Bab 3 Makhluk Aneh

Mata ku segera mencari sumber suara setelah tiba di ambang pintu dapur .

Sayang nya tak ada siapapun di sana , suara itu terdengar dari luar dapur karena suara itu terdengar sangat jelas dari dapur ini .

Aku membekap hidung yang tak tahan , saat tercium aroma amis dan bercampur bau busuk menusuk indera penciuman .

Seperti aroma bangkai yang masih baru dan basah . Tangan ku gemetar memegangi gagang pintu lalu perlahan membuka nya .

Pintu terbuka , aroma amis dan busuk itu semakin tercium , aku mual dan isi perut ku terasa seperti di aduk - aduk .

Ku coba menetralkan perasaan ku sebelum melihat ke arah luar dapur .

" Astaghfirullah " . AKu memekik sembari menutup mulut karena terkejut .

Tepat di samping luar pintu terdapat sesosok makhluk yang seperti berjongkok dan aku tak tahu apa itu . Berambut gimbal dengan wajah yang hampir semuanya membusuk dan berlendir , kuku - kuku nya tajam , di tangannya telah memegang sesuatu .

Aku tak tahu apa yang dia makan karena di luar tampak gelap , tapi sesaat saat aku memekik makhluk itu langsung menghentikan makan nya dan menoleh . Matanya yang putih polos menatap tajam ke arah ku .

" Astaghfirullah " . Aku memekik dan segera menutup dan mengunci kembali pintu dapur yang ke arah luar .

Nafas ku tersengal - sengal sembari membekap mulut ketakutan . Aku berlari kembali masuk ke kamar ku tanpa berani bercerita pada ibu yang masih ada di ruang tamu .

Seluruh tubuh ku bergetar hebat , tangan ku bahkan sampai menggigil memeluk bantal . Aku tak dapat berpikir jernih saat ini , aku betul - betul ketakutan sampai aku ketiduran .

" Nduk , bangun sudah pagi loh ini kamu kesiangan lagi sholat subuh nya " . Aku mendengar suara ibu membangunkan ku tapi mata ini rasa nya sangat susah di buka .

" Ayo nduk bangun dulu " .

" Ibu , Viya sedang menstruasi " .

" Uwalah , ibu kok ya lupa , maaf ya nduk , ya sudah kamu lanjut tidur lagi " .

" Jangan " .

" Apa nya yang jangan nduk " .

" Eh anu bu jangan suruh Viya tidur lagi , temen Viya ke kamar mandi ya bu " .

" Kamu takut nduk ? " .

" Ya pengen aja di temani ibu , kamar mandi nya kan di luar bu , Viya ndak nyaman takut ada orang lewat terus ngintip Viya mandi " .

" Hahaha , bilang aja takut gitu " .

" Ah ibu , ayo temani Viya ya ? " .

" Iya iya .. ayok buruan keburu bulek mu pulang ibu belum masak apa - apa " .

Aku bergegas mengambil baju ganti dan segera ke kamar mandi di temani sama ibu . Kulihat bapak juga sedang buat kopi di dapur .

" Nduk mau ngapain ? " .

" Mandi pak " .

" Di mandiin ibu kamu ? " . Ledek bapak yang membuat aku mencebikkan bibir ku .

" Bu , ayo buruan " .

" Iya iya .. " .

Letak kamar mandi berada di luar rumah tepat nya berjarak tiga meter dari rumah induk .

" Bu , kenapa sih bikin kamar mandi nya harus di luar rumah gini APA ndak takut ada orang jahat yang mengintai ? " .

" Dari jaman dulu sudah turun temurun seperti ini nduk , maka nya mau bagaimana pun tetap di pertahanan kan " .

" Untung saja rumah kita di kota kamar mandi nya di dalam rumah ya bu " .

" Ya sudah , buruan mandi sana keburu tambah semakin dingin nanti nya " .

Aku pun segera masuk ke dalam kamar mandi yang pintu nya hanya berupa kain seperti gorden lebar dan panjang .

Tak membutuhkan waktu lama aku pun segera menyelesaikan kegiatan ku di kamar mandi .

