Mata ku segera mencari sumber suara setelah tiba di ambang pintu dapur .
Sayang nya tak ada siapapun di sana , suara itu terdengar dari luar dapur karena suara itu terdengar sangat jelas dari dapur ini .
Aku membekap hidung yang tak tahan , saat tercium aroma amis dan bercampur bau busuk menusuk indera penciuman .
Seperti aroma bangkai yang masih baru dan basah . Tangan ku gemetar memegangi gagang pintu lalu perlahan membuka nya .
Pintu terbuka , aroma amis dan busuk itu semakin tercium , aku mual dan isi perut ku terasa seperti di aduk - aduk .
Ku coba menetralkan perasaan ku sebelum melihat ke arah luar dapur .
" Astaghfirullah " . AKu memekik sembari menutup mulut karena terkejut .
Tepat di samping luar pintu terdapat sesosok makhluk yang seperti berjongkok dan aku tak tahu apa itu . Berambut gimbal dengan wajah yang hampir semuanya membusuk dan berlendir , kuku - kuku nya tajam , di tangannya telah memegang sesuatu .
Aku tak tahu apa yang dia makan karena di luar tampak gelap , tapi sesaat saat aku memekik makhluk itu langsung menghentikan makan nya dan menoleh . Matanya yang putih polos menatap tajam ke arah ku .
" Astaghfirullah " . Aku memekik dan segera menutup dan mengunci kembali pintu dapur yang ke arah luar .
Nafas ku tersengal - sengal sembari membekap mulut ketakutan . Aku berlari kembali masuk ke kamar ku tanpa berani bercerita pada ibu yang masih ada di ruang tamu .
Seluruh tubuh ku bergetar hebat , tangan ku bahkan sampai menggigil memeluk bantal . Aku tak dapat berpikir jernih saat ini , aku betul - betul ketakutan sampai aku ketiduran .
" Nduk , bangun sudah pagi loh ini kamu kesiangan lagi sholat subuh nya " . Aku mendengar suara ibu membangunkan ku tapi mata ini rasa nya sangat susah di buka .
" Ayo nduk bangun dulu " .
" Ibu , Viya sedang menstruasi " .
" Uwalah , ibu kok ya lupa , maaf ya nduk , ya sudah kamu lanjut tidur lagi " .
" Jangan " .
" Apa nya yang jangan nduk " .
" Eh anu bu jangan suruh Viya tidur lagi , temen Viya ke kamar mandi ya bu " .
" Kamu takut nduk ? " .
" Ya pengen aja di temani ibu , kamar mandi nya kan di luar bu , Viya ndak nyaman takut ada orang lewat terus ngintip Viya mandi " .
" Hahaha , bilang aja takut gitu " .
" Ah ibu , ayo temani Viya ya ? " .
" Iya iya .. ayok buruan keburu bulek mu pulang ibu belum masak apa - apa " .
Aku bergegas mengambil baju ganti dan segera ke kamar mandi di temani sama ibu . Kulihat bapak juga sedang buat kopi di dapur .
" Nduk mau ngapain ? " .
" Mandi pak " .
" Di mandiin ibu kamu ? " . Ledek bapak yang membuat aku mencebikkan bibir ku .
" Bu , ayo buruan " .
" Iya iya .. " .
Letak kamar mandi berada di luar rumah tepat nya berjarak tiga meter dari rumah induk .
" Bu , kenapa sih bikin kamar mandi nya harus di luar rumah gini APA ndak takut ada orang jahat yang mengintai ? " .
" Dari jaman dulu sudah turun temurun seperti ini nduk , maka nya mau bagaimana pun tetap di pertahanan kan " .
" Untung saja rumah kita di kota kamar mandi nya di dalam rumah ya bu " .
" Ya sudah , buruan mandi sana keburu tambah semakin dingin nanti nya " .
Aku pun segera masuk ke dalam kamar mandi yang pintu nya hanya berupa kain seperti gorden lebar dan panjang .
