pun menimpali .

Aku hanya tersenyum saja mendengar debat mereka .

" Bismillahirrahmanirrahim , Yaa Allah , hamba ingin memulai pekerjaan halal hamba , mohon lindungi hamba dari kejahatan apapun di dunia ini , Aamiin " . Aku buka kain penutup cermin nya .

" Kok buram Vi cermin nya ? " . Maya mendekati ku .

" Iya nih kok gitu cermin nya ? " . Titin pun ikut berkomentar .

Aku mulai berpikir kenapa cermin nya seperti cermin yang tak memiliki pantulan , merasa ada yang aku lupakan tiba - tiba tercium aroma melati , saat itu juga aku teringat suara yang menyuruh ku mengusap cermin dengan bunga melati sebelum aku menggunakan cermin nya .

Beruntung di dalam kulkas ruko ku di lantai atas aku masih menyimpan kuncup melati di dalam nya . Tanpa pikir panjang aku pun mengambil beberapa butir dan mendekatkan nya ke cermin .

" Buat apa melati nya Vi ? " Tanya Maya .

" Oh ini biar ndak buram lagi cerminnya " .

" Bisa ya pake melati ? " .

" Lha ini bisa kan " .

" Siap dulu nih yang di make up ? " .

" Aku dulu aja deh , keburu ngantuk lagi " . Ujar Titin si tukang tidur .

Maya yang sedang mengantri mengajak ku mengobrol santai biar tak jenuh .

" Sudah Tin " .

" Hah apa nya ? " .

" Ya itu make up nya sudah " . Jawab ku sambil tersenyum .

" Cepet amat sih " . Protes nya , tapi kemudian tersenyum saat melihat hasil make up nya .

" Bidadari " . Ujar nya sambil tertawa .

Maya yang melihat Titin tampil memukau , dia pun sangat bersemangat untuk segera melihat hasil riasan wajah nya juga .

" Acara nya pake tema apa nih ? " . Tanya ku pada kedua nya .

" Cuma di bilang ungu putih gitu aja " . Jawab Titin sambil sibuk memilih kebaya yang pas dengan tubuh nya yang memiliki tinggi 165 senti dan berat badan 60 kilogram . Sedangkan Maya tinggi badan nya 160 dengan berat badan lebih padat dari Titin 68 kilogram .

Diantara mereka berdua aku yang lebih pendek , tinggi ku hanya 158 senti dan berat badan ku 62 kilogram .

Titin memiliki darah campuran Betawi dan Batak , kedua orang tua Maya berasal dari Bali dan Madura ,sedangkan aku asli memiliki darah Jawa .

Tapi bukan kah sudah betul semboyan bhineka tunggal ika , dan persahabatan kami sejak sekolah dasar pun menjunjung tinggi harkat dan martabat . Buktinya kami nyambung - nyambung saja meskipun bahasa kami kadang kebawa bahasa dari asal kami .

" Widih , cantik kamu May " . Titin mengejutkan ku sebab dia berteriak tepat di samping telinga ku .

Maya yang masih belum melihat ke arah cermin pun jadi penasaran .

" Gila , gila kamu Vi , dasar MUA gak ada obat hahaha " .

" Sudah - sudah buruan pilih kebaya nya kalian jangan sampai telat ke lokasi , oh ya kalian naik taksi online aja , motor kalian biar di sini " .

" Siap " .

Aku pun merapikan kembali perlengkapan merias ku . Sungguh aku bahagia kalau orang yang aku rias juga bahagia dan merasa puas dengan hasil nya .

" Kami berangkat dulu Vi , makasih ya make up nya , entar aku rampok kan kue yang banyak deh " . Ujar Titin sembari melambaikan tangan nya masuk ke dalam taksi online tang sudah di pesan .

Karena belum ada pelanggan yang datang lagi aku pun membersihkan lantai atas dan mengepel lantai yang belum sempat aku lakukan .

" Viya " .

Suara itu lagi , mata ku memejam memastikan bahwa aku hanya berhalusinasi saja . Tapi saat aku membuka mata .

GUBRAK !!

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!