" Sudah selesai nduk ? " .

" Sudah bu , ayo " .

" Kamu kok nampak buru - buru gitu kenapa tho nduk ? " .

" Ndak pa pa bu , Viya cuma pengen balik ke kota " .

" Tapi kan masih besok nduk kita pulang nya " .

" Kok besok bu katanya hari ini ? " .

" Iya , itu bapak mu kata nya ada janji sama teman nya sore nanti " .

" Yah , bapak nih apa ndak bisa hari pagi ini aja ketemu nya biar siang kita bisa langsung pulang ke kota " .

" Coba kamu bilang aja sama bapak nduk " .

" Iya bu " .

Aku pun berjalan ke ruang tamu tempat bapak duduk santai sembari mendengarkan ceramah agama yang terdengar dari spiker masjid yang tak jauh dari sini .

" Pak , bapak " .

" Iya nduk ? " .

" Kita pulang hari ini kan pak ? " .

" Ibu kamu belum cerita nduk ? " .

" Ibu cuma bilang kalau bapak ada janji sama teman bapak sore nanti " .

" Iya , teman bapak baru bisa ketemu bapak nanti sore sebab dia harus menemani istri nya USG pagi ini , istri nya lagi hamil kembar kata nya " .

" Istri nya juga seusia ibu ya pak ? " .

" Enggak , jauh lebih muda , ini istri kedua nya , istri pertama sudah meninggal tujuh tahun lalu dan punya satu anak laki - laki yang umur nya dua tahun di atas kamu " .

" Gitu ya pak , tapi pak Viya pengen pulang ke rumah kita " .

" Tumben kamu buru - buru minta pulang , biasa nya juga harus di paksa dulu biar mau pulang " .

" Ya kan Viya punya pekerjaan sekarang pak di kota , Viya mau menjemput bola pak , Viya ndak mau nyantai - nyantai mengandalkan bapak sama ibu terus menerus " .

" Ya sudah besok kita pulang nya ya , sore ini biar bapak ketemu teman bapak dulu " .

" Iya deh terserah bapak " .

Bukan tanpa alasan aku memaksa untuk segera pulang ke kota , kejadian semalam benar - benar membuat ku sangat takut . Aku bahkan tak yakin itu kenyataan apa cuma halusinasi ku saja .

Dari pada tak ada kegiatan apa - apa aku putus kan membantu ibu di dapur . Dapur khas rumah - rumah di desa yang masih terbilang tertinggal seperti ini .

Memasak dengan kayu , jangan kan kompor gas LPG , kompor minyak tanah saja tak ada .

Aku perhatikan di sudut dapur tertumpuk kayu - kayu kering untuk bahan bakar memasak . Sedangkan di sudut yang lain tertumpuk beberapa karung berisi beras yang masih ada kulit nya . Sedangkan beras yang sudah di kupas kulit nya di taruh di dalam gentong yang cukup di isi beras dua puluh kilogram .

" Bu Viya bantu apa nih " .

" Kok ndak duduk aja sama bapak di depan " .

" Ndak ah , Viya mau bantuin ibu aja " .

" Ya sudah kamu bantu kupas bawang merah sama bawang putih aja ya nduk " .

" Di taruh di mana bu bawang nya " .

" Astaghfirullah , ibu lupa kalau habis nduk , ya sudah ibu mau beli dulu " .

" Viya aja bu yang beliin " .

" Beneran ndak pa pa ? " .

" Iya bu , biar Viya aja , kalau Viya yang di suruh masak nasi terus api nya mati , Viya ndak bisa nyalain apinya lagi bu " .

" Ya sudah , kamu tahu warung kelontong yang di ujung jalan sebelum masuk ke gang rumah ini nduk ? " .

" Iya bu , Viya tau " .

" Nih uang nya , hati - hati ya nduk , masih agak gelap juga di luar " .

Episodes
1 Bab 1 Berkunjung Di Desa Kelahiran
2 Bab 2 Suara Aneh
3 Bab 3 Makhluk Aneh
4 Bab 4 Mimpi Aneh
5 Bab 5 Mimpi Aneh 2
6 Bab 6 Suara Yang Sama
7 Bab 7 Perempuan Baju Merah
8 Bab 8 Laras
9 Bab 9 Sosok Menyeramkan
10 Bab 10 Keberuntungan Memihak
11 Bab 11 Bertemu Sesepuh Desa
12 Bab 12 Terjebak
13 Bab 13 Sadar Dari Pingsan
14 Bab 14 Sosok Baru
15 Bab 15 Mia Di Temukan
16 Bab 16 Evakuasi Jasad Mia
17 Bab 17 Kenyataan Pahit
18 Bab 18 Akhirnya Pulang Ke Rumah
19 Bab 19 Ada Yang Ingin Di Sampaikan
20 Bab 20 Kesurupan
21 Bab 21 Khawatir
22 Bab 22 Ketemu Bu Andri
23 Bab 23 Menyusun Rencana
24 Bab 24 Kabar Bahagia
25 Bab 25 Berangkat Ke Desa Simo Kuning
26 Bab 26 Sampai Di Desa Simo Kuning
27 Bab 27 Membantu Warga
28 Bab 28 Pemandangan Mengerikan
29 Bab 29 Rombongan Jin
30 Bab 30 Undangan Untuk Viya
31 Bab 31 Manusia Atau Bukan
32 Bab 32 Melarikan Diri
33 Bab 33 Rombongan Pengantin
34 Bab 34 Viya Di Kepung
35 Bab 35 Masa Lalu Sukamti
36 Bab 36 Warga Tak Membela
37 Bab 37 Di Lamar
38 Bab 38 Yu Sukamti Menikah
39 Bab 39 Keturunan Ke Lima
40 Bab 40 Abah Ke Kota
41 Bab 41 Pulang Kampung
42 Bab 42 Teror Setan Gondrong
43 Bab 43 Kesurupan
44 Bab 44 Taufik Kesurupan
45 Bab 45 Menampakkan Diri
46 Bab 46 Mereka Pergi
47 Bab 47 Mbah Kuru
48 Bab 48 Tertangkap
49 Bab 49 Di Beri Tanda
50 Bab 50 Aku Yang Bingung
51 Bab 51 Penampakan Asli Desa
52 Bab 52 Penampakan Asli Desa 2
53 Bab 53 Dimas Hilang
54 Bab 54 Dimas Hilang 2
55 Bab 55 Bisikan Tari
56 Bab 56 Dimas Pulang
57 Bab 57 Pencarian
58 Bab 58 Penampakan
59 Bab 59 Keramaian Warga
60 Bab 60 Pengantin Dalam Tandu
61 Bab 61 Jasad Tari
62 Bab 62 Petunjuk
63 Bab 63 Kampung Jin
64 Bab 64 Tawanan Itu Mereka
65 Bab 65 Tulang Belulang
66 Bab 66 Sampur Abang
67 Bab 67 Terjebak
68 Bab 68 Bingung
69 Bab 69 Menceritakannya
70 Bab 70 Rahasia Besar
71 Bab 71 Di Ikuti
72 Bab 72 Sosok Sampur Abang
73 Bab 73 Leluhur
74 Bab 74 Tempat Pengungsian
75 Bab 75 Awal Cerita
76 Bab 76 Warga Marah
77 Bab 77 Di Usir
78 Bab 78 Desa Baru
79 Bab 79 Menjadi Warga Desa Sumber Dukun
80 Bab 80 Pembersihan
81 Bab 81 Bu Sum Kabur
82 Bab 82 Pencarian Bu Sum
83 Bab 83 Bu Sum Ditemukan
84 Bab 84 Goa
85 Bab 85 Jasad Tumbal
86 Bab 86 Gubuk Mbah Yaroh
87 Bab 87 Disesatkan
88 Bab 88 Mengalahkan Siluman Ular
89 Bab 89 Bayi Hilang
90 Bab 90 Gangguan
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Berkunjung Di Desa Kelahiran
2
Bab 2 Suara Aneh
3
Bab 3 Makhluk Aneh
4
Bab 4 Mimpi Aneh
5
Bab 5 Mimpi Aneh 2
6
Bab 6 Suara Yang Sama
7
Bab 7 Perempuan Baju Merah
8
Bab 8 Laras
9
Bab 9 Sosok Menyeramkan
10
Bab 10 Keberuntungan Memihak
11
Bab 11 Bertemu Sesepuh Desa
12
Bab 12 Terjebak
13
Bab 13 Sadar Dari Pingsan
14
Bab 14 Sosok Baru
15
Bab 15 Mia Di Temukan
16
Bab 16 Evakuasi Jasad Mia
17
Bab 17 Kenyataan Pahit
18
Bab 18 Akhirnya Pulang Ke Rumah
19
Bab 19 Ada Yang Ingin Di Sampaikan
20
Bab 20 Kesurupan
21
Bab 21 Khawatir
22
Bab 22 Ketemu Bu Andri
23
Bab 23 Menyusun Rencana
24
Bab 24 Kabar Bahagia
25
Bab 25 Berangkat Ke Desa Simo Kuning
26
Bab 26 Sampai Di Desa Simo Kuning
27
Bab 27 Membantu Warga
28
Bab 28 Pemandangan Mengerikan
29
Bab 29 Rombongan Jin
30
Bab 30 Undangan Untuk Viya
31
Bab 31 Manusia Atau Bukan
32
Bab 32 Melarikan Diri
33
Bab 33 Rombongan Pengantin
34
Bab 34 Viya Di Kepung
35
Bab 35 Masa Lalu Sukamti
36
Bab 36 Warga Tak Membela
37
Bab 37 Di Lamar
38
Bab 38 Yu Sukamti Menikah
39
Bab 39 Keturunan Ke Lima
40
Bab 40 Abah Ke Kota
41
Bab 41 Pulang Kampung
42
Bab 42 Teror Setan Gondrong
43
Bab 43 Kesurupan
44
Bab 44 Taufik Kesurupan
45
Bab 45 Menampakkan Diri
46
Bab 46 Mereka Pergi
47
Bab 47 Mbah Kuru
48
Bab 48 Tertangkap
49
Bab 49 Di Beri Tanda
50
Bab 50 Aku Yang Bingung
51
Bab 51 Penampakan Asli Desa
52
Bab 52 Penampakan Asli Desa 2
53
Bab 53 Dimas Hilang
54
Bab 54 Dimas Hilang 2
55
Bab 55 Bisikan Tari
56
Bab 56 Dimas Pulang
57
Bab 57 Pencarian
58
Bab 58 Penampakan
59
Bab 59 Keramaian Warga
60
Bab 60 Pengantin Dalam Tandu
61
Bab 61 Jasad Tari
62
Bab 62 Petunjuk
63
Bab 63 Kampung Jin
64
Bab 64 Tawanan Itu Mereka
65
Bab 65 Tulang Belulang
66
Bab 66 Sampur Abang
67
Bab 67 Terjebak
68
Bab 68 Bingung
69
Bab 69 Menceritakannya
70
Bab 70 Rahasia Besar
71
Bab 71 Di Ikuti
72
Bab 72 Sosok Sampur Abang
73
Bab 73 Leluhur
74
Bab 74 Tempat Pengungsian
75
Bab 75 Awal Cerita
76
Bab 76 Warga Marah
77
Bab 77 Di Usir
78
Bab 78 Desa Baru
79
Bab 79 Menjadi Warga Desa Sumber Dukun
80
Bab 80 Pembersihan
81
Bab 81 Bu Sum Kabur
82
Bab 82 Pencarian Bu Sum
83
Bab 83 Bu Sum Ditemukan
84
Bab 84 Goa
85
Bab 85 Jasad Tumbal
86
Bab 86 Gubuk Mbah Yaroh
87
Bab 87 Disesatkan
88
Bab 88 Mengalahkan Siluman Ular
89
Bab 89 Bayi Hilang
90
Bab 90 Gangguan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!