Tak membutuhkan waktu lama aku pun segera menyelesaikan kegiatan ku di kamar mandi .
" Sudah selesai nduk ? " .
" Sudah bu , ayo " .
" Kamu kok nampak buru - buru gitu kenapa tho nduk ? " .
" Ndak pa pa bu , Viya cuma pengen balik ke kota " .
" Tapi kan masih besok nduk kita pulang nya " .
" Kok besok bu katanya hari ini ? " .
" Iya , itu bapak mu kata nya ada janji sama teman nya sore nanti " .
" Yah , bapak nih apa ndak bisa hari pagi ini aja ketemu nya biar siang kita bisa langsung pulang ke kota " .
" Coba kamu bilang aja sama bapak nduk " .
" Iya bu " .
Aku pun berjalan ke ruang tamu tempat bapak duduk santai sembari mendengarkan ceramah agama yang terdengar dari spiker masjid yang tak jauh dari sini .
" Pak , bapak " .
" Iya nduk ? " .
" Kita pulang hari ini kan pak ? " .
" Ibu kamu belum cerita nduk ? " .
" Ibu cuma bilang kalau bapak ada janji sama teman bapak sore nanti " .
" Iya , teman bapak baru bisa ketemu bapak nanti sore sebab dia harus menemani istri nya USG pagi ini , istri nya lagi hamil kembar kata nya " .
" Istri nya juga seusia ibu ya pak ? " .
" Enggak , jauh lebih muda , ini istri kedua nya , istri pertama sudah meninggal tujuh tahun lalu dan punya satu anak laki - laki yang umur nya dua tahun di atas kamu " .
" Gitu ya pak , tapi pak Viya pengen pulang ke rumah kita " .
" Tumben kamu buru - buru minta pulang , biasa nya juga harus di paksa dulu biar mau pulang " .
" Ya kan Viya punya pekerjaan sekarang pak di kota , Viya mau menjemput bola pak , Viya ndak mau nyantai - nyantai mengandalkan bapak sama ibu terus menerus " .
" Ya sudah besok kita pulang nya ya , sore ini biar bapak ketemu teman bapak dulu " .
" Iya deh terserah bapak " .
Bukan tanpa alasan aku memaksa untuk segera pulang ke kota , kejadian semalam benar - benar membuat ku sangat takut . Aku bahkan tak yakin itu kenyataan apa cuma halusinasi ku saja .
Dari pada tak ada kegiatan apa - apa aku putus kan membantu ibu di dapur . Dapur khas rumah - rumah di desa yang masih terbilang tertinggal seperti ini .
Memasak dengan kayu , jangan kan kompor gas LPG , kompor minyak tanah saja tak ada .
Aku perhatikan di sudut dapur tertumpuk kayu - kayu kering untuk bahan bakar memasak . Sedangkan di sudut yang lain tertumpuk beberapa karung berisi beras yang masih ada kulit nya . Sedangkan beras yang sudah di kupas kulit nya di taruh di dalam gentong yang cukup di isi beras dua puluh kilogram .
" Bu Viya bantu apa nih " .
" Kok ndak duduk aja sama bapak di depan " .
" Ndak ah , Viya mau bantuin ibu aja " .
" Ya sudah kamu bantu kupas bawang merah sama bawang putih aja ya nduk " .
" Di taruh di mana bu bawang nya " .
" Astaghfirullah , ibu lupa kalau habis nduk , ya sudah ibu mau beli dulu " .
" Viya aja bu yang beliin " .
" Beneran ndak pa pa ? " .
" Iya bu , biar Viya aja , kalau Viya yang di suruh masak nasi terus api nya mati , Viya ndak bisa nyalain apinya lagi bu " .
" Ya sudah , kamu tahu warung kelontong yang di ujung jalan sebelum masuk ke gang rumah ini nduk ? " .
" Iya bu , Viya tau " .
" Nih uang nya , hati - hati ya nduk , masih agak gelap juga di luar " .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments